Share

Bab 4 Mendadak Nikah

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-01 14:00:49

“APA!!!”

Alvan dan Thea berseru bersamaan, tapi secepat mungkin mengatupkan rapat bibirnya saat melihat reaksi Emran.

Selang beberapa saat, Alvan sudah bersama Thea berada di taman belakang dan tampak sibuk berbincang.

“Pak, Bapak bilang kan cuman jadi pacar bohongan. Kenapa sekarang malah nikah?” cicit Thea.

Ia sengaja memelankan suaranya supaya keluarga Alvan tidak mendengar pembicaraan mereka. Alvan menghela napas beberapa kali sambil meraup wajahnya dengan kasar.

“Aku sendiri gak tahu, kenapa tiba-tiba disuruh nikah?”

“Masa mereka tahu kalau ini akal-akalanku saja,” gumam Alvan.

Thea berdecak sambil menatap bingung ke Alvan.

“Terus saya gimana sekarang, Pak?”

Alvan menatap Thea sambil menarik napas panjang.

“Ya sudah, jalani saja.”

Mata Thea melebar saat mendengar jawaban Alvan.

“Maksud Bapak, kita tetap nikah?”

Alvan mengangguk. “Iya, terus mau gimana lagi?”

Thea tercengang kembali. Ia semakin gelisah. Banyak yang sedang dipikirkan dan ia bingung harus mengatasinya dengan apa. Bagaimana kalau ibunya sampai tahu. Thea yakin wanita kesayangannya itu pasti shock dan tentu saja akan berakibat pada penyakitnya.

“Aku akan membayarmu.”

Suara Alvan membuat Thea terkejut. Gadis cantik berambut gelombang itu menoleh ke Alvan dengan ekspresi bingung.

“Kita lakukan semuanya dengan sakral. Toh, kita hanya nikah siri tanpa resepsi. Tidak akan ada yang tahu tentang pernikahan ini.”

“Statusmu aman, begitu juga aku. Selain itu, aku juga akan membayar jasamu. Jadi, tidak ada yang dirugikan, kan?”

Thea terdiam sejenak. Ia tampak berpikir. Sepertinya tidak rugi juga membantu dosen killernya ini. Toh, dia hanya pura-pura saja. Beberapa saat kemudian, ia mengangguk seolah menyetujui rencana Alvan.

“Terus kita pura-pura nikahnya hanya seminggu ini saja kan, Pak?”

Alvan tidak menjawab. Ia terlihat ragu, tapi kemudian sudah menganggukkan kepala.

Perlahan Thea tersenyum menyetujui semua tawaran Alvan. Alvan hanya diam sambil menatap Thea dengan dalam.

“Ya sudah, kalau gitu sekarang kamu istirahat dulu. Aku mau bicara sama Ayah.”

Empat hari kemudian, tampak kemeriahan di rumah keluarga Alvan. Semua kerabat datang meramaikan suasana.

Ada Alif bersama Dira dan putra putri mereka. Ada Rayhan dan Alisha bersama putra mereka. Meski hanya beberapa kerabat dekat yang diundang tapi prosesi demi prosesi berjalan lancar.

“Saya terima nikah dan kawinnya Ivanka Katleya binti Ridwan Atmaja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

Suara Alvan bergema memenuhi ruang tamu tersebut. Semua kerabat yang datang dan mendengar ikut bersorak gembira. Sementara Thea hanya diam sambil menundukkan kepala.

Beberapa hari lalu ia sudah menelepon ibunya. Ia tidak mau ibunya khawatir karena ia tidak menjenguknya. Thea tidak mau sakit ibunya semakin parah. Bukankah ini hanya sementara dan Thea yakin setelah satu minggu semua akan selesai.

Usai acara sederhana, Thea segera masuk kamar. Ia sangat lelah dan ingin menyudahi hari ini secepatnya. Baru saja Thea membuka kancing kebayanya, tiba-tiba pintu terbuka dan tampak Alvan masuk ke dalam kamar.

“Eng … Bapak di sini juga kamarnya?” tanya Thea dengan polosnya.

Alvan membeku di posisinya sambil menatap tajam ke Thea.

“Kamu lupa? Kita sudah nikah. Masa harus pisah kamar. Apa kamu mau buat sandiwaranya gagal total?”

Thea buru-buru menggeleng sambil mengatupkan kebaya yang kancingnya terbuka dengan kedua tangan.

Alvan terdiam sementara matanya sudah melirik kebaya Thea yang kancingnya terbuka sebagian.

“Aku mandi dulu.” Alvan langsung ngeloyor masuk kamar mandi tanpa menunggu persetujuan Thea. Padahal awalnya Thea yang ingin menggunakan kamar mandi lebih dulu.

Selang beberapa saat, Thea sudah bisa menikmati sejuknya guyuran air. Matanya terpejam sesekali sambil menikmati buliran air memijat punggungnya. Untuk beberapa saat semua kepenatan hilang seketika.

