Share

Bab 11

Author: Angin
“Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.

Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.

Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.

Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.

“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”

“Oke.” Paul mengangguk.

“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”

Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?

“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.

Paul pun berbalik badan dan pergi.

Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.

Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, dia melihat seorang wanita keluar dari sebuah gedung.

Wanita itu tingginya sekitar 1,8 meter. Dia mengenakan pakaian formal. Kemeja putih, rok sepan berwarna hitam, dan sepatu hak tinggi berwarna merah.

Wanita itu memiliki rambut keriting bergelombang berwarna cokelat. Dia memegang tas dokumen di tangan, dan gaya jalannya sangat berkarisma.

“Nova.” Seorang pria menghampirinya, membawa seikat bunga di tangan dan menyerahkannya pada wanita itu, “Nova, ini untukmu. Apa kamu punya waktu malam ini? Aku sudah memesan tempat di Fairy Resto dan ingin mengajakmu makan malam bersama.”

Pria yang memberi bunga itu adalah Sardi Wangsa dari keluarga Wangsa yang merupakan salah satu dari empat keluarga terkaya di Rivera.

Semenjak Nova berhasil mendapatkan pesanan dari Arthur Group dan semenjak hubungannya dengan direktur utama Arthur Group, Ihsan Pamungkas, diketahui orang, keluarga Kurniawan menjadi semakin dikenal. Nova juga kembali menjadi wanita tercantik nomor satu di Rivera.

Setelah dia menjadi direktur utama di Yorda Group, perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perusahaan dikelolanya dengan sangat baik.

Dia juga semakin tenar, disebut sebagai direktur paling cantik di Rivera.

Meskipun Nova sudah punya suami, reputasi Chandra memang tidak bagus di Rivera. Jadi, para lelaki meremehkan Chandra dan tetap mengejar Nova. Mereka berharap bisa merangkul di wanita tercantik itu.

Nova melihat Chandra datang sambil mendorong motor listrik kecilnya. Dengan senyuman indah di wajahnya, dia mengabaikan Sardi dan berjalan menghampiri suaminya. Dia mencium suaminya itu di depan umum, lalu menggandeng lengannya dengan mesra.

“Sayang, orang ini mau mengajakku makan di Fairy Resto. Aku belum pernah ke sana.”

“Kalau dia mau mentraktirmu makan di sana, pergi saja. Kalau boleh, ajak aku juga. Aku juga belum pernah ke sana.”

Raut muka Sardi langsung berubah masam ketika mendengarnya. Dia berjalan menghampiri mereka dan berkata dengan dingin, “Chandra, aku Sardi Wangsa dari keluarga Wangsa. Aku akan memberimu satu miliar, asal kamu mau meninggalkan Nova!”

Setelah mengatakan itu, Sardi mengeluarkan sebuah kartu dan menyodorkannya pada Chandra.

“Sayang, aku terima atau nggak, ya?”

“Terserah kamu.” Nova tersenyum dan berkata, “Kalo menurutku kamu lebih baik mengambilnya. Satu miliar bisa puas makan di Fairy Resto.”

“Kalau begitu, aku akan mengambilnya.” Chandra tersenyum dan mengambil kartu yang disodorkan oleh Sardi, lalu bertanya sambil tersenyum, “Oh ya, apa kata sandinya?”

Sardi mengangkat kepalanya dan berkata, “Kata sandinya enam angka no. Ambil dan pergi. Mulai sekarang, kamu nggak ada hubungannya lagi dengan Nova.”

“Oke, kami akan segera cerai setelah pulang.” Chandra mengangguk dan berkata, “Sayang, ayo naik.”

Nova naik ke motor di belakang Sardi, mengulurkan lengannya dan memeluk pinggang suaminya. Kemudian, mereka pun pergi di depan mata Sardi.

Sardi merasa agak bingung. Setelah beberapa saat, dia baru sadar bahwa dia telah ditipu. Dia melempar bunga di tangannya ke tanah dengan kesal dan melihat Chandra yang sudah pergi di kejauhan, lalu berkata dengan geram, “Sialan. Urusan kita belum selesai!”

Chandra mengendarai motor listrik kecilnya dan membawa Nova pulang.

Setelah sampai di rumah, Nova duduk di sofa, mengulurkan tangannya yang putih dan mulus, dan menatap Chandra sambil tersenyum.

“Kenapa?” ​​Chandra memegang saku celananya dengan erat dan berkata, “Ini kan sogokan untuk bercerai denganmu. Ini uangku.”

