Share

16. Pesan Dari Knox

Author: Freyaa
last update Last Updated: 2025-03-16 23:27:32

"Kau benar-benar menyukainya? Menyukai Pierre?" tanya Freyaa setelah ia dan Zeze kembali ke mobil menuju kediaman Anne.

"Bagaimana menurutmu? Bukankah pria itu istimewa? Dominic tidak bisa berciuman denganku, sedangkan Pierre terlihat biasa-biasa saja, uhm ...maksudku dia menyukaiku." Zeze menoleh sekejap dari menatap lurus jalanan di depannya.

"Apakah kau ingin aku melakukan sesuatu padanya? Mengambil darahnya untuk diperiksa Mumma dan Simon?"

Kali ini Zeze memperlambat laju mobil, tersenyum cerah membelai puncak kepala Freyaa, "Ingat, kau tidak boleh cepat dewasa, cukup otakmu saja yang tumbuh semakin jenius, oke?" tanggapnya tentu saja setuju akan ide Freyaa.

"Tapi, paman Luca tak suka kau berhubungan dengan Pierre ..."

"Jangan kuatir. paman Luca hanya ingin aku bahagia." tukas Zeze cepat, kembali melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau juga tak menyukai Pierre?" Zeze ingin tahu pendapat Freyaa mengenai Pierre.

"Pierre terlihat tenang juga lem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
rianur378
Luca said,,,yes madame,,,i'm so sorry" wkwkwk ckckck 🫣🫣🫣
goodnovel comment avatar
Freyaa
Hahahaaha ... ...
goodnovel comment avatar
my lady
ya Luca, lampiaskan aja am yg lain klo lu marah...lagian siapa yg bisa mengatur jodoh orang..aneh akuuuu wkkkwkwwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   90. Kediaman Armando Moreles

    Setelah kedua prajurit yang memberikan pengawalan padanya tewas ditembaki oleh Zeze, Jessica mempertajam pendengaran sekaligus menaikkan kewaspadaannya akan sekeliling. Di lantai bawah serta halaman kediaman Armando, terdengar suara letusan senapan diikuti teriakan kesakitan atau pekikan pilu ketika tubuh meregang nyawa lepas dari badan. Begitu telinga Jessica mendengar langkah kaki menaiki tangga tempat ia dan Zeze berada, dengan kecepatan kilat, wanita itu meraih pisau kecil sangat tajam dari balik pakaian, melemparkannya lurus ke arah tangga. "Daddy ...menyingkir dari tangga!" Zeze berseru lantang, gadis itu bisa mencium aroma tubuh Pierre yang sebelumnya ia tinggalkan di lantai bawah karena fokus mencari Armando karena meyakini Jessica pasti bersama mister walikota Amalfi tersebut. Secepat kilat pula, Zeze melentingkan tubuh langsingnya ke udara, berputar-putar maju dan tangannya terulur menangkap gagang pisau yang melesat ke arah Pierre. Sementara Jessica menyunggingkan senyu

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   89. Koridor Kediaman Moreles

    "Kau cari mati!" Jessica berteriak nyalang dan bergema di lorong rumah Armando, menekan pelatuk pistolnya, namun ... Zeze telah bangkit dari lantai secepat kilatan cahaya, memukul lengan Jessica yang menggenggam pistol dengan sangat keras, lalu melayangkan kaki panjangnya ke arah kedua prajurit anak buah Jessica yang menodongkan ujung senapan pada belakang kepala anak-anak Armando. Semuanya terjadi sekejap mata, pun saat Zeze berbalik, mencekal leher Jessica palsu yang ia gunakan sebagai tameng tembakan dari Jessica asli dan kedua prajurit. Kaki panjang Zeze menendang pergelangan tangan Jessica hingga pistol wanita itu terlempar jauh ke lantai lorong, tetapi ...Dor, dor ...dorrr!! "Ackh!!" Jessica palsu berseru terkejut campur pilu kesakitan, tubuhnya menjadi sasaran peluru dari kedua prajurit yang hendak memberondong Zeze. Arsha Rini, gegas menarik lengan Salbia yang menggendong Nayra, sementara Armando bergerak cepat menggendong kedua anaknya sekaligus, menjauhi lorong. "Cepa

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   88. Mengalah?

