Share

Jenderal Naga
Jenderal Naga
Author: Angin

Bab 1

Seorang pria bertubuh kekar yang mengenakan jaket berwarna gelap dan kacamata hitam berjalan keluar dari Terminal Rivera sambil berbicara di telepon, “Sudah ketemu?”

“Sudah, Jenderal. Cewek yang nolong Jenderal dari kebakaran sepuluh tahun lalu namanya Nova. Untungnya dia sendiri masih selamat setelah nolongin Jenderal, tapi luka bakar yang dia derita mencapai 95%.”

Genggaman tangan pria itu semakin mengerat, dan wajahnya pun semakin memuram seketika dia mendengar hal itu. Bahkan di tengah hari yang panas dan terik ini pun, suhu udara di sekitar langsung diselimuti dengan hawa dingin yang menusuk tulang.

Pria itu bernama Chandra dari keluarga Atmaja. Sepuluh tahun yang lalu, sebuah kebakaran besar melanda kediaman keluarga Atmaja, yang kemudian diduga bahwa insiden ini adalah kejadian yang memang telah direncanakan oleh seseorang. Akan tetapi, ada seorang gadis yang menerjang kobaran api tanpa memedulikan keselamatannya sendiri dan berhasil menyelamatkan Chandra dari lautan api tersebut.

Satu hari kemudian, seluruh anggota keluarga Atmaja yang berjumlah 38 orang dinyatakan meninggal dalam insiden tersebut, dan keluarga nomor satu di Kota Rivera pun kini menjadi bagian dari sejarah. Chandra yang berhasil diselamatkan pun harus melompat ke sungai demi menyelamatkan diri dan pergi ke tempat yang jauh di ujung selatan untuk menjadi seorang tentara. Sepuluh tahun telah berlalu, dan Chandra yang awalnya hanya seorang prajurit tanpa nama kini telah menjadi seorang jenderal. Dia pernah menantang 30 ribu pasukan elite dan menerjang markas mereka seorang diri, serta menangkap jenderal lawan hidup-hidup. Semenjak itu, dia dikenal sebagai Jenderal Naga dari Gurun Selatan. Sosoknya yang juga dikenal sebagai Naga Hitam membuat lawannya gentar ketika mendengar namanya. Pencapaian ini membuat Chandra dikenal sebagai jenderal termuda yang ada dalam sejarah negara Someria.

Setelah dianugerahi pangkat jenderal, Chandra memilih untuk pensiun dari dunia militer dan kembali ke kota asalnya untuk membalas budi atas kebaikan yang telah Nova lakukan, sekaligus membalas dendam atas apa yang menimpa keluarganya sendiri.

“Aku minta semua data diri Nova.”

“Jenderal, datanya sudah dikirim ke e-mail, silakan dicek.”

Chandra pun membuka e-mail dengan ponselnya dan memeriksa inbox. Data itu berisi seorang wanita dengan nama Nova Kurniawan, seorang perempuan berusia 27 tahun. Keluarga Kurniawan sendiri bisa dibilang hanyalah keluarga kelas menengah di kota Rivera.

Sepuluh tahun yang lalu, Nova baru saja duduk di bangku SMA tahun ketiga. Hari itu adalah hari Minggu, dan dia sedang pergi bermain bersama dengan beberapa teman sekolahnya ke pinggiran kota. Senja hari itu dia melihat sebuah rumah kebakaran dan mendengar teriakan minta tolong. Tanpa pikir panjang, Nova langsung masuk ke tengah kobaran api dan berhasil menyelamatkan seorang pemuda. Pemuda itu tidak lain dan tidak bukan adalah Chandra.

Namun … insiden ini mengubah hidup Nova selamanya. Sekujur tubuhnya terkena luka bakar yang sangat parah. Untungnya dia masih hidup, tapi luka bakar yang diderita mencapai 95%. Sejak saat itu, dia pun menjadi bahan tertawaan dan bahan obrolan saat jam makan siang oleh teman-teman sekolahnya.

“Nova, kebaikan kamu waktu itu, akan aku balas dengan sisa hidupku. Keluarga Sinaga, keluarga Wangsa, keluarga Cahyadi, keluarga Tedjo … aku sudah pulang, dan bakal aku ambil balik semua yang kalian rampas dulu. Darah kalian bakal aku pakai untuk memperingati kematian 38 anggota keluarga Atmaja.

Chandra lantas mengepalkan tangannya dengan erat dan masuk ke dalam sebuah mobil tak berpelat nomor. Sopir yang mengenakan baju dan topi hitam pun berkata, “Jenderal, tiga hari lagi sudah waktunya keluarga Kurniawan cari suami untuk Nova. Toni selaku kepala keluarga Kurniawan bilang, siapa pun yang mau menikah sama Nova bakal dapat perlindungan dari mereka.”

“Nyari suami? Ada apa memangnya?” tanya Chandra.

“Keluarga Kurniawan juga termasuk keluarga yang kuat, tapi nggak ada satu cowok pun yang mau menikah sama Nova karena Nova jelek. Toni sudah nggak sabar ingin cari cucu menantu, makanya dia bilang begitu. Makanya, biarpun fisik Nova sudah hancur, tetap saja ada orang yang rela menikah sama Nova demi dapetin kekayaan keluarga Kurniawan.”