“Bercerai apanya! Berikan padaku!” Nova berkata dengan wajah kesal, “Kamu makan di rumahku, minum di rumahku, barang yang kamu gunakan juga milikku. Untuk apa kamu menyimpan uang ini? Berikan uang satu miliar itu padaku. Kita simpan dulu. Nanti kalau kita punya anak, baru kita pakai. Memangnya membesarkan anak nggak perlu pakai uang?”

Chandra akhirnya mengeluarkan kartu yang diberikan oleh Sardi tadi dengan enggan, kemudian berkata, “Sayang, ini sudah berapa kali. Selama belasan hari ini, kalau ditambah-tambah, uang-uang yang diberikan orang-orang padaku agar bercerai denganmu mungkin sudah lebih dari empat miliar. Semua uang itu punyaku ….”

“Uang apa?” Terdengar suara dari pintu.

Mendengar itu, Nova langsung menyembunyikan kartu yang diberikan Chandra, dan buru-buru berkata, “Nggak, bukan apa-apa.”

Yani berjalan menghampiri mereka dan berkata dengan nada dingin, “Kamu ini, berani-beraninya menyembunyikannya dari Mama. Mama sudah mendengarnya di pintu tadi. Sogokan untuk bercerai denganmu. Ada empat miliar. Cepat keluarkan!”

Nova berkata, “Ma, beneran, nggak ada!”

Chandra mengangguk dan berkata, “Iya, beneran nggak ada.”

Yani menegur Chandra, “Aku sedang berbicara dengan putriku. Apa ini ada urusannya denganmu? Kamu lihat, sudah jam berapa ini? Kamu sudah masak? Cepat pergi masak sana!”

“Oke.” Chandra langsung berbalik badan dan pergi ke dapur untuk memasak.

Setelah sibuk memasak selama lebih dari setengah jam, dia pun keluar dari dapur dan satu keluarga makan bersama.

Setelah makan, Chandra menarik Nova masuk ke kamar dan bertanya dengan suara rendah, “Nova, kamu nggak bilang, ‘kan?”

Nova memutar bola matanya dan berkata, “Semua gara-gara kamu. Kenapa ngomong dengan suara sebesar itu? Sekarang uangnya sudah diambil semua sama Mama. Mama bilang, dia sudah merawatku selama dua puluh tahun lebih. Aku sudah bekerja sekarang, jadi dia mau minta uang pensiun!”

“Apa? Semua dikasih ke Mama?” Chandra membelalakkan matanya.

Dia benar-benar kekurangan uang akhir-akhir ini.

Semenjak dia menjadi menantu keluarga Kurniawan, dia tidak bekerja dan tidak punya uang sepeser pun. Uang rokok saja dibantu oleh Paul.

Nova berkata dengan tidak berdaya, “Iya, aku berikan semuanya. 200 juta yang diberikan oleh Pak Adit, 500 juta yang diberikan oleh Pak Wahyu, 600 juta yang diberikan Pak Dika, dan 1 miliar yang diberikan oleh Pak Sardi. Semuanya diambil oleh Mama.”

“Yah,” Chandra menghela napas dan berkata, “Semoga besok waktu aku menjemputmu pulang kantor, ada pria kaya lagi yang mau mengejarmu. Lalu, dia juga memberiku uang sogokan untuk bercerai denganmu. Sayang, tolong transfer beberapa ratus ribu dong. Aku nggak punya uang untuk beli rokok lagi.”

“Aku nggak percaya. Beberapa hari lalu waktu mencuci bajumu, aku lihat ada kartu hitam di kantung bajumu. Jangan bilang kalau di dalamnya nggak ada uang. Keluarkan. Aku yang akan menyimpannya!” Nova mengulurkan tangan dan meminta kartu itu pada Chandra.

Chandra mengeluarkan kartu hitam itu.

Kartu itu berwarna hitam dengan logo naga di atasnya, dan tidak ada nomor kartunya.

Nova tidak mengamati kartu itu dengan saksama ketika sedang mencuci baju Chandra. Setelah melihatnya sekarang, dia bertanya, “Ini kartu bank apa? Kenapa nggak ada nomor di atasnya?”

“Ini ….” Chandra ragu-ragu dan berkata, “Ini kartu bank yang dibuat bersama oleh beberapa bank besar, yang bisa digunakan di semua bank. Zaman sekarang, untuk apa lagi nomor kartu. KTP saja sudah ada E-KTP.”

Nova masih sedikit curiga, mengambil kartu itu dan bertanya, “Berapa kata sandinya, dan ada berapa banyak uang di dalamnya?”

“Kata sandinya delapan kali angka delapan. Kalau uang sih, di dalamnya nggak banyak.”

