Share

Bab 5

Author: Nilamwangi
last update Last Updated: 2025-10-04 09:35:05

"Aku tidak mengerti, apa yang kamu maksud, Mas?" Laras menatap wajah suaminya lekat-lekat.

"Kamu itu tidak usah berlagak polos! Aku tau, kamu mau menikah denganku bukan cuma ingin mengikuti perintah Pak Somad, tapi karena ingin hidup enak? Dan aku juga tidak percaya, kamu menikah denganku murni karena keinginan orang tua angkat kamu itu! Tapi sebenarnya, tujuan kamu menerima pinangan dari keluargaku hanya karena kamu ingin menikmati harta kami, iya kan?" ujar Sofian dengan sorot matanya yang tajam menatap kearah Laras.

Laras melebarkan bola matanya, wanita itu sangat kaget dengan tuduhan yang terlontar dari mulut Sofian, bagaimana mungkin pria itu bisa berfikir seburuk itu terhadapnya.

"Tidak Mas, kamu Salah! Tidak ada sedikitpun dalam fikiranku untuk berbuat seperti itu! Aku berkata jujur, kalau aku hanya terpaksa menerima pernikahan ini karena tidak ingin menolak permintaan Pak Somad dan juga istrinya" Laras membantah apa yang dikatakan oleh Sofian.

"Alaah... Mana mungkin perempuan miskin seperti kamu mau mengakui apa yang aku tuduhkan tadi! Pasti akan sangat rugi kalau semua orang tau kamu menerima pinangan orang kaya hanya ingin memoroti hartanya saja." balas pria berwajah tampan tersebut.

"Jaga bicaramu, Mas! Aku bukanlah perempuan seperti itu!" jawab Laras dengan pandangannya yang mulai buram karena dipenuhi oleh air mata.

Sekali saja ia berkedip, maka air matanya akan tumpah membasahi pipinya yang putih mulus, hatinya begitu sakit mendapat tuduhan seperti itu dari orang yang beberapa waktu lalu telah memasangkan cincin kawin dijari manisnya.

"Terus! Kalau kamu bukan wanita seperti itu, kenapa kamu mau menerima pinangan dari orang tuaku?" tanya Sofian lagi, menatap lekat-lekat wanita cantik yang ada dihadapannya.

"Bukankah aku sudah menjelaskannya, Mas! Aku hanya ingin membalas budi pada orang yang sudah menolongku selama ini!" jawab Laras, ia masih terlihat tegar meskipun batinnya menjerit.

"Dengan menghancurkan masa depanku? Kamu tau tidak? dengan menikahi dirimu saat ini, aku harus mematuhi segala peraturan yang sudah ditetapkan oleh kedua orang tua kandungku! Salah satunya adalah, aku harus rela tinggal dirumah ini denganmu, wanita yang tidak pernah aku cintai, kamu faham tidaaak...??" bentak Sofian, tepat diwajah istrinya.

Laras hanya memejamkan matanya melihat Sofian membentaknya seperti itu.

Wanita itu memberanikan dirinya membuka mata, dan menatap dalam-dalam manik mata laki-laki itu yang menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Kalau memang Mas tidak ingin menikah denganku, kenapa waktu itu Mas Sofian tidak menolak dikala orang tuamu menjodohkan kita berdua?" tanya Laras.

Sofian pun terdiam saat mendengar pertanyaaan dari bibir wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu.

"Kenapa Mas tidak menjawab? Bukankah kita sama-sama terpaksa menjalani pernikahan yang kita berdua tidak inginkan ini, Mas?" Laras kembali berkata, membuat laki-laki yang berdiri dihadapannya itu semakin bungkam.

"Jika Mas beranggapan aku ingin menikah denganmu karena menginginkan harta keluargamu, anggapanmu itu sangat salah, Mas! Karena aku bisa menafkahi hidupku tanpa mengharapkan uang nafkah darimu ataupun dari kedua orang tuamu!" sambung Laras lagi.

Sofian tersenyum sinis mendengar perkataan Laras.

"Kamu mau menafkahi dirimu sendiri tanpa mengharap nafkah dariku! Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh perempuan miskin sepertimu ini?" ejek Sofian.

