Tidak bisa mundur lagi. Kali ini Chandra tidak bisa mundur. Demi orang-orang yang mendukungnya, dia harus terus menjalani jalan ini.Chandra mengangguk dan berjanji, “Aku nggak akan buat kalian kecewa.”Maggie merasa tenang dengan adanya kalimat Chandra. Keduanya makan sejenak, setelah itu Chandra bergegas pergi untuk ke markas Pasukan Api Merah.Chandra, Paul dan Nanda sudah berada di ruang kerja Jenderal Langit. Chandra mengeluarkan daftar nama Pasukan Api Merah. Selain Paul dan Nanda, mereka semua ada masalah. Orang-orang ini berasal dari kelompok yang berbeda.Jika tidak berasal dari Kamar Dagang Timur Besar, maka Suku Dukun. Bahkan ada sebagian yang merupakan orang dari Raja. Chandra menatap daftar nama di tangannya. Di daftar nama, sudah terdapat dua orang jenderal bintang tiga.Salah satunya adalah Gangga yang menjadi wakil ketua dan seorang lagi adalah Malik yang mengurus Pasukan Api Merah ketika Teuku meninggal.“Bos, kapan mau beraksi?” tanya Paul dengan tidak sabar.Nanda me
“Tapi ….”Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Shadow berjalan masuk ke ruangan.“Saya datang sebentar lagi,” ujar Shadow ketika melihat Mandy.“Katakan saja,” kata Raja menghentikan Shadow. Dia menatap Mandy dan berkaata, “Mandy, kamu keluar dulu. Papa ada urusan.” “Oh.” Perempuan itu melirik Shadow sekilas sebelum berbalik pergi.“Sudah begitu larut, ada apa?” tanya Raja setelah Mandy keluar.Ekspresi Shadow tampak mengeras dan berkata, “Barusan dapat informasi yang mengatakan Pasukan Api Merah sudah bergerak.”“Apa? Pasukan Api Merah sudah bergerak?!” ulangnya sambil bangkit berdiri.“Benar,” jawab Shadow sambil mengangguk.“Seribu Pasukan Api Merah. Mereka dibawa oleh Chandra dari Gurun Selatan.” Beberapa detik kemudian, Raja duduk dan bertanya, “Chandra mau menyerang siapa?”“Nggak tahu,” jawab Shadow sambil menggeleng.Raja berkata dengan perlahan, “Diwangsa di malam ini nggak akan tenang. Kamu tetap pantau. Kabari saya begitu ada informasi apa pun.”“Baik.” Shadow berbalik pergi.
Gangga tidak berontak. Dia tahu jika dirinya berontak maka ada kemungkinan dihukum mati di tempat. Di tangan Chandra terdapat Pedang Penghakiman yang mempunyai kekuasaan untuk memberikan hukuman. Dia memilih untuk mengalah saja.Gangga yakin berita ini akan tersebar. Nanti akan ada orang yang menolongnya. Karena orang di belakangnya tidak mengizinkan Chandra merusak keseimbangan ini.Setelah Chandra menangkap orang, dia tidak memilih kembali ke pangkalan militer. Lelaki itu memilih untuk menuju ke Pengadilan. Dia ingin menginterogasi Gangga malam ini juga dan menentukan pilihan. Jika setelah hukuman diputuskan dan mendapat hukuman mati, maka lelaki itu akan dibunuh terlebih dahulu.Chandra ingin lihat apa keributan yang terjadi ketika Gangga meninggal nanti. Ketika Chandra hendak berangkat menuju ke pengadilan, di waktu yang sama di rumah tradisional di Diwangsa tampak Alden tengah duduk di sofa.Tempat tersebut dijaga dengan ketat. Di luar halaman terdapat prajurit berpakaian seragam
Mereka semua saling menebak pemikiran masing-masing. Suku Dukun tidak bergerak, Dery yang memimpin Kamar Dagang Timur Besar juga tidak bergerak.Chandra berhasil membawa Gangga ke Pengadilan Diwangsa. Gangga dipaksa keluar dari mobil. Begitu menyadari dirinya berada di Pengadilan Diwangsa, pria itu seketika panik. Dia pun langsung berkata, “Chandra, apa yang akan kamu lakukan? Apa yang mau kamu lakukan?”Chandra yang berjalan di depan spontan berhenti. Kemudian, dia berbalik dan berjalan ke depan Gangga sambil tersenyum tipis, “Menurutmu, apa yang akan aku lakukan kalau aku bawa kamu ke pengadilan? Tempat ini khusus untuk mengadili orang-orang besar. Kamu justru harus bangga bisa datang ke sini.”“Mengadili aku? Kamu kira kamu siapa? Cepat lepaskan aku. Aku mau telepon orang, berikan ponselku. Aku mau telepon.”Gangga benar-benar panik. Dia tahu, kalau dia tidak segera meminta bantuan, kalau sudah masuk ke pengadilan dan dijatuhi hukuman, maka semuanya akan terlambat.“Mau telepon? Tel
