/ Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 2. Kencan Pertama

공유

Bab 2. Kencan Pertama

작가: Nyi Ratu
last update 최신 업데이트: 2021-04-29 01:09:11

Semua orang di ruangan itu tersenyum bahagia mendengar ucapan Naya. Mereka mengira gadis tomboy itu benar-benar menerima Gilang sebagai calon suaminya.

“Lang, kamu ajak Naya jalan-jalan sana! Ini ‘kan malam minggu, kalian rayakan sana hubungan kalian!” perintah Mami Tyas.

“Iya, Mi,” jawab Gilang dengan pasrah. Ia tidak bisa menolak perintah Nyonya besar Sebastian.

“Nay, udah sana kamu mandi dulu, biar cantik!” perintah sang bunda pada putri semata wayangnya.

“Tapi … aku belum pernah kencan. Apa aku harus dandan yang menor?” ucap Naya dengan jujur yang membuat semua orang tertawa mendengar ucapannya.

‘Apa dia benar sepolos itu? Itu artinya dia masih perawan dong,’ Pikiran Gilang berkelana ke mana-mana, yang ada di otak si CEO mesum itu tidak jauh dari selangkangan. Entah apa yang membuatnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas itu. Sehingga ia menjadi laki-laki brengsek penikmat wanita.

“Nay, jadilah diri sendiri. Nggak usah pengin terlihat cantik seperti orang lain. Kamu udah cantik, sangat cantik,” ucap sang calon mertua. “Laki-laki yang mencintai seorang wanita karena kecantikannya, nanti kalau dia melihat wanita yang lebih cantik lagi dari kekasihnya, pasti dia akan berpaling,” lanjutnya sambil melirik dengan sinis ke arah putranya yang dikenal sebagai pecinta wanita.

‘Kenapa, Mami lihatin aku kayak gitu? Apa dia juga mau bilang kalau anaknya punya sertifikat penjajah wanita?’ ucap Gilang dalam hati. Ia sudah berjanji pada sang mami bahwa ia akan berhenti berpetualang kalau ada yang bisa membangkitkan hatinya bukan hanya membangkitkan nafsunya semata.

“Iya, Tante, Naya mengerti,” jawabnya sambil tersenyum. ‘Ya ampun, Nay, sekali berbohong pasti akan terus berbohong. Kenapa lo harus ngomong kayak gitu,’ gerutu Naya dalam hati, memarahi dirinya sendiri.

“Mulai sekarang jangan panggil Tante lagi! Kamu harus panggil Mami!” perintah sang calon mertua pada gadis tomboy calon istri anaknya. “Sama Om Rizky juga kamu harus panggil Papi,” lanjutnya sambil menoleh pada sang suami yang duduk di sampingnya.

“Betul. Kamu akan menjadi bagian keluarga kami, jadi kamu harus panggil Mami dan Papi seperti Gilang.” Kini Papi Rizky yang menimpali. Ia berharap, Naya bisa mengubah kelakuan buruk anak semata wayangnya.

“Iya, Mi, Pi,” ucap Naya pelan, ia masih merasa canggung memanggil calon mertuanya dengan sebutan itu. “Kalau gitu, aku mandi dulu ya.” Naya pun bangun dari duduknya, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan kedua otang tua dan calon mertuanya.

Naya memutar kenop pintu kamar, mendorong daun pintu itu dengan perlahan, langkahnya gontai menuju tempat tidur. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur kesayangan dengan posisi tertelungkup.

Impiannya untuk berpacaran dengan orang yang ia cintai dan mencintainya lenyap sudah. Padahal ia membayangkan keromantisan sang pacar saat kencan pertamanya seperti adegan yang ada di drama korea yang sering ia tonton.

Naya membalikkan tubuhnya hingga ia telentang, matanya menatap langit-langit kamar yang penuh dengan bintang harapannya. “Terlalu banyak dosa kali, apes banget dapat pacar kayak dia,” gumamnya pelan.

“Kamu harus ikhlas menjalani ini semua Naya. Jodohmu cerminan dari dirimu.” Naya mencoba menguatkan dirinya sendiri. “Ya elah drama banget lo, Nay.” Naya mencibir dirinya sendiri.

Naya banggun dari tempat tidur, lalu berjalan menuju lemari pakaiannya untuk mengambil baju ganti. Ia mengambil celana jeans dan kaos oblong berwarna putih, kemudian bergegas menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur. Naya bukanlah anak orang kaya, dia hanya anak pedagang kain di pasar.