Dia merasa kalau Laras sangatlah sombong, bagaimana mungkin wanita itu bisa berkata seperti itu? Sedangkan yang dia tau, wanita yang saat ini berdiri dihadapannya itu sama sekali tidak mempunyai pekerjaan?

"Kamu tidak perlu khawatir, Mas! Meskipun aku bukanlah pekerja kantoran sepertimu, tapi aku akan membuktikan kalau aku bisa menghidupi diriku sendiri dengan hasil kerja kerasku pastinya!" Laras bersikukuh dengan ucapannya.

"Hahaha... Apa yang akan kamu lakukan tanpa mengharap uang dariku? Hidup dikota itu sangat keras, Laras! Kamu jangan berfikir hidup disini sama dengan seperti hidup didesamu, tidak ada yang bisa kamu lakukan disini kecuali, menjual tubuhmu!" Sofian mengejek Laras dan juga menghina harga diri wanita itu.

Laras menatap tajam kearah Sofian, kilatan amarah terlihat jelas dimatanya, dan tiba-tiba saja...

"Plaaakk... "

Satu tamparan keras mendarat diwajah Sofian. Sehingga, terlihat jelas cap lima jari berbekas diwajah putih laki-laki itu.

Sofian memegang pipinya yang terasa perih akibat terkena tamparan Laras, istri yang semakin dibencinya.

"Aku memang orang miskin, Mas! Tapi aku bukanlah perempuan murahan seperti yang kamu katakan itu! Dan aku juga bukan pelacur yang harus menjual diri untuk mencari uang supaya bisa menafkahi hidupku! Meskipun aku orang yang tidak berpunya, tapi aku sangat takut dengan dosa dan juga masih punya harga diri! Camkan itu Mas!" Laras berkata dengan mata berkaca-kaca.

Kemudian ia mendorong tubuh suaminya dengan sangat kuat, Sofian terkejut dan memundurkan dirinya kebelakang.

Sedangkan Laras segera berlari meninggalkan suaminya yang sedang menatapnya dari belakang.

"Brengsek! Dasar wanita tidak tau diri! Beraninya dia menamparku dengan tangan kotornya!" desis Sofian, seraya mengepalkan tangannya.

Ia tidak terima dengan perbuatan Laras yang menamparnya, bahkan rasa marahnya terhadap Laras bertambah berkali-kali lipat.

"Awas saja kamu! Aku akan membuat kamu menderita tinggal dirumah ini," gerutunya pelan.

"Drrrt... Drrrt... "

Sofian terhenyak dengan getaran ponsel yang ada disaku celananya.

Ia segera mengambil ponsel miliknya, dan mendecak kesal saat melihat nama Ibu kandungnya terpampang jelas dilayar ponsel.

Dengan menahan perasaan sebal, ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo! Ada apa Ma?" tanyanya dengan suara pelan.

"Kamu pasti tidak bisa kemana-mana ya? Tapi tenang aja ya, sayang! Nanti mobil kamu akan diantarkan kesana ya? Tadi Mama sengaja tidak menyuruh supir untuk mengantarkan mobil milik kamu, supaya kamu tidak keluyuran dimalam pertama!" ujar Cantika diseberang sana, membuat Sofian hanya bisa menahan nafasnya, karena rasa emosi yang semakin meningkat saat mendengar perkataan sang Ibu.

"Mama itu apa-apaan sih? Mama dan Papa sebenarnya mau menghukum aku atau gimana? Kenapa kalian tega membuat aku jadi seperti ini?" ujar Sofian sambil mengusap wajahnya.

"Kamu itu bicara apa sih, Nak? Siapa bilang kami ingin menghukummu? Justru Mama dan Papa ingin memberikan yang terbaik untukmu! Kenapa kamunya malah tidak terima?" sahut Cantika.

"Terbaik untuk siapa sih, Ma? Jelas-jelas kalian memaksaku menikahi wanita yang sama sekali tidak pernah aku cintai! Dan sekarang, kalian malah membuat aku tidak bisa kemana-mana karena tidak punya kendaraan! Apa itu bukan hukuman namanya?" desah Sofian.