Sementara itu di kediaman keluarga Kurniawan, seluruh anggota keluarga yang penting sudah berdatangan karena hari ini adalah hari di mana Toni akan memilih calon suami untuk cucunya. Melalui proses seleksi, akhirnya ada sepuluh orang pria yang terpilih. Ada yang tua dan ada pula yang masih muda, tapi mereka semua hanyalah orang biasa tanpa latar belakang yang spesial, dan Chandra adalah salah satu dari sepuluh orang itu.

Tanpa pertolongan Nova, Chandra tidak akan selamat dari insiden yang menimpa keluarganya sepuluh tahun lalu. Tanpa Nova, tidak akan ada Chandra yang sekarang, dan tidak mungkin pula adanya Naga Hitam yang menggetarkan Gurun Selatan.

Di sofa yang terletak di tengah rumah itu terdapat seorang wanita yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh perban. Bahkan wajahnya juga tidak terlihat jelas karena perbannya membungkus sampai ke kepalanya. Lalu, seorang pria tua bangun dibantu oleh tongkat di tangannya, dan dia menatap kesepuluh pria yang ada di hadapannya sambil berkata, “Aku mau mengumumkan sesuatu, orang yang terpilih untuk jadi suaminya Nova adalah … Chandra.”

Sekujur tubuh Nova gemetar seketika dia mendengar ucapan kakeknya. Apakah sisa hidupnya akan ditentukan begitu saja oleh keputusan ini? Namun di sisi lain, dia juga sadar bahwa dia telah kehilangan segalanya saat dia menerjang api sepuluh tahun yang lalu.

Kandidat pria lainnya pun pergi dengan rasa kecewa di hati, sementara Chandra masih berdiri tegak di tengah ruangan itu bagaikan pohon dedalu yang kokoh. Di saat itu pula, ada seorang pria yang menepuk bahu Chandra dan berkata padanya, “Tolong jaga adikku baik-baik, ya. Mukanya memang sudah hancur, tapi sebagai cewek, dia masih bisa memuaskan kamu.”

Pria itu adalah Leon, cucu paling tua di keluarga Kurniawan. Akan tetapi, Chandra tidak begitu memedulikan Leon, karena yang ada di matanya saat itu hanyalah Nova seorang. Tatapan mata Chandra mendarat di sosok wanita yang sedang duduk di sofa. Chandra memang tidak bisa melihat seperti apa wajahnya, tapi dia bisa melihat dengan jelas air mata yang berlinang di balik perban yang membalut wajahnya.

“Nov, nanti kamu pulang sendiri, ya. Mama mau pergi dulu,” ucap seorang wanita paruh baya dengan ekspresi dengki. Wanita itu adalah Yani, ibunya Nova. Dia sangat kecewa terhadap Nova karena anak-anak penerus keluarga Kurniawan lainnya bisa menikah dengan keluarga yang baik, sedangkan anaknya sendiri malah menikah dengan pria sembarangan dipungut di jalanan.

“Pa, aku mau ke kantor dulu,” ucap Boni, ayahnya Nova. Lalu dia pun segera pergi tanpa memedulikan Nova sedikit pun.

Anggota keluarga Kurniawan yang lain juga ikut melirik Chandra dengan tatapan mengejek. Mereka menganggap Chandra punya tubuh yang sehat dan kuat, tapi dia malah memilih untuk menikahi Nova yang selama ini mereka anggap sebagai aib keluarga. Namun, Chandra tidak menghiraukan itu dan berjalan ke hadapan Nova dan mengulurkan tangannya, membuat Nova yang masih meneteskan air mata terkejut.

“Mulai hari ini, biar aku yang jagain kamu. Selama ada aku, kamu bakal jadi orang paling bahagia yang ada di dunia ini.”

Suara nan tegas dan kuat itu masuk ke indra pendengaran Nova dan membuat dia seketika melupakan semua ejekan dan cibiran dari anggota keluarganya. Yang ada di matanya untuk saat ini hanyalah seorang pria tinggi besar dengan raut wajah yang sangat lemah lembut.

Chandra lantas menarik untuk bangun dari sofa dan berkata dengan nada yang ramah, “Yuk.”

Di luar kediaman keluarga Kurniawan sudah ada sebuah mobil yang tadi mengantar Chandra menunggu di luar, dijaga oleh dua orang pria berpakaian hitam.

“Jende …,” kata salah satu pria itu, tapi Chandra segera menyela mereka dan berkata, “Antar aku ke Imperial Residences, aku mau obati luka istriku.”

Chandra bukan hanya seorang jenderal yang terkenal di Gurun Selatan, tapi juga seorang dokter ajaib. Dia mampu mengobati orang yang sekarat, bahkan tidak berlebihan jika orang bilang Chandra mampu menumbuhkan kembali daging di tulang yang sudah mengering. Maka itu, menyembuhkan luka bakar di sekujur tubuh Nova adalah hal yang sangat mudah baginya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status