Home / Romansa / Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita / Bab 5. Bekerja Keras untuk Mandi

Share

Bab 5. Bekerja Keras untuk Mandi

Author: Mylilcosmos
last update Last Updated: 2025-11-23 13:36:19

Di Taman Anggrek, Li Yuan sedang mondar mandir memikirkan sesuatu.

Ia sangat ingin memperkuat tubuh barunya ini, namun di kediaman ini, cara apa yang bisa dilakukan tanpa menarik perhatian orang-orang?

Dipandang aneh tentu saja ia tidak peduli, namun ia hanya tidak suka menarik perhatian yang kemudian akan membuat orang-orang berspekulasi tentang perilaku sang Nyonya Muda yang sangat tidak biasa.

Di zaman yang lebih kuno ini, kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih melekat kuat.

Tentu saja ia tidak ingin menarik perhatian Nyonya Besar untuk mengundang seorang pemuka agama dengan dalih mengusir roh jahat dari tubuhnya yang akhirnya akan menimbulkan implikasi yang lebih luas.

Keributan seperti itu ia tidak tahan. Ia selalu suka ketenangan. Bahkan tak keberatan jika keberadaannya tidak dianggap.

Sejak mengantarkan makanan siang tadi, pelayan kecil bernama Xiao Du sudah tak terlihat di halaman.

Sebenarnya, sejak kemarin ia belum membersihkan diri. Karena hal ini adalah hal yang biasa terjadi di kehidupan sebelumnya ketika ia bertugas sebagai pengintai dalam waktu yang lama, ia tidak terlalu memikirkan.

Bagi para pembunuh terlatih sepertinya, ini adalah hal-hal yang paling remeh dan tak layak untuk diperhatikan lebih jauh.

Namun kini, ia memiliki tubuh seorang wanita muda yang halus dan rapuh yang tak akan tahan lama-lama dengan kekotoran.

Jika diabaikan dalam waktu lama, kulit pun akan mulai ruam dan gatal, yang tidak akan terasa nyaman.

Sampai dua hari yang lalu, masih ada seorang pelayan wanita tua yang akan datang mengantarkan air untuknya. Namun entah mengapa pelayan tua itu tidak lagi muncul.

Ia juga tidak bisa mengandalkan Xiao Du untuk mengambil air.

Jangankan menyuruhnya untuk mengambil air, kini pelayan kecil itu juga telah mengabaikan pakaian kotornya yang menumpuk di sudut ruangan.

Apakah ini level pengucilan lainnya yang diperintahkan oleh sang ibu mertua?

Hmph! Li Yuan menatap dengan dingin.

Namun jika dipikirkan lebih dalam, bukankah ini adalah sebuah kesempatan baik untuk melatih tubuh lemah ini?

Semakin banyak ia bekerja, semakin banyak otot yang akan terbangun, dan semakin mudah ia menggerakkan tubuhnya.

Meski memiliki ilmu bela diri, namun tubuh rapuhnya sekarang sama sekali tidak menunjang untuk latihan apapun.

Baiklah. Mari kita masuk ke dalam permainan sang ibu mertua!

------

Gu Shi sedang duduk di luar ruangan di halamannya.

Cuacanya sangat bagus untuk dilewatkan dengan mengurung diri di dalam rumah.

Matanya menatap ke depan sambil mendengarkan laporan Chen Mama.

"Nyonya Muda telah pergi mengambil sendiri air dari sumur di dekat Taman Anggrek. Kemudian, Xiao Du juga telah mengabaikan kebutuhan sehari-hari Nyonya Muda. Selain hanya makanan yang masih diantarkan, yang lainnya telah diabaikan."

Chen Mama melapor dengan kepala tertunduk.

Gu Shi menyeringai dingin: "Bagus. Aku ingin melihat, berapa lama lagi wanita bodoh itu akan bertahan. Dia, wanita muda yang telah dimanja selama bertahun-tahun, melakukan semua pekerjaan berat itu, apakah ia masih tidak akan mati karena kelelahan!"

Ia menyapu sehelai daun yang jatuh di bahunya, mendesah, "Lebih baik jika ia segera mati karena kelelahan, atau tidak ia bisa saja bunuh diri karena merasa diperlakukan tidak adil. Semua ini menghemat waktuku untuk memikirkan cara menyingkirkannya."

Berpikir sejenak, ia menambahkan, "Awasi saja untuk saat ini. Jangan biarkan dia mengirim surat satupun kepada keluarganya."

"Baik, Nyonya."

Dengan begitu, Chen Mama pun mengundurkan diri.

------

Li Yuan telah menemukan sebuah tong air besar yang tidak terpakai di halaman terbengkalai.

Ia kemudian membawanya dengan susah payah kembali ke Taman Anggrek.

Tidak masalah, kegiatan ini untuk melatih otot-otot yang telah tertidur di tubuh barunya.

Sebelumnya, ia telah pergi ke gudang kediaman dan meminta kepada pengurus di sana untuk memberinya sebuah tong air besar, yang kemudian ditolak oleh sang pengurus dengan alasan mereka tidak memilki barang seperti yang dia minta.

