Whoosh!Jawaban yang didapatkan si jenderal hanyalah ledakan energi pedang yang dahsyat. Energi pedang itu melesat ke arahnya, muncul di hadapannya dalam sekejap. Baju zirahnya yang keras pun tak mampu menahan energi pedang itu. Dengan telanjang mata, bisa terlihat retakan-retakan muncul di baju zirahnya.Krek.Hanya dalam sekejap, baju zirah itu hancur berkeping-keping. Bahkan sebelum energi pedang itu menghantamnya, luka-luka bermunculan di sekujur tubuh jenderal Kerajaan Kayuwana. Dia mencoba mundur, tapi kekuatan energi pedang itu terlalu mengerikan. Dia merasa seperti dibelenggu, tubuhnya tidak bisa bergerak. Jika dia memaksakan diri untuk bergerak, tubuhnya akan dikoyak oleh energi pedang.Jenderal itu ketakutan hingga keringat bercucuran di wajahnya. Dia pun segera berkata, “Ja-jangan. Aku akan perintahkan. Sekarang juga aku perintahkan mereka untuk mundur.”Setelah si jenderal berkata seperti itu, Chandra baru menarik kembali energi pedangnya. Jenderal Kerajaan Kayuwana akhirny
Benar, Chandra datang untuk menengahi. Pertempuran antara kedua pasukan telah mengakibatkan korban yang tak terhitung jumlahnya. Terutama di pihak pasukan perempuan. Ratusan ribu prajurit gugur, sekarang hanya tersisa seratus ribu prajurit. Jika pertempuran berlanjut, mereka semua akan terbunuh.Si jenderal pria melihat Chandra dengan ekspresi dingin. “Ini masalah antara kedua negara kami, nggak ada hubungannya denganmu. Kalau tahu diri, cepat pergi dari sini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak sungkan-sungkan.”“Kenapa? Kamu nggak mau mundur?” tanya Chandra dengan santai.“Iya, memangnya kenapa?” tanya si jenderal pria dengan ketus. “Tentara kami akan langsung maju dan menghancurkan Kerajaan Alunara dan menduduki wilayahnya untuk persiapan penyatuan.”Dari sini Chandra dapat mengetahui kalau pihak jenderal pria yang memulai pertempuran ini. Sedangkan pasukan prajurit perempuan berasal dari sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Alunara.“Kamu dari kerajaan mana?” tanya Chandra.Si
Di sebuah lembah di hutan depan sana, sedang terjadi pertempuran sengit. Dua pasukan sedang bertempur. Jumlah prajurit yang dikerahkan mencapai lebih dari satu juta. Para prajurit yang berpartisipasi dalam pertempuran umumnya tidak terlalu kuat, hanya pada tingkat Alam Kesucian.Hanya beberapa jenderal yang sedikit lebih kuat, itu pun di Alam Bencana. Sekarang, ada dua prajurit Alam Bencana sedang bertarung sengit.“Ada pasukan yang lagi bertarung?”Chandra berdiri di udara, menatap ke kejauhan. Setelah melihat pertempuran di sana, dia mengerutkan alisnya. Dia berpikir sejenak, lalu mengaktifkan esensi sejatinya dan berjalan di udara.Hanya dengan satu langkah, Chandra tiba di luar lembah. Di lembah sana, pertarungan sengit tengah berlangsung. Banyak prajurit yang saling bertarung. Suara-suara yang meneriakkan kata bunuh dan suara senjata yang saling beradu bercampur menjadi satu, menciptakan pemandangan dan suasana yang menegangkan.Di langit, dua jenderal dari dua pasukan terlibat da
Elsa mengikuti Nova. Dia sendiri kebingungan harus ke mana untuk mencari Chandra. Namun tiba-tiba, Nova muncul di depannya. Sekarang, dia hanya perlu mengikuti Nova. Dengan begitu, dia juga bisa menemukan Chandra.Sementara itu, Nova spontan mengerutkan kening ketika mendengar Elsa ingin mengikutinya. Sejujurnya, dia tidak ingin Elsa mengikutinya. Setelah berpikir sejenak, Nova bertanya, “Kamu mau ikut aku? Rasanya kurang pantas, deh.”“Kenapa nggak pantas? Aku dan Chandra sudah menikah. Sekarang aku juga istrinya Chandra. Dia sudah cerita padaku tentang kamu. Aku juga sudah bilang, kamu istri pertama, aku istri kedua,” ujar Nova.Nova melihat Elsa yang keras kepala dan sudah bertekad bulat untuk mengikutinya. Dia pun tidak berkata apa-apa lagi. Nova mengangguk, lalu berkata, “Terserah kamu.”Usai berkata, Nova langsung pergi. Elsa juga segera mengikutinya. Sementara itu, pada saat yang sama di sisi lain. Chandra sudah berada di dunia yang tidak dikenalnya. Bahkan Sasa pun tidak bisa m
“Baik,” jawab si penjaga dengan hormat.Elsa menunggu di rumah. Tak lama kemudian, penjaga itu muncul lagi. Kali ini dia datang bersama Nova.“Non Elsa, ini orangnya,” kata si penjaga.Elsa mengibaskan tangannya sambil berkata, “Oke, kamu pergi saja.”“Baik.”Si penjaga langsung pergi. Sedangkan Nova berdiri diam sambil melihat Elsa. Elsa duduk di kursi di gazebo, juga sambil memperhatikan Nova. Nova terkesiap ketika melihat Elsa. Dia spontan bergumam dalam hati, “Chandra baru berapa tahun berada di Dunia Iblis, sudah dapat perempuan yang begitu cantik dan memesona. Perempuan ini memang pantas bersanding dengan Chandra.”Elsa juga menatap Nova, tapi karena wajah Nova tertutup cadar, dia tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah Nova. Otomatis, dia pun memandang rendah penampilan Nova. Dia menunjuk ke kursi di dekatnya dan berkata kepada Nova, “Kamu Nova, kan? Duduk saja, nggak usah malu-malu.”Saat Nova mendengar Elsa memanggil namanya, dia akhirnya yakin kalau pria yang menika
Para anggota kuat Klan Loman dari dunia dewa telah kembali ke dunia dewa. Setelah kembali ke dunia dewa, para anggota kuat itu berkumpul dan mulai menggunakan teknik ramalan untuk meramal.Biasanya, setiap kali melakukan ramalam, Langit akan memberikan beberapa petunjuk. Namun kali ini, mereka tidak mendapatkan petunjuk apa pun.“Aneh sekali.” Ekspresi Tino tampak serius. “Kita nggak bisa meramal apa pun. Apa mungkin orang yang mencuri Pohon Bodhi klan kita sudah begitu kuat sampai bisa memblokir rahasia langit?”“Ketua Klan, apa yang harus kita lakukan sekarang?”“Iya, Langit pun nggak kasih kita petunjuk apa pun.”“Apa yang harus kita lakukan? Tanpa Pohon Bodhi, klan kita akan cepat jadi lemah.”Banyak anggota Klan Loman tampak khawatir. Tino berpikir sejenak, lalu berkata, “Sekarang nggak ada yang bisa kita lakukan. Kita usahakan utus anggota kuat kita untuk selidiki.”Saat ini, di dunia fana.Elsa duduk termenung di halaman rumah milik dia dan Chandra. Tidak bisa dipungkiri, dia ba