Share

Bab 06

Author: D.N.A
last update Last Updated: 2025-10-05 04:56:54

Seperti apa yang Satya katakan, Dara pulang ke rumahnya. Rumah megah dan mewah yang jauh berkali-kali lipat lebih besar dari milik Rudi–mantan suaminya.

Dengan langkah ragu, Dara mengikuti setiap gerak lebar dari kaki pria itu. Dia membuntuti Satya dengan jemari yang meremas ujung bajunya.

Perasaannya mendadak bimbang, dia bingung harus berdiri dimana. Mulutnya tertutup rapat, dia segan untuk sekedar bertanya pada pria yang baru saja ia temui ini.

Trauma yang Rudi tinggalkan membuat Dara begitu menjaga jarak dengan pria. Hatinya kini tertutup, dia tidak akan dengan bodoh menyerahkan rasa cinta pada sembarangan pria lagi.

"Ini kamar tempat tidurmu," tunjuk Satya, dia melirik ke arah samping, dan tidak melihat keberadaan Dara disana.

"Kenapa kamu di belakangku? Tubuhmu kecil, aku tidak bisa melihatnya!" Satya marah, suaranya meninggi dan itu berhasil membuat Dara termundur pelan.

"M-maaf," bisik Dara pelan, tubuh mungil itu bergerak ke arah samping Satya.

Satya memejamkan mata, tangannya terkepal dengan urat leher yang terlihat menonjol keluar. dia menarik napas panjang ketika amarahnya mencapai ubun-ubunnya.

"Masuk dan istirahatlah."

Dara mengangguk dengan cepat, dia segera masuk ke dalam kamar dengan perasaan takut. Aura yang Satya keluarkan benar-benar menakutkan.

Randy–asisten pribadinya, hanya menatap Dara dengan perasaan kasian. Wanita polos itu harus terikat dengan pria arogan dan dominan seperti Satya, sungguh malang hidup Dara.

"Randy, siapkan pernikahanku dengan Dara, secepatnya!"

"Baik, Tuan!"

Kamar yang Dara tepati terasa hening, tidak terdengar suara apapun dari luar, perasaannya mendadak tidak menentu terlebih dengan ajakan menikah yang terasa dadakan. Dia baru terlepas dari sosok Rudi dan kini, harus kembali terikat kembali.

Suasana malam di kediaman ini terasa lebih sepi, sejak tadi siang tidak ada yang masuk ke kamar Dara, kecuali asisten rumah tangga yang mengantarkan makanan. Dia merasa bosan, tapi jelas tidak bisa berbuat banyak.

Dara menatap pintu di depannya dengan pandangan bimbang. Kakinya melangkah dengan ragu dia berjalan ke arah pintu dan membukanya dengan perlahan.

Kakinya melangkah keluar dari dalam kamar. Menyusuri setiap jengkal rumah itu dengan perlahan. Setiap sudut tidak luput dari pandangan Dara.

"Mau kemana kamu?" Suara bariton itu sukses membuat Dara terhenyak, tubuhnya limbung dan akan terjatuh.

Dengan gesit Satya meraih tubuh Dara dan membuat wanita itu terjatuh dalam pelukannya. Dara mengerjap pelan menatap pada iris Satya yang terlihat tajam.

"M-maaf, Tuan."

Iris hitam Satya menajam. Menatap Dara dan membuat wanita itu salah tingkah.

"Kenapa kamu selalu meminta maaf untuk hal sepele seperti ini?" tanya Satya dengan heran, dia melepas tubuh Dara dan membuat wanita itu berdiri dengan tegap.

"S-saya ..."

"Berhentilah berbicara gagap, Saya tidak suka."

Dara mengantupkan mulutnya dengan rapat, dia menunduk dan begitu takut dengan sosok di depannya. Bagaimana bisa ada pria sedominan ini?

"Besok adalah hari pernikahan kita, saya datang untuk mengantarkan gaun pernikahan." Satya memberikan satu paperbag hitam di tangannya.

Dengan ragu, Dara meraih paperbag itu, mendekapnya dengan erat seolah benda itu adalah benda berharga baginya. Dia ingin mengajukan beberapa pertanyaan, tapi Dara juga ragu untuk memulai.

