Home / Romansa / Sang Pewaris Yang Terlupakan / Ikatan yang Tak Terucap

Share

Ikatan yang Tak Terucap

Author: Ethan Zachary
last update Last Updated: 2025-07-06 22:03:23

Pagi berikutnya, suasana di meja makan terasa berbeda secara fundamental. Keheningan yang biasanya terasa dingin dan berjarak, kini sarat dengan kesadaran baru yang canggung. Alina duduk di ujung meja, mengaduk tehnya dengan gerakan pelan. Ia tidak berani menatap Damian terlalu lama, takut pria itu bisa melihat sisa-sisa keterkejutan dan kebingungan di matanya dari percakapan semalam. Perintah aneh Damian untuk "belajar membuat kesalahan" terus berputar di benaknya. Itu adalah sebuah strategi bertahan hidup yang disamarkan sebagai perintah, sebuah pengakuan implisit bahwa mereka kini berada di pihak yang sama melawan ancaman tak terlihat dari Karta Adhitama.

Damian, di ujung meja yang lain, tampak sama tidak nyamannya. Dinding esnya yang biasanya kokoh, kini tampak memiliki retakan-retakan halus. Ia membaca berita bisnis di tabletnya dengan fokus yang dibuat-buat, namun Alina bisa melihat bagaimana matanya sesekali melirik ke arahnya sebelum kembali menatap layar. Pengakuan kerapuhann
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    33. Penjaga Gerbang Terakhir

    Beberapa hari setelah penemuan di brankas bank, mansion Adhitama berubah menjadi sebuah biara yang sunyi, tempat dua orang penghuninya mengabdikan diri pada sebuah teks suci yang kelam: buku catatan hitam Hendra Larasati. Mereka menghabiskan setiap jam yang memungkinkan di dalam ruang aman, dengan teliti mendigitalkan setiap halaman, setiap transaksi, setiap nama yang tertulis dalam tulisan tangan ayah Alina yang rapi.Proses itu adalah sebuah siksaan bagi Alina. Setiap halaman adalah sebuah pengingat akan pengkhianatan yang dialami ayahnya. Namun, di tengah rasa sakit itu, ada sesuatu yang lain tumbuh. Bekerja berdampingan dengan Damian, membedah data yang rumit hingga larut malam, terasa sangat alami. Mereka bergerak sebagai satu kesatuan, pikiran mereka saling melengkapi. Damian dengan visinya yang strategis dan pemahamannya akan struktur kekuasaan, dan Alina dengan intuisinya yang tajam dan kemampuannya untuk melihat pola-pola manusiawi di balik angka-angka dingin."Lihat ini," ka

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    32. Api untuk Masa Depan

    Perjalanan keluar dari brankas bawah tanah Bank Swadaya Djakarta terasa seperti proses kelahiran kembali yang menyakitkan. Mereka turun ke dalam sebagai dua individu yang terikat oleh kontrak dan kecurigaan; mereka naik kembali ke permukaan sebagai dua jiwa yang terikat oleh kebenaran yang menghancurkan dan sebuah tujuan bersama yang baru. Pak Suryo menunggu mereka di lobi yang remang-remang, wajahnya penuh dengan pertanyaan yang tak terucap namun terlalu profesional untuk ditanyakan. Ia hanya menatap tas kulit yang kini dibawa oleh Damian—tas yang berisi bom waktu dalam bentuk buku catatan hitam dan sebuah map penuh hantu—lalu mengangguk dengan hormat. "Semoga kau menemukan apa yang kau cari, Damian. Ibumu adalah wanita yang luar biasa." "Dia lebih dari itu, Pak Suryo," jawab Damian pelan. "Terima kasih atas bantuan Anda." Perjalanan pulang ke mansion diselimuti oleh keheningan yang berbeda. Ini bukan lagi keheningan yang canggung atau tegang, melainkan keheningan yang berat dan

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    31. Retakan di Fondasi Jiwa

