Share

Bab 5

Author: putri utara
last update Last Updated: 2022-05-18 00:08:47

Naga Emas itu tampak terbang berputar-putar dipuncak Gunung Semeru. Sementara dibawah, Raja Meru tampak semakin bersikap waspada. Untunglah Begawan Tapa Pamungkas terus menenangkannya dengan mengusap-usap kepalanya.

Setelah cukup lama berputar-putar di atas puncak semeru, Naga Emas itu kemudian tampak terbang turun melayang kembali kebawah, lalu berputar-putar diatas tubuh si bayi. Anehnya justru si bayi tampak tertawa tergelak-gelak melihat wujud Naga Emas raksasa yang ada diatasnya, tidak ada sedikit kesan takut apalagi menangis. Bahkan saat sang Naga Emas mendekatkan kepalanya kearah si bayi, tiba-tiba saja si bayi justru menarik kumis panjang si Naga Emas hingga langsung membuat si Naga Emas menjerit dengan keras, entah kaget entah sakit karena kumisnya ditarik oleh si bayi.

Hroaagghhh ... !

Jeritan keras si Naga Emas sampai membuat Gunung Semeru bergetar seperti dilanda gempa skala kecil. Tapi hal ini justru membuat si bayi tergelak-gelak tertawa. Begitu gembira sekali seperti mendapatkan mainan baru.

Keakraban si bayi dan Naga Emas yang seperti tengah bermain berdua ini menjadi perhatian Begawan Tapa Pamungkas. Seakan menyadari kalau ada kehadiran sosok lain ditempat itu, si Naga Emas kemudian memalingkan pandangannya kearah dimana Begawan Tapa Pamungkas dan Raja Meru, si harimau putih berada.

Naga Emas lalu melayang kearah keduanya dan saat tiba dihadapan Begawan Tapa Pamungkas dan Raja Meru, terlihat bagaimana besarnya sosok sang naga, bahkan kepalanya saja lebih besar dari sosok Begawan Tapa Pamungkas. Begawan Tapa Pamungkas terlihat begitu sangat tenang ditempatnya, karena memang Begawan Tapa Pamungkas tidak merasakan sedikitpun aura permusuhan dari Naga Emas yang ada dihadapannya.

“Siapa kau orangtua?” tiba-tiba saja Begawan Tapa Pamungkas mendengar sebuah suara yang begitu sangat jelas ditelinganya, Begawan Tapa Pamungkas meyakini kalau suara itu berasal dari sang Naga Emas, walaupun sang Naga Emas tidak terlihat berbicara menggunakan mulutnya.

“Aku Begawan Tapa Pamungkas, kau siapa Naga Emas?”

“Aku adalah Naga Emas, dan yang disana itu adalah adikku, Jejaka” kata Naga Emas seraya menoleh kearah bayi mungil yang tampak masih sibuk bermain dengan gelang-gelang dewanya.

“Bagaimana kau bisa sampai kemari Naga Emas?”

“Aku juga tidak tau, tapi ayahku yang mengirim kami kemari”

“Siapa ayah kalian?”

“Barata”

Wajah Begawan Tapa Pamungkas langsung berubah saat mendengar nama itu disebutkan oleh Naga Emas.

“Apa ibumu bernama Ratri Kumala?” tanya Begawan Tapa Pamungkas

“Benar, bagaimana kau bisa tau begawan?”

“Karena aku adalah kakek kalian” ucap Begawan Tapa Pamungkas lagi. Terlihat bagaimana wajah Naga Emas tampak berubah, sosoknya yang melayang diudara tampak terdiam untuk sesaat.

“K...ka..kakek” terdengar suara Naga Emas bergetar.

“Benar, aku adalah kakek kalian” jawab Begawan Tapa Pamungkas dengan penuh ketenangan. ”Dimana orangtua kalian berada sekarang?”

