Share

Lily of the valley

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2025-06-27 01:21:50
“Aku juga, Lucien.”

Malam itu Lizbeth dan Lucien melewati malam yang dipenuhi bintang di langit. Udara terasa hangat, lembut, dan menenangkan. Bintang malam yang bersinar, seolah ikut menyambut hari yang bersejarah bagi keluarga Kingsley, terutama Lizbeth dan Lucien.

***

Hari berlalu begitu saja. Hari yang dinanti semua orang akhirnya datang juga, hari yang akan menjadi sejarah baru di dalam keluarga Kingsley, juga awal dan lembaran baru bagi Lucien dan Lizbeth.

Sore itu terasa sejuk. Lizbeth berada di bridal room yang berada di paviliun samping, Lizbeth telah bersiap. Ia tampak anggun, dan duduk tenang. Gaun pengantin putih berlapis renda menyelimuti tubuhnya dengan lembut.

Di tangannya, ia memegang buket lily of the valley— Melambangkan kebahagiaan yang kembali dan cinta yang murni. Bunga ini mungil berbentuk lonceng dipadukan dengan salah satu bunga yang langka, Myrtle—melambangkan cinta abadi dan kesuburan. Salah satu bunga yang selalu dipakai oleh keluarga kerajaan Inggris.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Aku Akan Mengkahirinya

    Langit malam itu, tidak sehangat biasanya. Jarak villa dan mansion hanya 30 menit. Namun, tempat ini sangat luas. Di depan sana masih ada pepohonan yang lebat, serta jalanan yang gelap. Bagaimanapun, mereka belum tahu siapa yang bermain di sini. Lizbeth berdiri di depan pintu, menggenggam erat tangan Edwina.“Aku hanya akan pergi sebentar. Setelah semuanya aman, aku akan kembali,” kata Edwina, mencoba terdengar yakin. Tapi suaranya gemetar.Lizbeth memaksakan tersenyum. “Tentu.”Tidak lama, Lucien datang bersama Jason. Sopir sudah siap, dan mobil menunggu untuk mengantarkan Edwina kembali ke mansion.“Jason, akan memastikan kamu sampai dengan selamat,” ucap Lucien, menatap adiknya dengan pandangan yang sulit diartikan.Edwina menatap mata kakaknya. “Tolong jaga Kak Lizbeth?”Lucien mengangguk pelan. “Dengan seluruh hidupku. Aku pasti menjaganya.”Edwina mendekat. Ia memeluk Lizbeth sekali lagi, lama dan hangat. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia masuk ke dalam mobil. Lizbeth menahan

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kamu Harus Pergi

    Lizbeth terkejut. “Mata-mata katamu?”“Lucien, aku sangat yakin dengan hal ini. Apa kamu tidak pernah merasakannya, ada yang tidak beres di sini?”Lucien menggeleng pelan. “Orang yang bekerja di sini, adalah orang lama yang dipekerjakan oleh nenekku. Selain itu, harusnya tidak ada yang ber—-”Lucien tidak melanjutkan ucapannya. Namun, dia seolah terjebak dalam ucapannya dan menyadari sesuatu.“Jason, kau harus menemukan aku mata-mata itu. Mungkin saja dia sudah tahu kalau Lizbeth—”Lucien menatap foto itu dalam-dalam. Gambar yang nyaris buram itu menunjukkan Lizbeth berdiri di halaman belakang villa, memegang segelas jus di tangannya. Tapi, yang membuat napasnya tercekat, ada sosok samar di belakang, di antara bayangan pohon. Seseorang sedang mengawasi. Jaraknya tidak lebih dari dua puluh meter.Lizbeth merasakan tubuhnya gemetar, tanpa ia sadari. “Itu kapan diambil?” Lizbeth menghela napas. “Aku bahkan tidak sadar kalau ada mata-mata.”“Dua hari lalu,” jawab Jason pelan. “Seseorang m