    Keheningan di dalam ruang lihat yang dingin dan steril itu lebih memekakkan daripada ledakan mana pun. Waktu seakan berhenti. Di atas meja baja, buku catatan hitam yang telah menjadi tujuan akhir dari perburuan mereka selama ini, kini tergeletak begitu saja, terlupakan. Seluruh energi di ruangan itu tersedot ke dalam sebuah map tipis berwarna krem yang terikat pita merah sebuah arsip dari masa lalu yang kini mengancam untuk meruntuhkan masa kini.Alina hanya bisa menatap nanar saat Damian, dengan jari-jari yang tampak kaku dan asing, membuka map itu. Wajah pria itu adalah sebuah topeng pualam yang kosong, namun matanya yang terpaku pada dokumen-dokumen di dalamnya memancarkan badai emosi yang sunyi: ketidakpercayaan, kebingungan, dan rasa sakit yang mulai merayap.Alina merasa dunianya ikut terbalik. Ayahnya, Hendra Larasati, adalah pilar integritas dalam ingatannya. Ibunya, wanita yang ia puja, adalah satu-satunya cinta dalam hidup ayahnya. Namun, di hadapannya ki

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    30. Warisan di Dalam Baja

    Perjalanan kembali ke Jakarta keesokan paginya terasa seperti sebuah misi infiltrasi yang sunyi. Langit yang cerah dan pemandangan Puncak yang hijau berlalu di luar jendela mobil, namun di dalam, Alina dan Damian terbungkus dalam atmosfer yang tegang dan penuh fokus. Tidak ada lagi obrolan ringan atau kenangan melankolis. Setiap kilometer yang mereka tempuh terasa seperti satu langkah lebih dekat ke jantung pertarungan. Harapan kini memiliki wujud fisik: sebuah nomor brankas di sebuah bank.Setibanya di mansion, mereka tidak beristirahat. Damian langsung masuk ke ruang kerjanya, menutup pintu, dan melakukan satu panggilan telepon yang paling penting. Alina menunggu di ruang keluarga, mondar-mandir di depan lukisan "Gadis di Tengah Badai", jantungnya berdebar-debar seirama dengan jarum jam di dinding.Setelah sekitar lima belas menit, Damian keluar. Wajahnya tenang, namun matanya berkilat dengan energi seorang predator yang telah mengunci targetnya. "Sudah diatur,"

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    29. Membongkar Sandi Sang Ayah

    Perjalanan kembali dari perpustakaan kecil di Puncak terasa sangat berbeda dari perjalanan berangkat. Jika sebelumnya udara di dalam mobil dipenuhi oleh gema melankolis dari masa lalu, kini udara itu berderak dengan energi antisipasi yang tajam. Mereka tidak lagi mencari kenangan; mereka sedang dalam perburuan aktif. Kode yang tertera di foto ponsel Damian SDB.J07.C11.H28 terasa seperti detak jantung dari misi mereka, sebuah teka-teki yang menuntut untuk dipecahkan.Damian tidak langsung membawa mereka kembali ke Jakarta. Prediktabilitas adalah kemewahan yang tidak mereka miliki, terutama dengan asumsi bahwa Karta mungkin mengawasi pergerakan mereka. Atas perintahnya, Rendra telah memesan sebuah vila privat yang terpencil di kawasan Gadog, sebuah benteng sementara yang mewah dengan keamanan tingkat tinggi. Di sanalah, jauh dari potensi mata-mata di mansion Jakarta, mereka akan mencoba membongkar pesan terakhir Hendra Larasati.Vila itu modern dan terisolasi, dikeli

  • Sang Pewaris Yang Terlupakan    28. Perjalanan ke Harta Karun Terakhir

    Kabar tentang perpustakaan kecil di Puncak mengubah seluruh energi di dalam mansion Adhitama. Keheningan yang berat dan fokus strategis yang dingin kini digantikan oleh sebuah urgensi yang berderak, sebuah antisipasi yang nyaris tak tertahankan. Mereka telah menemukan sebuah titik di peta harta karun ayah Alina."Kita berangkat sekarang," kata Damian pagi itu, bahkan sebelum Alina sempat menanyakan rencananya. Tidak ada keraguan dalam suaranya. Ia tidak akan mengirim Rendra atau timnya. Ini adalah sebuah misi yang terlalu personal, terlalu penting untuk didelegasikan.Mereka meninggalkan rumah bukan dengan Mercedes hitam yang biasa, melainkan dengan sebuah SUV mewah yang tidak terlalu mencolok. Damian sendiri yang mengemudi. Ia telah menanggalkan setelan CEO-nya, menggantinya dengan kemeja polo dan celana kasual. Alina pun melakukan hal yang sama, memilih blus sederhana dan celana panjang. Mereka tidak lagi terlihat seperti Tuan dan Nyonya Adhitama yang akan mengha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status