Share

bab 5

Author: Aniepesek
last update Huling Na-update: 2023-02-18 16:03:36

setelah tadi pak Arman mengazani cucu nya, kini bayi itu tengah di pangku oleh Risma.

,Wajah bayinya sangat mirip dengan mas Reza, apa karena dia tak di akui oleh ayah nya sehingga paras wajah nya tak ada bedanya dengan mas Reza, aku bergumam dalam hati, sambil terus mengamati wajah bayi ku yang telah lahir kedunia ini.

"Wah ponakan ku sudah lahir, lucunya mbak," Keysa yang baru datang langsung saja menciumi bayi ku dengan gemes.

"Ibu mana mbak?," tanya Keysa sambil mengedarkan pandangan nya ke seliling kamar.

"Ibu lagi di toilet Key, " balasku dengan suara pelan karena masih merasa lemas.

"Kalau Bapak dan bang Adam kemana mbk kok aku gak lihat mereka di luar,?" Keysa bertanya lagi.

"Mungkin lagi beli makanan Key, solnya mbak laper banget."

"Eh, kamu udah dateng Key," Bu Lastri yang baru kembali bertanya pada anak bungsu nya itu, karena tadi dia tak ikut.

"Ya bu, baru aja sampai." balas Keysa.

"Mana makanan nya pak," aku bertanya saat melihat Bapak dan Adam masuk keruangan.

"Ini Ris," bapak menaruh nasi bungkus di samping ku.

"Sini bayinya biar ibu yang pegang, kamu makn aja dulu," ibu mengambil alih bayi dari pangkuanku.

Saat aku akan pulang tiba-tiba aku melihat mas Reza dan ibunya yang berjalan ke arah ku.

Mau apa mereka datang ke sini, apa jangan-jangan mereka ingin mengambil bayi ku.

"Risma, mana anak ku, aku ingin melihatnya." ujar mas Reza seletah sampai di depan kami.

Apa aku tak salah dengar dia berkata, anak ku bukan kah selama ini dia tak pernah mengakui anak yang aku kandung lantas kenapa setelah bayi ini lahir, dengan gampangnya dia berkata seperti itu.

"Dia bukan anak mu Mas, bukan kah selama ini kamu tak pernah mengakui nya, lantas kenapa kamu malah mengakui bayi ini setelah dia lahir,?" tanya ku sambil menatap mas Reza, dengan tatapan penuh benci.

"Bayi itu sebaiknya biar kami yang urus, karena dia juga cucu ku," itu mas Reza juga dengan tak tau malunya berkata seperti itu.

"Sampai mati pun aku tak akan menyerahkan bayi ku, bukah kah dulu ibu yang bilang kalau anak ku bukan cucu ibu dan bahkan dengan tega nya ibu menyebar fitnah kalau anak ku adalah anak haram." tekan ku pada ibu nya mas Reza, lelucon macam apa ini setelah bayi ku lahir dengan seenak nya dia ingin mengakui dan ingin mengambil bayi ku, tak akan aku biarkan.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini, karena kami juga mau pulang." Adam berucap tegas sambil memandang mas Reza dengan sorot mata tajam.

Aku tau Adam sedang menahan amarah nya karena tak ingin membuat keributan di sini.

"Serahkan dulu bayi itu, baru kita akan pergi," bu Lusi begitu kekeh ingin mendapatkan bayi ku.

Saat dia mendekati ibu dan ingin mangambil bayi ku, dengan cekatan Adam meraih tangan nya dan menghempaskan tangan bu Lusi.

"Ahhkk...., kurang ajar kamu ya, dasar gak punya sopan santun kamu," Bu Lusi terlihat marah karena Adam menghempaskannya.

"Ayo kita pergi tak usah meladeni orang tak waras seperti mereka, " ujar Adam.

"Jangan kurang ajar kamu sama kamu Dam," mas Reza tak terima.

"Hey, mau kemana kalian cepat serahkan bayi itu." Bu Lusi berteriak dari belakang.

Sedangkan kami terus melangkah tak menghiraukan Mas Reza dan bu Lusi.

"Dasar gak waras teriak-teriak kok di rumah sakit." sungut keysa dengan kesal.