Someria adalah negara dengan peraturan hukum yang sangat ketat. Jika mengikuti prosedur formal, akan sangat merepotkan untuk memberhentikan seorang jaksa. Selain itu, Chandra menangkap Gangga juga tanpa mengikuti prosedur normal.Jika mengikuti prosedur normal, Chandra harus mengajukan permohonan kepada Raja Someria. Raja Someria akan mengeluarkan surat. Setelah beberapa pihak meninjau dan menyetujuinya, lalu ditandatangani, Chandra baru bisa menangkap orang tersebut.Raja Someria menutup telepon. Chandra pun mulai berpikir sejenak. Dia merasa kalau dia mau mengambil tindakan selanjutnya, dia harus mengambil alih Pengadilan Diwangsa ke tangannya sendiri dulu. Karena pada langkah selanjutnya, Pengadilan Diwangsa sangat krusial. Chandra tidak ingin orang di Pengadilan Diwangsa adalah orang dari faksi lain.Setelah berpikir sebentar, Chandra menelepon Sonia dan langsung berkata, “Sonia, bantu aku selidiki satu orang.”Suara Sonia datang dari ujung lainnya, “Siapa?”“Fegi, hakim Pengadilan
“Gangga, delapan tahun yang lalu kamu punya seorang simpanan. Simpananmu itu hamil. dia berencana untuk lahirkan anak itu, tapi kamu suruh orang diam-diam aborsi anak itu. Di sini ada informasi medis simpananmu itu di rumah sakit, serta laporan tes DNA anak yang akhirnya nggak pernah lahir ke dunia itu.”“Gangga, lima tahun yang lalu, kamu diam-diam menghancurkan sebuah perusahaan keuangan dan mendapat keuntungan sebesar 20 triliun. Ini ada bukti yang berkaitan dengan kasus itu.”“....”Fegi melihat bukti-bukti yang dia terima dan membacanya satu per satu. Setelah mendengar semuanya, wajah Gangga menjadi pucat pasi. Dia langsung berteriak, “Nggak mungkin, sama sekali nggak mungkin. Ini fitnah, aku nggak pernah lakukan hal-hal itu. Aku nggak pernah, nggak pernah! Aku mau bertemu Pak Dery. Aku mau bertemu Raja. Chandra, kamu nggak berhak adili aku. Aku seorang jenderal bintang tiga. Kalau kamu mau tangkap dan adili aku, kamu harus dapat surat dari Raja. Mana suratmu? Tanpa surat, kamu ng
Kelompok Gunung Langit berdiri di belakang Chandra untuk menopangnya. Chandra tidak ingin Kelompok Gunung Langit mengalami nasib yang sama seperti Suku Dukun seratus tahun yang lalu. Oleh karena itu, Chandra harus membasmi semuanya dan memberikan Someria kedamaian.Chandra tidak menganggap dirinya orang yang baik dan penuh keadilan. Namun, karena sudah berada di titik ini, dia sungguh tidak punya jalan untuk mundur lagi.Malam ini, semua orang memperhatikan Pengadilan Diwangsa.“Berita terbaru, Pengadilan Diwangsa dikepung oleh Pasukan Api Merah.”“Orang kita nggak bisa masuk ke Pengadilan Diwangsa. Nggak tahu bagaimana situasi di dalam sana.”“Nggak tahu apa yang terjadi dengan Gangga.”“....”Segala jenis berita sampai ke telinga semua pasukan dan keluarga besar. Mereka semua menunggu, ingin melihat apa yang terjadi. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana dengan situasi di dalam Pengadilan Diwangsa.Setelah Chandra membunuh Gangga, dia meninggalkan Pengadilan Diwangsa. Dia duduk di tan
“Itu urusanmu, aku nggak mau tahu. Sekarang juga kamu pergi ke Pengadilan Diwangsa. Aku mau tahu apa yang terjadi di sana. Aku juga mau tahu sebenarnya apa yang ingin Chandra lakukan,” kata Dery.Dery telah berpikir lama, tapi dia masih belum memutuskan untuk menyingkirkan Chandra. Karena kalau dia menyingkirkan Chandra, maka tidak ada yang bisa menyeimbangi Suku Dukun lagi.Karena Alden juga bukan orang yang bisa dianggap remeh. Dery tidak yakin bisa menang jika melawan Alden. Dia hanya bisa memanfaatkan Chandra untuk menghadapi Alden. Adapun orang-orang yang dibunuh Chandra hanyalah orang-orang yang tidak penting. Dery bisa mempromosikan orang seperti dalam hitungan menit. Makanya hal itu tidak akan berdampak besar padanya.“Baik, saya pergi sekarang juga.”Ronald tidak banyak bicara lagi, langsung pergi menjalankan perintah Dery. Kemudian, dia membawa orang dari Junwa pergi ke Pengadilan Diwangsa.“Berita terbaru, Junwa telah diberangkatkan.”“Ronald membawa banyak anggota Junwa ke