LOGIN"Achkk!!" Eleanor terkejut, rambutnya di tarik kuat dari belakang.
Belum sempat Eleanor mengenali orang yang menarik rambutnya, sebuah tinju besar melayang ke wajahnya.
Bughhhh!!
"Beraninya kau menyakiti putriku!" dengkus Zetha dingin ke dekat telinga Eleanor sambil meraih pakaian wanita itu kemudian mendorongnya jatuh ke tanah.
Dor ....dorrr dorrrr!!!
Zetha menembaki Eleanor bertubi-tubi hingga lengannya bergetar karena emosi.
"Mum ..."
Zeze melingkarkan lengan memeluk pinggang ramping Zetha, memegangi senapan di tangan Mummanya tersebut, kemudian mengambilnya.
"Kamu tidak apa-apa? Sini, kasih liat mumma luka di lenganmu ..."
"Nanti saja." Zeze berkata cepat, menarik lengan Mummanya, kemudian berlari ke atas punggung bukit diikuti oleh Pierre dan Knox.
Air laut semakin menyusut dalam hingga jauh, namun beberapa detik berikutnya gelombang setinggi gedung empat lantai terbe
"Kau sangat cantik dengan seragam komandan angkatan lautmu." Zeze tersenyum memandang kagum pada Chasey. Chasey belum genap usia delapan belas tahun, tetapi pemerintahan Spanyol sudah memintanya menjadi komandan angkatan laut kategori spesial, khusus menjalankan tugas-tugas rahasia karena kejeniusan gadis muda itu yang piawai dalam cybersecurity juga ahli membaca peta laut serta memahami arus. Selain itu, Chasey adalah putrinya Marcio Lamparska bersama Anne Mary O'Neil, latar belakang keluarga yang membuatnya sangat spesial sehingga pemerintahan Spanyol, harus 'menggaet' anggota keluarga berpengaruh itu dengan memberikan jabatan resmi namun sangat rahasia karena usia Chasey yang tergolong masih muda. Chasey tersenyum malu-malu dipuji oleh Zeze, "Aku bukan apa-apa dibandingkan dirimu, Sister." Gadis muda itu seakan teringat belum menanyakan kondisi Zeze, "Apakah ada cidera? Sister pasti juga lelah, mari ganti pakaian dulu. Aku sudah siapkan pakaian ganti yang bagus untuk Sister. Nant
"Achkk!!" Eleanor terkejut, rambutnya di tarik kuat dari belakang.Belum sempat Eleanor mengenali orang yang menarik rambutnya, sebuah tinju besar melayang ke wajahnya.Bughhhh!!"Beraninya kau menyakiti putriku!" dengkus Zetha dingin ke dekat telinga Eleanor sambil meraih pakaian wanita itu kemudian mendorongnya jatuh ke tanah.Dor ....dorrr dorrrr!!!Zetha menembaki Eleanor bertubi-tubi hingga lengannya bergetar karena emosi."Mum ..."Zeze melingkarkan lengan memeluk pinggang ramping Zetha, memegangi senapan di tangan Mummanya tersebut, kemudian mengambilnya."Kamu tidak apa-apa? Sini, kasih liat mumma luka di lenganmu ...""Nanti saja." Zeze berkata cepat, menarik lengan Mummanya, kemudian berlari ke atas punggung bukit diikuti oleh Pierre dan Knox.Air laut semakin menyusut dalam hingga jauh, namun beberapa detik berikutnya gelombang setinggi gedung empat lantai terbe
Setelah Tatsuya menerima pedang samurai dari tangan Zeze, pedang itu pun seakan rindu pada tuannya, langsung membuat lengan pemuda berambut panjang tersebut berayun tanpa henti sebelum musuh di sekitar terpotong menjadi dua atau beberapa bagian, jatuh tak bernyawa. Zeze bertarung di samping Knox seraya memberi kode pada pria itu untuk mundur, pun sama dengan Markus. "Paman Markus, mundur!" dengkus Zeze karena Markus pura-pura tak mengerti signal dari Zeze, tetap tertawa riang menikmati kegiatannya membunuh musuh yang merupakan kesenangan hidup baginya. "Jangan ganggu kesenangan pamanmu, Young Lady!" kekeh Markus seraya menyabetkan pedang samurainya membelah kepala para prajurit marinir di depannya. Markus tak mempedulikan wajahnya yang penuh noda darah, terciprat dari darah musuh yang ia tebas leher, belah kepala sampai ke wajah dan apapun yang ia lakukan dengan sangat cepat. Anne dan Marcio hanya memperhatikan tindakan Markus dari jauh, mereka lebih fokus membantu Randall dan ana