"Saat tiba di mobil bida Susi, kami pun segera masuk, sedangkan Keysa membawa motor sendiri."

"hey kembalikan cucu ku," bu Lusi ternyata masih mengejar.

"Ayo bu jalan tak usah hiraukan mereka." pinta Adam.

"Kenapa baru sekarang mereka mengakui anak Mbak dan ingin merebutnya,?" tanya Adam pada ku.

"Mbak juga gak tau Dam," balas ku.

"Mungkin karena mbak Kalista keguguran Mbak dan katanya dia gak bisa hamil lagi karena rahimnya di angkat." ujar bidan Susi.

"Srius Bu, kok bisa,?" tanya ku memastikan.

"Kalau penyebabnya saya juga kurang tau Mbak, karena saya juga cuma mendengar cerita dari sesama rekan medis saja."

Mendengar itu aku hanya mangut-mangut saja.

"Karma itu." celetuk Adam.

"Hus, gak boleh ngomong gitu Dam" ibu mengingatkan.

"Ya maaf bu," balas Adam cengengesan.

🏵🏵

setiba nya di rumah, bayak sekali ibu-ibu yang sudah berkumpul di teras rumah sepertinya mereka sudah menunggu kedangan ku dan bayi ku dari tadi.

Saat aku sudah masuk ke dalam bidan susi juga sudah pulang, tiba-tiba ada mobil mas Reza yang masuk ke halaman rumah.

"Mobil siapa itu Ris," bu Emi bertanya pada ku.

"Kayak nya sih mobil mas Reza bu," balas ku.

"Mau ngapain laki-laki tak punya hati itu ke sini," celetuk bu juli.

"Gak tau juga bu," jawab ku.

Saat mereka keluar ternyata ada Kalista juga yang ikut ke sini.

Bu Juli segera keluar tak tau dia mau apa tapi terlihat bu Juli menghampiri mobil mas Reza.

"Mau apa kamu ke sini, dasar laki-laki tak tau malu." ujar bu Juli pada mas Reza dengan kesal.

"Saya ingin menjemput anak saya" ujar mas Reza dengan raut wajah tanpa malu sedikit pun, benar-benar muke tembok mas Reza itu sehingga tak meliliki rasa malu sedikit pun.

"Hahaha," bu Juli tertawa mengejek.

"Apa saya tak salah dengar anak kata mu, sejak kapan kamu mangakui anak Risma itu anak mu, bukan kah dulu kamu yang mencampak kan nya dan bahkan dengan tega nya ibu mu ini memfitnah Risma," ujar bu Juli sambil menunjuk bu Lusi.

"Eh, gendut kamu tak usah ikut campur urusan kami, sebaiknya kamu minggir," Ujar bu Lusi dan ingin melangkah masuk tapi bu Juli langsung menghadangnya.

"Saya bilang minggir kamu" bentak bu Lusi.

"Jangan pernah berteriak di depan saya jika tak mau saya patahkan tulang leher mu itu," bu Juli berucap pelan tapi penuh penekanan.

Sehingga membuat bu Lusi bungkam, mungkin dia takut dengan amcaman Bu Juli.

Saat ibu mertua nya sedang berdebat dengan bu Juli, Kalista segera masuk dan menghampiri ku.

"Serahkan saja bayi mu pada ku Mbak, biar aku yang merawatnya," ujar Kalista.

"Jangan harap kamu akan mendapatkan bayi ku, karena sampai kapan pun aku tak akan pernah memberikan anak ku pada keluarga tak punya hati seperti kalian." ujar ku dengan tegas.

Adam langsung masuk dan menyeret Kalista keuar, dan Menghempaskannya, jika tak ada mas Reza yang sigap menangkap tubuh Kalista mungkin tubuh nya sudah jatuh terjungkal ke tanah.

"Sakit Mas,"rengek Kalista manja.

Padahal dia tak jatuh apanya yang sakit, dasar wanita lemah.

Tiba-tiba mas Reza menyerang Adam, mungkin dia tak terima karena Adam menyeret Kalista dan membuatnya hampir terjatuh.

Terjadi pertengkaran sengit anatar Adam dan mas Reza bapak dan ibu-ibu di sini mencoba memisahkan meraka.

