Share

Jatuh Talak Saat Hamil
Jatuh Talak Saat Hamil
Author: Aniepesek

bab 1

Author: Aniepesek
last update Huling Na-update: 2023-02-18 15:09:33

"kamu ceraikan saja istrimu itu Za, dia sudah mulai tak waras masak ngobrolnya sama kucing kan aneh." ujar ibu mertua, meminta Mas Reza untuk menceraikanku.

Memang apa salahnya ketika aku bercanda sama kucing yang aku pelihara, apa cuma karena itu ibu mertua sampai mengatai ku tak waras.

Sedangkan mas Reza masih diam, aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan memohon agar dia tak menceraikan ku karena saat ini aku tengah hamil, dan mas Reza tau itu, aku berharap mas Reza tak menuruti kemauan ibunya itu.

"Memang apa salah ku bu, sehingga ibu meminta mas Reza menceraikan ku? " tanya ku sambil menatap ibu mertua. Dengan mata yang mulai mengembun.

"Salah mu banyak, sudah pemalas gak pernah bantu-bantu di tambah juga gak waras, saya gak sudi memiliki menantu gak waras seperti mu." ujarnya benar-benar membuatku sakit hati, lantas jika memang dia tak ingin memiliki menantu seperti ku mengapa dulu dia merestui hubungan ku dengan mas Reza, dan tadi katanya aku pemalas, padahal semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakannya lantas malas ku dimana?.

Mas Reza masih diam saja dia sama sekali tak membela ku seperti sebelum-sebelumnya, entah lah apa sebenarnya yang terjadi pada Mas Reza tapi akhir-akhir ini sikap nya memang berubah dia tak lagi sehangat dulu, sikap nya kini kian dingin dan seperti menjauhi ku. Entah apa yang salah dariku sehingga Mas Reza berubah seperti ini.

"Kenapa kamu hanya diam saja Mas, kamu gak akan menceraikan ku, kan mas, ingat mas aku tengah hamil anak mu, kenapa kamu malab ingin menceraikan ku," ucap ku sambil menatap mas Reza dengan mata berkaca-kaca, berharap mas Reza akan luluh, tapi mas Reza memalingkan wajah nya, seakan tak ingin manatap wajahku.

"Alah palingan kamu cuma hamil bohongan agar Reza tak menceraikan mu," ujar ibu mertua ku lagi, meragukan kehamilanku.

"Aku hamil beneran bu, kenapa ibu tega menuduhku hamil bohongan"

"Saya gak percaya, udah lah Za cepat kamu ceraikan dia, ibu sudah muak melihat wajah nya."pintanya lagi menatap Mas Reza.

"Jangan Mas, aku mohon jangan ceraikan aku, bagaimana nasib anak kita nanti Mas, jika kamu menceraikan ku," aku memohon dengan air mata yang tak dapat ku bendung lagi.

"Aku talak satu kamu Risma, mulai saat ini kamu bukan istri ku lagi." ujarnya dengan lantang.

Deg

Suara lantang mas Reza membuat ku membeku sesaat, sungguh rasanya aku masih tak percaya bahwa mas Reza akan tega menalak ku dalam keadaan hamil muda seperti ini.

Tungkaiku terasa lemas tak mampu menahan bobotku, badan ini hampir saja jatuh jika tanganku tak berpegangan pada kursi yang ada di depanku.

sedangkan ibu mertua terlihat tersenyum puas setalah kata-kata talak itu terucap.

Setelah mas Reza menalak ku tadi, dia langsung pergi entah ke mana sedangkan ibu nya mas Reza, masih duduk di ruang tamu sambil menonton tv, dia begitu tenang seolah-olah tak terjadi apa-apa, aku yang memang sudah membereskan semua pakaian ku, menarik koper dan menghampiri ibunya mas Reza, niat hati ini berpamitan,.

"Risma, pamit bu, jaga diri ibu baik-baik," ucap ku sambil meraih punggung tangannya tapi dia malah menepis tangan ku dengan kasar, begitu bencinya dia pada ku, padahal aku tak pernah merasa membuatnya marah, lantas apa yang membuat ibu mas Reza bisa begitu tak suka terhadap ku.

Tin.. Tin...

Terdengar bunyi klakson di luar, pasti Adam sudah sampai, ya tadi aku sempat menelpon Adam agar menjemput ku tapi aku tak menceritakan tentang aku yang sudah di ceraikan oleh mas Reza, aku takut adik ku itu akan marah, dan membuat keributan di sini, biarlah aku akan menceritakan semuanya bila nanti sudah sampai di rumah.

"Kok, bawa koper segala Mbak, emang nya mau nginep lama di rumah ibu, dan kenapa mata Mbak sembab kayak habis nangis gitu,"

Adam mencecar ku dengan pertanyaan nya membuat ku sedikit bingung mau menjawab apa.

"Mbak, gak papa kok Dam, tadi cuma kelilipan aja, udah lah ayo pulang Mbak udah kangen sama ibu,"

"Sini Mbak kopernya biar aku tarok di depan," pinta nya sambil meraih koper yang ada di samping ku.

