Home / Romansa / Jerat Cinta Pembantu Jandaku / Bab 9 Perhatian Terselubung

Share

Bab 9 Perhatian Terselubung

last update Huling Na-update: 2025-09-24 09:49:59

“Kamu kenapa melamun, Nduk?”

Lastri mendekati Kanaya yang tengah duduk melamun di kamarnya. Wajah murung Kanaya tentu saja membuat Lastri khawatir.

“Apa kamu tidak betah kerja disini?”

“Betah kok, Bude.”

“Lalu kenapa wajahmu murung begitu. Kalau ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, katakan saja."

Kanaya akhirnya meletakkan baju yang hendak dilipatnya. Ia alihkan pandangannya kepada Lastri yang ada disampingnya.

“Ehmmm... Ini tentang mas Hendra.”

Mendengar Kanaya menyebut nama itu, seketika membuat Lastri kesal.

“Apa dia membuat masalah lagi?”

Kanaya mengambil ponselnya lalu menunjukkan sesuatu kepada Lastri.

“Mas Hendra mengirimkan ini.”

Lastri jauhkan layar ponsel Kanaya agar tulisannya terlihat jelas. Maklum saja karena faktor usia penglihatannya semakin menurun.

“Itu surat panggilan dari pengadilan. Aku tidak tahu kalau mas Hendra akan mengurusnya secepat itu.”

Lastri menggeleng lalu ponsel itu dikembalikannya kepada Kanaya, “Kamu mau datang?”

Kana
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 36 Tolong Jauhi Aku, Tuan!

    "Aku nyata, Kanaya." Suara dari Bram itu akhirnya menyadarkan Kanaya. Didorongnya tubuh Bram yang masih mendekapnya erat. "Tuan?" Kanaya bangkit dari kursi dan melihat Bram yang memang nyata di depannya. "Bagaimana bisa Tuan ada disini? Bukannya Tuan tadi pergi bekerja?" Bram kembali memangkas jarak, "Aku tidak bisa fokus karena terus memikirkan mu, Nay." "Jangan begini, Tuan." Kanaya tepis tangan Bram yang menyentuh pundaknya. Adegan ini terlalu berbahaya jika sampai ada yang memergoki mereka. "Tolong jaga batasan, Tuan. Tidak sepantasnya, Tuan bersikap seperti ini disaat Tuan sudah memiliki calon istri." Bram bisa menangkap sorot mata kekecewaan dari netra Kanaya. Wanita ini semakin membangun tembok tinggi diantara mereka. "Aku perlu bicara denganmu." "Tidak mau." Dengan cepat Kanaya menjauh saat Bimo hendak menarik tangannya, "Saya sedang bekerja, Tuan. Jadi, tolong jangan ganggu saya." Tegasnya. Tangan Bram mengepal kuat. Penolakan Kanaya membuatnya frustas

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 35 Mendapatkan Teguran

    "Awhhh, kepalaku." Bram meringis sembari memegangi kepalanya yang terasa sangat berat dan berdenyut. Pandangannya yang masih sedikit kabur, ia coba pertajam. Satu per satu puzzle ingatannya mulai tersusun. Semalam, ia ingat dengan jelas datang ke club malam untuk bertemu dengan Yasmine. Bram hanya minum sedikit semalam, tapi karena toleransinya dengan alkohol yang sangat buruk alhasil membuatnya mabuk. "Sudah bangun?" Kepala Bram menoleh dan mendapati Yasmine yang keluar dari kamar mandinya dengan hanya menggunakan bathrobe saja. Tentu saja hal itu membuat Bram terkejut, "Apa yang kamu lakukan di kamarku?" Dengan anggunnya, Yasmine melenggang mendekati Bram yang masih terduduk di atas kasur. Senyum Yasmine mengambang, "Semalam, aku menginap disini." "Apa?" Reaksi dari Bram jelas menunjukkan rasa tidak sukanya, "Bagaimana bisa?" "Semalam, kita mabuk, Bram. Aku mengantarmu sampai rumah dan memutuskan untuk menginap disini. Rasanya, tidak mungkin aku pulang s

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 34 Jangan Ganggu Mereka!