"Sudah nak, sudah jangan mebuat keributan" ibu menenangkan Adam.

"Cepat pergi dari sini jika kamu tak ingin aku berbuat lebih pada mu." ujar Adam dengan sorot mata tajam, sepetinya dia belum puas menghajar mas Reza.

" Sudah lah ZA, ayo kita pulang nanti kalau keluarga ini tak mampu untuk membiayai anak mu itu, pasti Risma akan mencari mu dan minta uang pada mu." cibir nya sambil menarik tangan Reza dan menyuruh nya masuk ke dalam mobil mereka.

"Akhirnya pergi juga para manusia tak punya hati itu," seru ibu-ibu yang memang masih belum pulang.

"Kamu jangan pernah lemah untuk mengahadapi mereka Ris, jangan pernah takut sama manusia model begituan" ujar bu Emi.

"Bener banget, bagaimana pun kamu adalah ibunya dan si Reza itu cuma numpang nitip benih doang, tapi pas udah jadi gak mau tanggung jawab, pas udah bronjol aja malah mau di rebut kan gak lucu" celetuk bu Juli.

Yang membuat ibu-ibu tertawa karena ucapannya itu.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan bu Juli.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 50

    50Kehidupan Risma dan Andre semakin tentram dan bahagia, dulu Risma mendapat seorang suami yang tega menalaknya dan memilih wanita lain, namun Risma sekarang sangat bersyukur karena Allah telah memberinya seorang pengganti yang lebih menyayangi dirinya bahkan bisa di bilang Risma selalu di ratukan oleh Andre, Andre tak pernah sekalipun berbuat kasar pada Risma bahkan meninggikan suaranya pun Andre belum pernah. "Sayang lagi ngelamunin apa sih.?" Andre memeluk tubuh Risma dari arah belakang."Nggak ada apa-apa kok Mas.""Kinara boboknya nyenyak banget ya." ucap Andre menoleh kearah kasur di mana Kinara sedang tertidur dengan pulas, Kinara memang masih satu kamar dengan Risma walaupun Risma sudah menyewa seorang baby sitter namun Risma tak ingin lepas tangan begitu saja, apalagi Kinara masih asi. "Makasih ya Mas.""Untuk,?" Tanya Andre sambil membalik tubuh Risma. "Untuk semuanya, makasih karena Mas selama ini tak pernah berlaku kasar padaku, bahkan Mas tak pernah protes walaupun k

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 49

    49 Satu tahun telah berlalu kini kehidupan Reza semakin tak karuan bahkan Emeli memilih meninggalkan Reza yang semakin gila dengan minuman dan tak hentinya melakukan judi membuat Emeli tak kuat dengan sifat abangnya itu, Emeli memilih ngontrak tak lagi mau tinggal serumah dengan abangnya. "Mel, gimana Abang Lo masih gak berubah dia masih doyan minum.?""Nggak tau gue udah lama banget gak bertemu dia, dan udah gak tau kabarnya lagi.""Lo gak pernah pulang ke rumah lagi Mel.?""Nggak gue masih tinggal di kontrakan gak mau gue lihat bang Reza yang tiap harinya pulang mabuk dan selalu saja gemar berjudi hingga hutangnya di mana-mana.""Mungkin ini adalah hukuman buat bang Reza dulu dia jahat banget sama mbak Risma bahkan menalak mbak Risma saat mbak Risma tengah hamil, dan malah memilih menikah dengan wanita lain. Dan sekarang kehidupan bang Reza malah semakin tak karuan, entahlah gue bingung sebenarnya gue merasa kasian melihat keadaan bang Reza tapi gue juga merasa kecewa sama bang Re