*********

Tak butuh waktu lama aku sudah sampai di rumah ibu, rumah yang selalu membuat ku nyaman dan tenang.

"Assalamualaikum" ucap ku setelah turun dari motor Adam dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Wealaikumsalam, kamu sudah datang nak, suami mu mana dan kenapa kamu meminta Adam untuk menjemput mu?" ibu celingukan mencari keberadaan Mas Reza.

"Ibu," aku langsung menghambur ke dalam pelukan ibu, dengan air mata yang mengalir begitu saja, rasanya hanya ibu yang bisa memahami dan mengerti akan keadaan ku saat ini.

"Kamu kenapa Ris, kenapa dateng-dateng malah nangis seperti ini, ada masalah apa kamu sebenarnya?"

Aku tak bisa mengucapkan sepatah kata pun hanya mampu menangis dalam dekapan ibu, aku hanya ingin menumpahkan semua uneg-uneg yang telah lama aku pendam sendiri tanpa ada orang yang tau.

"Keysa, tolong ambilkan Mbak mu air minum" ibu memanggil Keysa adik bungsu ku.

"Ya bu" keysa menjawab dan langsung pergi ke dapur untuk mengambilkan Mbak nya air minum seperti yang di suruh kan ibu nya.

"Ini Mbak air nya, minum dulu biar Mbak sedikit tenang,"

aku pun meraih air yang keysa letakkan di atas meja, meminumnya hingga habis.

"Makasih key"

"Sama-sama mbak"

"Sekarang coba cerita sama ibu, apa yang sebenarnya terjadi, sehingga membuat mu menangis seperti tadi"

"Mas, Mas Reza menceraikan ku bu," aku menjawab sambil menunduk tak berani menatap wajah ibu.

"Kenapa Reza sampai tega menceraikan mu Ris, apa kalian punya masalah,"

Aku hanya menggelang sebagai jawaban, karena memang aku tak pernah memiliki masalah dengan Mas Reza.

"Lantas apa penyebab Reza menceraikan mu, bukan kah kemarin kamu bilang sama ibu kalau kamu sedang hamil, apakah Reza tak tau kalau kamu sedang hamil sehingga dia begitu mudah nya menceraikan mu.?" ibu kembali bertanya.

"Mas Reza tau bu, bahkan dia sangat tau, tapi mas Reza seakan tak perduli, dia lebih mendengarkan ucapan ibu nya yang selalu menjelek-jelak ku, dan Mas Reza tega menceraikan ku, itu juga atas permintaan ibu nya" jawab ku sambil menahan isak tangis.

" Ya allah, menyesal rasanya ibu dulu mengizinkan mu menikah dengan Reza, Ris, jika ibu tau akhirnya akan seperti ini mungkin ibu tak akan pernah merestui hubungan kalian. "

"Mungkin ini sudah takdirku bu aku harus menjalani kehidupan seperti ini,"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 50

    50Kehidupan Risma dan Andre semakin tentram dan bahagia, dulu Risma mendapat seorang suami yang tega menalaknya dan memilih wanita lain, namun Risma sekarang sangat bersyukur karena Allah telah memberinya seorang pengganti yang lebih menyayangi dirinya bahkan bisa di bilang Risma selalu di ratukan oleh Andre, Andre tak pernah sekalipun berbuat kasar pada Risma bahkan meninggikan suaranya pun Andre belum pernah. "Sayang lagi ngelamunin apa sih.?" Andre memeluk tubuh Risma dari arah belakang."Nggak ada apa-apa kok Mas.""Kinara boboknya nyenyak banget ya." ucap Andre menoleh kearah kasur di mana Kinara sedang tertidur dengan pulas, Kinara memang masih satu kamar dengan Risma walaupun Risma sudah menyewa seorang baby sitter namun Risma tak ingin lepas tangan begitu saja, apalagi Kinara masih asi. "Makasih ya Mas.""Untuk,?" Tanya Andre sambil membalik tubuh Risma. "Untuk semuanya, makasih karena Mas selama ini tak pernah berlaku kasar padaku, bahkan Mas tak pernah protes walaupun k

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 49

    49 Satu tahun telah berlalu kini kehidupan Reza semakin tak karuan bahkan Emeli memilih meninggalkan Reza yang semakin gila dengan minuman dan tak hentinya melakukan judi membuat Emeli tak kuat dengan sifat abangnya itu, Emeli memilih ngontrak tak lagi mau tinggal serumah dengan abangnya. "Mel, gimana Abang Lo masih gak berubah dia masih doyan minum.?""Nggak tau gue udah lama banget gak bertemu dia, dan udah gak tau kabarnya lagi.""Lo gak pernah pulang ke rumah lagi Mel.?""Nggak gue masih tinggal di kontrakan gak mau gue lihat bang Reza yang tiap harinya pulang mabuk dan selalu saja gemar berjudi hingga hutangnya di mana-mana.""Mungkin ini adalah hukuman buat bang Reza dulu dia jahat banget sama mbak Risma bahkan menalak mbak Risma saat mbak Risma tengah hamil, dan malah memilih menikah dengan wanita lain. Dan sekarang kehidupan bang Reza malah semakin tak karuan, entahlah gue bingung sebenarnya gue merasa kasian melihat keadaan bang Reza tapi gue juga merasa kecewa sama bang Re

