LOGIN"Ibu, apakah Ibu tidak berencana menambahkan mahar untukku?" Shen Ling meraih lengan ibunya dari samping, bergelayut dengan manja di sana.
Gu Shi melirik putrinya dengan sayang, bertanya dengan heran, "Bukankah mahar milikmu sudah cukup banyak? Mengapa kau ingin menambahnya lagi?" Shen Ling mengerucutkan bibirnya, berkata dengan tidak senang, "Aku mendengar bahwa saat Zhu Niang menikah ke dalam keluarga Bangsawan Deng, mahar yang menyertainya telah memenuhi jalan sejauh delapan Li!" Zhu Niang adalah teman sebaya Shen Ling yang berada dalam satu kelompok yang sama dengannya. Para gadis muda ini, meskipun mereka selalu berkumpul bersama untuk bersenang-senang maupun sekedar bersosialisasi, namun dibalik itu persaingan diam-diam di antara mereka sangat kuat. Bisa dibilang gadis Zhu itu adalah rival utama Shen Ling. Sejak muda mereka berdua selalu bersaing dengan ketat. Para wanita muda ini selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam kelompok mereka. Tentu saja dengan pertunjukan Zhu Niang yang begitu megah, mengapa ia tidak bisa melakukannya dengan lebih megah lagi! Ia tak pernah kalah dari gadis itu. Ia lebih cantik, bakatnya juga lebih baik. Sayangnya, keberuntungan pernikahannya satu-satunya yang lebih rendah darinya. Zhu Niang telah dijodohkan dengan putra tertua Bangsawan Deng yang kini telah memegang jabatan yang cukup bergengsi di pemerintahan. Sedangkan dirinya sendiri, meski keluarganya mampu menemukan calon suami yang juga berasal dari keluarga bangsawan, namun calon suaminya sendiri bahkan belum secara resmi masuk ke dalam pemerintahan. Ia sudah merasa sangat kesal dengan hal ini. Kini ditambah dengan berita mengenai betapa megahnya mahar Zhu Niang, ia tak bisa menerima kekalahan lagi! Shen Ling kembali membujuk ibunya, mengguncang pelan lengannya, "Ibu, bagaimana mungkin aku begitu rendah dibandingkan dengan Zhu Niang.." Gu Shi memutar matanya, "Anak ini. Berhentilah membanding-bandingkan dirimu dengannya! Lihat, keluarga macam apa yang berada di belakangnya? Keluarga kelahiran ibunya sangat kaya, tentu saja ia akan mampu menambahkan semua mahar itu untuk putrinya." Ia mendecakkan lidahnya, berkata lagi, "Kau..Ayahmu hanya seorang pejabat tingkat lima. Keluarga ini bisa bertahan selama ini berkat bisnis keluarga yang sudah ada sejak lama. Dengan gaji Ayahmu, mana mungkin bisa mencukupi segala kebutuhan keluarga?!" Ia hanya tidak memberi tahu putrinya bahwa bahkan sebagian besar dari maharnya sendiri hampir habis digunakan untuk menghidupi kediaman bangsawan ini. Keluarga kelahirannya pun bukanlah keluarga yang berkecukupan. Ayahnya sendiri hanya menduduki jabatan rendah di kabupaten. Saat menikah, meski maharnya terbilang cukup banyak, itu tidak berarti apa-apa saat dibawa ke ibu kota. Dalam beberapa tahun semua itu hampir habis. Shen Ling bergeser lebih dekat ke sisi ibunya, berkata dengan suara rendah, "Ibu, kudengar Kakak Iparku membawa banyak mahar saat menikah kemari. Bagaimana kalau Ibu coba membujuknya? Mungkin saja ia akan berbaik hati dan membiarkan kita yang mengurus semua itu untuknya." Sebelumnya, Gu Shi bahkan tidak pernah memikirkan harta benda yang dibawa masuk oleh putri pedagang itu. Kini setelah diingatkan oleh putrinya, keserakahan alaminya segera muncul. Gu