    Kanaya duduk melamun di dapur setelah semua pekerjaannya selesai. Fakta mengejutkan yang ia dapat pagi tadi, membuat kepala Kanaya semakin pening. Kanaya hanya bisa diam saja ketika mendengarkan obrolan Bella dan lainnya ketika sarapan. Mereka membahas mengenai perjodohan antara Bram dan juga Yasmine yang telah direncanakan oleh kedua belah pihak keluarga. Kini, Kanaya jadi berpikir. Jika, Bram memang sudah dijodohkan dengan Yasmine, tapi kenapa pria itu malah terang-terangan mendekatinya? Apa sebenarnya maksud dan tujuan Bram? Apakah, Bram hanya ingin mengambil keuntungan saja darinya? Apakah sang majikan hanya ingin memanfaatkan kepolosannya saja? Bagaimana jika seperti kasus-kasus yang sering ia lihat di berita mengenai majikan yang memperkosa ART nya sendiri. Apakah Bram sejahat itu? Kanaya mendadak merinding dengan isi pikirannya sendiri. "Ah... Kenapa pikiranku jadi kemana-mana?" Kanaya merutuki kebodohannya. "Nduk." Kanaya yang sudahi lamunannya saat m

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 33 Kedatangan Yasmine

    Tubuh Kanaya menggeliat pelan ketika telinganya mulai mendengar lamat-lamat suara adzan subuh. Tangannya meregang untuk merilekskan ototnya yang terasa sangat kaku. Namun, ia hampir saja melompat tatkala mendapati Bram yang tidur di pangkuannya. Kanaya mendesis pelan. Bagaimana, bisa ia ketiduran di kamar sang majikan? Padahal, semalam niatnya hanya ingin menemani Bram sampai pria itu tertidur. Tapi, nyatanya Kanaya malah ikut tidur juga dengan posisi duduk di sofa. Pantas saja, tubuh Kanaya terasa sangat kaku semua. Semalaman, tidur dalam posisi seperti ini benar-benar tidak nyaman sekali. "Tuan... Tuan Bram..." Dengan sangat pelan, Kanaya coba bangunkan Bram. Ia tepuk pipi sang majikan dengan lembut agar Bram cepat merespon. "Eughhh..." Bram melenguh namun tak membuka mata. "Tuan bangun. Sudah waktunya untuk sholat subuh." "Memangnya jam berapa ini?" Tanya Bram dengan suara yang tak terlalu jelas. "Jam empat lebih. Bangun dulu, Tuan. Saya harus kembali ke

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 32 Keputusan Sepihak

    “Perkenalkan, aku calon istrinya Bramantyo.” "Apa?" Perkataan dari Yasmine tak hanya mengejutkan bagi Helena, melainkan juga Bram yang ada disana. Bram sampai melepaskan tangan Helena begitu saja. “Jangan halu ya! Satu-satunya wanita yang dicintai oleh Bram hanyalah aku. Jadi, jangan mengaku-ngaku sebagai calon istrinya Bram.” Sungut Helena tak terima. “Terserah mau percaya atau tidak. Yang pasti, keluarga kami sudah setuju dengan hubungan kami. Jadi, lebih baik kamu pergi dari sini.” Yasmine menarik tangan Helena dan menyeret Helena keluar dari ruangan Bram. Yasmine tak kenal ampun dan langsung mendorong tubuh Helena keluar dari sana. “Aku peringatkan padamu, jangan berani menemui Bram lagi.” “Kamu-“ Brak! Helena terkejut ketika Yasmine menutup pintu didepannya sangat keras. Helena tak pernah dipermalukan seperti ini selama hidupnya. “Sialan. Berani sekali dia mengaku sebagai calon istri Bram. Awas saja jalang!” “Bram.” Yasmine melenggang mendekati Bram yang terdudu

  • Jerat Cinta Pembantu Jandaku   Bab 31 Calon Istri Bramantyo

    “Kenapa, Nay? Kok ngelamun terus?” Tegur Ambar ketika sang putri nampak melamun ketika menjenguknya di rumah. “Enggak apa-apa kok, Bu. Ini, makan buahnya lagi.” Kanaya kembali sodorkan buah apel yang sudah ia potong untuk Ambar. Sejak Ambar keluar dari rumah sakit, Kanaya masih rutin menjenguk ibunya. Tapi, ia mencoba mencari alasan pergi ke pasar saat ijin kepada Lastri tadi. Sebab, ia tak mau melanggar janjinya dengan Ambar. Ambar meminta agar Kanaya merahasiakan kondisinya dari anggota keluarganya yang lain. Untuk saat ini pun, Ambar dan keluarga sudah pindah ke rumah yang lebih layak atas bantuan dari Bram. Bram mengontrak sebuah rumah sederhana namun sangat layak untuk di tempati. Bram bahkan sudah membayarnya untuk satu tahun ke depan. “Kamu sudah sampaikan rasa terimakasih ibu kepada majikanmu belum?” “Sudah, Bu.” Ambar mengelus punggung tangan Kanaya, “Beruntung sekali kamu punya majikan sebaik Tuan Bram. Dia sudah membantu keluarga kita sangat banyak. Ibu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status