Share

Bab 12

Penulis: Angin
Chandra tampak tak berdaya.

Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”

Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”

“Yang putih, dengan belahan V di leher.”

“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”

Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”

Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”

“Aku naik taksi saja.”

“Oh, oke.”

Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.

Di vila kediaman keluarga Sinaga.

Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga Sinaga. Semua properti dan bisnis keluarga Sinaga lainnya telah dilikuidasi.

Di vila itu, puluhan orang dari keluarga Sinaga telah berkumpul.

Yang memimpin mereka adalah seorang pria paruh baya berseragam militer.

Dia adalah Radika Sinaga, putra keempat dari Ahmad Sinaga.

Radika adalah seorang tentara di perbatasan barat.

Ketika ayahnya, Ahmad Sinaga, meninggal, dia sedang menjalankan misi dan tidak bisa meninggalkan misinya.

Namun, pembunuh ayahnya meninggalkan petunjuk. Pembunuh itu adalah anggota keluarga Atmaja yang masih hidup sepuluh tahun lalu. Jadi, dia bergegas kembali ke Diwangsa untuk mencari orang yang memerintahkan untuk menghancurkan keluarga Atmaja dan merebut Lukisan Gunung Merabu.

Namun, dia tidak mendapatkan hasil apa-apa. Dia hanya mendapatkan sebuah informasi, bahwa alasan wajah Nova Kurniawan hancur, ternyata karena dia terluka ketika menyelamatkan seseorang dari kebakaran di vila keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.

Dia memerintahkan orang untuk menyelidiki siapa orang yang diselamatkan oleh Nova waktu itu.

Setelah mendapatkan informasi itu, dia langsung meninggalkan Diwangsa dan kembali ke Rivera.

Namun, ketika dia kembali, keluarga Sinaga sudah dibuat bangkrut, dan hal ini juga berkaitan erat dengan wanita yang dia selidiki itu, Nova Kurniawan.

Ada seorang wanita cantik duduk di sampingnya. Kulitnya mulus dan orangnya awet muda. Wanita itu adalah Hindi Sinaga.

Hindi berkata, “Kak, untuk sementara kita nggak tahu siapa yang membunuh Papa, tapi keluarga kita dibuat bangkrut oleh Nova Kurniawan. David sudah bilang, semua karena Nova. Nova yang menelepon Ihsan Pamungkas, dan Ihsan itulah yang membuat keluarga kita bangkrut.”

Radika duduk di kursi utama. Raut mukanya muram. Dia mengepalkan tinjunya erat-erat, “Siapa pun yang berani mencari masalah dengan keluarga Sinaga nggak akan berakhir dengan baik, bahkan Ihsan Pamungkas sekalipun. Aku mau semua orang tahu, keluarga Sinaga bukan orang-orang yang bisa ditindas begitu saja. Malam ini adalah malam kehancuran keluarga Kurniawan!”

Rivera Hotel, tempat diadakannya acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga kali ini.

Mobil mewah memenuhi luar hotel dan banyak orang penting dan terkenal di Rivera keluar masuk dari hotel itu.

Semua orang ini mendapatkan undangan dari Hindi.

Meskipun keluarga Sinaga telah bangkrut dan orang-orang awalnya tidak mau menghadiri acara lelang kali ini, keluarga Sinaga menyebarkan kabar bahwa Radika telah kembali.

Keluarga Sinaga bisa menjadi salah satu dari empat keluarga terkaya di Rivera, semua itu tidak lepas dari kontribusi Radika.

Dia adalah tentara di perbatasan barat. Selain itu, pangkatnya di militer tidak rendah.

Di luar Hotel Rivera. Dua pria berjas hitam berjalan menuju ke pintu.

Paul tercengang melihat ada tentara yang menjaga di luar Hotel Rivera, “Kak, ini tentara-tentara dari perbatasan barat. Jangan-jangan, Radika Sinaga sudah pulang? Radika sepertinya adalah orang kepercayaan Arya di perbatasan barat. Pangkat militernya cukup tinggi, setingkat wakil komandan.”

“Arya?” Chandra tersenyum dingin, “Kalaupun Arya datang ke sini hari ini, aku akan membuatnya berlutut kalau dia berani menghentikanku.”

Ada lima komandan di Someria. Naga Hitam dari Gurun Selatan, Tamahir dari perbatasan utara, Arya dari perbatasan barat, Boris dari wilayah timur, dan Teuku dari Diwangsa.

Dari segi kekuasaan, Teuku dari Diwangsa yang terbaik, sedangkan Naga Hitam dari Gurun Selatan yang paling hebat, meskipun waktu komandonya yang terpendek. Bahkan kalau empat komandan lainnya bergabung bersama untuk melawan Naga Hitam, mereka tetap bukan lawannya.

Selain itu, Naga Hitam juga memiliki identitas lain, yaitu Dokter Sakti.

