Share

BAB 28

last update Huling Na-update: 2025-06-23 08:08:06

“Ini siapa, Bee?” Jelita bertanya dengan suara bergetar. Seperti Galih, dia juga merasakan gugup dan ketakutan yang teramat sangat. Sekuat hati dia menepis itu bukan suaminya saat ada kenalan yang mengirimkan foto padanya tadi. Namun, melihat gelagat yang ditunjukkan Galih tepat di depan matanya saat ini, Jelita tahu kebenarannya walau Galih tidak mengatakan apa-apa.

“Sedang apa kamu dan Amanda di rumah sakit?” Jelita kembali bertanya. Dia masih tidak menyangka, lelaki yang selama belasan tahun dikenalnya dan selalu memuja dirinya kini bisa berpaling. Apakah perubahan Amanda membuat Galih tertarik? Atau, justru sejak dulu bibit perasaan itu sudah ada dan kini baru disadari setelah melihat Amanda ternyata bisa tampil anggun dan manis, tidak seperti saat kuliah dulu. Berbagai pertanyaan berkelindan di benak Amanda hingga membuat dadanya terasa sesak.

“Jangan-jangan, kamu sering pulang telat karena lembur di rumah Amanda dan hari ini kalian memeriksakan hasil pekerjaan kalian berdua?” Je
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Namanya pagar makan tanaman ya bgtu Deh jgn heran manda bgtu kna dy merasa klh saing sm km jelita apalagi Galih udh oleng & berpaling mski sbg pelarian
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 35

    Dia sedang menanti kabar dari Nina apa besok malam deal tanggal agar dia bisa ditemani oleh Amanda. Membayangkan wanita yang dengan sengaja mengibarkan bendera perang padanya membuat Jelita tidak sabar menunggu esok malam tiba.Sementara disini, Galih terpaku di tempatnya. Rumah itu terasa dingin. Biasanya, Jelita akan menyambutnya saat pulang. Istrinya itu akan menyiapkan baju ganti selagi dia mandi. Setelahnya, Jelita akan menemani dia makan. Kadang, Zaky juga ikut kalau belum tidur. Mendengar keriuhan di meja makan, Bella akan keluar dari kamar dan ikut bergabung. Sekarang, dia benar-benar sendiri. “Kalau ada masalah, bicara.” Galih masuk ke kamar dan menatap Jelita yang mulai membuka laptop, bersiap mengerjakan tulisannya. “Kalau terus begini, masalahnya tidak akan pernah selesai.”“Kamu tahu betul apa masalahnya.” Jelita menjawab cepat. Tatapannya lurus ke arah laptop, tidak menoleh sedikitpun ke arah Galih yang berdiri di bingkai pintu. “Bukan aku yang seharusnya bicara, tapi k

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 34

    “Bahkan berbagi sikat gigi saja aku jijik, apalagi harus berbagi suami.” Jelita bangkit meninggalkan Galih. Dia memutuskan tidur di kamar Bella. Saat membuka pintu kamar, Jelita bisa melihat Galih memukul bantal.Pagi harinya, Galih terus menatap Amanda yang tidak memandangnya sama sekali saat di meja makan. Wanita itu sibuk menyuapi Zaky dan makanan di piringnya. Berbagai pertanyaan berputar di kepala Galih mengenai ucapan istrinya tadi malam. Apa maksud Jelita mengatakan enggan berbagi suami? Dia ingin bertanya, tapi Jelita seperti tidak memberikan kesempatan.Lepas dzuhur, Galih berkutat dengan sketsa di layar tablet yang menampilkan detail yang rumit, memantulkan cahaya biru lembut ke wajah Galih. Garis-garis presisi pada gambar itu memetakan tiap sudut dan lengkungan struktur, hasil dari puluhan jam perhitungan dan revisi tanpa henti. Kening Galih berkerut dalam. Sesekali, tatapannya beralih ke setumpuk dokumen revisi yang tergeletak di atas meja. Setiap lembar kertas itu menjad