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 48

    48Reza baru saja pulang karena mendapat kabar jika ibunya sudah tiada, Reza memasuki rumahnya, kakinya tiba-tiba lemas saat melihat tubuh ibunya yang sudah terbaring kaku di tutupi oleh lain jarik, banyak warga yang membacakan surat yasin di samping sang ibu, Emeli menangis tergugu, di samping ibunya. Dengan langkah berat Reza mendekati jasad sang ibu, Reza membuka kain yang menutup wajah ibunya, saat melihat wajah sang ibu yang sudah pucat pasi, Reza tak kuasa manahan air matanya, rasa penyesalan tiba-tiba menelusup kerongga dadanya. "Apakah Mas puas, melihat ibu yang sudah tak bernyawa seperti ini,?" Ujar Emeli, dengan suara lirih. Namun Reza tak menanggapi ucapan adiknya itu, Reza memeluk tubuh bu Lusi diiringi oleh isak tangisnya."Maafkan Reza bu, maaf," lirih Reza sambil tergugu. Jasad bu Lusi pun di mandikan oleh warga, selesai di mandikan dan di kafanin, barulah jenazah itu di salatkan. Setelahnya mereka membawa jasad bu Lusi untuk di kebumikan. Dipemakaman umum yang ada

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 47

    47Reza masih saja bersenang-senang dengan wanita sewaannya, dia tak memikirkan keadaan sang ibu yang sedang koma di rumah sakit, ibunya yang sedang bertaruh antara hidup dan mati, namun Reza malah asik bersenang-senang dengan wanita di club malam. "Ada apa dengan ibu dok,?" Emeli bertanya dengan nada cemas saat melihat raut wajah dokter yang sangat sendu. "Maaf mbak, saya harus menyampaikan jika ibu mbak sudah tak tek tertolong," Lirih dokter itu, membuat Emeli syok dan hampir saja limbung jika tangannya tak berpegangan pada tembok. "Jangan bercanda dok, ibu saya gak mungkin mati, ibu saya pasti masih hidup, dokter bohongkan,?" Emeli mengguncang tubuh dokter itu. "Maaf mbak, saya tak sedang bercanda saya serius," Jawab dokter itu dengan sungguh-sungguh membuat Emeli jatuh bersimpu di lantai. "Nggak, nggak mungkin, ibu gak mungkin pergi secepet ini," Raung Emeli di iringi dengan tangissannya yang mulai pecah. "Yang sabar mbak, agar ibu mbak bisa tenang di alam sana, saya permisi

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 46

    46"Aku harus apa sekarang bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan uang banyak untuk biaya pengobatan ibu, sedangkan bang Reza malah seperti itu," Emeli hanya bisa menghela nafas kasar. Kala memikirkan biaya rumah sakit yang pastinya tak sedikit jumlahnya nanti yang harus ia tanggung. "Mel," Teman-teman Emeli datang mengunjungi Emeli yang sedang ada di rumah sakit."Kalian kesini,?" Emeli bangkit menyapa teman-teman nya. "Gimana kabar nyokap Lo Mel,?""Masih koma, gak tau gue lihat kondisi nyokap kek gini,""Yang sabar Mel, doakan saja, semoga nyokap lo cepat sadar.""Makasih loh, kalian udah mau repot-repot datang kesini,""Santai aja kali Mel, kita kan bestie.""Abang Lo mana,?""Gak tau, tadi dia keluar,""Boleh gak sih kita lihat kondisi nyokap Lo,""Boleh aja tapi harus gantian,""Ok lah,"Teman-teman Emeli masuk secara bergantian keruang rawat Bu Lusi. ***Malam harinya Risma dan Ande masih menikmati masa-masa pengantin barunya, Risma merasa sangat bahagia mendapat perlak

  • Jatuh Talak Saat Hamil   45

    45 bu Lusi lumpuh. Saat Risma dan Andre telah pergi Emeli kembali duduk di kursi yang ada di depan ruang rawat ibunya itu. "Ya Allah apakah Ini adalah karma untuk ibu," gumam Emeli yang kembali mengingat semua kenangan buruk di masalalu yang pernah ibunya lakukan pada Risma. "Apa yang kamu pikirin Mel," ucap Reza yang baru saja kembali. "Abang dari mana,?" Emeli malah balik bertanya. "Abang dari luar, ini abang beliin cemilan buat kamu juga," Reza mengulurkan sebuah bungkusan kearah Emeli. Namun Emeli enggan menerima cemilan yang Reza belikan. "Di situasi begini abang masih bisa foya-foya, abang sebenarnya kasian gak sih sama ibu, yang sedang terbaring koma, seharusnya uang yang di beri mbak Risma tadi abang simpan untuk biaya pengobatan ibu, bukan untuk foya-foya, kita akan membayar dengan apa biaya rumah sakit ini bang, kalau kita gak punya uang, apalagi abang sekarang sudah gak kerja. Begitu pun aku yang hanya kerja paruh waktu dengan penghasilan yang tak seberapa aku tak yak