Shi menatap putrinya. Mereka saling menatap, seakan pikiran mereka telah terhubung. Ia segera menyusun rencana dalam pikirannya untuk menguasai kekayaan itu. Ketika itu ada di depan mata, bagaimana mungkin ia bisa melewatkannya begitu saja? Mengapa tidak menghisap habis darahnya baru setelah itu membuangnya! Sudut bibirnya terangkat. Sebuah seringai jahat segera menghiasi wajahnya yang telah jauh menua. Perjalanan Shen Ling menemui ibunya siang itu tidak sia-sia. Sejak awal ia sudah tahu tidak bisa berharap banyak dari keluarganya sendiri untuk menambahkan maharnya. Satu-satunya cara adalah merebut yang sudah tersedia di depan mata! ------- Pikiran-pikiran licik ibu dan anak itu tentu saja belum diketahui Li Yuan. Saat ini, gadis itu sedang menyegarkan diri dengan berendam di bak mandi air hangat barunya. Kerja keras selama dua hari kini sudah bisa ia nikmati. Ia berpikir untuk mencari herba yang bagus untuk ketenangan pikiran untuk ditambahkan di air mandinya lain kali. Di malam hari ia berencana untuk pergi berlatih di halaman terpencil di bagian paling belakang kompleks kediaman. Meski belum lama ini ia melatih kekuatan tubuhnya, kondisinya saat ini sedikit lebih baik dari pada saat ia baru saja terbangun. Seharusnya untuk latihan-latihan keterampilan pedang yang paling sederhana bisa ia lakukan. Ia sedang menyusun rencana-rencana latihannya selama beberapa waktu ke depan saat mendengar suara langkah seseorang mendekati ruang mandi. Li Yuan menjadi sedikit waspada. "Nyonya Muda, apakah Anda sedang mandi?" Suara Xiao Du terdengar dari luar. "Mm. Ada apa?" "Nyonya Muda, Nyonya Besar menyuruh pelayan ini untuk memanggil Nyonya Muda ke Taman Peony." Taman Peony yang disebutkan adalah halaman Nyonya Besar tinggal. Ada apa wanita pemarah itu tiba-tiba memanggilnya? Ia menjawab, "Aku mengerti. Aku akan ke sana setelah mandi." "Baik, Nyonya. Pelayan ini akan segera memberitahu pelayan Nyonya Besar." Setelah itu suara langkah kaki terdengar menjauh. Li Yuan menghela napas. Apapun itu, tidak ada hal baik yang akan terjadi. ----- Menurut ingatan sang pemilik tubuh, selama sebulan setelah menikah, hanya sekali ia bertemu dengan mertuanya. Termasuk di sini, ibu, ayah, dan sang nenek. Yaitu pada hari ia memberi penghormatan pertama kepada mereka setelah menikah. Setelah itu, dengan berbagai alasan mereka menolaknya untuk datang memberi penghormatan. Sang pemilik tubuh asli adalah seorang gadis muda yang polos dan baik hati. Diperlakukan seperti itu ia masih tidak menyadari penolakan mereka terhadap dirinya. Saat ditolak dengan alasan kesehatan sang ibu mertua maupun kesehatan sang nenek sedang terganggu sehingga ia tidak perlu datang berkunjung, ia malah akan dengan murah hati mengirimkan suplemen-suplemen mahal untuk mereka. Meski sudah begitu baik, ia masih saja diabaikan. Setelah beberapa minggu seperti itu, sang pemilik tubuh asli akhirnya mulai merasa bahwa mereka mungkin tidak menyukai dirinya. Kemudian, karena tidak ada yang bisa ia lakukan, ia hanya mengurung diri di halamannya. Sampai pada malam ia didorong ke dalam kolam oleh pelayan pribadinya sendiri. Jadi, sejauh ini Li Yuan hanya memiliki sedikit gambaran mengenai karakter para tetua utama di rumah ini. Li Yuan sudah tiba di depan gerbang Taman Peony ketika