Home / Rumah Tangga / Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos / 3. Tubuh dan Perasaan yang Hancur

Share

3. Tubuh dan Perasaan yang Hancur

Author: JasAlice
last update Huling Na-update: 2022-07-01 23:45:19

Gerald melihat santai rekaman yang menunjukkan seorang perempuan berjalan menuju ruang kerjanya, tergesa.

Hari ini ia datang tidak dengan kepala tertunduk sambil mengusap bulir air mata. Tepat di hari kedua, perempuan itu datang membawa berkas dan beberapa data pendukung mengenai kesalahan event minggu lalu.

“Stok daging dari pabrik baru datang tiga hari lalu dari supplier, Pak. Artinya, daging tersebut masih sangat layak dikonsumsi dan sudah diolah dengan sangat baik.”

“Mengenai pemeliharaan bagian alat di lapangan, semua sudah di service berkala,” sambung Agnes menunjukkan beberapa lembaran pada Gerald.

“Tidak sepenuhnya kesalahan berada di tim saya dan mereka sudah melakukan sebaik mungkin.”

“Apa kamu tidak membaca lengkap kelayakan makanan di resort ini?”

Agnes tertegun.

Ia melihat Gerald menunjukkan berkas lain di sisi tangan kanan pria itu, menyodorkan tepat di hadapan Agnes. “Silakan dibaca saksama.”

Di sana, seluruh peraturan dan kesalahan teknis tidak bisa ditolerir. Termasuk stok daging yang masuk haruslah maksimal dua hari setelah tiba di gudang produksi dan dimasak tidak lebih dari dua hari juga.

Bahkan, Agnes menerima dan membaca konsekuensi dari tiap pelanggaran—kesalahan ringan, sedang dan berat—tergantung dari pemilik resort yang baru. “Ini ... bukan aturan yang saya baca hampir enam bulan lalu.”

Gerald menaikkan sebelah alisnya. “Apa maksud kamu?”

“Sekarang kamu dan karyawan dari divisi lain berada di bawah naungan saya, bukan Bapak Liam Ogawa, selaku Ayah saya.”

“Jadi, peraturan ini sudah direvisi lama, dua minggu sebelum jabatan ini saya ambil alih,” tekannya dan membuat Agnes membeku.

“Kamu memang nggak pernah layak berada di resort ini, Agnes Zefanya.”

“Janda anak satu yang merepotkanku dan merusak reputasi dari salah satu aset terpenting keluargaku. Kamu pikir, aku mau menampung perempuan bodoh seperti kamu?”

Dada Agnes terasa sesak.

Pelupuk matanya kembali berair.

Ucapan Gerald terlalu sakit dirasakan Agnes dalam satu minggu terakhir, termasuk ketika hari ini usahanya tidak dihargai. Perubahan secara mendadak tanpa Agnes ketahui sama sekali, dilakukan Gerald sesuka hati.

“Mau kamu apa, Ge?” suara Agnes tampak bergetar.

“Mauku? Kamu keluar dari sini.” Ia menekan tajam untuk bagian yang selalu diharapkan Gerald.

Agnes menggeleng tegas.

Ia sudah berusaha sebaik mungkin sejak satu hari lalu, mengumpulkan beberapa bukti dan keyakinan akan diberikan kesempatan sekali lagi. Karena Agnes meyakini kinerjanya tidaklah buruk setelah akan genap enam bulan di sini.

“Kamu egois dan kamu semena-mena dengan jabatan barumu. Apa kamu pikir, aku karyawan baru dalam hitungan hari? Selama enam bulan aku berada di sini dan baru minggu lalu ... aku mengetahui kamu anak dari pemilik resort ini, lalu berakhir dengan masalahku selalu dipandang cacat sama kamu,”

“Seharusnya bagus, kan? Kamu bisa sadar kalau kamu nggak perlu ada di sini, satu ruang rapat dan beberapa hal lain yang memungkinkan aku sama kamu dalam keadaan yang sama? Karena dari awal aku membenci kehadiran kamu.”

“Aku masih membiarkan kamu pergi dari resort ini tanpa mengganti uang ganti rugi.”

“Nggak. Aku masih memiliki anak yang harus kupertahankan kehidupannya. Kesempatanku masih ada untuk berada di sini, dilihat dari track record.”

“Aku bakal bertanggungjawab untuk kesalahanku, tapi kasih aku kesempatan sekali lagi.”

Ucapan tegas Agnes menghadirkan tarikan senyum Gerald di sudut bibirnya. “Ini artinya, kamu harus tidur denganku.”

Agnes membeku, merasa ucapan Gerald dua hari lalu hanyalah bualan dan ia merasa pria itu tidak akan pernah melakukannya sama sekali.