Setelah sepuluh menit Naya sudah selesai mandi, ia mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Setelah benar-benar kering, ia mengoles vitamin untuk rambut secara merata. Kemudian mengikatnya seperti kunciran kuda.

Naya segera keluar kamar untuk menemui orang tuanya dan calon mertua. “Mas Gilang, ayo! Naya udah siap.” Lagi dan lagi, Naya terus saja berbohong untuk menyenangkan hati kedua orang tuanya.

‘Dari tadi baru keluar, aku kira dia dandan seperti wanita cantik pada umumnya, tapi ternyata sama aja,’ cibir Gilang dalam hati kepada calon ibu dari anak-anaknya.

Gilang pun berdiri, lalu berpamitan kepada orang tuanya dan calon mertua. Setelah berpamitan, mereka segera pergi untuk berkencan.

“Ayo cepetan masuk!” perintah Gilang pada calon istrinya dengan nada yang sedikit meninggi.

Naya mendelikkan matanya kepada laki-laki yang baru saja resmi menjadi kekasihnya. Kemudian ia segera masuk ke dalam mobil mewah itu.

 “Impian gue kencan romantis dengan laki-laki yang gue cintai, lenyap sudah,” gumamnya pelan, tapi masih terdengar oleh suaminya.

“Kamu pengin pergi ke mana?” tanya Gilang sambil menyetir mobil mewahnya. “Anggap aja aku laki-laki yang kamu cintai, beres ‘kan,” ucap Gilang dengan santainya.

“Mana bisa begitu,” balas Naya cepat. “Tapi, ya sudahlah kita lanjutkan aja kepura-puraan ini.” Naya menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.

“Kita mau ke mana?” tanya Gilang sekali lagi. Ia sangat tidak suka berkencan dengan gadis seperti Naya yang tidak masuk kriteria wanita seksi. Tapi, demi kebahagiaan orang tuanya, ia mau menerima perjodohan itu.

“Ke pasar malam aja,” ucap Naya dengan semangat. “Udah lama aku nggak ke sana.”

“Baiklah,” balas Gilang dengan cepat. Mobil Gilang masuk ke dalam area gedung bertingkat itu.

“Loh kenapa kita ke apartemen? Apartemen siapa? Apa punyamu?” Naya memberondong pertanyaan pada kekasih barunya.

“Aku mau ganti baju dulu,” jawab Gilang sambil membuka pintu mobilnya.

Naya pun ikut keluar dari mobil dan mengekori kekasihnya. “Mas Gilang, pelan-pelan dong jalannya.” Naya berjalan cepat mengimbangi langkah panjang sang kekasih.

Gilang tidak mendengarkan ocehan Naya. Ia malah dengan sengaja berjalan lebih cepat lagi agar gadis kecil itu kesusahan mengejarnya.

“Mas Gilang!” teriak Naya yang sudah tertinggal jauh dari kekasihnya. Naya berlari untuk menyusul laki-laki berpengawakan tinggi itu. “Kok ada ya, laki-laki nyebelin kayak gini,” gumam Naya.

Gilang membuka pintu apartemennya dengan memencet password pada pintu. Setelah pintu terbuka Naya menerobos masuk ke dalam apatemen kekasihnya. “Mas Gilang, aku minta minum ya.” Naya pergi menuju dapur untuk mengambil air minum tanpa menunggu jawaban dari Gilang terlebih dulu.

Naya membuka pintu kulkas, mengambil botol kecil berisi air mineral dan meneguknya sampai habis.

Gilang hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan gadis kecil calon istrinya sembari melangkahkan kaki menuju kamar yang ada di lantai dua.

Sementara Naya duduk di ruang tamu menunggu kekasihnya yang sedang berganti pakaian. Matanya menyapu semua ruangan yang terlihat sangat rapi dan bersih.

Tidak lama kemudian Gilang menghampiri Naya.”Ayo kita pergi!”

Naya menoleh ke samping, di mana laki-laki berpengawakan tinggi itu berdiri. “Mas Gilang kok sebentar banget? Nggak mandi dulu ya!” tuduh Naya kepada kekasihnya.

“Nggak mandi pun aku sudah ganteng,” jawab Gilang sambil merapikan rambutnya.

“Sombong amat!”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (3)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
PD nya ini laki ga ketulungan ekkkkkkkkk
goodnovel comment avatar
Ahmad
Goodd sih ceritanyaaaa aku sukaaa
goodnovel comment avatar
Dary_
permisi, izin promo ya kak "HOT DUDA BERANAK TIGA"jangan lupa mampir yaa! terimakasih ...
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status