Share

Bab 9

Author: Fara Kinara
Natalie biasanya menghabiskan waktu untuk belajar dan bekerja paruh waktu. Hubungannya dengan teman-teman sekelas tidak terlalu dekat. Dia hanya dekat dengan dua teman sekamarnya.

Mereka pun berasal dari keluarga biasa. Sama seperti dirinya, mereka harus bekerja sambilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Jadi jelas, tak akan punya uang lebih untuk dipinjamkan.

Ketika Natalie sedang melamun, pintu kamar asrama terbuka dari luar. Dua sosok masuk ke dalam.

"Lagi mikirin apa? Wajahmu kelihatan murung," kata Summer sambil meletakkan buku dan menoleh ke arahnya.

Natalie tidak menceritakan permasalahan keluarganya kepada teman-teman sekamar. Dia hanya tersenyum paksa. "Nggak apa-apa."

Setelah itu, dia naik ke ranjang tingkat dan menurunkan tirai. Saat itu, kedua teman sekamarnya mulai bergosip. Mereka membicarakan tentang seorang mahasiswi yang terkenal lewat siaran langsung. Menurut mereka, penghasilannya sangat banyak.

Natalie diam-diam mendengarkan, lalu membuka sedikit tirainya dan bertanya dengan penasaran, "Memangnya siaran langsung bisa hasilin banyak uang? Sehari dapat berapa?"

Summer menjawab, "Katanya sih sekali siaran bisa dapat 20 sampai 40 juta dari gift. Itu belum termasuk transferan dan hadiah dari para penggemar fanatik lho."

Sebesar itu? Natalie mulai tergoda.

"Gimana caranya siaran langsung? Kalian tahu nggak?"

Summer mengedipkan mata, agak kaget. "Kamu mau buat siaran langsung juga? Bukannya kamu paling nggak suka tampil di depan kamera?"

Dulu waktu mereka berencana membuat video pendek, Natalie selalu menolak.

Natalie terdiam beberapa saat, merasa ragu apakah perlu cerita soal keadaan keluarganya. Dia memang tidak suka memperlihatkan sisi rapuh kepada orang lain. Dia takut dikasihani.

Namun, sekarang semua harapan ada pada dirinya. Dia tak punya pilihan lain.

Natalie turun dari ranjang, duduk di kursi, dan pelan-pelan menceritakan musibah yang menimpa keluarganya.

Summer dan Freyna berpandangan. Mereka jelas terkejut. Dalam situasi seperti ini, kata-kata tidak bisa banyak membantu. Akhirnya, mereka hanya bisa memeluk Natalie.

Summer ragu sejenak. "Nat, siaran langsung memang bisa dapat uang, apalagi wajahmu cantik dan tubuhmu bagus. Ada satu jenis siaran yang cepat banget dapat uang, cuma ...."

Freyna langsung mengerutkan kening dan memotong, "Maksudmu siaran sensual ya? Mana boleh!"

"Natalie belum punya penggemar. Kalau mau cepat, itu cara tercepat ...." Summer tidak melanjutkan, tetapi mereka semua memahami satu hal. Kalau mau cara yang lebih cepat lagi, tinggal jual diri.

Keduanya menatap Natalie. Natalie tersenyum pahit. Apa dia masih punya pilihan lain? Tidak.

Hanya siaran sensual. Setelah uangnya cukup, dia akan menghapus akunnya, tidak akan terjebak lebih jauh.

Summer membagikan video siaran si seleb kampus itu kepada Natalie agar dia bisa belajar. "Kamu lebih cantik, badanmu juga lebih bagus. Trafikmu pasti tinggi nanti."

Summer mengeluarkan satu set seragam pelaut putih yang pendek. "Kamu pakai ini."

Memang cantik, tetapi sangat pendek, hanya sampai pangkal paha. Sedikit gerakan saja bisa tersingkap.

Wajah Natalie memerah. "Nggak terlalu pendek? Gimana kalau aku dilaporkan?"

Summer melambaikan tangan. "Jangan mikir aneh-aneh. Nggak bakal dilaporin. Ayo, cepat ganti. Setengah jam lagi kamu harus live. Kamu pakai riasan tebal dan filter. Siapa juga yang bakal kenal kamu?"

"Baiklah." Natalie menggigit bibir, mengganti baju, membiarkan kedua temannya membantunya berdandan, termasuk mengeriting rambutnya.

Setengah jam kemudian, siaran langsung dimulai. Awalnya, gerakan Natalie masih sangat kaku. Bukannya sensual, dia malah terlihat seperti makhluk yang baru belajar menggerakkan badan.