“Kamu ....”

“Kenapa? Lupa? Kamu udah nggak terikat sama pria mana pun. Kenapa harus kelihatan kaget dan takut? Siapa yang akan marah?”

“Bukannya kamu juga udah nggak ada harga diri lagi?” tanya dirut itu sekali lagi.

Tubuh Agnes gemetar.

Dadanya bergemuruh kuat kembali diberi luka oleh Gerald. “Apa di mata kamu, aku memang nggak ada harga dirinya lagi, Ge, meskipun kita pernah bersama di masa lalu?”

Pertanyaan tersebut memantik kebencian Gerald.

Rahang pria itu mengetat dan wajah Gerald berubah menggelap. Kedua tangan pria itu mengepal di atas meja bersama deru napas melihat sorot terluka yang dilayangkan Agnes.

“Satu luka yang aku goreskan ke kamu. Tapi lebih dari satu luka yang kamu kasih ke aku? Seburuk itu aku di mata kamu, Ge?”

“Sangat tepat. Karena aku ingin menghancurkan tubuh dan perasaan kamu mulai detik ini, Agnes.”

“Hanya ada dua pilihan.”

“Pergi dari jabatan yang sudah kamu ambil selama hampir enam bulan ini. Atau tidur denganku semalam.”

“Karena perempuan murahan, selayaknya diperlakukan serupa.”

Gerald menilik Agnes dengan tatapan merendahkan.

“Pengkhiatan kamu aku balas dengan kenikmatan. Aku rasa itu nggak buruk dan justru ... menjadi keuntungan tersendiri buat kamu yang nggak pernah disentuh pria manapun lagi.”

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   54. Amarah Mami Gerald

    “Liam. Barusan aku dapat telepon dari Jiera. Dia menangis terus dan mengatakan dengan sesenggukan, kalau dia sangat mencintai Ge. Aku nggak tau maksud dia ngomong kayak gitu tanpa sebab. Tapi aku merasa hubungan di antara mereka lagi nggak baik.” “Apa jangan-jangan mereka putus?” Papi Gerald—Liam Ogawa—menelaah ucapan sang istri yang berjalan mendekat sofa di mana lelaki itu sedari tadi menyelesaikan pekerjaan di ruang tengah. “Mereka berdua sudah berstatus tunangan, Indira. Sebentar lagi menikah dan aku rasa Ge nggak berniat melakukan, kecuali ada kesalahan fatal yang terjadi di antara mereka.” Wanita cantik berusia di pertengahan empat puluh tahun itu mengambil duduk di samping suaminya. Ia diam, ikut memikirkan seluruh tangis Jiera dan mengatakan rasa cintanya. “Anak kita selingkuh?” “Yang nangis sambil memohon, siapa?” “Jiera,” jawab Mami Gerald polos, sedangkan hatinya cukup gusar. Pernikahan Jiera dan Gerald sudah semakin di depan mata. Banyak sekali halangan yang membuat

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   53. Menghancurkan Impian Orangtua

    “Biru, merah ama ijau.” “Waaahhh! Hebat sekali cucu Nenek!” Bukan hanya Mama Agnes yang bertepuk tangan heboh, melainkan sang suami—Kakek Irvin—ditemani beberapa kerabat dekat Irvin yang masih di sekolah dasar ikut takjub dengan kepintaran Irvin. Apalagi paras tampan Irvin yang semakin terlihat perpaduan serasi. “Dengar kan, Kek? Cucu kita ngucapin ‘R’ lumayan bagus,” lanjut wanita itu berseri ke arah sang suami, meminta persetujuan dari lelaki itu. “Iya, Ma. Cucu Kakek ini pintar, mirip Maminya waktu kecil,” puji Papa Agnes dan menyodorkan satu keping biskuit pada Irvin yang banyak tersaji di meja ruang tamu. Seluruh hidangan dan camilan sudah tersaji sangat banyak. Menyambut kedatangan Agnes beserta keluarga kecilnya. Tidak tanggung-tanggung, Papa Agnes sengaja sudah membeli kolam renang karet untuk cucu kecilnya dan bisa juga memuat untuk sanak saudara yang masih kecil. Perlengkapan untuk berenang juga sudah lebih dari cukup dan akan dipakai sore nanti. “Anak kalian pintar, N

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   52. Dikecup Sedikit, Membuka Semuanya