“Ayah dan ibu sudah naik ke langit kek, menjadi dewa” kata Naga Emas. Begawan Tapa Pamungkas tidak terkejut mendengar hal itu, karena memang Barata pernah menceritakan tentang dirinya yang sebenarnya adalah seorang dewa yang berasal dari Istana Langit. Barata tengah menjalani hukuman penempaan diri di muka bumi dan bila saatnya tiba, maka Barata akan kembali menjadi dewa dan naik ke Istana Langit. Saat itu Begawan Tapa Pamungkas bertanya, lalu bagaimana dengan nasib putrinya, Ratri Kumala bila menikah dengannya. Barata menjawab kalau dirinya akan membawa ikut serta Ratri Kumala ke Istana Langit. Tapi Begawan Tapa Pamungkas tak menyangka kalau Barata akan meninggalkan anak mereka di bumi.

Begawan Tapa Pamungkas memang tidak begitu heran dengan wujud Naga Emas yang merupakan anak dari putrinya, Ratri Kumala. karena sesungguhnya Ratri Kumala memang jelmaan seekor ular naga. Turunan ibunya yang berasal dari bangsa jin.

“Siapa tadi nama adikmu Naga Emas?”

“Jejaka kek... ”

“Jejaka” ulang Begawan Tapa Pamungkas lagi mengangguk-anggukkan kepalanya seraya mengelus-elus jenggotnya yang putih.

--o0o--

Waktu terus bergulir, tak tertahankan dan tak dapat ditunda. Semuanya telah diatur oleh Sang Pencipta. Dan tak terasa delapan belas tahun terlewat sudah. Kini Bayi mungil yang diberi nama Jejaka telah tumbuh menjadi seorang pemuda tampan. Kulit wajahnya putih bersih. Matanya yang agak kebiru-biruan dihiasi sepasang alis tebal berwarna hitam. Pas sekali dengan bentuk hidungnya yang mancung. Demikian pula bentuk bibirnya yang tipis. Rambut pendek dibiarkan tergerai tak beraturan didepan membentuk poni, tapi justru terlihatnya lebih maskulin dan gagah. Tubuh Jejaka yang tinggi tegap dibalut rompi berwarna merah dan bersisik keemasan tanpa lengan sehingga rajahan naga melingkar yang ada dilengan kirinya terlihat semakin menambah kejantanan pemuda itu. Juga mengenakan celana bersisik berwarna hitam keperakan. Di kedua tangannya tampak tersampir 10 gelang emas yang tersusun rapi disepanjang lengannya. Dan kini, pemuda tampan itu sedang khusuk bersemadi untuk menyelesaikan latihan tahap akhirnya. Yakni, sebuah jurus pamungkas hasil ciptaan Begawan Tapa Pamungkas 'Titisan Siluman Ular Naga'!

"Kerahkan seluruh kehendak sucimu, Cucuku!" teriak Begawan Tapa Pamungkas, mulai gelisah.

Lelaki tua ini melihat sekujur tubuh Jejaka mulai dibasahi keringat. Wajahnya yang tampan menegang, seperti sedang menghadapi sesuatu yang sulit sekali dikendalikan. Dan dari ubun-ubun kepalanya perlahan-lahan mengepulkan asap putih, seiring tubuhnya yang bergetar hebat.

Ditempatnya, Begawan Tapa Pamungkas semakin gelisah dibuatnya. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin cucunya mengalami bernasib sama dengan anaknya yang berwujud siluman ular naga putih.

"Kerahkan seluruh kehendak sucimu, Cucuku!" ujar Begawan Tapa Pamungkas lagi. Nada suaranya penuh kegelisahan.

Dan apa yang sedang dikhawatirkan Begawan Tapa Pamungkas memang benar-benar sedang dialami Jejaka. Di hadapan pemuda itu, saat ini seekor ular naga raksasa putih sebesar pohon kelapa siap memangsa tubuhnya. Dari mulutnya yang terbuka dengan taringnya yang mengerikan mengeluarkan bau amis yang bukan kepalang. Hampir saja Jejaka tidak kuat menahan. Bukannya takut menjadi mangsa ular naga raksasa, melainkan tidak kuat menahan bau amis yang keluar dari mulut ular itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status