Share

Bab 119

Penulis: Fara Kinara
Tadinya Natalie ingin menolak, tetapi setelah melihat dua koper besar yang dibawa, akhirnya dia menyerah juga. "Kalau begitu, maaf merepotkan ya, Dokter Hardi. Aku sudah di bawah kok."

"Oke, aku segera turun."

Telepon ditutup. Natalie berdiri dengan tenang di depan gerbang kompleks, menunggu.

Tak lama kemudian, suara mesin mobil terdengar dari belakang. Sebuah mobil hitam yang tampak mewah melaju pelan dan berhenti di tepi jalan.

Natalie refleks menoleh ke belakang.

Pintu mobil terbuka. Sosok pria tinggi dan tegap turun. Begitu menengadah, sepasang pupil hitam yang dalam langsung menatap lurus ke arah Natalie.

Natalie langsung membelalakkan mata karena kaget. "Pak Denzel? Kenapa kamu ada di sini?"

Denzel mengangkat alis sedikit. "Aku tinggal di sini, tentu saja aku kemari."

"Hah?" Natalie tercengang. Tinggal di sini? Maksudnya apa?

Denzel melangkah maju dengan santai. Satu tangannya terangkat dan mengetuk ringan dahi Natalie. "Kenapa melamun? Ayo masuk."

Dengan sangat natural, dia meng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 138

    Baru beberapa detik video diputar, hakim langsung menghentikannya dan menoleh ke arah kursi penggugat. "Penggugat, apakah Anda masih punya hal yang ingin disampaikan?"Wajah Marlon sudah pucat pasi dan pengacaranya hanya bisa menundukkan kepala. Bukti sudah sangat jelas ... apa lagi yang bisa dibantah?Hakim pun mengumumkan sidang diskors. Sidang berikutnya akan menjadi sidang putusan. "Sekarang akan dibacakan putusan. Mohon seluruh hadirin berdiri."Semua orang berdiri serempak."Pengadilan memutuskan bahwa terdakwa Robert telah lama mengalami perundungan dari penggugat Marlon dan tindakannya merupakan bentuk pembelaan diri yang sah. Maka, dinyatakan bebas dari segala tuduhan.""Sedangkan penggugat Marlon, telah mengabaikan hukum negara dan melakukan berbagai pelanggaran pidana, dijatuhi hukuman ....""Tunggu!" Sebelum putusan selesai dibacakan, tiba-tiba terdengar suara nyaring dari arah pintu ruang sidang. Semua orang serempak menoleh ke sana.Ternyata itu adalah ibu Marlon. Dia dat

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 137

    Denzel berbicara dengan santai, tetapi tatapan dinginnya menyapu tajam ke arah Marlon.Senyuman di wajah Marlon langsung membeku. "Aku ... aku ...."Kali ini, giliran dia yang tidak bisa bicara sepatah kata pun.Natalie menoleh ke arah Denzel, lalu kembali menatap Marlon. Dia pun langsung menyadari apa yang sebenarnya terjadi barusan. Tadi Marlon jelas-jelas sedang mencoba menjebak Robert ke dalam perangkap pembuktian diri!Pembuktian diri seperti itu tidak ada gunanya. Orang yang menuduhmu tahu betul apakah kamu bersalah atau tidak dan justru karena tahu kamu tidak bersalah, mereka sengaja memaksamu membuktikannya, padahal itu mustahil.Licik sekali!Kalau saja Denzel tidak langsung menunjukkan arah masalahnya, persidangan hari ini mungkin akan jadi sangat berbahaya!Natalie menatap ke arah Denzel, matanya tertuju pada garis wajahnya yang tegas dan tajam. Tanpa dia sadari, rasa kagum mulai mengisi pandangannya.Di kursi penggugat, Marlon dan kuasa hukumnya saling berpandangan. Sorot m