seorang wanita yang berjaga di depan dengan sopan segera mempersilahkannya untuk masuk dan mengantarnya ke dalam. Halaman ini terlihat jauh lebih megah dari pada halaman tempat ia tinggal. Beberapa pelayan wanita terlihat sedang bekerja di taman, beberapa lagi terlihat berdiri di depan paviliun utama, belum termasuk para wanita penjaga gerbang tadi. Pelayan sebanyak itu untuk mengurus sebuah halaman pribadi, apakah normalnya memang seperti ini? Li Yuan bertanya-tanya. Mempertahankan wajah tanpa ekspresinya, ia masuk ke dalam ruangan mengikuti pelayan tadi.Shen Ling menyapukan pandangannya pada kakak ipar yang baru dilihatnya lagi.Terakhir kali mereka bertemu yaitu saat sang pengantin baru menyajikan teh kepada para tetua.Saat itu ia sudah menyadari kecantikan anggun milik kakak ipar baru ini.Sekarang, melihatnya lagi ia tak kuasa tidak kagum akan kecantikan alaminya."Yun'er, kemarilah. Biar Ibu melihatmu lebih dekat." Suara Gu Shi dibuat lebih lembut. Sebuah senyum penuh kasih terpasang di wajahnya.Li Yun. Ini adalah nama sebenarnya sang pemilik tubuh.Shen Ling mengangguk kecil saat bertemu pandang dengan sang Kakak Ipar. Li Yuan masih dengan wajah tanpa ekspresinya, datang mendekat."Lihat dirimu, kau sudah begitu kurus. Bagaimana, apakah tubuhmu sudah pulih?" Kata-kata itu diucapkan dengan penuh simpati.Li Yuan, pada dasarnya tidak terbiasa berbasa basi, jadi dia hanya menjawabnya dengan "Mm".Ekspresi di wajah Gu Shi segera berubah tidak menyenangkan. Namun itu hanya sesaat sebelum mendapat tatapan penuh arti dari putrinya.
"Ibu, apakah Ibu tidak berencana menambahkan mahar untukku?" Shen Ling meraih lengan ibunya dari samping, bergelayut dengan manja di sana.Gu Shi melirik putrinya dengan sayang, bertanya dengan heran, "Bukankah mahar milikmu sudah cukup banyak? Mengapa kau ingin menambahnya lagi?"Shen Ling mengerucutkan bibirnya, berkata dengan tidak senang, "Aku mendengar bahwa saat Zhu Niang menikah ke dalam keluarga Bangsawan Deng, mahar yang menyertainya telah memenuhi jalan sejauh delapan Li!"Zhu Niang adalah teman sebaya Shen Ling yang berada dalam satu kelompok yang sama dengannya. Para gadis muda ini, meskipun mereka selalu berkumpul bersama untuk bersenang-senang maupun sekedar bersosialisasi, namun dibalik itu persaingan diam-diam di antara mereka sangat kuat.Bisa dibilang gadis Zhu itu adalah rival utama Shen Ling. Sejak muda mereka berdua selalu bersaing dengan ketat. Para wanita muda ini selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam kelompok mereka.Te
Di Taman Anggrek, Li Yuan sedang mondar mandir memikirkan sesuatu. Ia sangat ingin memperkuat tubuh barunya ini, namun di kediaman ini, cara apa yang bisa dilakukan tanpa menarik perhatian orang-orang? Dipandang aneh tentu saja ia tidak peduli, namun ia hanya tidak suka menarik perhatian yang kemudian akan membuat orang-orang berspekulasi tentang perilaku sang Nyonya Muda yang sangat tidak biasa. Di zaman yang lebih kuno ini, kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih melekat kuat. Tentu saja ia tidak ingin menarik perhatian Nyonya Besar untuk mengundang seorang pemuka agama dengan dalih mengusir roh jahat dari tubuhnya yang akhirnya akan menimbulkan implikasi yang lebih luas. Keributan seperti itu ia tidak tahan. Ia selalu suka ketenangan. Bahkan tak keberatan jika keberadaannya tidak dianggap. Sejak mengantarkan makanan siang tadi, pelayan kecil bernama Xiao Du sudah tak terlihat di halaman. Sebenarnya, sejak kemarin ia belum membersihkan diri. Karena hal ini adalah hal yang bi