  • Jatuh Talak Saat Hamil   beb 44

    44Risma yang mendengar kabar jika mantan ibu mertuanya kecelakaan pun berinisiatif untuk menjenguk karena bagaimana pun mantan mertuanya itu masih nenek Alvin. "Aku boleh kan Mas menjenguk bu Lusi,?" Tanya Risma pada Andre. "Boleh aja nanti bira Mas yang antar kamu kerumah sakit," Balas Andre. "Ok, mas," "Sekarang kita sarapan aja dulu, kamu mau ikut mas ke kantor nggak,?""Mau sih Mas, sama Alvin juga kan,""Iya sama Alvin,"***Siang harinya Andre mengantarkan Risma untuk kerumah sakit, sesuai dengan perkataannya tadi pagi. "Dimana ya Mas ruangan rawatnya,?""Kamu tanya aja sama perawat disini,""Permisi Sus, ruangan rawat pasien bernama bu Lusi di mana ya sus,?""Ada di sebelah kanan bu, ibu maju aja kamar pasien ada di sana.""Makasih sus,""Sama-sama bu,""Ayo mas, Al,"Mereka pun melangkah menuju ruangan bu Lusi sesuai petunjuk suster tadi.. "Itu sepertinya Mas Reza, dan Emeli mas," Risma menunjuk Reza dan yang Emeli yang sedang duduk di kurai depan ruang rawat. "Ayo ki

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 43

    43"Hallo Za, ibumu sekarang ada di rumah sakit kamu cepat kesini," Ujar bu Juli pada Reza saat panggilannya telah di angkot oleh Reza. "Ini siapa ya, ibu saya sedang di pasar jadi gak usah mengada-ngada," Balas Reza yang merasa tak percaya. "Saya bu Juli Za, saya serius cepat kamu kesini kondisi ibumu sangat memprihatinkan." Ujar bu Juli, Reza pun langsung bangkit dari tempat duduknya lalu segera berlari keluar dari dalam rumahnya dia benar-benar khawatir dengan keadaan ibunya saat mendengar perkataan Bu Juli. **Sedangkan di rumah sakit Bu Lusi sudah di tangani oleh dokter, namun semua dokter yang ada di sana malah menghilangkan kepalanya saat detak jantung Bu Lusi semakin lemah. "Ini gimana dok, detak jantung pasien semakin menurun.?" "Kita akan coba sebaik mungkin jika pasien tetap tak bisa kita selamatkan, mungkin ini memang jalan takdirnya.""Bu, ibu sana gimana keadaannya,?"Tanya Reza yang baru saja sampai di rumah sakit. "Belum tau dokter masih belum ada yang keluar, ib

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 42

    42 karma"Terserah ibu dan Abang saja, aku tak mau ikutan dalam rencana kalian," Ujar Emeli. "Awas aja kamu juga minta uangnya kalau ibu dan abangmu berhasil," Balas bu Lusi, pada anak gadisnya itu. "Gak akan bu," jawab emeli berlalu keluar dari rumahnya. "Ini kita harus ngapain bu, jika kita hanya berdiam diri saja, maka otomatis kita tak akan pernah bisa menguasi Alvin.""Kita ambil paksa aja Za, kalau mereka gak mau ngasih secara baik-baik," usul bu Lusi, padahal dulu dia sendiri yang tak ingin mengakui Alvin sebagai cucunya, namun sekarang setelah Alvin lahir, bu Lusi dengan seenaknya ingin mengambil Alvin, bukan karena benar-benar sayang namun hanya ingin memanfaatkan Alvin hanya demi uang. "Kalau di ambil paksa secara terang-terangan jelas itu tak akan bisa bu, secara Andre memberikan penjagaan yang ketat pada Alvin, kita harus mencari waktu yang tepat untuk bisa mengambil Alvin dari sana.""Lalu kita harus gimana Za, kalau kita menculikanya yang ada kita malah masuk penjar

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status