Share

Bab 10

David langsung terduduk di lantai.

Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?

Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.

Di kantor presdir Almaris Group.

Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.

“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”

“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”

“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

“Pak, gawat. Pemegang saham perusahaan kita satu per satu sudah mulai menjual saham mereka. Harga saham kita anjlok dan kita mengalami kerugian puluhan triliun dalam sekejap!”

“Pak, Almaris Group sudah bangkrut. Perusahaan lain yang dimiliki keluarga Sinaga juga mendapatkan getahnya. Banyak yang diperiksa dan disegel ….”

Bambang yang sedang memarahi David di telepon langsung pingsan setelah mendengar semua itu.

David juga mendengar semuanya dari ujung telepon sana. Pada saat ini, dia pun sadar bahwa orang yang ditelepon Nova tadi benar-benar Ihsan Pamungkas, dan apa yang pria itu bilang, bahwa dia akan memerintahkan untuk membuat keluarga Sinaga bangkrut, itu juga benar!

Dia berkeringat dingin dan terjatuh dalam keadaan berlutut di lantai!

“Nova, aku salah! Cepat telepon Pak Ihsan dan katakan padanya, jangan lakukan itu pada keluarga Sinaga lagi. Aku mohon padamu. Aku mohon!”

Keluarga Kurniawan tercengang melihat semua itu.

Nova juga sedikit bingung.

Ihsan bilang dia akan membuat keluarga Sinaga bangkrut. Ini belum berapa lama, tapi keluarga Sinaga benar-benar telah bangkrut. Cepat sekali!

Keluarga Sinaga adalah keluarga terkaya dari empat keluarga terkaya di Rivera. Bisa-bisanya mereka dibuat bangkrut secepat ini. Cepat sekali!

Toni tahu, keluarga Sinaga sudah hancur!

Dia juga tahu bahwa keluarga Kurniawan akan segera berjaya!

Dia memberi perintah, “Pak Satpam, usir David keluar!”

Dua satpam datang dan membawa David yang sedang berlutut di lantai pergi.

“Nova, aku salah. Aku benar-benar salah. Berilah aku kesempatan. Beri keluarga Sinaga kesempatan ....” David memohon di luar pintu.

Toni berdiri dan mempersilakan Nova untuk duduk, “Nova, ayo, duduk. Jangan berdiri.”

Kini, Nova adalah pahlawan di keluarga Kurniawan, karena mengenal orang hebat seperti Ihsan Pamungkas. Keluarga Kurniawan kalau tidak ingin berjaya pun tidak bisa sekarang.

Toni langsung memerintahkan, “Mulai sekarang, Nova akan menjadi direktur utama di Yorda Group, dengan gaji 600 juta per bulan!”

Nova tersenyum gembira, “Kek, apa Kakek benar-benar ingin aku menjadi direktur utama? Benar-benar dengan gaji 600 juta?”

“Tentu saja?”

“Lalu, bagaimana dengan Chandra?”

“Kalau kamu memang menyukainya, biarkan dia tinggal di rumah keluarga Kurniawan dulu untuk sementara waktu!”

Nova sangat gembira. Dia langsung berdiri dan meraih tangan Chandra, kemudian berseru seperti anak kecil, “Sayang, kamu nggak perlu pergi lagi!”

Chandra tersenyum kecil. Dia juga sangat puas melihat Nova sebahagia ini. Dia bersumpah untuk membuat Nova menghabiskan sisa hidupnya dengan perasaan bahagia dan tidak akan membiarkan Nova menderita sedikit pun.

Hari ini merupakan hari yang membuat Rivera gempar.

Tadi malam, Ahmad Sinaga meninggal.

Hari ini, keluarga Sinaga bangkrut. Keluarga terkaya dari empat keluarga terkaya telah menjadi sejarah, telah berubah dari keluarga kaya menjadi keluarga yang terlilit utang.

Di kediaman keluarga Sinaga.

Radika kembali, tetapi mendapat kabar bahwa keluarga Sinaga telah bangkrut. Bangkrut dalam waktu satu hari!

David berlutut di lantai ruang tengah rumah mereka.

