Share

Bab 19

Ramon menatap Radit tanpa berkedip, baru kali ini dia melihat ada orang serakus itu. Makan dengan porsi besar, masih nambah pula. Entah doyan atau lapar.

"Lho, Mas. Kenapa nggak dimakan nasinya?" Radit menghentikan suapan, ketika menyadari Ramon sama sekali belum menyentuh makanannya. Laki-laki dingin itu justru sibuk mengamati dia makan.

"Sudah kenyang lihat kamu makan," ketus Ramon, yang ditanggapi senyum lebar oleh Radit. Seperti tekadnya, seketus apapun sikap Ramon padanya, dia tidak akan tersinggung. Cukup disenyumin aja.

"Kalau gitu buat aku saja, Mas, nasinya. Sayang kalau nggak kemakan." Tangan Radit terulur hendak mengambil piring di depan Ramon, tapi tangannya dipukul dengan sendok. "Auw! Sakit, Mas." Radit mengadu kesakitan.

"Berapa hari nggak makan?" Radit garuk-garuk kepalanya, mendapat pertanyaan seperti itu.

"He .... He .... Sejak pagi belum makan, Mas," ucap Radit malu-malu.

"Pantes makannya kayak orang kesetanan. Anak setan, emang!" gerutu Ramon, sambil mendoron
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status