Share

Bab 118

Penulis: Fara Kinara
Pagi-pagi, Natalie berdiri di depan wastafel sambil menatap cermin. Alis tipisnya sedikit berkerut, raut wajahnya tampak murung.

Di leher dan tulang selangkanya ada beberapa bekas cium yang sangat mencolok. Semua itu adalah jejak yang ditinggalkan oleh Denzel semalam. Padahal Natalie sudah bilang bahwa hari ini dia harus pergi melihat rumah dan memintanya untuk jangan, tetapi Denzel tetap tak peduli. Sepertinya pria itu memang sengaja.

Natalie menghela napas, mengambil concealer dengan pasrah untuk menutupi bekas-bekas itu, lalu menambahkan foundation. Sayangnya, karena warnanya terlalu dalam, walaupun sudah ditutup berlapis-lapis, samar-samar masih terlihat.

Akhirnya, dia mengambil syal sutra dan melilitkannya ke leher, lalu membiarkan rambut panjang hitamnya tergerai ke depan menutupi dada. Setidaknya ini bisa membantu sedikit. Kemudian, dia menyampirkan tas selempangnya dan keluar.

Pria yang masih terbaring di ranjang membuka matanya. Sepasang mata hitam yang dalam itu menatap denga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 134

    Sorot mata Denzel seolah ingin menelannya hidup-hidup.Pelipis Natalie terasa berdenyut, dia pun buru-buru berujar, "Dengarkan aku dulu ....""Nggak."Denzel langsung mencium dan menggigit bibirnya dengan keras. Tangannya mencengkeram pinggang ramping Natalie dengan kasar. Natalie meringis kesakitan karenanya. Lidah Denzel yang lincah langsung menelusuri mulut Natalie dan mengulumnya hingga mati rasa.Seakan-akan merasa tidak cukup, cumbuan Denzel beralih dari bibir hingga ke leher. Kemudian, dia menggigit dan mengisap leher Natalie dengan kasar, seolah-olah hendak menghabisinya.Alis Natalie berkerut karena kesakitan. Dia tak kuasa memiringkan kepalanya dan mengerang pelan, "Pak Denzel, jangan ....""Aku mau."Ucapan Denzel itu bukan sedang meminta persetujuannya, melainkan sedang memberi tahu Natalie apa hasil yang diinginkannya.Sambil mencumbunya, tangan Denzel telah menyusup ke dalam rok Natalie ....Natalie buru-buru menutup kedua kakinya dengan panik. "Rumahku nggak ada kondom!"

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 133

    Perasaan Hardi padanya? Apa yang mungkin dipikirkan Hardi tentang dirinya? Bukankah hubungan mereka cuma sebatas rekan kerja dan teman biasa?Natalie sama sekali tidak percaya. "Pak Hardi memang memperlakukan aku sedikit lebih baik, tapi itu karena dosen pembimbingku di kampus dulu kenalan dekat dengannya. Dia hanya menolong karena diminta. Kamu jangan berpikiran aneh-aneh."Ucapan itu justru membuat Denzel merasa geli. "Seorang pria seperhatian itu sama wanita dan kamu pikir itu cuma karena diminta tolong? Natalie, kamu anggap aku ini bodoh? Atau kamu yang pura-pura bodoh di depanku?"Natalie terdiam.Melihat wajah Denzel yang mulai muram, Natalie tiba-tiba merasa kehabisan kata-kata. Sekalipun dijelaskan, Denzel juga tidak akan percaya."Aku akan pindahkan kamu ke tempat kerja lain," ujar Denzel tiba-tiba.Natalie terkejut. "Apa?"Denzel mengusap lembut pipinya dengan jari, sorot matanya tajam dan dalam, nada bicaranya tidak memberi ruang untuk dibantah. "Setelah kasus Robert selesai