    “Aku nggak pernah tau, kalau kamu sedekat itu dengan Arumi.”Gerald baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengikat ulang dasi yang ia lepas saat berada di unit Agnes. Tatapan Gerald sudah terkunci dengan perempuan yang berdiri di sisi ranjang, menatap dirinya sinis.Tangan kanan Agnes terangkat sambil menggoyangkan ponsel Gerald. “Semesra itu sampai dia harus chat lewat nomor kontak pribadi kamu, hm?”“Arum? Ibu pengganti Irvin?”Pertanyaan yang lebih berupa memastikan itu nyatanya membuat dada Agnes sesak. Ia mengembuskan napas kasar, mengepalkan erat ponsel Gerald sebagai pengalihan emosi. Entah kenapa sedari awal Agnes benci Gerald memperlakukan manis seorang perempuan.Mungkin sedari dulu hanya Agnes yang sangat penuh diberikan perhatian, tatapan lekat dan perlakuan manis. Ia belum terbiasa melihat Gerald berbagi hal yang dulu tetaplah Agnes Zefanya pemenangnya. “Memangnya ada berapa nama Arum yang kamu kenal?”“Nes,” panggil Gerald melihat perubahan raut itu berubah tidak lem

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   51. Mulai Curiga

    “Lo nggak ada rasa curiga sama Ibu pengganti Irvin?”Baru saja Agnes menyelesaikan panggilan telepon pada Arumi. Perempuan itu memberitahu pada Arumi untuk membatalkan penerbangan ke Bali untuk kesekian kali setelah Agnes memundurkan jadwal.Kali terakhir hal mendesak adalah saat Irvin dan Gerald jatuh sakit pasca menyelamatkan putra semata wayang Agnes di pulau seberang. Arumi selalu menyanggupi dan meminta Agnes terus mengabarinya kapan pun butuh, sekalipun harus berangkat di hari yang sama.Kening Agnes mengernyit. Ia melihat Fiani mengambil duduk di depan Agnes. Mereka berdua sedang berada di ruang kerja Fiani. Jam istirahat digunakan keduanya untuk makan siang dari bekal yang dibuat Agnes.Ia bersama Gerald membagi tugas bersama. Siang ini Gerald membawa Irvin bertemu klien ditemani beberapa pegawainya yang lain. “Kenapa kita harus membahas Arumi? Lo kayak curigaan gitu,” balas Agnes menatap tidak suka ekspresi menyelidik Fiani.“Sorry, kalau gue harus ngebahas orang yang selama

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   50. Lebih Manis

    “Jadi selama ini kamu udah tau, kalau Jiera selingkuh dari kamu? Kenapa masih dipertahankan, sih?” Agnes mendesah berat seraya menyandarkan punggung di sandaran kursi restoran area rooftop.Agnes mengajak Gerald duduk di area lebih sepi untuk membicarakan hal ini dan berusaha berhati-hati dalam menyampaikan fakta perselingkuhan Jiera. Tapi sepertinya Agnes lah yang syok dan merasakan pandangan yang sedikit mengabur.Tidak ada raut sedih ataupun kaget saat Agnes membahas perihal Jiera dan Victor. “Kamu nggak kelihatan kaget sama sekali,” cetus Agnes.“Jujur, aku kaget tentang Jiera dan Victor. Tapi nggak terlalu memengaruhi pandanganku karena Victor memang nggak pernah setia sama satu perempuan pun dan berpeluang suka sama Jiera,” aku Gerald melipat kedua tangan di atas meja.Ia menatap lekat perempuan di depannya, sangat tulus dan ingin selalu membuat Gerald bisa mendapatkan pasangan yang baik. “Terimakasih, Nes. Aku sangat menghargai informasi yang kamu sampaikan.”Kedua bibir tipis

  • Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos   49. Pakai Bibir Kamu

    Agnes tersenyum manis melihat ayah dan anak sudah sehat dan sekarang berlari di atas pasir pantai. “Papi! Irvin! Kita harus pulang sekarang, udah sore!”Kedua tangan Agnes terlipat di dada, lalu sedikit mencebik saat dua orang yang ia panggil berhenti bermain. Mereka terlalu sibuk melakukan pendekatan lebih erat, sedangkan Agnes dibiarkan sendirian tanpa diajak.Hm, mungkin ini lebih baik dibandingkan semalam ia mengkhawatirkan suami dan anak lelakinya. “Pulang, Pi!”“Ayo, Nak. Kita dekati Mami, habis itu kamu Papi mandiin, ya?” Gerald menggendong tubuh mungil yang sekarang antusias ingin dimandikan Gerald.Perlahan dua orang itu mengikis jarak yang kurang dari lima belas meter untuk mendekati Agnes. “Tega banget nggak ajak aku main sama kamu dan anak kita,” cetus Agnes mencebik tidak suka.“Maaf. Tapi kamu kelihatan menikmati makanan di gazebo tadi,” balasnya menarik lembut pinggang ramping Agnes, lalu mendaratkan satu kecupan di kening.Saat itupula kerja jantung Agnes terasa berkal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status