Share

Bab 3. Elvan Wongso

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2023-12-15 06:43:50

Menyadari bahwa dirinya sedang berhadapan dengan pewaris keluarga Wongso yang ternama, orang suruhan Farha pun langsung membungkuk hormat. 

“T-Tuan Elvan, m-maafkan kelancangan kami. K-kami tidak tahu Anda sedang–”

“Cepat pergi!”

Geraman penuh amarah dari sosok Elvan membuat orang suruhan Farha langsung berkata, “B-baik, Tuan Elvan. Sekali lagi … kami minta maaf!” Pria itu pun gegas lari keluar dari toilet bersama kawan-kawannya yang lain dengan terbirit-birit.

Sesampainya mereka di hadapan Farha yang sedang menunggu kabar bersama Nadya di ruang tunggu pengantin, wanita itu menggeram dengan wajah yang tidak puas, “Kenapa kalian kembali dengan tangan kosong!? Mana wanita jalang itu!?”

Pesta pernikahan memang telah kembali tenang, tapi rasa malu akibat kekacauan yang terjadi masih mengakar dalam diri. Demikian, Farha dan Nadya butuh pelampiasan dan pertanggungjawaban dari Diva!

Dengan wajah pucat, tiga orang suruhannya itu menggeleng. “Maaf, Nyonya, Nona. Akan tetapi, kami tidak bisa menemukannya.”

Mendengar itu, Nadya tampak semakin murka, sedangkan Farha mengepalkan tangannya kuat. “Dasar bodoh! Dia lari ke satu arah! Bagaimana bisa kalian kehilangan dirinya!”

Ketiga orang Farha saling melirik, lalu salah satunya memutuskan untuk menceritakan yang terjadi. “Sejujurnya, kami kira dia sempat lari ke toilet pria. Soalnya setelah memeriksa toilet wanita, dia tidak ada di sana. Akan tetapi ….”

“Akan tetapi?” ulang Nadya, tidak sabar mendengar kelanjutannya.

“Tetapi, kami malah bertemu dengan Tuan Elvan Wongso ….”

Mata Nadya dan Farha membola. 

“Elvan Wongso? CEO LuxTech Group itu?” tanya Farha yang diikuti dengan anggukan kepala para bawahannya. 

Farha dan Nadya tahu siapa Elvan Wongso, juga kedudukannya di komunitas kalangan atas. Mengingat ayah Nico bekerja untuk kakek dari Elvan Wongso, dan Nico sendiri ingin sekali menjalin kerja sama dengan pria itu, Farha dan Nadya tahu jelas kalau pria tersebut tidak boleh dia singgung!

“Lalu? Apa masalahnya kalian bertemu dengannya? Kalian tidak melakukan apa pun padanya, bukan?” tanya Farha, agak khawatir.

Salah seorang pria suruhan Farha menjawab, “L-lapor, Nyonya. Kami … menangkap basah dirinya dengan seorang wanita di bilik kamar mandi pria, jadi … beliau sangat marah.”

Mendengar cerita bawahannya, Farha menautkan alisnya erat. Elvan Wongso bersama seorang wanita?! Pria yang terkenal dingin dan selalu menolak dekat dengan wanita kalangan atas mana pun … tertangkap sedang bersama dengan seorang wanita di toilet pria?

Ada yang aneh!

Sembari menggigit kuku merahnya, Farha membatin, ‘Tidak mungkin … wanita yang bersamanya di toilet itu … Diva, ‘kan?’ Merasa dirinya berpikiran yang tidak-tidak, Farha pun berkata, “Ya sudah! Kembali ke tempat berjaga kalian! Jangan sampai ada yang mengacau lagi!” 

“Baik, Nyonya!”

Farha menatap Nadya. “Nadya, untuk sekarang, kita harus fokus dengan pesta pernikahan. Oke, sayang? Urusan Diva, kita lupakan dulu. Tidak penting mengurusi wanita rendahan itu.”

Nadya memaksakan sebuah senyuman. “Baik, Ma ….”

Namun, saat mertuanya itu pergi meninggalkan ruangan, Nadya meremas gaunnya dengan erat dan membatin dalam hati, ‘Diva, Dendam hari ini … akan kubalaskan di lain hari!’

Sementara itu, Diva yang telah memastikan bahwa orang-orang tadi telah pergi, langsung menghela napas lega. Sungguh mukjizat itu nyata, bisa-bisanya dia bertemu orang berkuasa yang bisa mengusir orang-orang Farha dengan semudah itu!

