Share

Bab 18

Mata Ramon mendelik kesal, demi melihat siapa yang berdiri di depan pintu ruangan kantornya. Dari mana anak ini tahu alamat kantornya? Sedangkan dia tidak pernah memberitahukan dimana tempatnya bekerja.

"Assalamu'alaikum, Mas," sapa suara itu riang seraya meraih tangan Ramon dan menciumnya takzim. Tak peduli pada ekspresi dingin Ramon, yang seolah siap menerkamnya.

Kalau bukan sedang berada di kantor, rasanya Ramon ingin menghajar anak satu ini. Berani-beraninya menyambangi dirinya ke kantor. Mau apa dia? Batin Ramon bertanya.

"Waalaikum salam .... Masuk!" Suara Ramon terdengar dingin dan ketus.

Bukan karena ingin bersikap ramah pada pemuda yang disebutnya anak setan itu, Ramon hanya tidak mau orang kantor tahu masalah pribadinya.

Tanpa menunggu diperintah dua kali, Radit segera masuk ke ruangan yang terlihat rapi itu. "Duduk!" perintah Ramon masih dengan nada ketus.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Ramon setelah duduk di kursi kebesarannya.

"Aku mengikuti SNMPTN, Mas. Tapi nggak
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cocok sih si rafit dibilang anak setan. secara bapak dan ibunya betul2 lebih jahat dan zalim dati setan
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status