"Masuklah kembali ke kamarmu."

Dara mengangguk dengan patuh, dia memasuki kamar dan menguncinya dari dalam. Terlalu takut jika Satya masuk tanpa dia minta.

Acara pernikahan yang Satya katakan di gelar dengan sederhana, tidak ada seorangpun yang datang. Hanya ada Randy, satu wali dan tentunya penghulu.

Acara kecil itu berlangsung dengan khusyuk, tidak ada halangan berarti. Dara sudah Syah menjadi istri dari Satya Darmawan, begitupun sebaliknya.

Kini, dia telah menjadi nyonya Darmawan, dengan status tersembunyi. Satya melirik ke arah Dara, senyum miring itu terbit, dia berhasil membuat pemuas nafsunya berada di dalam genggam tangannya.

Dara tidak akan pergi, karena ikatan yang sudah ia berikan. Dia akan menjadi istri patuh, yang ia sembunyikan.

Bruk!

"Tuan, Anda mau apa?" tanya Dara dengan suara gugup.

"Ini malam pertama kita," bisik Satya dengan suara dinginnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 29

    Kabar pemutusan hubungan antara Satya dan Andin tersebar begitu saja, gosip bertebaran dimana-mana, banyak yang beranggapan bahwa salah satu di antara mereka berselingkuh.Terbukti dari beberapa akun media sosial yang memperlihatkan Andin bersama dengan pria lain di luar sana. Wanita itu terlihat murung karena komentar netizen yang masuk ke akun media nya."Sial, kurang ajar kau Satya!" teriak Andin menggelegar. Suara beberapa benda pecah terdengar, membuat sebagian pelayan rumah terkejut mendengarnya.Tidak hanya itu, media juga berbondong-bondong mengabarkan pembatalan pertunangan itu, karena Satya yang membuatnya.Dia hanya ingin membuktikan pada Dara, bahwa hanya wanita itu yang kini berada dihatinya. Dan tidak ada yang lain lagi.Dara tersenyum puas melihat berita yang menayangkan pemutusan hubungan pertunangan itu, padahal baru berjalan beberapa Minggu saja.Tidak hanya itu, Dara juga ikut meramaikan dengan memposting beberapa foto Andin dan juga Rudi di media sosial."Sangsi so

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 28

    Ketukan pintu terdengar pelan, di baliknya Satya terdiam dengan nafas yang tertahan. Tangannya terkepal ketika ia memutuskan untuk kembali mengetuk pintu."Dara, aku minta maaf," ucap Satya dengan suara pelan. Keningnya bersentuhan dengan pintu, suara nya terdengar pelan setengah berbisik lirih.Tidak ada jawaban, hanya desiran angin pelan yang menyapa tubuh Satya. Pria itu terdiam dan menghela napas berat.Sedangkan di dalam kamar, Dara menatap dingin pada balkon kamar yang dibiarkan terbuka lebar. Hembusan angin menerpa wajahnya.Tangannya terkepal erat ketika di sebrang sana, Rudi juga ikut menatap ke arahnya. Pria itu terlihat tersenyum miring dengan segelas bir yang ia genggam.Tangan Dara terkepal, dia memiringkan kepala dan memiliki satu ide agar Rudi tahu, bahwa kini, dia bukan tujuan hidupnya lagi.Tubuh kecil itu berbalik, dia berjalan perlahan ke arah pintu kamar, membukanya pelan dan menatap Satya dengan raut wajah sendu miliknya.'mari kembali jadi wanita lemah' batinnya

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 27

    Seorang pria dengan setelan kaos rumahan dan celana kulot berwarna coklat, berdiri membelakangi Satya, ketika pria itu membuka pintu. "Cari siapa?" tanya Satya dengan nada dinginnya. Dia mengeryit dan sedikit terkejut ketika pria itu berbalik. Senyum miring tercetak di wajah Satya, ketika melihat siapa pria yang bertamu ke rumahnya. Pria sebrang rumah yang menjadi selingkuhan dari Andin."Oh, selamat malam," ucap Rudi sedikit terkejut, dia tidak menyangka bahwa pemilik rumah ini adalah Satya. "Nama saya Rudi, saya pemilik rumah sebrang." Rudi menunjuk rumahnya yang berada di sebrang rumah. Dia lantas kembali tersenyum pada Satya. "Saya datang untuk memberikan bingkisan kecil, kebetulan beberapa hari lalu, saya baru liburan." Deg.Tangan Satya yang akan meraih bingkisan itu terhenti, dia menatap Rudi yang terlihat sedang memperhatikan sekitarnya. Entah apa yang pria itu sedang awasi. Tapi yang jelas, saat ini, Satya merasa kesal.Dia ingin sekali menghajar pria di depannya. Tapi s

