Melissa dan Asha masih mempersoalkan karir Asha, mereka masih ngobrol di taman belakang rumah Pondok Indah. Marchel juga ikut mendengarkan silang pendapat antara Asha dan Melissa. Namun, dia berusaha untuk melihat secara bijak apa yang dipersoalkan.
Melissa seorang wanita karir sekali, sementara Asha dibesarkan dilingkungan yang sangat sederhana. Sehingga pola pikirnya pun sangat sederhana. Asha adalah tipikal wanita yang tidak banyak maunya. Sementara dalam pandangan Melissa, wanita juga harus mengambil peran bukan sekadar menerima keadaan.Apa yang dilakukan Asha di rumah mertuanya lebih kepada pengabdian. Sementara Melissa yang melihat kenyataan yang ada dihadapannya, seolah-olah Asha hanya menghabiskan waktunya hanya untuk mengurus rumah tangga. Melissa khawatir dengan masa depan Asha, karena dia ingin mempersiapkan Asha sebagai penggantinya."Mama sangat faham apa yang kamu lakukan itu adalah pengabdian seorang menantu, tapi tidak berarti dengan kesibukan kamu diHana jelaskan pada Melissa seperti apa karakter Asha yang dia ketahui sejak kecil, yang Melissa tidak pernah ketahui. Hana yang merasa mengasuh Asha sejak bayi lebih tahu tentang Asha, dia tidak rela kalau Melissa menekan Asha hanya untuk memenuhi keinginannya.Melissa baru sadar, dia memang yang melahirkan Asha, tapi dia bukan yang mendidik dan membesarkan Asha. Melissa tidak mengenal seperti apa karakter Asha, makanya ada pemberontakan dalam diri Asha saat Melissa terus menekannya."Mungkin saya terlalu egois ya Han, terlalu ingin menguasai Asha.. tapi saya lakukan semua itu karena saya sangat sayang dengan dia Han, dia cantik, tidak pantas cuma jadi ibu rumah tangga." Ucap Melissa dengan sedikit sedih."Harus pelan-pelan Mel bicara sama Asha, kamukan lama telantarkan dia, secara emosional ada kekecewaannya sama kamu, takutnya nanti dia durhaka sama kamu." Hana kembali ingatkan Melissa.Melissa tidak melanjutkan pembicaraannya, dia meren
Marchel sengaja menggunakan mobil mewah itu, supaya di hotel mendapatkan prioritas parkir di dekat lobby. Marchel sangat merasakan gengsi naik mobil tersebut, sebagai seorang direktur beberapa perusahaan, dia merasa pantas untuk menaikinya. Namun tetap saja tidak membuat Marchel pongah.Mobil yang dikendarai Marchel melintasi jalan Jenderal Sudirman dengan gagahnya. Penampilan Marchel dan Asha pun di sesuaikan. Dengan busana yang sporty keduanya terkesan sangat serasi dengan mobil yang dikendarai.Mobil Marchel memasuk halaman Mells Residents, sampai di lobby mereka langsung di sambut oleh sekuriti. Marchel memberikan kuncinya pada Valet Parking, mereka langsung masuk ke lobby. Asha pamit pada Marchel untuk menuju ke toilet, Marchel tunggu Asha di lobbi.Marchel melihat Yanuar dan Petty berpelukan menuju ke lift dari arah basement. Marchel sama sekali tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Petty seperti tidak menganggap Yanuar sebagai suami tantenya, dia terlihat b
Asha menegur Marchel yang terlihat sedang melamun, "Kenapa sih mas melamun terus? Mikirin apa sih?" Tanya Asha."Gak apa-apa Sha, cuma mikirin naik mobil tadi aja, kan baru pertama kali naik mobil itu." Jawab Marchel."Aduh mas.. yang begituan aja dipikirin, nikmati aja mas, kan enak naik mobilnya serasa jadi selebriti ya mas.." Ucap Asha."Malam ini kalian nginap di sini atau pulang?" Tanya Melissa."Kita pulang Ma, karena gak tega ninggalin Mami sendiri," jawab Marchel"Habis nujuh hari kita ke Bali ya, sekalian bawa Mami kamu liburan Cel, kamu gak masalahkan tinggain kantor?""Aman sih ma, kan masing-masing sudah tahu tugas dan kewajibannya."Asha mengambil Brama dan menyusuinya. Bi Hana dan Narti asyik nonton tv, Marchel ngobrol dengan Melissa soal prospek usahanya. Melissa kasih tahu Marchel, bahwa Mells Residents itu ingin dia serahkan pada Asha nanti yang mengelola. Marchel dengan senang hati mendengar rencana tersebut.Marchel