Keahlian medisnya tak tertandingi di dunia ini. Dia bisa membuat orang mati hidup kembali! Asalkan orang itu masih bernapas, dia akan bisa menyelamatkannya! Kalaupun orang itu sudah setengah jalan menuju neraka, dia bisa menarik mereka kembali!

Jadi, kalaupun keempat komandan lainnya datang, Chandra juga tidak takut. Apalagi kalau yang datang hanya Arya dari perbatasan barat.

“Kak, apa kamu akan membunuh orang mala mini?”

“Tugas utama kita malam ini adalah mengambil kembali Lukisan Gunung Merabu. Kalau bunuh orang, kita lihat situasinya nanti.”

“Kapan kita mau masuk ke dalam?”

“Nggak perlu terburu-buru. Tunggu sampai acaranya selesai.”

“Oke!”

Keduanya pun menunggu di luar hotel dan tidak terburu-buru masuk ke dalam.

Tamu-tamu kalangan atas yang datang ke acara itu merinding ketika melihat ada tentara yang menjaga di sekitar hotel.

Ternyata benar, Radika Sinaga telah kembali!

Ahmad Sinaga telah meninggal, dan keluarga Sinaga sudah bangkrut. Sekarang, setelah Radika Sinaga kembali, keluarga Sinaga pasti akan bangkit kembali.

Tamu-tamu kalangan atas berkumpul di lantai paling atas hotel itu.

Nova juga sudah datang.

Dia mengenakan gaun hitam yang pas di badan. Rambut panjangnya disanggul ke belakang. Auranya sangat elegan dan menawan. Dia menyapa tamu-tamu kalangan atas lainnya dengan ramah untuk memperluas koneksinya.

Pada saat ini, dua staf datang membawa sebuah lukisan. Ketika mereka berada di belakang Nova, mereka tiba-tiba menjatuhkan lukisan itu ke lantai.

Bruk!

Lukisan itu jatuh ke tanah dan bingkai kacanya seketika langsung pecah. Pecahan kacanya juga menghancurkan lukisan di dalamnya. Bagian yang rusak dari lukisan itu tepat di bawah kaki Nova.

“Kamu. Apa yang kamu lakukan?”

Salah satu staf melihat lukisan yang robek terkena pecahan kaca, memandang Nova dan berseru, “Kenapa kamu menabrakku?”

“Aku, aku nggak menabrakmu.” Nova kebingungan.

Dia tidak menabrak mereka.

“Aku nggak menabrak mereka. Apa kalian nggak salah?”

“Bagaimana mungkin? Justru karena kamu yang menabrakku, makanya lukisannya rusak. Apa kamu tahu ini lukisan apa? Ini lukisan terkenal yang sudah berumur lebih dari 2.000 tahun. Ini Lukisan Gunung Merabu. Nilainya mencapai 3,6 triliun!”

Staf yang satu lagi juga ikut bersuara. Dia menyalahkan Nova, “Kamu. Nova Kurniawan. Kamu yang menabrak kami!”

Suara heboh mereka telah menarik perhatian banyak orang.

“Apa yang terjadi?” Seorang pria paruh baya berbadan tinggi dan tegap, serta berseragam militer datang dan menegur mereka, “Kalian teriak apa, sih? Nggak tahu sopan santun?”

“Pak, kami tadi sedang membawa Lukisan Gunung Merabu untuk ditaruh di area belakang, tapi kami ditabrak oleh Nova Kurniawan. Lukisan … lukisannya rusak.”

Radika berjongkok dan melihat lukisan pemandangan yang sudah hancur karena pecahan kaca itu. Raut mukanya langsung berubah, “Lukisan Gunung Merabu rusak. Ini nilainya 3,6 triliun!”

“Bukan aku. Bukan aku!” Nova langsung panik ketika mendengar lukisan itu bernilai 3,6 triliun. Dia cepat-cepat melangkah mundur.

Dia tidak mampu mengganti rugi kalau semahal itu. Bahkan kalaupun dia menggadaikan seluruh aset keluarga Kurniawan, tetap saja tidak cukup.

Radika berdiri dan memandang Nova dengan ekspresi acuh tak acuh, “Aku nggak akan pernah memfitnah siapa pun. Di sini ada kamera CCTV. Kalau memang bukan kamu, kita tinggal melihat rekaman CCTV-nya. Staf hotel, tolong bawakan rekamannya!”

Beberapa menit kemudian, seseorang datang membawa kamera CCTV itu.

Radika membuka rekaman itu, dengan disaksikan oleh semua tamu kalangan atas di sana.

Di dalam video itu, terlihat dua staf tadi sedang berjalan membawa lukisan, kemudian ditabrak oleh Nova. Bingkai lukisan itu jatuh ke lantai dan lukisannya pun rusak.