Namun, wajahnya sangat cantik. Walaupun gerakannya aneh, tetap ada banyak orang yang menonton, bahkan langsung kirim hadiah.

Lama-kelamaan, Natalie mulai terbiasa. Gerakannya menjadi lebih natural. Setiap senyuman dan lirikannya menjadi sangat menggoda.

Summer bergumam dalam hati, 'Ternyata menjadi wanita penggoda itu adalah suatu bakat!'

Waktu terus berlalu, jumlah penonton semakin banyak. Sudah banyak yang mengirim pesan pribadi, meminta bertukar kontak.

....

Sementara itu, Denzel baru saja pulang dari rumah sakit. Saat sedang bersantai di sofa, dia iseng membuka aplikasi video dan tanpa sengaja menemukan siaran langsung Natalie.

Awalnya dia hanya lewat begitu saja, tetapi wajah si host terasa familier. Dia balik lagi ke siaran itu.

Host-nya sangat menggoda. Tubuh seksi, dada dan pantat montok, pinggang ramping, kaki jenjang. Semuanya sangat pas dengan selera pria.

Gerakan dansanya sederhana, tetapi sangat menggoda. Apalagi saat dia mengucapkan terima kasih kepada pemberi hadiah dengan manja dan lembut. Siapa pun pria yang mendengarnya pasti tergoda.

Saat musik berganti, si host memutar tubuh. Di bagian tengkuknya yang putih terlihat bekas samar. Mata Denzel terpaku pada bekas itu. Sorot matanya berubah tajam.

Denel yakin perempuan yang berpakaian minim ini adalah Natalie. Tanda di leher itu adalah bekas gigitannya beberapa hari lalu. Waktu itu dia terlalu bersemangat, tidak mengontrol diri, jadi bekasnya sangat dalam.

Di siaran langsung, Natalie masih menari dengan sensual. Ekspresinya penuh godaan seperti siluman rubah. Seksi dan menggiurkan.

Denzel menggerakkan jarinya yang panjang dan ramping, lalu langsung menekan tombol "laporkan". Alasannya karena menyebarkan konten cabul.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 100

    Lembah Haiti terletak jauh dari pusat kota, tersembunyi di antara pegunungan hijau dan aliran sungai yang jernih. Sejauh mata memandang, semuanya tampak hijau dan menyejukkan. Aliran air yang jernih mengalir tenang dan sesekali terlihat beberapa ikan kecil berenang dengan riang.Berhubung biayanya yang cukup mahal, pengunjung yang datang untuk berkemah di sini sangat sedikit. Hingga saat ini, hanya rombongan Natalie dan rekan-rekannya saja yang ada di lokasi.Suasananya tenang, sunyi, dan sangat damai.Para rekan kerja begitu antusias. Begitu turun dari kendaraan, mereka langsung tidak sabar untuk bermain air, sementara para pria turun ke sungai untuk menangkap ikan dan udang. Udara dipenuhi gelak tawa dan suara riang yang meriah dan menyenangkan.Natalie yang takut air, tidak ikut turun ke sungai. Dia duduk dengan tenang di pinggir kali sambil menyaksikan semua orang bermain dengan senang. Hatinya pun terasa ringan.Tiba-tiba, kursi kosong di sebelahnya terisi. Sesosok tubuh duduk di

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 99

    Ciuman Denzel kuat dan dominan seperti dirinya. Bagai badai yang datang tanpa peringatan, dia tidak memberi Natalie sedikit pun ruang untuk bernapas.Bibir dan giginya bersentuhan, menyapu dan menguasai tanpa ampun. Ciuman itu panjang dan dalam, seolah-olah tiada akhirnya.Entah berapa lama kemudian, Denzel akhirnya melepaskannya dengan napas terengah. Bibir tipisnya menempel di telinga Natalie. Suaranya rendah dan serak, "Rasanya enak juga dapat yang gratisan."Natalie terengah-engah, lalu menatapnya dengan wajah memerah. "Nggak boleh bilang kata itu lagi!""Boleh saja ... asal kamu tutup mulutku."Ciumannya kembali turun sebelum Natalie sempat menjawab.Tubuh Natalie masih lemas, mana mungkin dia punya tenaga untuk melawan? Dia hanya bisa menengadahkan kepala dengan pasrah, menerima ciuman yang nyaris membuatnya kehabisan napas.....Akhir pekan pun tiba.Natalie bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan barang-barang untuk pergi kamping. Suasana hatinya tampak sangat baik, bahkan dia b

