“Aku tidak tahu namanya,” ujar Freya. “Tapi aku tahu ciri-cirinya. Dia bukan seperti putra kesayangan para mafia kebanyakan. Dia bersembunyi di balik topeng yang tak mudah dikenali. Meskipun tidak pernah bertemu langsung, aku pernah melihatnya sebanyak dua kali dari belakang dan samping. Ia pernah berbicara langsung pada Alessandro dengan bahasa yang tidak digunakan sembarangan oleh orang luar. Dia memanggilnya padre.”Lucien menyipitkan mata. “Berapa umurnya sekarang?”Freya seperti mengingat sesuatu dan menghitungnya. “Seharusnya seusia Anda. Mungkin bisa juga sedikit lebih tua dari Anda. Sekarang dia tumbuh menjadi sangat karismatik. Dia tak pernah terlibat langsung dalam aksi. Tapi semua perintah penting dari Alessandro, dialah yang menjalankannya di balik layar. Dia juga yang mengatur semua yang terjadi di sini.”Lucien terdiam sejenak. “Apa dia sangat berharga bagi Alessandro?”Freya mengangguk pelan. “Dia tidak hanya berharga. Dia bagaikan duplikat Anda Tuan, dari yang pernah
“Tetap saja, aku mencemaskan Pak Lucien. Seharusnya aku akan menemaninya dan tidak kembali.”Lucas menepuk pundak Kilian. “Aku akan mencoba menghubungi ayahku. Setelah ada kabar, aku akan memberitahumu.”Lucas pergi mengayunkan kakinya menuju ruangan kerjanya. Kilian menghela napas, mungkinkah dia berpikir berlebihan? Jika memang terjadi sesuatu, Lucien pasti sudah memberitahunya. Namun, Kilian tidak diam begitu saja, dia mencoba menghubungi Lucien dan orangnya sekali lagi.Hingga sore waktu Los Angeles, langkah Kilian cepat masuk ke dalam ruangan kerja Lucas tanpa permisi. Lucas yang semula menatap layar komputernya kini mengalihkan pandangannya pada Kilian.“Belum ada kabar dari London?” tanya Kilian membuka percakapan, nadanya rendah.Lucas mengangkat bahu. “Kita tak bisa terus menebak-nebak. Kalau terjadi sesuatu, tim pengamanan pasti sudah menghubungi kita.”Kilian mengangguk pelan, tapi kekhawatiran masih menguasai pikirannya. “Aku hanya merasa aneh. Sudah beberapa hari, dan Luc
Edwina melihat kegigihan Lizbeth.“Kak, kita akan cari peta. Tapi, untuk saat ini Kakak istirahat dulu sebentar. Saat ini Kakak sedang hamil, tolong jangan egois.”Lizbeth tersentak, tangannya masih meraba perutnya. Lizbeth akhirnya mengalah, dia tidak ingin janin dalam kandungannya ikut stres. Jadi, Lizbeth mencoba mengatur napasnya. Dan kembali berbaring.Edwina merasa tidak enak, karena ucapannya barusan terlalu tegas. Dia takut Lizbeth marah, Edwina menarik selimut menyelimuti tubuh Lizbeth.“Aku akan mencari petanya. Kakak istirahat, tidak masalah Kakak marah padaku. Selama itu bisa membuat Kakak baik-baik saja.”Lizbeth bergeming, Edwina mulai melihat sekitar. Seperti yang dipikirkan Lizbeth, tempat ini tanpa batas. Edwina tidak pernah tahu adanya ruangan ini. Karena dia tidak dekat dengan mendiang kakeknya, selain itu tidak ada kesan antara mereka.Waktu berlalu begitu saja. Pukul 03:26. Jalur Utara MansionTiga orang berpakaian gelap meluncur cepat melalui terowongan bawah tan
Jam menunjukkan pukul 01:48 dini hari. Mansion utama tampak tenang, tetapi sebenarnya tidak benar-benar tenang. Dua bayangan gelap melintasi kebun mawar, mematikan sensor gerak satu demi satu dengan alat pengacau.Di ruang pengawasan lantai dua, Derex, kepala keamanan mansion, menajamkan pandangan. “Gerakan tak wajar di zona selatan taman.”Salah satu teknisi memperbesar rekaman. “Sinyal jamming. Kita tidak bisa akses enam kamera terakhir.”Derex menekan tombol alarm darurat internal. Lampu merah mulai berputar di lorong-lorong lantai bawah tanah. Juga memberikan sinyal kepada orang-orang Lucien. Malam itu Samantha bahkan sama sekali tidak bisa tidur. Sepanjang malam dia gelisah, Polly di sisinya.“Nyonya, tenangkan diri Anda.”“Alessandro, anak ini—- aku tidak tahu lagi, trik apa yang dia mainkan. Dan apa yang sebenarnya dia inginkan, kedudukan atau semua yang dimiliki Kingsley?”“Sejak dulu Tuan Alessandro tidak pernah bisa ditebak.”Samantha mendengar sesuatu yang membuatnya gelis
Di dalam ruangan rahasia, Lizbeth dan Edwina duduk bersebelahan. Edwina terus memperhatikan perut Lizbeth. Lizbeth mendadak malu.“Kenapa kamu menatapku terus?”“Aku terlalu senang saat tahu kalau kau hamil. Akhirnya akan ada Lucien junior,” kata Edwina tersenyum.“Aku juga senang kamu datang. Sekarang aku tidak merasa sendirian.”Edwina memeluk Lizbeth dengan kehangatan.“Sekarang Kakak tidak sendirian.Aku di sini sekarang.”Lizbeth menghela napas, manik matanya menatap tembok di depan sana. Ia bertanya pelan, “Freya, kenapa dia tidak kembali?”Wajah Edwina mengeras sejenak, tapi ia tetap menjawab dengan nada tenang. “Dia sedang diperiksa. Tadi, aku sempat mendengar pembicaraan nenek dan ibuku. Kak Lucien menemukannya menyembunyikan sesuatu. Mungkin penting.”Lizbeth menggigit bibirnya. “Dia sempat bilang ingin menyampaikan sesuatu pada Lucien, tapi belum sempat. Apakah itu yang dimaksud?”“Entahlah,” jawab Edwina jujur. “Tapi jika dia memang menyembunyikan sesuatu. Kita harus tahu a
Freya tidak kaget. Seperti sudah menduga pertanyaan itu akan keluar. Sorot matanya tidak berubah, tetap teduh dan tak gentar. Tapi ada getaran di jemarinya saat dia menautkan kedua tangannya di pangkuannya.“Aku tidak pernah menjadi kaki tangan siapa pun, Tuan,” jawabnya tenang. “Tapi aku pernah membuat kesalahan.”Lucien tidak menjawab. Hanya menatap Freya lebih dalam.“Aku direkrut oleh seseorang dari dalam grup Moretti, bertahun-tahun yang lalu,” ucap Freya. “Jauh sebelum Tuan mengenal Nyonya Lizbeth. Tugas asliku adalah menjadi pengamat. Menyusup ke lingkungan Kingsley, mencatat, mengawasi, dan mengirim laporan secara berkala. Hanya itu. Tidak ada perintah membunuh. Tidak ada sabotase.”Freya tidak tahu apakah Lucien akan percaya dengan kata-katanya. Namun, dia sudah mengatakan yang sebenarnya.Lucien mengernyit. “Dan kau menjalankan tugas itu, di belakangku selama ini?” tanya Lucien dengan tatapan tajam. “Selama ini aku mempercayaimu—”Freya mengangguk pelan, matanya berkabut. “