"Omong kosong! Bagaimana mungkin semua daging itu lenyap begitu saja? Bahkan seekor burung pegar pun tak terkecuali! Ini sudah hari yang ketiga dan kalian masih belum menemukan pelakunya?!" Suara Nyonya Besar meninggi.Sudah sejak pagi Sang Nyonya mengamuk. Namun karena tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaannya, Meng Mama hanya bisa pasrah terkena ledakan amarah sang majikan.Ia kemudian memerintahkan, "Segera ganti semua pelayan yang ada di dapur utama! Kita tidak ingin terus menerus menyimpan pencuri di lumbung beras!"Beraninya tikus-tikus rendahan itu mencuri barang-barang remeh seperti daging!Meskipun selalu bisa dibeli lagi, namun karena sang suami bahkan ibu mertuanya sudah mulai bersuara, tak pelak ia harus segera membereskan masalah ini.Saat memberi salam pagi pada sang Nyonya Tua, hampir semua anggota keluarga berkumpul sehingga memenuhi ruangan di Taman Anyelir tempat Nyonya Tua tinggal."Bagaimana keadaan Li Shi? Apakah dia masih tidak sehat?" Wanita tua dengan p
"Kau lihat, hampir tidak ada pelayan yang tersisa untuk melayani Nyonya Muda. Bukankah ini jelas, Nyonya Muda itu tidak disukai oleh Nyonya Besar!""Mengapa begitu? Sebenarnya apa kesalahan Nyonya Muda hingga Nyonya Besar bahkan tidak membiarkannya hidup dengan nyaman?"Pelayan yang satu mengangkat bahu, "Siapa yang tahu siapa yang telah dia singgung."Ia telah mendengar desas desus dari para pelayan kecil yang melayani di Taman Krisan. Namun hal itu masih merupakan dugaan-dugaan tak berdasar di antara mereka para pelayan kecil.Suara-suara percakapan yang berasal dari luar gerbang Taman Anggrek, meski cukup jauh dari paviliun utama, Li Yuan masih bisa mendengarnya dengan jelas.Ia menatap pohon belalang di pekarangan. Wajahnya tanpa ekspresi.Saat waktu makan malam tiba, pelayan kecil yang ditugaskan untuknya datang membawakannya apa yang menjadi hidangan malam itu.Dibandingkan dengan hidangan kemarin, hidangan hari ini benar-benar sederhana.Ibaratnya, kemarin ia masih menjadi kais
Saat langit belum terang, terlihat seorang pelayan buru-buru masuk ke dalam ruang tidur Nyonya Muda. Belum sempat masuk ke ruang dalam, dari balik layar brokat semi transparan, sang pelayan terkejut ketika melihat sang majikan telah duduk di pinggiran tempat tidur dengan aura di sekelilingnya yang entah mengapa terasa mencekam. Ia merasa agak merinding dengan keadaan yang tidak biasa ini sehingga hanya berdiri terpaku di depan layar penyekat ruangan, tidak berani melangkah masuk. Li Yuan tertegun. Pertama kali sadar, ia pikir secara ajaib nyawanya berhasil dipertahankan. Namun ketika melihat keadaan sekitarnya, ia segera menyadari desain ruangan tempatnya berbaring cukup ketinggalan zaman. Tidak merasakan jejak rasa sakit yang seharusnya dirasakannya setelah tertusuk oleh bilah panjang, ia merasa semakin aneh. Hanya dadanya yang terasa sedikit tidak nyaman. Ia mengulurkan tangan untuk meraba bagian dada yang sebelumnya terasa amat sakit, namun tidak menemukan perban yang harusn