Dengan itu Li Yuan berkeliling di seluruh kediaman untuk mencari bahan-bahan yang ia perlukan.

Pada zaman itu, untuk bisa mandi air hangat, orang-orang masih menggunakan cara tradisional dengan memanaskan air secara manual di atas tungku, kemudian memindahkan air panas ke dalam ember kayu yang selanjutnya dicampur dengan air dingin, dan setelah itu baru diantarkan ke halaman para majikan.

Semua ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

Li Yuan kemudian terpikir untuk membuat bak mandi air hangatnya sendiri. Ia masih ingat pernah membaca di sebuah buku tentang cara sederhana membuat bak mandi yang sudah ada pada zamannya.

Setelah memindahkan pot tanah liat yang cukup besar dari gudang barang tidak terpakai, ia mulai bekerja.

Ruang mandi di halamannya merupakan sebuah bangunan kecil yang terpisah dari paviliun utama. Letaknya tepat di belakang kamar tidur.

Li Yuan mulai melubangi bagian bawah dinding ruang mandi, tidak besar namun cukup untuk memasukkan kayu bakar ke dalam.

Setelah pot tanah liat dibersihkan, ia melubangi bagian bawah pot dan menyelipkan sebuah bambu pendek ke dalamnya, tak lupa menutup lubang bambu yang terbuka dengan sumbat kayu sederhana.

Kemudian pot tanah liat itu ditaruh di dalam ruang mandi, tepat di atas lubang tempat kayu bakar akan diletakkan.

Lalu ia mengisi celah-celah yang ada dengan tanah liat. Ini dilakukan agar asap dari kayu bakar tidak masuk ke ruang mandi.

Tentu saja ia juga membuat lubang pembuangan asap tersendiri menggunakan bambu tua yang telah dipotong dan dirakitnya.

Setelah semua ini selesai, ia tinggal menaruh bak mandi kayu yang biasanya dipakai untuk berendam tepat di sebelah pot tanah liat.

Dengan begitu ia tinggal membuka sumbat kayu pada pot tanah liat ketika air di dalamnya sudah cukup panas, yang akan mengalirkan air panas itu ke dalam bak mandinya.

Untuk memudahkan mengatur suhu air, ia juga telah menaruh tong air besar yang telah dilubangi seperti pot tanah liat tadi tidak jauh dari bak mandi, dan menggunakan bambu panjang untuk mengalirkan air dingin ke dalam bak kayu.

Dengan ini, semua kerja kerasnya untuk memperoleh pengalaman mandi yang nyaman telah selesai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 7.

    Shen Ling menyapukan pandangannya pada kakak ipar yang baru dilihatnya lagi.Terakhir kali mereka bertemu yaitu saat sang pengantin baru menyajikan teh kepada para tetua.Saat itu ia sudah menyadari kecantikan anggun milik kakak ipar baru ini.Sekarang, melihatnya lagi ia tak kuasa tidak kagum akan kecantikan alaminya."Yun'er, kemarilah. Biar Ibu melihatmu lebih dekat." Suara Gu Shi dibuat lebih lembut. Sebuah senyum penuh kasih terpasang di wajahnya.Li Yun. Ini adalah nama sebenarnya sang pemilik tubuh.Shen Ling mengangguk kecil saat bertemu pandang dengan sang Kakak Ipar. Li Yuan masih dengan wajah tanpa ekspresinya, datang mendekat."Lihat dirimu, kau sudah begitu kurus. Bagaimana, apakah tubuhmu sudah pulih?" Kata-kata itu diucapkan dengan penuh simpati.Li Yuan, pada dasarnya tidak terbiasa berbasa basi, jadi dia hanya menjawabnya dengan "Mm".Ekspresi di wajah Gu Shi segera berubah tidak menyenangkan. Namun itu hanya sesaat sebelum mendapat tatapan penuh arti dari putrinya.

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 6. Merebut Mahar

    "Ibu, apakah Ibu tidak berencana menambahkan mahar untukku?" Shen Ling meraih lengan ibunya dari samping, bergelayut dengan manja di sana.Gu Shi melirik putrinya dengan sayang, bertanya dengan heran, "Bukankah mahar milikmu sudah cukup banyak? Mengapa kau ingin menambahnya lagi?"Shen Ling mengerucutkan bibirnya, berkata dengan tidak senang, "Aku mendengar bahwa saat Zhu Niang menikah ke dalam keluarga Bangsawan Deng, mahar yang menyertainya telah memenuhi jalan sejauh delapan Li!"Zhu Niang adalah teman sebaya Shen Ling yang berada dalam satu kelompok yang sama dengannya. Para gadis muda ini, meskipun mereka selalu berkumpul bersama untuk bersenang-senang maupun sekedar bersosialisasi, namun dibalik itu persaingan diam-diam di antara mereka sangat kuat.Bisa dibilang gadis Zhu itu adalah rival utama Shen Ling. Sejak muda mereka berdua selalu bersaing dengan ketat. Para wanita muda ini selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam kelompok mereka.Te