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 48

    48Reza baru saja pulang karena mendapat kabar jika ibunya sudah tiada, Reza memasuki rumahnya, kakinya tiba-tiba lemas saat melihat tubuh ibunya yang sudah terbaring kaku di tutupi oleh lain jarik, banyak warga yang membacakan surat yasin di samping sang ibu, Emeli menangis tergugu, di samping ibunya. Dengan langkah berat Reza mendekati jasad sang ibu, Reza membuka kain yang menutup wajah ibunya, saat melihat wajah sang ibu yang sudah pucat pasi, Reza tak kuasa manahan air matanya, rasa penyesalan tiba-tiba menelusup kerongga dadanya. "Apakah Mas puas, melihat ibu yang sudah tak bernyawa seperti ini,?" Ujar Emeli, dengan suara lirih. Namun Reza tak menanggapi ucapan adiknya itu, Reza memeluk tubuh bu Lusi diiringi oleh isak tangisnya."Maafkan Reza bu, maaf," lirih Reza sambil tergugu. Jasad bu Lusi pun di mandikan oleh warga, selesai di mandikan dan di kafanin, barulah jenazah itu di salatkan. Setelahnya mereka membawa jasad bu Lusi untuk di kebumikan. Dipemakaman umum yang ada

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 47

    47Reza masih saja bersenang-senang dengan wanita sewaannya, dia tak memikirkan keadaan sang ibu yang sedang koma di rumah sakit, ibunya yang sedang bertaruh antara hidup dan mati, namun Reza malah asik bersenang-senang dengan wanita di club malam. "Ada apa dengan ibu dok,?" Emeli bertanya dengan nada cemas saat melihat raut wajah dokter yang sangat sendu. "Maaf mbak, saya harus menyampaikan jika ibu mbak sudah tak tek tertolong," Lirih dokter itu, membuat Emeli syok dan hampir saja limbung jika tangannya tak berpegangan pada tembok. "Jangan bercanda dok, ibu saya gak mungkin mati, ibu saya pasti masih hidup, dokter bohongkan,?" Emeli mengguncang tubuh dokter itu. "Maaf mbak, saya tak sedang bercanda saya serius," Jawab dokter itu dengan sungguh-sungguh membuat Emeli jatuh bersimpu di lantai. "Nggak, nggak mungkin, ibu gak mungkin pergi secepet ini," Raung Emeli di iringi dengan tangissannya yang mulai pecah. "Yang sabar mbak, agar ibu mbak bisa tenang di alam sana, saya permisi

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 46

    46"Aku harus apa sekarang bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan uang banyak untuk biaya pengobatan ibu, sedangkan bang Reza malah seperti itu," Emeli hanya bisa menghela nafas kasar. Kala memikirkan biaya rumah sakit yang pastinya tak sedikit jumlahnya nanti yang harus ia tanggung. "Mel," Teman-teman Emeli datang mengunjungi Emeli yang sedang ada di rumah sakit."Kalian kesini,?" Emeli bangkit menyapa teman-teman nya. "Gimana kabar nyokap Lo Mel,?""Masih koma, gak tau gue lihat kondisi nyokap kek gini,""Yang sabar Mel, doakan saja, semoga nyokap lo cepat sadar.""Makasih loh, kalian udah mau repot-repot datang kesini,""Santai aja kali Mel, kita kan bestie.""Abang Lo mana,?""Gak tau, tadi dia keluar,""Boleh gak sih kita lihat kondisi nyokap Lo,""Boleh aja tapi harus gantian,""Ok lah,"Teman-teman Emeli masuk secara bergantian keruang rawat Bu Lusi. ***Malam harinya Risma dan Ande masih menikmati masa-masa pengantin barunya, Risma merasa sangat bahagia mendapat perlak

  • Jatuh Talak Saat Hamil   45

    45 bu Lusi lumpuh. Saat Risma dan Andre telah pergi Emeli kembali duduk di kursi yang ada di depan ruang rawat ibunya itu. "Ya Allah apakah Ini adalah karma untuk ibu," gumam Emeli yang kembali mengingat semua kenangan buruk di masalalu yang pernah ibunya lakukan pada Risma. "Apa yang kamu pikirin Mel," ucap Reza yang baru saja kembali. "Abang dari mana,?" Emeli malah balik bertanya. "Abang dari luar, ini abang beliin cemilan buat kamu juga," Reza mengulurkan sebuah bungkusan kearah Emeli. Namun Emeli enggan menerima cemilan yang Reza belikan. "Di situasi begini abang masih bisa foya-foya, abang sebenarnya kasian gak sih sama ibu, yang sedang terbaring koma, seharusnya uang yang di beri mbak Risma tadi abang simpan untuk biaya pengobatan ibu, bukan untuk foya-foya, kita akan membayar dengan apa biaya rumah sakit ini bang, kalau kita gak punya uang, apalagi abang sekarang sudah gak kerja. Begitu pun aku yang hanya kerja paruh waktu dengan penghasilan yang tak seberapa aku tak yak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status