Cukup lama ia menggunakan kamar mandi dan berpikir jika Alvan sudah terlelap. Namun, dugaannya salah.

Alvan masih terjaga dan kali ini sedang duduk bersandar di kasur sambil memainkan ponselnya. Thea keluar kamar mandi dengan canggung.

“Eng … Pak, saya tidur di mana?”

Thea sengaja bertanya seperti itu karena hanya ada satu ranjang di kamar ini. Thea yakin, Alvan tidak akan mau berbagi dengannya. Apa mungkin pria ini mau tidur di lantai? Atau jangan-jangan dia yang harus mengalah?

“Memangnya kamu mau tidur di mana? Di lantai?”

Seketika Thea menggeleng. Air conditioner di kamar ini sangat dingin, meski lantainya menggunakan karpet. Thea yakin ia akan masuk angin jika tidur di lantai. Ia tidak terbiasa tidur menggunakan ac.

Di tempat kostnya hanya ada kipas angin yang bunyinya seperti baling-baling helicopter yang mendinginkannya. Bagi Thea itu sudah cukup.

“Ya sudah. Sini, tidur di sebelahku.”

Sontak mata Thea membola sambil beberapa kali menelan saliva. Meski pekerjaan sambilannya sebagai call girl, tapi ia tidak pernah sekalipun berada satu ranjang dengan seorang pria.

Thea selalu menolak hubungan badan dengan kliennya. Kalaupun ada yang memaksa, ia punya cara sendiri untuk mengatasinya.

“Kenapa bengong? Bukannya kamu sudah biasa tidur dengan pria?”

Tidak ada jawaban dari wanita cantik itu. Ia hanya menelan saliva. Ia sudah menduga jika dosennya akan berpikir seperti itu. Mana ada wanita dengan profesi call girl yang tidak melakukan hal itu.

“Iya, Pak.”

Thea tersenyum lebar sambil mengangguk. Percuma juga jika ia menjelaskan ke Alvan kalau dia salah satu call girl dengan pengecualian. Toh, profesi ini sudah berkonotasi buruk.

Thea naik ke atas kasur dan langsung berbaring bersebelahan dengan Alvan. Tanpa sungkan ia langsung masuk ke dalam selimut. Ia sangat kedinginan saat ini.

Karena Thea terus menggerakkan kakinya, tanpa sengaja ia sudah bersinggungan dengan paha Alvan. Alvan terkejut dan menoleh ke arahnya. Bersamaan Thea juga sedang melihat padanya.

Dengan lirih, Alvan bersuara, “Kamu sedang menggodaku, Thea?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 6 Bertemu lagi dengan Dosen Killer

    “Ppfft … .”Thea tak kuasa menahan tawa dan langsung suaranya meledak memenuhi kabin mobil Alvan. Sementara Alvan hanya diam sambil menatapnya dengan saksama.“Pak, bukannya kita nikah kemarin hanya sandiwara. Jadi, saya pikir setelah satu minggu sudah selesai. Kenapa Bapak masih berpikir kalau jadi suami saya?”Alvan tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat kesal. Thea yang tadinya bersikap santai secepat kilat mengubah reaksinya.“Maaf, Pak. Bukan maksud saya menertawakan ucapan Bapak. Hanya saja ---”Thea tidak melanjutkan kalimatnya. Ia merasa serba salah. Bagaimanapun pernikahan siri yang mereka lakukan kemarin begitu sakral dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun sebenarnya hanya sebuah sandiwara.“Turunlah!! Sudah malam. Aku juga mau istirahat.”Thea mengangguk. Ia sudah berpamitan sambil mengucapkan terima kasih, kemudian langsung turun dari mobil Alvan.Tanpa

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 5 Sekamar dengan Pak Dosen

    “Saya gak goda Bapak, tapi kalau Bapak minta layanan saya malam ini. Saya siap, kok.”Bukannya mengelak tuduhan Alvan, Thea malah menantang dosen gantengnya. Seketika mata Alvan membola mendengar ucapan Thea.“Jangan ngimpi kamu. Sudah tidur sana!!!”Alvan berkata dengan ketus seraya memutar tubuh membelakangi Thea. Thea mengulum senyum melihat reaksinya.Padahal ia tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi Alvan malah sudah sewot duluan. Untuk selanjutnya, sepertinya Thea tidak perlu khawatir jika dosen killer ini macam-macam dengannya.Dalam hitungan menit, Thea sudah terlelap. Ini hari yang melelahkan baginya.Entah pukul berapa, tiba-tiba Thea terbangun. Ia merasa ingin ke kamar mandi.Perlahan Thea membuka mata dan terkejut saat sebuah tangan sudah melingkar di perutnya. Thea menoleh ke belakang dan melihat dosen ganteng yang berbaring di sampingnya adalah pelakunya.“Busyet!! Ngimpi apa ak