"Kamu itu bagaimana sih, Sofian? Seharusnya kamu itu bahagia karena memiliki istri yang cantik seperti Laras, masalah cinta itu bisa datang belakangan, sayang! Yang penting sekarang ini kalian harus bisa saling mengenal lebih dulu! Lama-lama kalian pasti akan saling mencintai dan juga menyayangi, percaya deh sama mama! Lagipula, Laras itu merupakan gadis yang baik! Mama pastikan kamu tidak akan pernah menyesal menjadikan dia istrimu, yang ada nantinya kamu akan berterimakasih karena Mama dan Papa sudah menikahkan kalian berdua, hehehe!" ujar Cantika seraya terkekeh.

Sofian hanya menghembuskan nafas kasar menanggapi ocehan Mamanya diseberang sana.

"Ya sudah! Mama tutup dulu telefonnya, kamu harus bersikap baik sama istrimu! Awas saja kalau kamu menyakiti hati Laras! Mama akan memecat kamu sebagai anak Mama!" sambung Cantika lagi.

"Tapi Ma, aku...?" ucapan Sofian terhenti, karena diseberang sana, Cantika sudah memutuskan sambungan telefon secara sepihak.

"Aaagrrhh... " teriak Sofian sambil menendang kursi yang ada disampingnya, kemudian ia mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 11

    Laras menghapus cairan bening yang keluar dari sudut matanya dengan Ibu jari, lalu ia berusaha tersenyum pada Hilda yang menatap kearahnya"Laras! Apa nggak sebaiknya kamu ceritakan masalah kamu ini kepada Paman dan juga Bibi? Kan kamu menikah dengan Mas Sofian karena keinginan mereka berdua? Mungkin saja mereka bisa memberikan solusi untuk masalah kamu sekarang? Kamu tidak boleh diam saja kalau suamimu itu membuat kamu tertekan seperti ini?" Hilda mencoba memberi saran pada sahabatnya itu."Aku rasa tidak perlu, Hilda! Aku yakin, aku bisa menghadapi semua ini! Dan aku tidak mau membebani Pak somad dan juga istrinya yang sudah sangat baik padaku selama ini!" jawab Laras."Kamu serius Laras? Apa kamu nggak takut kecewa nantinya, setelah berjuang mati-matian dalam membina rumah tanggamu, tapi laki-laki yang menjadi suamimu itu sama sekali tidak pernah menganggapmu. Dan apa yang akan kamu harapkan dari laki-laki seperti itu, Laras? Kamu hanya akan sakit hati! Jadi aku mohon sama kamu, ka

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 10

    Hari ini Laras pergi berbelanja di supermarket, yang tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya bersama Sofian.Saat ia sedang memilih barang-barang belanjaannya, ia ditabrak oleh seseorang yang juga sedang berbelanja di supermarket tersebut."Brugg... "Barang belanjaan yang ia pegang terjatuh, dan orang tersebut segera meminta maaf karena tanpa sengaja dirinya sudah menabrak Laras."Maaf Mbak, aku nggak sengaja!" kata orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita."Iya, nggak apa-apa kok Mbak!" jawab Laras.Tanpa menatap kearah orang yang sudah menabraknya itu, Laras segera mengambil barang belanjaannya yang terjatuh.Wanita yang menabrak Laras itupun membantu Laras memunguti barang Laras yang berserakan di lantai.Saat keduanya saling menatap, Laras dan wanita itu sama-sama terkejut."Loh. Laras! Kok kamu bisa ada disini?" tanya wanita itu saat melihat Laras."Hilda! Aku nggak nyangka kalau kita akan bertemu disini!" ucap Laras dengan mata berbinar.Kedua wanita itupun saling ber

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 9

    "M-Mas Sofian!" ujar Laras lirih seraya menatap laki-laki yang sudah berdiri disampingnya."Sudah aku katakan padamu! Jangan pernah berani masuk kekamarku tanpa izin, apa kamu tidak mengerti? Apalagi sekarang kamu dengan beraninya menyentuh barang-barangku! Ternyata, selain tidak punya harga diri, kamu juga tidak punya etika dan juga tata krama?" ucap Sofian dengan nafas naik turun karena menahan amarah."Ma-maaf Mas! Aku cuma ingin membersihkan kamarmu yang sangat berantakan." jawab Laras takut-takut.Sofian menarik tangan Laras, dan mencengkeramnya dengan sangat kuat."Aaww... Sakit Mas!" pekik laras."Apa aku meminta pertolonganmu? Dan apa aku juga pernah menyuruhmu untuk membereskan kamarku? Tidak, bukan? Lantas, kenapa kamu beraninya masuk kekamarku disaat aku tidak ada? Kamu itu benar-benar wanita yang tidak punya sopan santun! Sekarang cepat keluar dari kamarku, karena aku tidak ingin lagi melihat wajahmu!" Sofian menatap wajah istrinya dengan tatapan angkuh.Lalu laki-laki it