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 98

    Tak terasa, para dokter magang sudah hampir setengah bulan bekerja. Berhubung departemen bedah selalu sibuk, mereka belum menemukan waktu untuk mengadakan acara penyambutan bagi para pendatang baru.Menjelang akhir jam kerja hari itu, Hardi masuk ke kantor sambil tersenyum dan mengumumkan kabar yang membuat semua orang antusias. "Sabtu ini, kita akan kamping bersama di Lembah Haiti."Seisi ruangan langsung dipenuhi suara diskusi yang antusias"Pemandangan di Lembah Haiti katanya bagus banget! Bisa nangkap ikan, cari udang .... Pelayanannya juga bagus dan harus reservasi jauh-jauh hari. Nggak nyangka kita bisa ke sana!""Aku dengar makanan dan perlengkapannya premium sekali, tapi harganya juga nggak murah. Dokter Hardi memang royal sekali!"Sementara semua orang asyik membahas, Hardi tetap tersenyum tenang lalu menambahkan, "Biar acaranya lebih seru, aku siapkan satu kegiatan kecil. Siapa yang mau tampil menunjukkan bakat, akan dapat hadiah kecil."Seseorang langsung penasaran, "Apa had

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 97

    Di perjalanan, Hardi membicarakan soal rencana pemulihan pasien dan juga menyebutkan bahwa tabib senior dari bagian pengobatan tradisional sangat mengagumi Natalie. "Natalie, kamu punya bakat besar. Kalau bisa lanjut studi lagi, masa depanmu pasti luar biasa."Nada Hardi benar-benar tulus. Tatapan matanya pada Natalie seperti sedang menatap sebuah harta berharga. "Kamu nggak pernah mempertimbangkan untuk lanjut S2 atau S3?"Natalie tersenyum tipis. "Memang belum pernah terpikirkan." Kondisi keluarganya membuat jenjang pendidikannya harus berhenti di sana.Hardi tampak memahami situasinya, lalu berkata dengan hati-hati, "Kalau kamu bersedia, aku bisa bantu carikan beasiswa untuk studi ke luar negeri."Natalie membelalakkan mata terpaku sesaat. "Apa?"Khawatir terjadi salah paham, Hardi segera menjelaskan, "Bukan dari dana pribadi, tapi melalui Rumah Sakit Barntic. Rumah sakit kami sangat menghargai talenta dan terbuka untuk mendanai pengembangan tenaga medis. Tentu saja, ada syaratnya.

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 96

    Natalie mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. "Pak Hardi, saya mengantarkan barang."Hardi masih sedang berdiskusi dengan asistennya. Dia menoleh sekilas dan berkata, "Taruh saja di atas meja.""Baik."Setelah menaruh barang, seharusnya Natalie segera pergi. Namun, langkahnya malah terhenti. Dia memasang telinga, mencuri dengar isi diskusi mereka.Hardi menyadarinya dan menatap ke arahnya dengan heran. "Natalie, kamu masih ada keperluan?"Natalie membuka mulut, sempat ragu apakah harus bicara atau tidak. Namun akhirnya dia memberanikan diri dan berkata, "Pak Hardi, saya juga sudah cukup memahami kondisi pasien. Mengenai pemulihan pascaoperasi, saya punya sebuah usulan ... tapi nggak tahu apakah pantas untuk disampaikan atau nggak."Hardi menunjukkan ketertarikan. "Coba katakan.""Sebelum operasi, pasien sudah mengonsumsi banyak obat. Saya khawatir beban pada fungsi livernya sudah cukup berat. Kalau setelah ini masih terus diberi obat-obatan barat, hasilnya mungkin nggak akan terlalu baik

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 95

    Natalie memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik. Dalam waktu kurang dari dua minggu, dia berhasil keluar dari pola pikir sebagai mahasiswa dan menyesuaikan diri dengan ritme kerja rumah sakit yang sibuk dan penuh detail, bahkan menghadapinya dengan cukup luwes.Dia sangat rajin belajar. Setelah pelatihan keterampilan dan teori dasar setiap harinya, dia juga aktif membantu rekan-rekannya, berharap bisa mempelajari lebih banyak hal. Dia ingin secepat mungkin menjadi seorang dokter sejati.Bagian bedah memang selalu dipenuhi kesibukan. Semua orang seolah-olah selalu bergerak tiada henti. Hanya saat makan siang saja mereka bisa bernapas sedikit lega.Saat makan bersama rekan-rekan di sekitar meja makan, Natalie duduk di sebelah Hardi. Suasana yang santai membuat obrolan mengalir dan pembicaraan pun beralih ke operasi besar yang akan dilakukan sore nanti.Hardi menoleh melihat kedua asisten yang akan masuk ruang operasi bersamanya, lalu mengingatkan,"Nanti istirahat yang cukup dulu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status