    "Kau mau kemana?" Salbia terbangun ketika Armando tergesa-gesa beranjak dari atas ranjang tidur, memakai celana panjang tapi tak mengganti kemeja piyamanya. Armando mendekati Salbia seraya menaikkan resleting celananya, "Ada tamu yang datang. Jika dalam sepuluh menit, aku tak kembali, pergilah ke kediaman Salvatore. Aku siapkan juru mudi dan kapal untukmu dan anak-anak pergi." "Sal-vatore?" eja Salbia yang tahu juga mengenal nama itu. Tetapi tak menduga Armando akan memintanya mencari perlindungan pada keluarga Salvatore yang sangat ditakuti sekaligus disegani olehnya. Armando membelai lembut pipi Salbia, membawa rambut istrinya itu yang menjuntai ke depan wajah untuk diselipkan ke belakang daun telinga. Lalu mengecup kening Salbia penuh kasih. "Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" Salbia mencekal tangan Armando, menatap netra suaminya itu lekat-lekat. "Hanya orang-orang licik. Jangan kuatir, aku bisa menanganinya. Tapi ...ingat perkataanku, jika dalam waktu sepuluh menit, aku

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   87. Pertemuan

    Michele dan Megan sudah sangat paham karakter Luca. Jika terjadi sesuatu pada Zeze, maka orang yang terpuruk dan mungkin 'tak lagi akan menjadi manusia' adalah Luca. Selain itu, Megan juga sangat menyayangi Zeze sejak ia masih gadis kecil. Demi Luca dan Zeze yang sangat disayangi saudara angkatnya itu, jangankan jalan api, menghadang badai sekalipun, Megan rela menempuhnya. "Ku mohon, Brother ...ijinkan aku pergi ke Amalfi sekarang juga." Michele yang biasanya akan berpihak pada Megan, ikut membujuk Luca, kali ini, ia tersenyum lembut, memegang dan menarik pelan pundak Megan untuk ia bawa duduk pada sofa tanpa sandaran. "Sudah terlambat untuk pergi ke Amalfi. Saudaramu sudah meminta bantuan. Sekarang, istirahatlah." tutur Michele tetap lembut menyembunyikan kecemasannya dalam-dalam, akan keadaan Zeze di Amalfi. Megan menoleh pada Luca yang kini fokus mengetik beberapa kode, menampilkan lingkungan tempat tinggal Felix, Armando juga posisi Zeze, Pierre dan Asael. "Menurutlah, deng

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   86. Malam Pekat

    Setelah selama beberapa menit padam, kini semua lampu dan penerangan di kediaman Salvatore, taman serta tempat tinggal pelayan, pasukan khusus juga pengawal, kembali menyala terang.Awan gelap yang menghalangi cahaya rembulan dari atas langit pun kini hilang begitu saja, seakan tersapu oleh angin. "Ini ...?"Tenggorokan Gerardo tercekat memperhatikan sekeliling, sementara sebelah tangan masih mencengkeram kerah baju Luca yang sudut bibirnya menyeringai sinis.Hampir separuh dari orang-orang yang ada di lapangan, para anggota pasukan khusus, pengawal dan pelayan, tubuh mereka jatuh ke tanah, sudah tak bernyawa dengan leher tergorok masih bersimbah darah, seperti ayam yang dibantai. "Maaf, aku menjadi celah masuknya pengkhianat ke keluarga kita." Luca berkata datar pada Gerardo, melepaskan cekalan tangan saudaranya itu, lalu gegas membalikkan tubuh pergi menuju kediaman.Gerardo terpaku, matanya nanar memandangi tubuh-tubuh anak buahnya yang tergeletak tak beraturan di atas tanah, sem

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   85.

    Tenggorokan Jason tercekat mendengar perkataan Megan di depannya. "K-kalau begitu, ku mohon, tolong bunuh aku ..." pinta Jason lirih dengan tatapan penuh harap memandang Megan."Membantu membunuhmu?" Megan memajukan tubuh bagian atasnya merunduk ke arah Jason, bibirnya tersenyum menyeringai sinis, "Kau pikir, siapa dirimu dan memiliki hak untuk meminta bantuan padaku?!" pungkasnya mendengkus seraya melangkah mundur sambil menarik lengan Bonnie yang terus melirik Ubba dari kejauhan. Hera yang dipakaikan jubah oleh Megan sebelum dibawa ke lapangan depan tempat tinggal para pelayan dan pengawal serta pasukan khusus, kini jubah tersebut sudah terkoyak lepas, memperlihatkan gurat-gurat luka menyeramkan pada tubuhnya yang tak lagi indah dan elok dipandang mata. "Ahhh ..." bibir Hera berseru nyaring antara pilu kesakitan dan kenikmatan ketika sebelah tangannya sendiri meremas buah dadanya dan tangan yang lain ia gunakan untuk mengobok-obok sela paha. Meskipun malam hari, lapangan tempat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status