Sudah sepekan Pierre kembali ke Sorrento. Ibrahim juga sudah sibuk sepanjang hari di Dubai, namun tak pernah absen minimal lima kali dalam sehari berkomunikasi menggunakan video dengan Lucy juga anak-anak mereka. Marcio dan Anne kembali kesibukan mereka sekaligus menyiapkan hadiah spesial untuk Zeze dan Pierre. Alasan yang sama pada Dimitri dan Sarah yang juga sangat sibuk meneliti darah Zeze, Freyaa, Zetha, Simon, Luciano dan Pierre, karena darah Pierre bisa membuat racun dalam tubuh Zeze tidak hidup tumbuh berkembang lagi.Zeze baru keluar dari kamar Aghna dengan dandanan full, hasil kreasi Aghna yang mencoba mencocokkan riasan untuk Zeze yang mau saja dijadikan 'boneka' oleh Aghna, Susie dan Lucy. "Kenapa matamu bengkak?" Rooney mengernyitkan dahi melihat kelopak mata Zeze yang memerah atas bawah. "Itu bukan bengkak, Sayang. Zeze baru saja didandani Aghna, Ambu dan Lucy." Aisyah mencubit pinggang belakang Rooney yang langsung melongo. Zeze tertawa lebar mengedip-ngedipkan kelop
Meskipun terlihat cuek dan santai, sebenarnya Zeze memperhatikan Veronica duduk di kursi dengan keadaan tidak nyaman. "Hei, kau tidak jadi tidur? Ingin berenang juga?" Zeze menggoda bayi Lula di pangkuan Veronica sambil ia memberikan sentuhan lembut ke punggung hingga pinggang belakang istrinya Felix tersebut. Senyum Veronica tertahan, menoleh pada Zeze yang tersenyum menggoda bayi Lula, "Terima kasih." bisiknya pelan karena kekakuan serta pegal kebas pada punggung dan pinggangnya langsung hilang setelah diberikan totokan oleh ujung jemari Zeze yang seperti menyentuh membelai.Bercinta berkali-kali bersama Felix yang memiliki kebutuhan sex tinggi tentu saja membuat Veronica kewalahan juga pegal-pegal pada tubuhnya. Tetapi Veronica justru menyukai sentuhan Felix yang seperti itu, percintaan keras dan gedubrakan. "Kau baik-baik aja? Apakah perutmu kram atau merasa sesuatu yang tegang?" tanya Zeze sembari ia menggoda bayi Lula yang sudah mulai bisa menatap sedikit lebih lama orang-oran
Kembar tiga bersorak girang begitu mereka terjun ke dalam kolam renang secara bersamaan dengan Luca yang mereka gelayuti. "Wahhh seru, seruu ...lagi paman, ayo naik lagi!" ucap Ali serempak dengan kedua saudaranya, mengguncang-guncang tubuh Luca yang terkekeh lebar. Michele memberengutkan bibirnya lucu melihat keceriaan kembar tiga, berbanding terbalik dengan kecemasannya beberapa saat lalu. Luca keluar dari kolam renang, menghampiri Michele dan mengecup bibirnya gemas, "Jangan kuatir. mereka menyukainya." bisiknya lembut. "Jangan terlalu sembrono, nanti kuping mereka kemasukan air ..." "Tidak ada, Michele, kuping kami baik-baik aja." kembar tiga gegas menyahuti perkataan Michele, lalu memanjati tubuh Luca kembali untuk bergelayutan. "Berikan ciuman dulu ke pipi Michele, lalu kita naik dan terjun lagi." Dengan cepat kembar tiga yang baru saja memanjati Luca, meluncur turun kemudian memberikan kecupan ke pipi Michele bertubi-tubi sehingga Luca tergelak melihat ekspresi istri cant
Matahari sudah terik ketika Freyaa menyusup ke depan dada Zeze. Ini adalah cara Freyaa membangunkan saudarinya sejak bahkan masih bayi, yaitu menyusupkan kepala ke dada Zeze untuk memberikan aroma rambutnya yang segar. "Frey, sudah jam berapa sekarang?" Zeze bergumam, melingkarkan lengan ke depan perut Freyaa yang gembul banyak makan. "Lima menit lagi jam sebelas. Kau sudah bangun?" Freyaa menjawab dan membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Zeze. Zeze tersenyum, membelai pipi montok Freyaa dan menyodorkan bibir untuk diberikan kecupan oleh adik perempuan manjanya itu. "Cepatlah mandi, lalu sarapan. Didi sudah membuatkanmu mie tomato kuah pedas." Zetha muncul, masuk ke ruang tidur Zeze, sembari memberikan kecupan ke puncak kepala Freyaa dan kening Zeze yang masih berbaring malas di atas ranjang. "Apakah suamiku sudah sarapan?" Zetha terkekeh merdu, menjentik gemas puncak hidung Zeze, "Kau yang punya suami, apakah Mumma juga yang harus mengurusnya?" "Cepatlah bersihkan tubuh
Felix membopong tubuh Veronica keluar dari bilik mandi, mendudukkannya di tepi ranjang, bersandar ke sandaran tempat tidur. Tanpa bertanya, Felix segera bangkit mengambil air mineral hangat yang ia tuangkan ke dalam gelas, lalu memberikannya ke tangan Veronica. Setelah melihat Veronica meneguk air minum hangatnya, "Ada apa? Apakah perutmu sakit?" tanya Felix pelan sembari membelai wajah lembut Veronica yang masih belum mau bicara juga menghindari tatapan matanya. "Nicca, ingatkah dirimu jika kita harus saling menjaga komunikasi?" Felix menyisipkan rambut panjang Veronica yang tergerai ke balik daun telinga, "Katakan, apakah aku salah dan terlalu keras memasukimu?" Felix menahan dagu Veronica, membuat istrinya itu menatap beradu netra dengannya.Veronica mendesahkan napas keluar dari rongga hidung, "Kau berubah! Kau tak mencintaiku lagi." Felix terkejut, keningnya mengernyit dalam dan sejurus kemudian ia menatap intens ke netra Veronica yang memandangnya tajam. "Aku tidak berubah
Zeze dan Pierre masih menikmati udara malam berjalan-jalan di tepi pantai, bercerita, bercanda yang pada intinya mereka saling mengenal lebih dalam lagi kepribadian masing-masing. Terutama bagi Zeze yang baru saja membaca pengakuan perasaan Knox yang mencintainya melalui ponsel Luca. Zeze merasa perlu meyakinkan perasaannya pada Pierre, jika ini bukan kebetulan, tapi takdir hidupnya. Takdir mereka bersama dalam sebuah hubungan pernikahan yang sebentar lagi akan dilakukan. "Sudah mau pulang?" tanya Pierre yang kini mereka berdua duduk beristirahat dekat makam Jonathan.Zeze membaringkan kepalanya ke pangkuan Pierre yang segera dipeluk prianya itu membingkainya hangat. "Belum. Apakah Daddy sudah merasa dingin?" Zeze hampir tak bisa merasakan suhu udara dingin sejak ia mendapat suntikan virus oleh Arkada beberapa waktu silam. "Hatiku hangat." bisik Pierre sembari tersenyum, mengecup pipi Zeze lembut. Zeze bangkit duduk, melingkarkan kedua lengannya ke punggung Pierre kemudian balas