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 26

    Asap mengepul ke udara, Dara menatap dengan sinis ke arah layar tv yang menyala, di dalamnya penyiar berita sedang memberitahukan perihal kecelakaan yang terjadi tadi malam.Dia terkekeh ketika melihat nama yang di sebut di dalamnya. Roni si pemilik club' ternama di ibukota dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.Penyebabnya rem blong yang membuat pria itu tewas di tempat. "Mampus, siapa suruh bermain-main denganku. Kau menganggapku anak? Ayah mana yang melecehkan putrinya? Dasar pria tua," dumel Dara dengan nada menggebu."Kau terlihat bahagia? Ada apa?" celetuk satu suara yang membuat Dara terkejut. Dia mematikan rokok dan tersenyum pada Satya.Pria itu mendekat, duduk di samping Dara dan mengelus pelan surai hitam istrinya. Tatapan Satya melembut, entah sejak kapan semuanya terasa nyata bagi Dara."Tidak, aku sedang menonton kartun saja. Bagaimana di kantor? Ada berita baik?" Satya merenung sekilas, dia menyandarkan tubuh ke arah sofa dengan tangan terangkat, meraih t

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 25

    Kehidupan Andin berubah, entah sejak kapan tapi yang jelas saat ini, Satya menjadi dingin terhadapnya. Dia selalu acuh ketika di ajak berbicara. "Kamu nggak kerja?" tanya Rudi begitu saja. Dia duduk di samping Andin dengan tubuh tanpa baju."Aku di pecat, entah apa maksud mas Satya, dia memecatku begitu saja." "Kenapa bisa? Bukankah dia cinta mati sama kamu, honey." "Aku sudah jawab, tidak tahu." Andin berdiri dengan wajah tertekuk. Dia turun dari atas kasur dan menatap pada bangunan rumah di depannya. Tatapan itu begitu terlihat malas."Kau benar-benar tidak tahu siapa yang menjadi tetanggamu?" tanya Andin, dia melirik ke arah Rudi yang masih berada di atas kasur.Rudi menatap heran, dia menggeleng pelan dan berdiri dari atas ranjangnya. Kakinya melangkah, mendekat pada Andin."Lihat, dia tetanggamu." Andin membuka tirai sedikit, membiarkan Rudi melihat siapa yang menjadi tetangga depan rumahnya. Mata nya membola ketika dia melihat Dara berada di sana. Berdiri dengan gaun mini

  • Jerat Bos Mesum yang Posesif    Bab 24

    Brak! Pintu terbuka kencang, Andin berjalan dengan wajah marah, dia menghampiri Satya yang terlihat tenang, duduk di kursi besarnya dengan pandangan fokus ke layar laptop."Apa-apaan ini? Kamu mau bikin aku malu!" sentak Andin begitu saja, dia menggebrak meja kerja Satya dengan kencang.Satya tidak bergeming, dia terus memperhatikan layar menyala di depannya. "Kamu denger nggak sih aku ngomong apa!" Masih dengan suara yang tinggi, dia berteriak di ruangan Satya yang selalu sepi dan hening. Andin mulai hilang kesabaran, dia menutup laptop Satya dengan kencang.Pria itu menarik napas panjang sebelum menatap Andin, butuh kesabaran ekstra agar dia bisa menahan gejolak ingin membunuhnya. Satya benar-benar ingin melenyapkan Andin saat ini juga."Ada apa?" tanyanya datar.Andin tercengang, dia tidak percaya bahwa Satya bisa bertanya dengan nada setenang itu. "Kamu masih tanya ada apa? Kamu baru ajah bikin aku malu, Satya!" "Malu?" Ujung bibir Satya terangkat kecil."Berhenti mengulang a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status