"Kenapa? Kenapa kau membiarkannya? Kenapa kau tak menyelamatkannya? Kenapa kau menahanku? Kenapa????!!" Zenka meledak murka, meninju wajah Imron sangat keras hingga asisten kebanggaan Ibrahim tersebut jatuh ke tanah dengan rahang berderak dan wajah lebam. Zenka meloncati tank demi tank baja, kembali masuk ke bagian dalam, tempat ia dan Zeze meledakkan bom aktif yang mereka temukan dari puing bangunan beberapa saat lalu. Pierre turut mengikuti Zenka, sementara Luca memberikan tatapan tajam pada Imron yang mengusap darah dari sudut bibirnya menggunakan punggung tangan. "Katakan, apakah kau melihat Zeze keluar atau kelebatan angin melewati kalian?" Luca tahu kemampuan Zeze sangat mengejutkan. Ia juga yakin, gadisnya tak akan mengorbankan nyawa begitu saja, apalagi setelah melihat betapa protektifnya keponakannya itu terhadap Pierre yang ia perhatikan diam-diam dari jauh. "Kelebatan a-aangiin?!" Imron mengutip, memegangi rahangnya yang sakit juga sangat ngilu begitu mulutnya terbuka,
"Luca Salvatore ...Kami datang memenuhi janji!" Seorang pria bertubuh besar berbicara menggunakan pengeras suara, sementara rekan-rekannya berbaris di bagian belakang. Luca di balik reruntuhan tembok, keluar meloncat keluar dan berdiri di tempat yang paling tinggi dari reruntuhan dengan Zeze dan Zenka turut mengikuti, berdiri pada kiri dan kanannya.Zeze berbisik ke telinga Luca, memberitahu keberadaan pria yang berbicara menggunakan pengeras suara pada paman tampannya itu."Patty ...!" Luca berseru, menggetarkan tawa rendah, lalu menganggukkan kepala dan balas berteriak, "Oke, good job, Patty! Jaga diri kalian semua tetap hidup. Jika tidak, tak ada pesta uang dariku!" Pria yang di sebut 'Patty' juga semua rekan-rekannya, hampir mencapai lima ratus orang semuanya bersorak menyebut nama Luca seakan itu adalah yel-yel wajib. Mereka adalah narapidana yang gedungnya diledakkan dari jarak jauh oleh Luca. Tentu saja, dengan syarat, bantuan mereka dibutuhkan, setidaknya untuk mengacaukan
Para prajurit marinir terus berdatangan, truk-truk keluar dari terowongan dan para prajurit gegas meloncat turun, berlari dengan senapan manual mengikuti membentuk formasi berlapis, mengepung kelompok Luca dan Zeze. Anak buah Randall sudah banyak yang jatuh ke tanah, ada yang sekarat juga ada yang tewas. "Kau bilang ada kapal prajurit di pantai?" Luca bertanya pada Tatsuya begitu ia melewatinya dari melawan prajurit marinir yang baru saja dilumpuhkan, "Seberapa jauh dari sini?" "Tidak terlalu jauh, tepatnya dibawah tebing tinggi sebelah kiri sana." Luca menoleh sekejap ke arah pantai bagian kiri, hanya gelap saja yang terlihat. Matahari belum muncul, tetapi langit sudah mulai cerah. "Bawa orang yang terluka terlebih dahulu ke sana. Randall akan mengikutimu." Luca menerjang prajurit yang sedang mengeroyok Randall, "Ikuti pria rambut panjang itu, kita tinggalkan tempat ini." "Tapi ..." Randall memandang Zeze dan Pierre yang bertarung sengit melawan prajurit. "Jangan kuati