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 132

    Lift itu hampir saja menjadi medan perang yang sunyi antara dua pria.Seperti biasa, Denzel tidak pernah menatap Hardi secara langsung. Begitu masuk ke lift, pandangannya menatap lurus ke depan dan wajah tampannya tetap terlihat tenang.Hardi berdiri di sisi kiri lift dan terlebih dulu berbicara, "Denzel, Natalie itu masih gadis muda yang baru masuk dunia kerja. Bukankah kamu sudah keterlaluan?"Kalimat itu terkesan tidak jelas, tetapi Denzel langsung memahami maksudnya. Arti ucapan itu, tak lain adalah sedang membicarakan hubungannya dengan Natalie.Sudut bibirnya sedikit terangkat saat berkata, "Kami sama-sama suka. Sebagai orang luar, Pak Hardi rasanya terlalu ikut campur.""Apakah dia benar-benar rela atau nggak, kamu sendiri tahu jawabannya." Suara Hardi pun sama dinginnya. "Aku sudah mencarikan pengacara baru untuknya. Natalie sedang mempertimbangkan untuk menggantimu."Denzel memicingkan matanya. "Menggantiku?"Hardi tersenyum tipis. "Bagaimanapun, kamu ini masih punya hubungan

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 131

    Sidang kasus Robert tinggal satu minggu lagi. Kemungkinan besar, kali ini tidak akan ada penundaan lagi. Meski Natalie kini sudah memegang senjata pemungkas berupa Denzel dan peluang menangnya cukup besar, tetap saja hatinya tidak bisa tenang sepenuhnya.Saat sedang senggang, pikirannya sering dipenuhi kekhawatiran. Sendok di tangannya tergeletak diam di atas piring makan cukup lama. Tiba-tiba, sesosok bayangan muncul dan duduk di seberangnya."Natalie."Suara lembut yang begitu akrab.Natalie mengangkat kepala. Tepat di hadapannya, Hardi menatapnya dengan sepasang mata biru terang yang menyiratkan senyuman.Natalie segera sadar dari lamunannya. "Pak hardi.""Aku nggak mengganggu kalau duduk di sini, 'kan?" tanya Hardi."Nggak sama sekali," jawab Natalie.Hardi pun duduk dengan tegak, posturnya terlihat sangat bagus. Matanya yang biru berkedip, tampak seolah ingin mengatakan sesuatu.Melihat gelagatnya yang ragu-ragu, Natalie pun bertanya dengan heran, "Pak hardi, kenapa? Kalau ada yan

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 130

    Sesekali, Natalie melirik ke arah pintu kamar yang tak tertutup rapat, takut ada orang yang tiba-tiba masuk. Jantungnya berdebar kencang. Dia merasakan stimulasi yang tak bisa dijelaskan.Ciuman itu berlangsung lama hingga akhirnya mereka terpisah dengan napas memburu. Wajah Natalie semerah tomat, tubuhnya bersandar lemas di dada Denzel. Napasnya berat sehingga dadanya naik turun seperti ombak. Pemandangan itu membuat sorot mata Denzel meredup.Saat ini, seseorang yang berpakaian putih muncul di depan pintu kamar rawat. Denzel melirik sekilas dengan sudut matanya, lalu tersenyum kecil. Dia menunduk, menyentuhkan keningnya pada kening Natalie. Suaranya serak dan dalam. "Cium aku."Natalie menatap matanya yang hitam dan dalam, lalu tatapannya bergeser ke bibir tipis pria itu. Dia menelan ludah.Menciumnya memang membuat hati berdebar-debar. Tanpa sadar, Natalie merangkul lehernya dan kembali mencium. Gerakannya masih kaku dan polos, tetapi wajahnya jelas penuh kebahagiaan.Denzel memegan

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 129

    Natalie bahkan tidak sempat makan, langsung menyusul sambil berkata dengan cemas, "Aku temannya, gimana kondisinya?"Seorang perawat menjawab, "Kecelakaan lalu lintas, mengalami cedera di kepala."Selesai berbicara, Denzel langsung didorong masuk ke ruang operasi. Pintu tebal tertutup rapat.Natalie berdiri di luar, jantungnya berdegup kencang, wajahnya tampak sangat cemas.Beberapa saat kemudian, Louis datang dengan wajah panik. "Bu Natalie, bagaimana kondisi Bos?"Natalie menggeleng. "Masih dioperasi, belum tahu.""Bos biasanya jago nyetir, kenapa tiba-tiba kecelakaan?" Louis panik luar biasa. Jika sampai Denzel kenapa-napa, dia juga akan disalahkan.Natalie mencoba menenangkan, "Tadi aku lihat lukanya di bagian dahi. Kelihatannya parah karena berdarah banyak, tapi sepertinya nggak terlalu serius."Secara logis, dia yakin kondisinya tidak terlalu parah, tetapi tetap saja hatinya waswas.Satu jam kemudian, pintu ruang operasi akhirnya terbuka. Denzel dipindahkan ke ruang rawat."Sudah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status