Radika berkata dengan dingin, “Nova, ini bernilai 3,6 triliun. Tentara yang di luar! Tahan Nova Kurniawan dan bawa pergi ke rumah keluarga Kurniawan. Minta ganti rugi sebesar 3,6 triliun. Kalau mereka nggak punya uangnya, bawa semua anggota keluarga Kurniawan kemari.”

Nova melihat para tentara yang berjalan mendekat. Wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia menangis dengan cemas, “Bukan aku. Beneran bukan aku yang menabrak mereka. Pak Radika. Aku nggak melakukannya. Aku benar-benar nggak melakukannya. Ini fitnah. Aku nggak menabrak mereka.”

Banyak orang berkumpul di sekeliling mereka.

Tak satu pun dari orang-orang itu mengatakan apa-apa. Mereka semua diam-diam merasa kasihan pada Nova.

“Sayang sekali. Padahal keluarga Kurniawan baru saja mulai berjaya, tetapi semuanya sudah berakhir.”

"Iya. 3,6 triliun. Keluarga Kurniawan akan bangkrut. Kalau mereka menjual semua aset mereka, nggak tahu bisa mencapai 3,6 triliun atau nggak.”

“Nova juga terlalu sial. Kenapa ceroboh sekali.”

Nova sangat ketakutan ketika mendengar diskusi orang-orang dan melihat tentara-tentara bersenjata lengkap mendekat. Wajahnya memucat. Dia terus melangkah mundur. Dua tentara bersenjata lengkap berjalan ke arahnya sambil membawa senjata. Senjata mereka diarahkan kepadanya.

Radika memerintah, “Bawa ke ruangan belakang!”

Nova putus asa dan tidak berdaya. Dia dibawa pergi secara paksa oleh dua tentara bersenjata lengkap.

Sikap Radika mengejutkan banyak orang.

Namun, mereka tidak bersimpati dengan Nova, melainkan senang melihat musibah yang menimpanya.

Selain itu, kejadian ini tidak menghentikan acara lelang. Pada saat ini, Hindi Sinaga muncul dan memulai acaranya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2627

    “Anak mudah, ini nggak akan berhasil,” kata pria itu, dengan suara yang menggema.“Siapa itu?”Chandra yang sedang berada di tengah pertarungan sengit terkejut ketika tiba-tiba mendengar sebuah suara. Dia menyerang beberapa Inkarnasi Langit dengan satu tebasan pedang, lalu melihat ke arah datangnya suara.Jauh di sana, ada seorang pria paruh baya sedang berdiri melayang di udara. Pria paruh baya itu mengenakan baju zirah hitam yang sudah compang-camping, membuatnya tampak begitu kacau.Saat Chandra bertanya pada si pemilik suara, dia kembali diserang dengan pedang dari belakang. Tubuhnya seketika terhempas oleh kekuatan yang mengerikan. Dia langsung terluka karena hantaman kekuatan tersebut.Chandra tidak berani lengah. Dia segera kembali fokus pada pertarungan, sehingga dia bisa menstabilkan situasi.Pada saat yang sama, Chandra bertanya, “Siapa kamu? Kenap kamu ada di sini?”Di kejauhan, pria itu tertawa pelan dan berkata, “Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Seharusnya kamu bersyukur b

  • Jenderal Naga   Bab 2626

    Perbatasan Kerajaan Alunara.Semua orang yang menyaksikan Chandra menghadapi bencana melihat Chandra terseret ke dunia magis. Mereka semua melihat Chandra bertempur sengit melawan bayangan yang tak terhitung jumlahnya.Pada saat ini, dunia ilusi yang dibentuk oleh hukum dan rune perlahan menjadi buram. Dalam sekejap, dunia ilusi itu menghilang dari pandangan semua orang.“Loh, orangnya mana?”“Kenapa tiba-tiba hilang?”Semua orang menjadi bingung. Weni dan Maggie spontan menatap Josan. Josan juga mengerutkan kening dan merentangkan tangan. “Jangan lihat aku, aku juga nggak tahu apa yang terjadi,” ujarnya.Saat ini, di Alam Bencana.Chandra menyerang pasukan Inkarnasi Langit. Dia dilindungi oleh Esensi Sejati Lima Elemen. Pasukan Inkarnasi Langit tidak dapat melukainya. Dia memiliki Citra Dharma yang tak terkalahkan. Citra Dharma yang berubah menjadi energi pedang. Chandra terus menyerang, bagaikan seorang dewa perang yang terus menyerang pasukan Inkarnasi Langit.Namun, Inkarnasi Langi

