Beranda / Romansa / Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer / Bab 5 Sekamar dengan Pak Dosen

Share

Bab 5 Sekamar dengan Pak Dosen

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-01 15:00:24

“Saya gak goda Bapak, tapi kalau Bapak minta layanan saya malam ini. Saya siap, kok.”

Bukannya mengelak tuduhan Alvan, Thea malah menantang dosen gantengnya. Seketika mata Alvan membola mendengar ucapan Thea.

“Jangan ngimpi kamu. Sudah tidur sana!!!”

Alvan berkata dengan ketus seraya memutar tubuh membelakangi Thea. Thea mengulum senyum melihat reaksinya.

Padahal ia tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi Alvan malah sudah sewot duluan. Untuk selanjutnya, sepertinya Thea tidak perlu khawatir jika dosen killer ini macam-macam dengannya.

Dalam hitungan menit, Thea sudah terlelap. Ini hari yang melelahkan baginya.

Entah pukul berapa, tiba-tiba Thea terbangun. Ia merasa ingin ke kamar mandi.

Perlahan Thea membuka mata dan terkejut saat sebuah tangan sudah melingkar di perutnya. Thea menoleh ke belakang dan melihat dosen ganteng yang berbaring di sampingnya adalah pelakunya.

“Busyet!! Ngimpi apa aku tidur dipeluk Pak Alvan?” gumam Thea.

“Tunggu dulu, ini beneran atau mimpi.”

Thea bersuara sambil mengucek matanya. Ia takut kalau ini hanya salah satu bagian bunga tidurnya. Namun, ia akhirnya sadar jika semuanya nyata.

“Gimana, nih? Aku kebelet pipis.”

Thea gugup. Ia bingung. Thea ingin melepas pelukan Alvan, tapi ia juga takut Alvan terjaga dan akan marah padanya.

Hingga tiba-tiba Alvan bergerak dan membuka matanya. Untuk beberapa sekon, mata mereka bertemu. Thea langsung tersenyum cengengesan.

“Eng … Pak, saya mau pipis.”

Alis Alvan mengernyit keduanya. Ia belum sadar sepenuhnya dan terlihat bingung. Pelan, Thea menyentuh tangan Alvan yang masih melingkar di perutnya.

Alvan terjingkat dan buru-buru melepas pelukannya. Tanpa berkata, ia langsung memutar tubuh, tidur membelakangi Thea.

Thea mengulum senyum melihat ulah pria tampan itu. Selanjutnya ia sudah bangkit dari kasur dan ngibrit ke kamar mandi. Panggilan alamnya sudah di ujung kalau tidak segera dituntaskan bakal bahaya.

Keesokan harinya, Alvan dan Thea sudah berpamitan untuk pulang. Mereka harus beraktivitas kembali hari senin besok.

Mereka tiba di kota tujuan saat malam sudah larut. Gara-gara banyak hal yang harus dilakukan Alvan dan keluarganya, mereka terpaksa mengambil penerbangan terakhir.

“Rumahmu dimana? Biar aku antar,” tawar Alvan.

Saat ini keduanya sudah bersiap hendak pulang ke rumah masing-masing. Alvan sengaja memarkir mobilnya di bandara sejak hari keberangkatan kemarin untuk memudahkan kepulangannya seperti sekarang.

“Gak usah, Pak. Saya gak mau merepotkan Bapak. Bukankah kesepakatannya hanya seminggu.”

Thea menolak sambil menggerakkan tangannya.

“Kamu yakin? Ini sudah malam, apa tidak bahaya seorang gadis berkeliaran sendiri di malam hari?”

Thea tertawa sambil mengibaskan tangan ke udara.

“Saya kan biasa keluar malam, Pak. Udah, Bapak gak usah khawatir gitu.”

Alvan tidak menjawab, tapi jakunnya tampak naik turun menelan saliva. Sementara Thea sudah melenggang lebih dulu meninggalkan Alvan.

Alvan mendengkus sambil menggelengkan kepala. Ia langsung berjalan menuju parkiran. Ini sudah larut malam dan ia harus secepatnya pulang. Namun, bukannya langsung pulang, Alvan malah melajukan mobilnya ke tempat Thea menunggu tadi.

“IVANKA KATLEYA!!!” seru Alvan dari dalam mobil.

Thea mendongak kaget melihat ke arah mobil yang berhenti di depannya. Matanya mengerjap berulang saat melihat Alvan sudah menghentikan mobilnya di sana.

“MASUK!!!” imbuhnya lagi sambil membuka lebih lebar jendela mobilnya.

Thea melotot dan terlihat bingung. Bukannya ia sudah bilang tidak mau diantar, kenapa pria ini malah menghampirinya?

“Eng … tapi, Pak ---”

Belum sempat Thea melanjutkan kalimatnya, Alvan sudah melancarkan tatapan yang tajam ke arahnya. Thea bergidik ketakutan melihat mata elang yang mengancam itu. Ia seperti siap menerkam mangsa saja.