Saat Diva terpukau dengan kenyataan dirinya berhasil lepas dari masalah, mendadak dia merasakan pegangan pada pinggangnya menguat. Hal itu menyebabkan Diva mengangkat pandangan, menatap pria yang masih memeluknya erat.

Sial. Diva baru sadar satu hal. Pria bernama Elvan Wongso ini begitu tampan! Sungguh tidak disangka CEO LuxTech Group yang ternama juga masih sangat muda!

Sadar dirinya mulai melamun, Diva langsung mendorong dada Elvan dan menjauhkan dirinya dari pria itu. “T-terima kasih atas bantuanmu, Tuan Elvan,” ucapnya dengan agak gugup selagi merapikan penampilannya.

Elvan dengan santai mengancingkan kembali bajunya, lalu mengikat dasinya. Dia tidak membalas ucapan Diva, sampai akhirnya dia selesai merapikan diri, pria itu baru menggenggam tangan wanita itu erat.

“Sekarang, giliran kamu membantuku.”

“Bantu ap–”

Tidak sempat Diva menyelesaikan kalimatnya, Elvan langsung menariknya keluar dari toilet. Mata pria itu sempat mengitari sekeliling, memastikan pria-pria tadi sudah tidak ada, sebelum akhirnya membawa Diva ke arah lift.

“Kamu ingin membawaku ke mana?!” tanya Diva sedikit panik. 

Saat pintu lift terbuka, Elvan membawa Diva ke dalam, menutup pintu lift, lalu menekan tombol lantai tertinggi. 

Menurut pengetahuan Diva, lantai tertinggi hotel biasanya adalah penthouse. Mengingat Elvan adalah salah satu orang terkaya dalam negeri, tidak heran bila dia menginap di kamar termahal hotel itu. 

Namun, membawa seorang wanita ke kamar, itu berarti–

Diva langsung memeluk tubuhnya sendiri. “A-asal kamu ingat, aku tidak menjual tubuhku!” ulangnya lagi, tahu bagaimana orang-orang kelas atas, terutama para prianya, sering bermain.

Mendengar ocehan Diva, Elvan menoleh ke arahnya dengan pandangan keruh. “Sudah kukatakan, aku tidak tertarik dengan tubuhmu!”

Alis Diva tertaut. “Kalau begitu, untuk apa membawaku ke penthouse hotel!?” Dia menunjuk ke arah tombol lantai yang dipencet Elvan.

Elvan melirik tombol lantai yang menyala, lalu balik menatap Diva. Sebuah senyuman terpasang di wajahnya selagi dia melipat kedua tangannya. 

“Sudah kuduga matamu bermasalah,” ucap pria itu.

“Apa?!” Diva mendelik, merasa tidak terima. Ini sudah yang ke sekian kali pria di hadapannya ini menghinanya!

Namun, Elvan tetap santai. Dia mengarahkan dagunya ke arah atas, pada papan petunjuk tiap-tiap lantai. 

Diva mengikuti arahan Elvan, lalu menyadari satu hal.

Lantai tertinggi … adalah restoran rooftop.

Seketika, wajah Diva kembali memerah. Astaga … sekali lagi dia mempermalukan dirinya!

“Dengar, Nona ….”

“Diva … namaku Diva,” ucap Diva dengan mata menghindari tatapan Elvan, masih malu. 

Elvan menganggukkan kepala. “Dengar, Diva. Saat ini, bukan wanita yang bisa kutiduri yang kuperlukan.” Ucapan Elvan membuat Diva kembali fokus padanya, membuat pria itu kembali serius ketika dirinya berkata, “Sebaliknya, aku perlu wanita yang bisa menjadi tunanganku.”

Kening Diva berkerut. “Apa?”

Dengan wajah dingin dan tatapan tajam, Elvan menegaskan, “Atas bantuanku tadi, aku perlu dirimu untuk menjadi tunanganku.”



Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Agustiawan Idris
menarik...beleh juga
goodnovel comment avatar
Haikal Muharram
bagussss kak lanjut
goodnovel comment avatar
Merybelang Merybelang
bagus ceritax.lanjuttt sy sanhat suka
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Ready For "Jodoh Salah Tarik #2"?