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 33

    Jelita menghela napas panjang setelah mengirim balasan pesan. LC. Dua huruf yang tiba-tiba membuat tubuh Jelita jadi tidak enak seketika. Dia jelas tahu pekerjaan seperti apa yang digeluti oleh Amanda jika memang benar wanita jalang itu bekerja disana. Walau tidak akrab dengan dunia malam, tapi saat masih bekerja dulu dia pernah sesekali karaoke bersama teman-teman kerjanya.Dia masih tidak percaya kalau Amanda bekerja sebagai LC, wanita yang bekerja menemani pria-pria kaya dalam suasana mewah dan eksklusif. Ujung kukunya terasa dingin. Amanda, wanita yang selama ini ia lihat sebagai sosok yang pendiam dan manis, ternyata memiliki dunia yang sulit dia nalar dengan logika.“Apa kalian pertama bertemu di tempat karaoke?” Amanda menatap foto pernikahannya dengan Galih yang dipajang di dinding kamar. Aroma parfume yang asing, pulang malam menjelang dini hari dengan alasan lembur, ponsel sengaja dimatikan agar tidak dihubungi. Jelita menghela napas panjang saat berusaha menghubungkan semu

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 32

    Jelita mengepalkan tangan saat pandangannya kembali tertuju pada ranjang yang terletak di tengah kamar. Kepalanya terasa panas membayangkan Galih dan Amanda di ranjang mereka. Tempat mereka berbagi rasa, tempat dia dan Galih menyatu seutuhnya sebagai pasangan melewati malam-malam penuh kesyahduan, kini menjelma menjadi ruang penuh pengkhianatan.Jelita melangkah terseok menuju ranjang. Tangannya menelusuri sprei yang kini terasa dingin, tak lagi menghangatkan seperti dulu. Amarah perlahan berubah menjadi isak tertahan. Kain sprei dicengkeram, seolah berpegang pada sisa-sisa keyakinan yang nyaris habis.“Sepuluh tahun ... semua hanya dusta.” Suara Jelita parau. Pikirannya berkelindan, mengingat momen-momen manis yang kini tercemar. Dia memejamkan mata. Dengan segera, kilasan senyum Galih saat berlutut melamar, tawa bahagia Bella ketika digendong ayahnya, wajah setengah menangis Galih saat mengetahui dia mengandung Zaky memenuhi ruang memori, menghantam dinding-dinding kesadarannya.Dia

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 31

    Walau Galih berasal dari keluarga yang berkecukupan, tapi orangtuanya tidak memanjakan anak-anaknya. Galih dan Jelita harus membuktikan tanggung jawab bahwa mereka mampu dan siap secara finansial saat memutuskan menikah. Barulah saat mereka memutuskan untuk kredit rumah, orangtua Galih turun tangan membantu melunasi rumah anak dan menantunya. Itupun menunggu beberapa tahun sampai mereka melihat bahwa Galih dan Jelita benar-benar bertanggung jawab pada angsuran mereka.Setelah itu, barulah mereka mulai menabung untuk renovasi dan mengisi rumah sesuai keinginan. Pelan-pelan, mereka mewujudkan hunian yang nyaman untuk tempat tinggal keluarga kecil mereka. Namun, sekarang semua seakan tidak ada artinya. Jelita tidak menyangka Galih begitu mudahnya melupakan perjuangan mereka hanya karena terpikat oleh pesona Amanda.“Pendusta!” Jelita melangkah dengan kaki gemetar menuju dapur rumah mereka. Sepanjang jalan air matanya tidak berhenti mengalir membayangkan jejak-jejak dusta di rumah mereka.

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 30

    Bella tersenyum lebar hingga menampakkan gigi. Gadis kecil yang sudah mengenakan seragam batik itu melompat-lompat senang saat Jelita bergabung bersama mereka. Kemeriahan pagi ini mengobati patah hatinya tadi malam. Dia sungguh senang karena memulai hari dengan perasaan yang bahagia.Setelah menikmati kue ulang tahun, Bella bergegas membuka kotak kado besar dari ayahnya. Kertas kado berwarna biru muda dengan gambar princess Elsa berserakan di lantai, sementara boneka Olaf berukuran besar dan sebuah set alat lukis baru terpampang di meja, hadiah istimewa dari Galih. “Terima kasih, Papaaaa, Bella suka hadiahnya.”“Sama-sama, Sayang.” Galih mengelus kepala putrinya. Setelahnya, mereka mulai menikmati masakan Amanda. Sungguh, dia begitu menikmati kehangatan pagi ini. Memulai hari dengan sarapan bersama dua anak mereka dan Jelita adalah mood booster terbaik yang membuat dia tidak pernah lelah bekerja meski terkadang harus menerjang hujan dan terbakar terik matahari.Jelita lebih banyak dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status