TIN!! TIN!!!

Tiba-tiba suara klakson terdengar bersahutan. Thea melihat di belakang mobil Alvan sudah berjajar banyak mobil. Sepertinya pria ini menjadi biang kemacetan.

Thea tidak punya waktu untuk menolak ataupun beralasan dan memilih cara aman menuruti permintaan Alvan.

“Kan saya sudah bilang gak mau diantar, Pak,” ujar Thea membuka pembicaraan mereka, “sekarang Bapak jadi kemalaman sampai rumah, kan?”

Tidak ada jawaban dari Alvan. Ia hanya diam sambil fokus mengemudi. Thea akhirnya memilih diam sambil melihat pemandangan keluar jendela. Kalau mau jujur, ia juga bingung saat hendak pulang tadi.

Jarak bandara dengan tempat kostnya jauh, ditambah daerah tempat kostnya itu termasuk daerah rawan. Banyak pengemudi taxi dan ojek online menolak mengantarnya jika sudah larut seperti ini. Untung saja, Alvan mau berbaik hati mengantarnya tadi.

“Apa masih jauh?”

Pertanyaan Alvan membuyarkan lamunan Thea. Thea menoleh kemudian melihat ke depan.

“Lima ratus meter lagi, Pak. Saya berhenti di depan gang saja. Mobil tidak bisa masuk ke tempat kost saya.”

Alvan manggut-manggut dengan wajah yang fokus ke depan. Tak berapa lama, Thea memberi aba-aba untuk berhenti.

“Stop, Pak. Di sini saja.”

Alvan mengangguk dan menghentikan mobilnya. Ia menoleh ke sebelah kanan, ada sebuah gang kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Di sana tampak rumah petak saling berjajar dengan tinggi tidak sama.

“Tempat kost saya yang warna pink itu, Pak. Ya … siapa tahu Bapak kangen terus mau mampir temuin saya.”

Thea berkata dengan cengengesan dan ucapannya itu membuat Alvan mengernyitkan alis. Thea buru-buru mengatupkan rapat mulutnya begitu melihat reaksi Alvan.

“Bercanda, Pak. Bercanda.”

Thea bergegas membuka seat belt siap hendak keluar, tapi tiba-tiba Alvan bersuara.

“Gak ada yang ketinggalan?”

Thea terdiam, menatap Alvan dengan mata yang mengerjap beberapa kali. Ia melihat bawaannya. Hanya sebuah tas, beberapa paper bag dan semua bisa ia genggam dengan tangannya. Memang ada yang ketinggalan?

Thea menggeleng. “Enggak, Pak. Sudah semua, kok.”

Alvan manggut-manggut sambil memalingkan wajahnya, menatap ke depan.

Dengan lirih, kemudian ia berkata, “Gak mau pamitan ama suaminya dulu, gitu?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 6 Bertemu lagi dengan Dosen Killer

    “Ppfft … .”Thea tak kuasa menahan tawa dan langsung suaranya meledak memenuhi kabin mobil Alvan. Sementara Alvan hanya diam sambil menatapnya dengan saksama.“Pak, bukannya kita nikah kemarin hanya sandiwara. Jadi, saya pikir setelah satu minggu sudah selesai. Kenapa Bapak masih berpikir kalau jadi suami saya?”Alvan tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat kesal. Thea yang tadinya bersikap santai secepat kilat mengubah reaksinya.“Maaf, Pak. Bukan maksud saya menertawakan ucapan Bapak. Hanya saja ---”Thea tidak melanjutkan kalimatnya. Ia merasa serba salah. Bagaimanapun pernikahan siri yang mereka lakukan kemarin begitu sakral dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun sebenarnya hanya sebuah sandiwara.“Turunlah!! Sudah malam. Aku juga mau istirahat.”Thea mengangguk. Ia sudah berpamitan sambil mengucapkan terima kasih, kemudian langsung turun dari mobil Alvan.Tanpa

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 5 Sekamar dengan Pak Dosen

    “Saya gak goda Bapak, tapi kalau Bapak minta layanan saya malam ini. Saya siap, kok.”Bukannya mengelak tuduhan Alvan, Thea malah menantang dosen gantengnya. Seketika mata Alvan membola mendengar ucapan Thea.“Jangan ngimpi kamu. Sudah tidur sana!!!”Alvan berkata dengan ketus seraya memutar tubuh membelakangi Thea. Thea mengulum senyum melihat reaksinya.Padahal ia tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi Alvan malah sudah sewot duluan. Untuk selanjutnya, sepertinya Thea tidak perlu khawatir jika dosen killer ini macam-macam dengannya.Dalam hitungan menit, Thea sudah terlelap. Ini hari yang melelahkan baginya.Entah pukul berapa, tiba-tiba Thea terbangun. Ia merasa ingin ke kamar mandi.Perlahan Thea membuka mata dan terkejut saat sebuah tangan sudah melingkar di perutnya. Thea menoleh ke belakang dan melihat dosen ganteng yang berbaring di sampingnya adalah pelakunya.“Busyet!! Ngimpi apa ak