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 5. Bekerja Keras untuk Mandi

    Di Taman Anggrek, Li Yuan sedang mondar mandir memikirkan sesuatu. Ia sangat ingin memperkuat tubuh barunya ini, namun di kediaman ini, cara apa yang bisa dilakukan tanpa menarik perhatian orang-orang? Dipandang aneh tentu saja ia tidak peduli, namun ia hanya tidak suka menarik perhatian yang kemudian akan membuat orang-orang berspekulasi tentang perilaku sang Nyonya Muda yang sangat tidak biasa. Di zaman yang lebih kuno ini, kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih melekat kuat. Tentu saja ia tidak ingin menarik perhatian Nyonya Besar untuk mengundang seorang pemuka agama dengan dalih mengusir roh jahat dari tubuhnya yang akhirnya akan menimbulkan implikasi yang lebih luas. Keributan seperti itu ia tidak tahan. Ia selalu suka ketenangan. Bahkan tak keberatan jika keberadaannya tidak dianggap. Sejak mengantarkan makanan siang tadi, pelayan kecil bernama Xiao Du sudah tak terlihat di halaman. Sebenarnya, sejak kemarin ia belum membersihkan diri. Karena hal ini adalah hal yang bi

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 4. Sedikitnya Penerus Keluarga

    "Omong kosong! Bagaimana mungkin semua daging itu lenyap begitu saja? Bahkan seekor burung pegar pun tak terkecuali! Ini sudah hari yang ketiga dan kalian masih belum menemukan pelakunya?!" Suara Nyonya Besar meninggi.Sudah sejak pagi Sang Nyonya mengamuk. Namun karena tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaannya, Meng Mama hanya bisa pasrah terkena ledakan amarah sang majikan.Ia kemudian memerintahkan, "Segera ganti semua pelayan yang ada di dapur utama! Kita tidak ingin terus menerus menyimpan pencuri di lumbung beras!"Beraninya tikus-tikus rendahan itu mencuri barang-barang remeh seperti daging!Meskipun selalu bisa dibeli lagi, namun karena sang suami bahkan ibu mertuanya sudah mulai bersuara, tak pelak ia harus segera membereskan masalah ini.Saat memberi salam pagi pada sang Nyonya Tua, hampir semua anggota keluarga berkumpul sehingga memenuhi ruangan di Taman Anyelir tempat Nyonya Tua tinggal."Bagaimana keadaan Li Shi? Apakah dia masih tidak sehat?" Wanita tua dengan p

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 3. Pengucilan

    "Kau lihat, hampir tidak ada pelayan yang tersisa untuk melayani Nyonya Muda. Bukankah ini jelas, Nyonya Muda itu tidak disukai oleh Nyonya Besar!""Mengapa begitu? Sebenarnya apa kesalahan Nyonya Muda hingga Nyonya Besar bahkan tidak membiarkannya hidup dengan nyaman?"Pelayan yang satu mengangkat bahu, "Siapa yang tahu siapa yang telah dia singgung."Ia telah mendengar desas desus dari para pelayan kecil yang melayani di Taman Krisan. Namun hal itu masih merupakan dugaan-dugaan tak berdasar di antara mereka para pelayan kecil.Suara-suara percakapan yang berasal dari luar gerbang Taman Anggrek, meski cukup jauh dari paviliun utama, Li Yuan masih bisa mendengarnya dengan jelas.Ia menatap pohon belalang di pekarangan. Wajahnya tanpa ekspresi.Saat waktu makan malam tiba, pelayan kecil yang ditugaskan untuknya datang membawakannya apa yang menjadi hidangan malam itu.Dibandingkan dengan hidangan kemarin, hidangan hari ini benar-benar sederhana.Ibaratnya, kemarin ia masih menjadi kais

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 2. Terbangun di Tubuh Sang Nyonya Muda

    Saat langit belum terang, terlihat seorang pelayan buru-buru masuk ke dalam ruang tidur Nyonya Muda. Belum sempat masuk ke ruang dalam, dari balik layar brokat semi transparan, sang pelayan terkejut ketika melihat sang majikan telah duduk di pinggiran tempat tidur dengan aura di sekelilingnya yang entah mengapa terasa mencekam. Ia merasa agak merinding dengan keadaan yang tidak biasa ini sehingga hanya berdiri terpaku di depan layar penyekat ruangan, tidak berani melangkah masuk. Li Yuan tertegun. Pertama kali sadar, ia pikir secara ajaib nyawanya berhasil dipertahankan. Namun ketika melihat keadaan sekitarnya, ia segera menyadari desain ruangan tempatnya berbaring cukup ketinggalan zaman. Tidak merasakan jejak rasa sakit yang seharusnya dirasakannya setelah tertusuk oleh bilah panjang, ia merasa semakin aneh. Hanya dadanya yang terasa sedikit tidak nyaman. Ia mengulurkan tangan untuk meraba bagian dada yang sebelumnya terasa amat sakit, namun tidak menemukan perban yang harusn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status