“Delapan angka dari mana?” Nova memarahi suaminya itu, “Mana ada kata sandi bank yang delapan angka?”

“Aku salah ingat. Berarti enam kali angka delapan.” Chandra tersenyum canggung.

Kartu ini tidak punya kata sandi. Berapa pun kata sandi yang dimasukkan, akan benar.

Kartu ini adalah Kartu Naga Hitam. Hanya ada satu di negara ini. Kartu ini adalah simbol status dan kekuasaan. Kalau saldo uang di dalamnya, dia benar-benar tidak tahu ada berapa, karena dia tidak pernah mencoba untuk menarik uang sebelumnya.

Namun, kartu ini dia dapatkan sebagai penghargaan atas jasanya selama sepuluh tahun dalam bidang militer. Mungkin ada banyak uang di dalamnya. Hanya saja, kalau sudah mencapai levelnya, uang bukanlah sesuatu yang tidak terlalu penting. Dia juga tidak peduli ada berapa banyak uang di dalamnya.

Sekarang ini, kalaupun dia harus memberikan uang ini pada Nova, dia juga tidak peduli. Karena, tanpa Nova, dia tidak akan menjadi dirinya yang saat ini. Semua yang dimilikinya diberikan oleh Nova.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
noorsaif res
muak dengar jend tukang ngepel...end aku baca..apa LG bawa2 suku marga
goodnovel comment avatar
fhisersam
ceritanya pasaran cuman di ganti nama tokoh dan diubah alur nya dikit, Pasti Tokoh Utamanya ga ngerasain malam pertama sampai akhir cerita walau sudah menikah.
goodnovel comment avatar
Mustakim Daeng Sijaya
mantap ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2414

    “Mars menggunakan ratusan ribu prajurit untuk membentuk sebuah formasi yang mengerikan.”“Formasi inilah yang disebut dengan Formasi Penghancur Ajaib.”“Namun, formasi itu sudah lama hilang dan aku tidak menyangka kalau formasi itu akan muncul kembali di dunia ini.”“Selain itu, buku-buku kuno mencatat kalau pewaris dari formasi ini setelah Mars jatuh dalam pertempuran di langit kuno adalah putrinya.”Koko kembali bertanya dengan penuh penasaran, “Kak, apa mungkin Chandra mengenal putri dari Dewa Perang Mars itu?”Trigali menggeleng lalu berkata, “Aku tidak tahu. Aku hanya tahu hal yang kubaca dari buku-buku kuno dan tercatat di sana. Aku tidak tahu hal lainnya.”“Hufh!”Koko langsung menarik napas. Dia benar-benar tidak menyangka, Chandra akan mempelajari formasi yang sangat mengerikan seperti itu. Bukan, bukan Chandra yang menguasai formasi itu, melainkan 400 ribu pasukannya. Koko berpikir sejenak lalu berkata, “Pasti ada sosok super kuat yang membantu Chandra di belakangnya. Jika t

  • Jenderal Naga   Bab 2413

    Raut wajah Akram seketika berubah suram setelah mendengar kabar ini. Dia tahu kalau Chandra pasti akan datang ke Sekte Sutan setelah membunuh Wayan. Namun, dia tidak menyangka kalau Chandra akan datang secepat ini. Karena dia baru saja menerima kabar kematian saudaranya dan memerintahkan orang untuk menangkap keluarga Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba saja sudah datang sekarang. “Cari mati dia! Dia pikir, aku takut padanya, ya?” gumam Akram sambil mengepalkan tinjunya. Di sisi lain, di kaki gunung. Ratusan murid Sekte Sutan sudah berjatuhan. Mungkin Chandra akan berbelas kasihan kepada mereka dan memberi para murid Sekte Sutan kesempatan lain untuk hidup kalau saja hal ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Namun sekarang, dia tidak akan melakukannya. Bagaimanapun juga, para murid Sekte Sutan yang memilih jalan mereka sendiri dengan penuh kesadaran. Chandra mendaki gunung selangkah demi selangkah setelah berhasil membunuh ratusan murid Sekte Sutan.Di sisi lain, di area luar Gunung B