“Om, semuanya karena Nova. Dia yang menghubungi Ihsan Pamungkas, sehingga Ihsan membatalkan kerja sama antara Almaris Group dan Arthur Group, juga memerintahkan untuk membuat keluarga Sinaga bangkrut!” ujar David sambil menangis.

“Preng!” Gelas yang ada di tangan Radika seketika pecah. Wajahnya masam, “Ihsan, berani sekali kamu mencari masalah dengan keluarga Sinaga. Keluarga Pamungkas juga nggak akan bisa melindungimu. Nova, aku berjanji akan membuat keluarga Kurniawan hancur!”

Hindi yang berada di samping bertanya dengan tenang, “Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Radika berdiri dan berkata, “Jangan khawatir. Aku punya rencanaku sendiri. Kita tunggu untuk beberapa waktu.”

Keluarga Sinaga sedang bersedih, sementara keluarga Kurniawan sedang bersorak.

Toni mengumumkan bahwa Nova adalah direktur utama Yorda Group sekarang, juga mengumumkannya ke luar sana. Mulai sekarang, Yorda Group menjadi mitra terpenting Arthur Group.

Ditambah lagi dengan berita yang menyebar bahwa Ihsan Pamungkas secara pribadi menyambut kedatangan Nova ke Arthur Group. Dalam sekejap, keluarga Kurniawan tiba-tiba menjadi sangat populer, dan menjadi incaran koneksi bagi banyak keluarga di Rivera.

Sedangkan Chandra, dia akhirnya mendapat restu dari keluarga Kurniawan untuk tinggal di rumah Nova.

Setelah Nova menjadi direktur utama, dia mulai sibuk. Dia berangkat sangat pagi dan pulang malam setiap hari, sibuk dengan urusan kantor.

Sementara Chandra, dia tinggal di rumah Nova. Dia tidak pergi bekerja. Dia membersihkan lantai dan memasak di rumah setiap hari. Ketika jam pulang kantor, dia mengendarai motor listrik kecilnya ke kantor Yorda Group untuk menjemput Nova pulang kerja.

Hari-hari seperti ini merupakan impian Chandra.

Tak terasa, dia sudah setengah bulan menjadi menantu keluarga Kurniawan.

Suatu sore, setelah menyapu lantai, Chandra keluar membuang sampah. Kemudian, dia mengendarai motor listriknya dan pergi ke kantor Yorda Group untuk menjemput Nova pulang.

Di pinggir jalan depan kantor Yorda Group.

Chandra berjongkok sambil merokok.

Paul juga berjongkok ke sampingnya.

“Kak, kerjaanmu setiap hari hanya menyapu lantai, memasak dan menjemput iparmu. Kamu nggak bosan, ya? Aku saja bosan melihatnya. Gimana kalau kita bawa iparku ke Gurun Selatan?”

“Kamu ngerti apa? Ini yang namanya hidup. Kehidupan sehari-hari.”

Chandra menghisap rokoknya dan menghembuskan asap. Lalu, dia melempar puntung rokoknya ke tanah dan berkata dengan ekspresi santai, “Aku sudah muak dengan perkelahian dan pembunuhan, sudah muak dengan hari-hari berpedang. Nova-lah yang membuatku pergi berperang selama sepuluh tahun. Aku hanya ingin berada di sisinya dan menjadikannya wanita paling bahagia di dunia selama sisa hidupku.”

“Ngomong-ngomong.” Paul teringat akan sesuatu dan berkata, “Keluarga Sinaga memang sudah bangkrut, tapi kita masih punya koneksi di Rivera, terutama Hindi yang punya banyak teman. Aku sudah mencair tahu, Hindi akan mengadakan acara lelang malam ini dan melelang banyak barang bagus. Dia ingin mengumpulkan dana dan berencana untuk bangkit. Sebagian besar dari barang-barang itu mereka rebut dari keluarga Atmaja sepuluh tahun lalu. Di antara barang-barang itu, ada foto yang nggak pernah bisa Kak Chandra lupakan itu.”

Raut muka Chandra langsung berubah masam ketika mendengarnya

Paul yang berada di sampingnya merasakan aura membunuh dari sekujur tubuh pria itu, seolah merasa suhu di sekitarnya turun seketika.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status