Sebagai adik ipar Bram, Yanuar tidak bisa menempatkan dirinya. dia kencani keponakan isterinya sendiri tanpa memikirkan resikonya. Sementara Bram sendiri sedang menghadapi karma perbuatan yang dilakukannya terhadap Asha. Bram dan Yanuar akan sama-sama sakit akibat perbuatan mereka sendiri. Kalau saja suatu saat Yanuar tahu bahwa anak kandungnya dihamili Bram dan Bram tidak bertanggung jawab. Betapa sakitnya Bram bila suatu saat tahu ternyata Petty hamil karena Yanuar. Di luar kantor, Yanuar dan Petty terus melakukan kencan. Yanuar seakan-akan mendapatkan amunisi baru untuk melampiaskan hasratnya. Begitu juga dengan Petty yang merasa mendapatkan lawan tanding yang sangat berpengalaman. Sehingga dia hanyut dalam asmara terlarang. Marchel masih belum masuk kantor karena masih dalam suasana berduka. Di rumah, Marchel dan Asha hanya berusaha untuk menghibur Mami. Mereka berusaha untuk membuat Mami senang, memenuhi apa pun yang diiginkannya. Asha menghampiri Mami
Sebelum masuk ke gedung, Marchel beramah-tamah terlebih dahulu dengan sekuriti dan karyawan yang ada di depan. Marchel langsung menuju ke lift dan naik menuju ke lantai ruangan Bram. Kedatangan Marchel sudah ditunggu Bram, hanya Bram yang ada di ruangan itu. Bram membuka pembicaraan, "Tadinya saya tidak ingin ganggu kamu karena masih dalam suasana duka." Buka Bram. "Gak apa-apa sih pak, saya di rumah juga cuma menyelesaikan amanat Papi aja kok." Ujar Marchel. Bram menarik napas sejenak, "Begini Cel, ada dua hal yang ingin saya bicarakan sama kamu, pertama Soal saham Papi kamu." Ucap Bram, "yang kedua ini juga penting, ini soal Yanuar." Lanjut Bram. "Ada apa dengan Yanuar pak, bukankah dia masih keluarga Bapak?" Tanya Marchel. "Mungkin ini cuma pirasat saya, saya menilai dia atas dasar perilaku saya sendiri.." ucap Bram. "Maaf pak.. saya kurang mengerti maksudnya?" Tanya Marchel lebih penasaran. "Kamu kan tahu saya, bahwa saya menyukai wan
"Tadi saat aku di panggil pak Bram, dia cerita soal Papa kamu dan Petty Sha." Cerita Marchel. "Kok soal Papa sama Petty? Emang Papa kerjasama dengan om Bram?" Tanya Asha. "Ya Sha, Papa kamu menggantikan posisi aku untuk sementara, jadi dia harus bimbing Petty." Jawab Marchel. "Terus masalahnya di mana mas? Apa yang sudah terjadi antara Papa sama Petty?" Tanya Asha. "Pak Bram khawatir apa yang pernah terjadi sama kamu dan dia, terjadi juga pada Papa kamu dan Petty." Jawab Marchel. "Memangnya sudah sejauh apa hubungan Papa dan Petty, kok sampai segitunya om Bram berpikir?""Papa dan Petty kalau ketemu klien tidak pernah pulang ke kantor, seperti saat aku dampingi Petty. Mereka baru melapor kalau ditanya.""Seharusnya om Bram gak usah sampai 'Parno' juga sih, kan belum tahu apa yang sudah terjadi."Marchel tidak ingin cerita soal dia melihat Papanya berpelukan mesra dengan Petty saat masuk ke lift hotel. Bagi Marchel itu bisa menjadi indikator
Mendengar cerita Melissa, Bi Hana segera mengambil ponselnya untuk telepon Yanuar. Bi Hana Dial up nomor ponsel Yanuar, namun tidak aktif, "Gak aktif ponselnya Mel, berarti dia masih menginap di hotel ini." Ujar Bi Hana. "Siapa kira-kira gadis muda itu Han? Kamu tahu gak?" Tanya Melissa"Manalah saya tahu Mel, pernah ketemu juga gak sama Yanuar." Jawab bi Hana. Marchel dan Asha masih membahas soal Yanuar dan Petty, Asha mempertanyakan pada Marchel, apakah yang terjadi dengan Yanuar dan Petty itu bagian dari karma perbuatan Bram. "Mas.. apakah om Bram akan menerima akibat perbuatannya terhadap aku ya?" Tanya Asha. "Hukumnya memang sudah seperti itu Sha, tidak ada yang bisa hindari. Kita sih tidak mengharapkan hal seperti itu terjadi, tapi ketentuan Allah itu sudah seperti itu." Jelas Marchel. "Apa dampaknya pada aku mas? Apakah aku pun akan menerima karmanya?" Tanya Asha lagi. "Kamu kan korban perbuatannya Sha, dan kamu sudah memaafkannya,
"Terus Mama gak samperin? Kan bisa Mama gerebek kamarnya?" Cecar Asha. "Masak sih Mama mau bikin kacau nama baik Mama sendiri Sha? bisa aja itu Mama lakukan, tapi Papa kamu itu tidak bodoh, dia bisa tuntut Mama nanti." Jelas Melissa. "Sekarang gini aja ma, minta data CCTV lift yang sesuai dengan waktu Mama melihat Papa, supaya kita tahu siapa perempuan muda itu." Saran Asha. "Kamu benar Sha, kita cuma ingin tahu sama siapanya saja." Melissa langsung minta sekuriti mengecek CCTV lift, yang sesuai dengan waktu yang dijelaskan Melissa. Sebagai owner, jelas permintaan Melissa segera di laksanakan. Kurang lebih lima belas menit kemudian, data rekaman CCTV sudah di terima di ponsel Melissa.Marchel yang sudah tahu sama siapa Yanuar Check in di Mells Residents, dia hanya diam saja. Marchel juga ingin membuktikan apakah dugaannya benar, bahwa Yanuar ke hotel itu dengan Petty.Begitu banyak data rekaman CCTV, sesuai dengan waktu yang disebutkan Melissa, sehin