    “Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (10)

    Pagi itu terasa istimewa. Rumah Elvan dan Diva dipenuhi dengan dekorasi lembut berwarna pastel—biru muda dan merah muda menyelimuti ruang tamu, balon-balon cantik tergantung di setiap sudut. Sebuah spanduk besar terbentang di tengah ruangan dengan tulisan “Selamat Datang, Claudia Cantika Wongso”.Ini adalah hari dimana pesta penyambutan bayi perempuan mereka yang baru lahir, Claudia Cantika Wongso. Sebuah momen yang sudah lama mereka nantikan dan kini mereka sudah bersiap untuk merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka bersama orang-orang terdekat.Diva berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Dia mengenakan gaun sederhana namun elegan, warna pastel lembut yang menonjolkan kesan anggun. Di sebelahnya, Elvan sedang menggendong Claudia yang terlelap dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Auranya makin terpancar saat pria itu menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang, menatap putri mereka dengan tatapan lembut.“Van,

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (9)

    Malam ini sungguh terasa berbeda. Diva terbangun di tengah malam dengan perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sudah sembilan bulan sejak mereka pertama kali mendengar kabar bahwa ia hamil, dan kini momen yang telah mereka tunggu-tunggu hampir tiba. Diva merasakan kontraksi yang semakin intens, dan kali ini berbeda dari yang sebelumnya—lebih kuat dan cukup teratur. Diva berpikir mungkin ini sudah saatnya. Saat dimana dia akan melahirkan hampir tiba.Elvan terbangun ketika Diva menggeliat di sampingnya, wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. “Diva, kamu baik-baik saja, hehm?” tanyanya dengan suara serak, matanya masih setengah tertutup karena kantuk.Diva menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun rasa sakit semakin jelas terasa. “Elvan… aku pikir ini saatnya. Kontraksinya … semakin kuat.” Diva berkata dengan suara bergetar, wajahnya terlihat berkeringat.Elvan langsung terjaga sepenuhnya dan segera bangkit dari tidurnya. “Kamu yakin?” Matanya terbuka lebar, panik dan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (8)

    Kehamilan Diva sudah memasuki trimester kedua, meskipun mereka dipenuhi kebahagiaan karena kabar tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Beberapa minggu terakhir, Diva masih tetap merasakan berbagai tantangan fisik yang sebelumnya. Seperti mual setiap pagi dan rasa ingin muntah saat mengunyah makanan, tetapi kelelahan yang tidak bisa dijelaskan tetap ada, serta perubahan suasana hati yang terkadang membuatnya merasa tidak terkendali, tetap menjadi rutinitasnya.Di sisi lain, Elvan terus belajar dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mendukung, meskipun tantangan itu juga mulai memengaruhi dinamika hubungan mereka.Pagi itu, Diva duduk di meja makan, berusaha menghabiskan sedikit sarapannya. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, mual datang begitu saja tanpa peringatan. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi, meninggalkan Elvan yang masih menikmati sarapannya.“Diva!” Elvan langsung berlari mengikuti istrinya, wajahnya penuh kecemasan.Diva duduk di lantai kamar mandi, menarik

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (7)

    Beberapa minggu setelah kabar bahagia itu, kehidupan Diva dan Elvan berubah secara drastis. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut bayi mereka, meskipun kehamilan Diva masih dalam tahap awal. Setiap malam, mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang masa depan dengan penuh semangat. Namun, di balik kebahagiaan itu, tetap akan datang pula tantangan baru yang harus mereka hadapi.Pagi ini, Diva duduk di meja makan dengan secangkir air putih hangat di depannya. Sejak tahu dirinya hamil, ia mulai lebih berhati-hati, bahkan mengganti minuman coklat kesukaannya dengan air putih hangat. Meski bahagia, perasaan cemas tidak sepenuhnya hilang dari hatinya.Elvan datang dari ruang kerja dengan laptop di tangan, meletakkannya di atas meja sambil memandangi istrinya dengan senyum. “Kamu terlihat sedikit lebih tenang hari ini. Bagaimana perasaanmu? Apa masih merasakan mual dan tidak nafsu untuk makan?”Diva tersenyum lembut, meskipun ada sedikit kekhawatiran di m

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (6)

    Setelah pulang dari liburan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, masalah kehadiran buah hati tidak lagi menjadi sebuah penghalang besar untuk keduanya. Mereka juga sudah menjalankan program kehamilan dari dokter, walau sudah tiga bulan masih belum menunjukkan hasilnya, keduanya tetap saling memberikan dukungan satu sama lain.Hingga suatu pagi. Diva bangun dengan perasaan sedikit mual yang sudah ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Dia berusaha mengabaikannya, berpikir itu mungkin hanya karena perubahan pola makan sejak kembali dari liburan. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang mengusik—sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya.Elvan sudah berangkat lebih awal ke kantor. Diva berencana untuk menghabiskan hari dengan bekerja dari rumah. Tetapi, mual yang semakin kuat membuatnya sulit berkonsentrasi. Setelah sarapan, ia kembali merasa perutnya bergejolak, dan kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Diva menunduk di depan wastafel, napa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status