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 4 Mendadak Nikah

    “APA!!!”Alvan dan Thea berseru bersamaan, tapi secepat mungkin mengatupkan rapat bibirnya saat melihat reaksi Emran.Selang beberapa saat, Alvan sudah bersama Thea berada di taman belakang dan tampak sibuk berbincang.“Pak, Bapak bilang kan cuman jadi pacar bohongan. Kenapa sekarang malah nikah?” cicit Thea.Ia sengaja memelankan suaranya supaya keluarga Alvan tidak mendengar pembicaraan mereka. Alvan menghela napas beberapa kali sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Aku sendiri gak tahu, kenapa tiba-tiba disuruh nikah?”“Masa mereka tahu kalau ini akal-akalanku saja,” gumam Alvan.Thea berdecak sambil menatap bingung ke Alvan.“Terus saya gimana sekarang, Pak?”Alvan menatap Thea sambil menarik napas panjang.“Ya sudah, jalani saja.”Mata Thea melebar saat mendengar jawaban Alvan.“Maksud Bapak, kita tetap nikah?”

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 3 Bertemu Mertua

    “HAH!! Beneran Bapak mau melakukannya sekarang?” ucap Thea.Wajahnya tiba-tiba berubah tegang, rasa gugup juga terlihat dari gestur tubuhnya. Alvan tersenyum sambil perlahan menyelipkan rambut Thea di belakang telinga.“Katanya sudah mahir. Kok, kaget gitu.”Thea membisu, banyak saliva yang ditelan dan jantungnya seperti mengajak marathon kali ini.Perlahan Alvan bangkit dan memberi ruang untuk Thea. Thea yang tadinya berbaring di kasur ikut bangkit. Ia duduk dengan gugup sambil sesekali melirik Alvan yang berdiri mengamati.Tanpa berkata apa-apa, tatapan Alvan kembali memberi isyarat ke Thea agar ia menuruti perintahnya. Pelan tangan Thea menyingkap tanktopnya kemudian bersiap menarik ke atas.Alvan hanya diam memperhatikan hingga saat perut mulus gadis itu terlihat, Alvan buru-buru berpaling.“Aku gak menyuruhmu buka baju di sini, kan. Sana!! Ke kamar mandi dan ganti bajumu di sana!!”Thea

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 2 Kesepakatan Pak Dosen

    “Bapak sedang mengancam saya?” tanya Thea.Alvan tersenyum dengan seringai licik laksana serigala. “Iya.”Thea berdecak sambil membalas menatap Alvan tak kalah tajam.“Ya sudah, saya juga akan laporkan ke kampus kalau Bapak suka memakai jasa seperti ini. Saya yakin citra Bapak di kampus akan buruk nantinya.”Mata Alvan langsung meruncing mendengar ucapan Thea, wajahnya juga berubah masam dan itu membuat Thea tersenyum penuh kemenangan.Perlahan Alvan melepas cekalannya dan membuat Thea bisa bebas bergerak. Ia tampak sibuk merapikan diri sambil sesekali melirik Alvan.“Untuk hari ini, saya tidak memasang harga ke Bapak. Anggap saja ini konsultasi gratis.”Thea berkata tanpa melihat Alvan. Alvan hanya diam melirik Thea dengan kedua alis yang terangkat.“Saya anggap pertemuan hari ini tidak ada dan saya harap Bapak melakukan hal yang sama,” imbuh Thea.Tidak ada jawaban dari Alvan, tapi pria tampan itu sudah berulang kali menggerakkan jakunnya menatap Thea dengan dingin.Thea sudah bersi

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 1 Klienku Dosenku

    “Ivanka Katleya!!! Untuk apa kamu di sini?” seru seorang pria tampan.Gadis cantik dengan rambut berombak itu membeku di tempat, mata bulatnya mengerjap sambil menatap bingung pria tampan yang berdiri tegak di depannya. Ia tahu dan sangat mengenal pria di depannya ini.Pria tampan itu tak lain Alvan Abbiya. Dia adalah salah satu dosen di kampus tempatnya kuliah bahkan bisa dibilang termasuk dosen killer di sana.“Pak Alvan. Kok Bapak di sini?” Alih-alih menjawab pertanyaan dosen ganteng itu, Thea malah balik bertanya.“Harusnya kamu yang menjawab pertanyaanku, bukan balik bertanya.”Thea mendengkus sambil menatapnya kesal. Dosen satu ini memang visualnya menawan. Tubuhnya tinggi tegap, dengan tampang seperti gege China, mata setajam elang dan rambut belah tengah yang selalu tampil rapi. Namun, bibirnya masih saja sama pedasnya ketika mengajar di kelas.“Saya … saya hanya sedang menemui orang, Pak.”Alvan mengernyitkan alis sambil melihatnya tajam. Sementara Thea terdiam menatap tanpa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status