  • Jenderal Naga   Bab 2625

    Saat ini, petir bencana datang. Seiring datangnya petir bencana, pasukan Inkarnasi Langit datang dari kejauhan. Pasukan Inkarnasi Langit datang seperti gelombang pasang, dengan aura yang mengerikan.Chandra dapat merasakan kalau Inkarnasi Langit itu semuanya berada di tingkat ketiga Alam Dharma. Meskipun tingkat kekuatan mereka tidak tinggi, mereka bukanlah prajurit, melainkan Inkarnasi Langit. Di setiap tingkat kekuatan, mereka benar-benar telah mencapai puncak. Inkarnasi Langit pada tingkat seperti ini bahkan dapat memusnahkan prajurit kuat Alam Ajaib biasa dalam sekejap.Chandra spontan menarik napas dalam-dalam sambil memandang pasukan Inkarnasi Langit yang terus berdatangan.“Bunuh!” raung Chandra.Raungan Chandra bergema ke seluruh penjuru. Raungannya mengandung kekuatan yang sangat mengerikan. Gelombang suara yang tak terlihat mata menyapu ke segala arah, mengguncang bahkan menghancurkan beberapa gunung di sekitarnya.Saat Chandra meraung, seluruh pori-pori di tubuhnya melebar.

  • Jenderal Naga   Bab 2624

    Mata Chandra membelalak ketika melihat ribuan pasukan bayangan muncul di hadapannya. Di saat yang bersamaan, dia bisa merasakan aura kekuatan yang familier. Aura kekuatan itu pernah dia rasakan sebelumnya. “Inkarnasi langit?”Chandra terkejut bukan kepalang. Semua pasukan bayangan yang ada di hadapannya saat ini adalah inkarnasi langit. Raut wajah Chandra seketika berubah penuh rasa tidak percaya, terkejut dan takut. Kakinya gemetar ketakutan. Untuk pertama kalinya Chandra merasa tidak ingin bertarung. ”Ya Tuhan!”Chandra sampai kehilangan suaranya. Dia sangat tahu, apa itu inkarnasi langit. Satu inkarnasi langit pernah muncul ketika Chandra menerobos. Satu inkarnasi langit saja sudah cukup membuatnya harus mengerahkan seluruh kekuatan dan tenaganya untuk menghabisi inkarnasi langit itu. Akhirnya, Chandra langsung lemas setelah berhasil menghadapi satu inkarnasi langit. Namun, itu hanya satu. Chandra masih bisa menghadapinya kalau hanya ada satu inkarnasi langit. Namun sekarang, ada

  • Jenderal Naga   Bab 2623

    “Leluhur Agung masih cukup banyak di zaman antigo.”“Namun, setelah zaman antigo sampai zaman hemel ataupun zaman kuno, tidak ada lagi makhluk hidup yang bisa mencapai Alam Leluhur Agung. Tingkat kultivasi tertinggi hanya sampai tingkat Kaisar Agung. Beberapa makhluk mungkin ada yang bisa melebihi tingkat Kaisar Agung, tapi hanya mendekati ke Alam Leluhur Agung dan tidak bisa mencapainya.”“Berdasarkan teks kuno, mencapai tingkat Alam Leluhur Agung sama sulitnya seperti naik ke langit. Siapa pun yang ingin mencapainya harus menanggung bencana yang paling dahsyat.”“Kalau aku tidak salah, sepertinya bencana yang dialami Chandra saat ini adalah Bencana Leluhur Agung yang paling mengerikan di zaman antigo.”Josan hanya membaca teks-teks kuno tentang Bencana Leluhur Agung yang dikumpulkan sekte itu. Sebenarnya, teks-teks kuno itu tidak diturunkan dari zaman antigo, melainkan catatan yang disimpulkan oleh para prajurit kuat sekte dan ditulis di dalam teks-teks kuno. Apa yang dialami oleh Ch

  • Jenderal Naga   Bab 2622

    Bayangan ilusi muncul di langit yang terdiri dari garis dan karakter yang menggantung di langit, bagaikan sebuah dunia kecil. Samar-samar, bisa terlihat gunung dan sungai di sana. Sebuah kekuatan misterius yang sangat besar tiba-tiba muncul dari dunia aneh itu dan langsung menarik Chandra tanpa bisa dilawan. Chandra merasakan gesekan yang sangat kuat ketika memasuki dunia ilusi ini. Bahkan dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa kuat, dia masih merasakan sakit, seakan seluruh kulitnya tergores dalam.Tidak lama kemudian, sebuah gelombang yang sangat besar menyerang tubuh dan jiwa Chandra. Dalam sekejap mata, Chandra merasa pusing yang berlangsung selama sepuluh detik. Setelah itu, Chandra sudah memasuki dunia asing yang tak dikenalnya dan muncul di area pegunungan. Dia melihat ke sekelilingnya lalu bergumam, “Di mana ini?” Sejauh mata memandang, Chandra hanya bisa melihat pepohonan yang menjulang tinggi dengan cabang yang dipenuhi daun yang rimbun. Langit tampak kelabu dengan keada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status