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Mata-mata

    Lizbeth menunduk pelan. Matanya yang berkaca-kaca kini mulai meneteskan air mata haru. Tak ada kalimat yang bisa menggambarkan betapa hangat perasaan di hatinya saat ini. Untuk pertama kalinya, Victoria menerima kehadirannya bukan hanya sebagai menantu, bukan sebagai istri Lucien, tapi sebagai bagian dari keluarga. Kini Victoria sudah sepenuhnya menerimanya, entah dia tersadar atau memang karena Lizbeth akan melahirkan garis keturunan pertama dari kedua darah.Lizbeth tidak peduli, selama hubungannya membaik dan ada harapan baru untuk awal yang baik antara dirinya dan Victoria.Samantha dan Cameron berdiri di lorong, tidak jauh dari kamar Victoria. Mereka tak sengaja mendengar semuanya, namun tidak ada niat untuk mencampuri. Wajah Samantha yang semula khawatir kini melunak dengan senyum yang tenang. Dia menoleh pada Cameron di sampingnya.“Keputusan yang bagus,” ucapnya lembut.Cameron menatap ibunya, dan kemudian menatap kembali ke arah kamar Victoria. Ada ketenangan baru di wajahnya

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Restu Victoria

    Lizbeth mengangkat wajahnya saat mendengar suara langkah kaki yang sudah sangat ia kenal, pelan dan hampir tidak terdengar menyusuri lorong villa. Lucien akhirnya kembali.Lizbeth menarik Edwina ke sofa yang ada di dapur.“Lucien,” ucapnya pelan.Lucien muncul dari balik pintu, dan langsung menghampiri mereka. Pandangannya pertama kali tertuju pada Lizbeth yang duduk di sofa, lalu berpindah kepada Edwina yang memeluk bantal dengan mata sembab.“Ada apa?” tanyanya pelan, namun dengan nada sedikit tegas.Lizbeth tersenyum tipis. “Kami hanya berbicara dari hati ke hati. Tidak ada yang serius.”Lucien mengerutkan dahi. Ia menatap Edwina sejenak, namun adiknya itu hanya tersenyum kecil lalu berdiri.“Aku akan menyiapkan teh. Kalian pasti ingin bicara berdua,” ucap Edwina sebelum berlalu.Lucien duduk di sebelah Lizbeth dan langsung meraih tangannya. Ia menggenggamnya erat.“Kamu pucat,” bisiknya khawatir. “Apa kamu mual lagi?”Lizbeth mengangguk pelan. “Tapi sudah jauh lebih baik. Edwina m

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Menjaga Lizbeth

    Lizbeth menatap suaminya. “Ada Edwina, di sini, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi.”Lucien mengecup kening Lizbeth dan kembali mengecup bibirnya.”Hubungi aku kalau ada apa-apa.”Edwina tertegun, dia tidak pernah melihat kakaknya protektif itu kepada keluarganya. Namun, berbeda pada Lizbeth, istrinya. Lucien pergi, ia sempat menoleh kepada Edwina sesaat. Dan mobilnya meninggalkan villa, Edwina tersenyum tipis kepada Lizbeth.Edwina mengamati wajah Lizbeth yang pucat. Sorot mata kakak iparnya yang membuatnya merasa khawatir. Lizbeth memang selalu bisa menyembunyikan perasaannya, namun tidak dari gadis yang sudah lama hidup dalam tekanan seperti Edwina.“Kak, wajahmu pucat. Apa kamu sedang sakit?” tanya Edwina.“Tidak, aku hanya sedikit kelelahan saja.”Namun, Edwina tidak bisa mempercayainya begitu saja.“Kak, kamu benar-benar baik-baik saja?” tanya Edwina pelan, sambil membawakan sebotol air putih dan sapu tangan bersih miliknya.Lizbeth tersenyum lemah, ia menggeleng pelan dan mena

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   PENGUMUMAN PENTING

    Mohon maaf sebelumnya, dalam seminggu terakhir ini updatenya malam. Atau bahkan sedikit. Bukan apa-apa, tetapi saat ini saya sedang sakit. Dan membutuhkan istirahat yang cukup. Hari ini saya kembali lagi bertemu dengan Dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Dengan besar hati saya mohon kalian bersabar. Jangan mengeluh kalau bab nya sedikit, dengan kondisi saya yang harusnya istirahat. Saya sebisa mungkin buat update bab untuk kalian walaupun sedikit. Saat saya sudah pulih dan sehat kembali. Saya pasti update di jam awal lagi. Dan insyallah akan memberikan bab terbaik. Jadi, saya mohon dukungannya dan do'akan saya agar segera sehat kembali. Sehingga bisa memberikan karya terbaik. Terima kasih. Kalian di sana selalu jaga kesehatan. 🍓❤❤

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status