Silakan komen dan vote ya Sayang loh, nanti gems-nya hangus, kasih ke Felix aja semuanya hehehe Terima kasih & I love you all!
Luca terdiam mendengar pertanyaan sinis Zetha. Bukan karena ia melakukan kesalahan tetapi otaknya merasa ada yang tidak beres telah terjadi. Zetha bukanlah tipikal seseorang yang akan impulsf melampiaskan emosinya. Dibanding siapapun, Zetha paling bisa mengontrol emosi karena pola pikir terbaliknya."Sis ...bagaimana keadaan Michele dan Damon? Apakah ...apakah Michele membutuhkan donor darah?" Luca bertanya terbata, meraih ujung jemari Zetha yang segera menepisnya kasar. "Michele kritis, keadaannya sekarat! Damon juga tidak akan selamat jika Michele ..." Brukkk ...! Lutut Luca langsung merasa lemas, menjatuhkan dirinya bersujud mencium lutut Zetha, "Please, Sister ...selamatkan Michele. Aku tak memiliki siapa-siapa lagi yang mengerti aku selain Michele. Aku ...akan menikam jantungku sendiri jika ..."Luca tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, dunianya terasa gelap seketika setelah mendengar perkataan Zetha. Meskipun Zetha sengaja berbohong demi suatu alasan, Luca yang sangat mem
Mendengar racauan Michele yang tanpa sadar ia ucapkan, Zetha mengeratkan rahangnya, kembali membelai pipi lembut adik iparnya, "Siapapun wanita itu, ia hanya akan memiliki waktu 2x24 jam. Sekarang, dengarkan suara Simon yang akan memandumu, Golden Girl!" Simon beralih menggenggam sebelah telapak tangan Michele, berkata lembut namun tegas, memandu pernapasan Michele juga sekaligus mengontrol tanda vital di monitor mesin portable canggih. Tepat satu menit lagi ke dua jam sejak Michele di bawa ke dalam ruangan dan ditangani langsung oleh Zetha, Simon dan Ariana, tangisan melengking bayi bergema di seantero ruangan. Effren dan Deristi berpelukan di depan pintu ruangan, seketika airmata Deristi meluncur jatuh ketika telinganya mendengar suara tangisan bayi dari dalam, tetapi pintu ruangan masih tertutup rapat dijaga oleh Gerardo. Jantung dalam rongga Effren masih berdentam-dentam tidak tenang, memeluk Deristi sangat erat dan menempelkan bibir ke puncak kepala istrinya, sementara dalam
Sudah sepekan Pierre kembali ke Sorrento. Ibrahim juga sudah sibuk sepanjang hari di Dubai, namun tak pernah absen minimal lima kali dalam sehari berkomunikasi menggunakan video dengan Lucy juga anak-anak mereka. Marcio dan Anne kembali kesibukan mereka sekaligus menyiapkan hadiah spesial untuk Zeze dan Pierre. Alasan yang sama pada Dimitri dan Sarah yang juga sangat sibuk meneliti darah Zeze, Freyaa, Zetha, Simon, Luciano dan Pierre, karena darah Pierre bisa membuat racun dalam tubuh Zeze tidak hidup tumbuh berkembang lagi.Zeze baru keluar dari kamar Aghna dengan dandanan full, hasil kreasi Aghna yang mencoba mencocokkan riasan untuk Zeze yang mau saja dijadikan 'boneka' oleh Aghna, Susie dan Lucy. "Kenapa matamu bengkak?" Rooney mengernyitkan dahi melihat kelopak mata Zeze yang memerah atas bawah. "Itu bukan bengkak, Sayang. Zeze baru saja didandani Aghna, Ambu dan Lucy." Aisyah mencubit pinggang belakang Rooney yang langsung melongo. Zeze tertawa lebar mengedip-ngedipkan kelop
Meskipun terlihat cuek dan santai, sebenarnya Zeze memperhatikan Veronica duduk di kursi dengan keadaan tidak nyaman. "Hei, kau tidak jadi tidur? Ingin berenang juga?" Zeze menggoda bayi Lula di pangkuan Veronica sambil ia memberikan sentuhan lembut ke punggung hingga pinggang belakang istrinya Felix tersebut. Senyum Veronica tertahan, menoleh pada Zeze yang tersenyum menggoda bayi Lula, "Terima kasih." bisiknya pelan karena kekakuan serta pegal kebas pada punggung dan pinggangnya langsung hilang setelah diberikan totokan oleh ujung jemari Zeze yang seperti menyentuh membelai.Bercinta berkali-kali bersama Felix yang memiliki kebutuhan sex tinggi tentu saja membuat Veronica kewalahan juga pegal-pegal pada tubuhnya. Tetapi Veronica justru menyukai sentuhan Felix yang seperti itu, percintaan keras dan gedubrakan. "Kau baik-baik aja? Apakah perutmu kram atau merasa sesuatu yang tegang?" tanya Zeze sembari ia menggoda bayi Lula yang sudah mulai bisa menatap sedikit lebih lama orang-oran
Kembar tiga bersorak girang begitu mereka terjun ke dalam kolam renang secara bersamaan dengan Luca yang mereka gelayuti. "Wahhh seru, seruu ...lagi paman, ayo naik lagi!" ucap Ali serempak dengan kedua saudaranya, mengguncang-guncang tubuh Luca yang terkekeh lebar. Michele memberengutkan bibirnya lucu melihat keceriaan kembar tiga, berbanding terbalik dengan kecemasannya beberapa saat lalu. Luca keluar dari kolam renang, menghampiri Michele dan mengecup bibirnya gemas, "Jangan kuatir. mereka menyukainya." bisiknya lembut. "Jangan terlalu sembrono, nanti kuping mereka kemasukan air ..." "Tidak ada, Michele, kuping kami baik-baik aja." kembar tiga gegas menyahuti perkataan Michele, lalu memanjati tubuh Luca kembali untuk bergelayutan. "Berikan ciuman dulu ke pipi Michele, lalu kita naik dan terjun lagi." Dengan cepat kembar tiga yang baru saja memanjati Luca, meluncur turun kemudian memberikan kecupan ke pipi Michele bertubi-tubi sehingga Luca tergelak melihat ekspresi istri cant
Matahari sudah terik ketika Freyaa menyusup ke depan dada Zeze. Ini adalah cara Freyaa membangunkan saudarinya sejak bahkan masih bayi, yaitu menyusupkan kepala ke dada Zeze untuk memberikan aroma rambutnya yang segar. "Frey, sudah jam berapa sekarang?" Zeze bergumam, melingkarkan lengan ke depan perut Freyaa yang gembul banyak makan. "Lima menit lagi jam sebelas. Kau sudah bangun?" Freyaa menjawab dan membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Zeze. Zeze tersenyum, membelai pipi montok Freyaa dan menyodorkan bibir untuk diberikan kecupan oleh adik perempuan manjanya itu. "Cepatlah mandi, lalu sarapan. Didi sudah membuatkanmu mie tomato kuah pedas." Zetha muncul, masuk ke ruang tidur Zeze, sembari memberikan kecupan ke puncak kepala Freyaa dan kening Zeze yang masih berbaring malas di atas ranjang. "Apakah suamiku sudah sarapan?" Zetha terkekeh merdu, menjentik gemas puncak hidung Zeze, "Kau yang punya suami, apakah Mumma juga yang harus mengurusnya?" "Cepatlah bersihkan tubuh