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 8

    "Loh, kok kamu bertanya seperti itu? Apa kamu merasa tidak senang kalau Mama berkunjung kemari, kerumah anak dan menantu Mama sendiri? Kalau memang kamu tidak mau Mama datang kemari, lebih baik sekarang Mama pulang aja!" kata Cantika pura-pura bangun dari tempat duduknya."Eh, maaf Ma! Bu-bukan begitu maksud aku! Aku senang kok kalau Mama mau datang kemari! Tapi tumben, Mama kok bisa datang pagi-pagi kesini? Biasanya kan, Mama itu selalu sibuk!" jawab Sofian, sambil memegangi tangan Cantika yang hendak berdiri."Oh, begitu? Mama fikir tadi kamu itu nggak suka kalau Mama datang kerumah baru kamu ini!" Cantika pura-pura sewot."Mana mungkin aku tidak menyukai kedatangan Mama kemari? Rumah ini saja pemberian Mama dan Papa untuk kami berdua! Jadi kalian bebas kok mau datang kesini sesuka hati." Sofian berusaha menyenangkan hati sang Mama."Mama cuma mau ngasih kunci mobil punya kamu ini! Biar kamu nggak marah-marah dan mengomel lagi seperti kemarin!"Cantika berkata sambil meletakkan kunc

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 7

    "Bruuggk... "Sofian terjatuh dalam posisi terduduk, akibat terpeleset dilantai yang masih basah dan juga licin.Laras yang melihatnya pun segera berlari kearah Sofian, namun sayangnya... Laras pun ikut terjatuh saat sudah berada dekat dengan suaminya.Sehingga, tubuhnya menimpa tubuh Sofian yang sudah lebih dulu berada dilantai.Keduanya merasa sangat kaget dengan posisi mereka saat ini, Laras yang merasa malu segera bangun dari membetulkan pakaiannya.Sedangkan Sofian, hanya memasang wajah kesal dan menatap datar pada istrinya itu."Kamu itu punya fikiran tidak? Sudah tau lantainya basah, kenapa tidak dikeringkan?" tanya Sofian, dengan wajah merah."Maaf Mas! Tadi aku sudah mengingatkan kalau lantainya masih basah karena baru saja dipel, tapi Mas tidak mau mendengarkan perkataanku, dan Mas terus saja berjalan! Lagi pula setelah dipel memang harus menunggu beberapa saat, baru lantainya akan kering sendiri!" jawab Laras, ia merasa tidak enak hati karena sudah membuat suaminya itu terj

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 6

    Laras sedang sibuk berkutat didapur, ia ingin memasak makanan untuk makan malamnya dan juga Sofian.Tidak banyak makanan yang ia masak, ia hanya memasak seadanya karena ia belum berbelanja kebutuhan dapur.Laras hanya memasak sayur sop dan juga ayam goreng, karena hanya itu saja yang ada didalam kulkas yang sudah disediakan oleh kedua orang tua Sofian.Setelah makanan matang, Laras segera menyajikannya dimeja makan.Hatinya ragu untuk mengajak suaminya makan malam, tapi ia merasa tidak enak kalau harus makan sendiri tanpa mengajak sang suami.Akhirnya ia memutuskan untuk memanggil Sofian, dan mengajaknya makan bersama.Laras berjalan kekamar suaminya, dengan hati yang sedikit was-was, tangannya mengetuk pintu kamar yang dihuni oleh suaminya tersebut."Tok... Tok... Tok...""Tok... Tok... Tok... "Laras mengetuk pintu berulang kali, namun tidak ada tanda-tanda pintu kamar itu akan dibuka dari dalam.Laras memanggil sang suami dengan suara pelan, namun bisa terdengar sampai kedalam kama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status