  • Jenderal Naga   Bab 2412

    Tidak lama kemudian, beberapa penjaga berjalan masuk. “Akram!”Akram berkata dengan raut wajah gelap, “Pergi dan tangkap siapa pun yang memiliki hubungan dengan Chandra, khususnya anak dan istrinya.”Sebenarnya, Akram tidak ingin menangkap siapa pun. Namun sekarang, dia tidak punya pilihan lain. “Baik!” seru para murid Sekte Sutan lalu bergerak pergi dengan sangat cepat. Di sisi lain, Chandra sudah muncul di area Gunung Bushu. Semua orang langsung mengenali Chandra ketika dia muncul di sana. Karena area Gunung Bushu dihuni oleh makhluk yang berasal dari 3000 Dunia Tersegel. “Chandra! Itu Chandra!”“Orang yang telah mengalahkan Moko.”“Dia memiliki 108 Tugu Tanpa Batas. Walaupun kekuatannya masih cukup lemah, tapi dia berhasil mengalahkan prajurit yang kekuatannya berada di Alam Ajaib.”“Kenapa dia datang ke Gunung Bushu?”Semua makhluk yang berada di sekitarnya langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah Chandra. Namun, Chandra mengabaikan mereka. Dia terus berjalan menuju markas

  • Jenderal Naga   Bab 2411

    Gunung Bushu. Gunung Bushu adalah sebuah tempat yang tersegel dan terletak di Someria. Energi spiritual kembali meliputi area Gunung Bushu sejak segelnya terlepas dan ada banyak area tak dikenal yang muncul di sekitarnya. Bahkan sesekali, ada beberapa gunung baru yang muncul. Sekte Sutan bermarkas di sebuah pegunungan di mana energi spiritualnya sudah kembali. Di bawah pegunungan itu terdapat banyak akar energi spiritual. Saat ini, di Sekte Sutan. Akram duduk di area aula sambil menunggu kabar dari Wayan. Namun, kabar tersebut tak kunjung datang. Dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Ade. Namun, sambungan teleponnya tidak terhubung. Karena Ade sudah tewas terkena dampak dari serangan Tugu Langit Tanpa Batas. “Ada apa ini? Apa ada hal buruk yang terjadi pada mereka?” gumam Akram dan firasat buruk mulai muncul di hatinya. “Kemari!” serunya. Kemudian beberapa penjaga menghampirinya dan berlutut dengan satu kaki seraya berkata, “Ketua!”“Pergi dan periksa, apa yang ter

  • Jenderal Naga   Bab 2410

    Duar!Tubuh itu meledak dan berubah menjadi abu. Seluruh pasukan yang melihat peristiwa ini benar-benar tercengang. Paul, Maggie dan Arya tidak kalah tercengangnya. Bahkan bagi Chandra sendiri, semua ini tampak sangat tidak masuk akal. “Apa ini kekuatan sebenarnya dari Tugu Langit Tanpa Batas? Kalau begitu, benar apa yang dikatakan Kak Sasa. Semakin kuat kekuatanku, maka semakin kuat juga kekuatan Tugu Langit Tanpa Batas.”“Hufh!”Chandra menarik napas panjang. Mungkin Tugu Langit Tanpa Batas akan menjadi senjata yang tak bisa dihancurkan dan tak terkalahkan kalau saja dirinya bisa masuk ke dalam Alam Ajaib.“Kak Chandra, jadi prajurit dengan kekuatan Alam Ajaib itu benar-benar sudah tewas?” tanya Maggie dengan penuh ketidakpercayaan. Paul menambahkan dengan berkata, “Bahkan tubuhnya juga hancur tanpa sisa dan lenyap begitu saja.”“Ck ck! Sungguh luar biasa! Sekarang, Someria memiliki 400 ribu prajurit kuat dan Chandra yang membuat kita semua tidak terkalahkan,” puji Arya. Chandra m

  • Jenderal Naga   Bab 2409

    Pedang dari 400 ribu prajurit beterbangan dan membentuk sebuah pedang raksasa yang berisikan kekuatan dari 400 ribu prajurit. Bahkan seorang Wayan yang kekuatannya sudah berada di alam Ajaib saja tidak dapat menghadapinya. Tubuhnya melayang bagaikan sebuah layangan putus yang jatuh dari langit ke dalam lautan. Kekuatan pedang raksasa itu terlalu kuat. Bahkan beberapa kapal pesiar yang berada di kejauhan langsung berubah jadi abu setelah terkena dampak dari kekuatan pedang raksasa itu. Selain itu, para prajurit dari Kerajaan Matahari dan prajurit yang dikumpulkan oleh Akram di bumi juga tewas seketika. Satu serangan yang berhasil membalik keadaan dalam sekejap mata. “Hufh!”Tubuh Chandra juga ikut bergetar setelah melihat peristiwa ini. Formasi Penghancur Ajaib memang sungguh luar biasa kuat. Entah siapa yang berhasil menemukan formasi ini. Karena gabungan kekuatan dari ratusan ribu prajurit seperti ini sungguh menakutkan. “Apa dia sudah tewas?” tanya Paul yang berada di belakang Cha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status