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 136

    Denzel menyampaikan pembelaan dengan tenang dan terarah. Dia membantah tuduhan bahwa Robert melakukan penganiayaan secara sengaja dan menyatakan bahwa itu adalah bentuk pembelaan diri yang sah. Dia juga mengungkap fakta bahwa Robert selama ini menjadi korban perundungan di tempat kerja oleh Marlon.Marlon segera membantah, "Itu tidak benar!"Hakim mengetukkan palu di meja dan menegur dengan tegas, "Mohon penggugat untuk tidak menyela. Pihak tergugat, harap ajukan bukti."Denzel tentu sudah menyiapkan semuanya sejak lama.Rekaman video pun diputar di layar besar, memperlihatkan bagaimana Robert terus-menerus mendapat perlakuan semena-mena dari Marlon.Itulah pertama kalinya Natalie melihat rekaman itu. Dia tidak menyangka Marlon bisa sekejam itu memperlakukan Robert. Dadanya terasa sesak dan nyeri. Dia menoleh ke arah Robert. Wajah kakaknya tampak pucat dan kedua tangannya mengepal erat.Luka lama yang dibuka kembali di depan umum dan disaksikan banyak orang, tidak hanya menyakitkan, ta

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 135

    Sidang tinggal dua hari lagi.Semakin mendekati hari itu, hati Natalie semakin gelisah. Meski dia tahu Denzel adalah kartu truf di tangannya dan peluang untuk menang sangat besar, tetap saja dia tidak bisa menahan perasaan cemas yang terus tumbuh di dadanya.Dia selalu takut akan ada hal tak terduga yang terjadi.Begitu masuk dari balkon, Denzel melihat Natalie duduk di sofa sambil memeluk bantal dan melamun. Alisnya hampir berkerut membentuk garis tajam, jelas sekali dia sedang memikirkan sesuatu.Denzel berjalan mendekat dan langsung duduk di sampingnya. Begitu mengulurkan tangan, dia menarik Natalie ke dalam pelukannya. Sambil menunduk, dia bertanya, "Lagi mikirin apa?"Natalie menatapnya dengan kekhawatiran yang masih jelas terlihat dari sorot matanya. "Kamu yakin kakakku akan dibebaskan tanpa hukuman? Nggak akan ada kejutan buruk, 'kan?"Denzel mengangkat sebelah alis dengan santai. "Kamu nggak percaya sama kemampuanku?""Bukan begitu ... aku cuma ... khawatir." Natalie meletakkan

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 134

    Sorot mata Denzel seolah ingin menelannya hidup-hidup.Pelipis Natalie terasa berdenyut, dia pun buru-buru berujar, "Dengarkan aku dulu ....""Nggak."Denzel langsung mencium dan menggigit bibirnya dengan keras. Tangannya mencengkeram pinggang ramping Natalie dengan kasar. Natalie meringis kesakitan karenanya. Lidah Denzel yang lincah langsung menelusuri mulut Natalie dan mengulumnya hingga mati rasa.Seakan-akan merasa tidak cukup, cumbuan Denzel beralih dari bibir hingga ke leher. Kemudian, dia menggigit dan mengisap leher Natalie dengan kasar, seolah-olah hendak menghabisinya.Alis Natalie berkerut karena kesakitan. Dia tak kuasa memiringkan kepalanya dan mengerang pelan, "Pak Denzel, jangan ....""Aku mau."Ucapan Denzel itu bukan sedang meminta persetujuannya, melainkan sedang memberi tahu Natalie apa hasil yang diinginkannya.Sambil mencumbunya, tangan Denzel telah menyusup ke dalam rok Natalie ....Natalie buru-buru menutup kedua kakinya dengan panik. "Rumahku nggak ada kondom!"

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 133

    Perasaan Hardi padanya? Apa yang mungkin dipikirkan Hardi tentang dirinya? Bukankah hubungan mereka cuma sebatas rekan kerja dan teman biasa?Natalie sama sekali tidak percaya. "Pak Hardi memang memperlakukan aku sedikit lebih baik, tapi itu karena dosen pembimbingku di kampus dulu kenalan dekat dengannya. Dia hanya menolong karena diminta. Kamu jangan berpikiran aneh-aneh."Ucapan itu justru membuat Denzel merasa geli. "Seorang pria seperhatian itu sama wanita dan kamu pikir itu cuma karena diminta tolong? Natalie, kamu anggap aku ini bodoh? Atau kamu yang pura-pura bodoh di depanku?"Natalie terdiam.Melihat wajah Denzel yang mulai muram, Natalie tiba-tiba merasa kehabisan kata-kata. Sekalipun dijelaskan, Denzel juga tidak akan percaya."Aku akan pindahkan kamu ke tempat kerja lain," ujar Denzel tiba-tiba.Natalie terkejut. "Apa?"Denzel mengusap lembut pipinya dengan jari, sorot matanya tajam dan dalam, nada bicaranya tidak memberi ruang untuk dibantah. "Setelah kasus Robert selesai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status