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 4 Mendadak Nikah

    “APA!!!”Alvan dan Thea berseru bersamaan, tapi secepat mungkin mengatupkan rapat bibirnya saat melihat reaksi Emran.Selang beberapa saat, Alvan sudah bersama Thea berada di taman belakang dan tampak sibuk berbincang.“Pak, Bapak bilang kan cuman jadi pacar bohongan. Kenapa sekarang malah nikah?” cicit Thea.Ia sengaja memelankan suaranya supaya keluarga Alvan tidak mendengar pembicaraan mereka. Alvan menghela napas beberapa kali sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Aku sendiri gak tahu, kenapa tiba-tiba disuruh nikah?”“Masa mereka tahu kalau ini akal-akalanku saja,” gumam Alvan.Thea berdecak sambil menatap bingung ke Alvan.“Terus saya gimana sekarang, Pak?”Alvan menatap Thea sambil menarik napas panjang.“Ya sudah, jalani saja.”Mata Thea melebar saat mendengar jawaban Alvan.“Maksud Bapak, kita tetap nikah?”

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 3 Bertemu Mertua

    “HAH!! Beneran Bapak mau melakukannya sekarang?” ucap Thea.Wajahnya tiba-tiba berubah tegang, rasa gugup juga terlihat dari gestur tubuhnya. Alvan tersenyum sambil perlahan menyelipkan rambut Thea di belakang telinga.“Katanya sudah mahir. Kok, kaget gitu.”Thea membisu, banyak saliva yang ditelan dan jantungnya seperti mengajak marathon kali ini.Perlahan Alvan bangkit dan memberi ruang untuk Thea. Thea yang tadinya berbaring di kasur ikut bangkit. Ia duduk dengan gugup sambil sesekali melirik Alvan yang berdiri mengamati.Tanpa berkata apa-apa, tatapan Alvan kembali memberi isyarat ke Thea agar ia menuruti perintahnya. Pelan tangan Thea menyingkap tanktopnya kemudian bersiap menarik ke atas.Alvan hanya diam memperhatikan hingga saat perut mulus gadis itu terlihat, Alvan buru-buru berpaling.“Aku gak menyuruhmu buka baju di sini, kan. Sana!! Ke kamar mandi dan ganti bajumu di sana!!”Thea

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 2 Kesepakatan Pak Dosen

    “Bapak sedang mengancam saya?” tanya Thea.Alvan tersenyum dengan seringai licik laksana serigala. “Iya.”Thea berdecak sambil membalas menatap Alvan tak kalah tajam.“Ya sudah, saya juga akan laporkan ke kampus kalau Bapak suka memakai jasa seperti ini. Saya yakin citra Bapak di kampus akan buruk nantinya.”Mata Alvan langsung meruncing mendengar ucapan Thea, wajahnya juga berubah masam dan itu membuat Thea tersenyum penuh kemenangan.Perlahan Alvan melepas cekalannya dan membuat Thea bisa bebas bergerak. Ia tampak sibuk merapikan diri sambil sesekali melirik Alvan.“Untuk hari ini, saya tidak memasang harga ke Bapak. Anggap saja ini konsultasi gratis.”Thea berkata tanpa melihat Alvan. Alvan hanya diam melirik Thea dengan kedua alis yang terangkat.“Saya anggap pertemuan hari ini tidak ada dan saya harap Bapak melakukan hal yang sama,” imbuh Thea.Tidak ada jawaban dari Alvan, tapi pria tampan itu sudah berulang kali menggerakkan jakunnya menatap Thea dengan dingin.Thea sudah bersi

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 1 Klienku Dosenku

    “Ivanka Katleya!!! Untuk apa kamu di sini?” seru seorang pria tampan.Gadis cantik dengan rambut berombak itu membeku di tempat, mata bulatnya mengerjap sambil menatap bingung pria tampan yang berdiri tegak di depannya. Ia tahu dan sangat mengenal pria di depannya ini.Pria tampan itu tak lain Alvan Abbiya. Dia adalah salah satu dosen di kampus tempatnya kuliah bahkan bisa dibilang termasuk dosen killer di sana.“Pak Alvan. Kok Bapak di sini?” Alih-alih menjawab pertanyaan dosen ganteng itu, Thea malah balik bertanya.“Harusnya kamu yang menjawab pertanyaanku, bukan balik bertanya.”Thea mendengkus sambil menatapnya kesal. Dosen satu ini memang visualnya menawan. Tubuhnya tinggi tegap, dengan tampang seperti gege China, mata setajam elang dan rambut belah tengah yang selalu tampil rapi. Namun, bibirnya masih saja sama pedasnya ketika mengajar di kelas.“Saya … saya hanya sedang menemui orang, Pak.”Alvan mengernyitkan alis sambil melihatnya tajam. Sementara Thea terdiam menatap tanpa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status