Share

65. Ulah Freyaa

Author: Freyaa
last update Huling Na-update: 2024-10-08 21:47:26

"C'mon, Young Lady, bidik aku!" Zeze sedang melatih ketepatan Freyaa melemparkan potongan kayu ke arahnya.

"Lenganku lelah." keluh Freyaa yang saat itu masih berusia empat tahun ketika mulai rutin dilatih oleh Zeze memusatkan lemparan.

"Akan ku buatkan Burrata tomato spesial dengan roti untukmu ..."

Belum menutup mulut Zeze dari berkata membujuk adik perempuannya, sebuah potongan kayu mendarat tepat di keningnya.

"Maaf, aku tidak bermaksud membidik keningmu ..." ketika serius latihan, Freyaa akan menggunakan kata 'aku' untuk dirinya.

"Ayo, bidik lagi. Bagian manapun tak masalah!" Zeze mundur dua langkah sehingga jaraknya dengan Freyaa menjadi lima langkah.

Freyaa mengambil beberapa potongan kayu di atas meja sampingnya, melemparkannya bertubi-tubi ke arah Zeze yang hanya mengenai tubuh saudarinya itu dua potongan kayu saja.

"Aku akan mengajakmu berlibur ke Jakarta, Indonesia! Ada banyak makanan enak dan lezat di Jakarta." Zeze memprovokasi Freyaa agar melanjutkan latihan melemp
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ulyana
Untung celananya ga melorot yak hahahaha
goodnovel comment avatar
senja_awan
aku bisa bayangkan Lino lini ngacir larinya hhaahhahaha
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   89. Koridor Kediaman Moreles

    "Kau cari mati!" Jessica berteriak nyalang dan bergema di lorong rumah Armando, menekan pelatuk pistolnya, namun ... Zeze telah bangkit dari lantai secepat kilatan cahaya, memukul lengan Jessica yang menggenggam pistol dengan sangat keras, lalu melayangkan kaki panjangnya ke arah kedua prajurit anak buah Jessica yang menodongkan ujung senapan pada belakang kepala anak-anak Armando. Semuanya terjadi sekejap mata, pun saat Zeze berbalik, mencekal leher Jessica palsu yang ia gunakan sebagai tameng tembakan dari Jessica asli dan kedua prajurit. Kaki panjang Zeze menendang pergelangan tangan Jessica hingga pistol wanita itu terlempar jauh ke lantai lorong, tetapi ...Dor, dor ...dorrr!! "Ackh!!" Jessica palsu berseru terkejut campur pilu kesakitan, tubuhnya menjadi sasaran peluru dari kedua prajurit yang hendak memberondong Zeze. Arsha Rini, gegas menarik lengan Salbia yang menggendong Nayra, sementara Armando bergerak cepat menggendong kedua anaknya sekaligus, menjauhi lorong. "Cepa

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   88. Mengalah?

    "Kau mau kemana?" Salbia terbangun ketika Armando tergesa-gesa beranjak dari atas ranjang tidur, memakai celana panjang tapi tak mengganti kemeja piyamanya. Armando mendekati Salbia seraya menaikkan resleting celananya, "Ada tamu yang datang. Jika dalam sepuluh menit, aku tak kembali, pergilah ke kediaman Salvatore. Aku siapkan juru mudi dan kapal untukmu dan anak-anak pergi." "Sal-vatore?" eja Salbia yang tahu juga mengenal nama itu. Tetapi tak menduga Armando akan memintanya mencari perlindungan pada keluarga Salvatore yang sangat ditakuti sekaligus disegani olehnya. Armando membelai lembut pipi Salbia, membawa rambut istrinya itu yang menjuntai ke depan wajah untuk diselipkan ke belakang daun telinga. Lalu mengecup kening Salbia penuh kasih. "Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" Salbia mencekal tangan Armando, menatap netra suaminya itu lekat-lekat. "Hanya orang-orang licik. Jangan kuatir, aku bisa menanganinya. Tapi ...ingat perkataanku, jika dalam waktu sepuluh menit, aku

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   87. Pertemuan

    Michele dan Megan sudah sangat paham karakter Luca. Jika terjadi sesuatu pada Zeze, maka orang yang terpuruk dan mungkin 'tak lagi akan menjadi manusia' adalah Luca. Selain itu, Megan juga sangat menyayangi Zeze sejak ia masih gadis kecil. Demi Luca dan Zeze yang sangat disayangi saudara angkatnya itu, jangankan jalan api, menghadang badai sekalipun, Megan rela menempuhnya. "Ku mohon, Brother ...ijinkan aku pergi ke Amalfi sekarang juga." Michele yang biasanya akan berpihak pada Megan, ikut membujuk Luca, kali ini, ia tersenyum lembut, memegang dan menarik pelan pundak Megan untuk ia bawa duduk pada sofa tanpa sandaran. "Sudah terlambat untuk pergi ke Amalfi. Saudaramu sudah meminta bantuan. Sekarang, istirahatlah." tutur Michele tetap lembut menyembunyikan kecemasannya dalam-dalam, akan keadaan Zeze di Amalfi. Megan menoleh pada Luca yang kini fokus mengetik beberapa kode, menampilkan lingkungan tempat tinggal Felix, Armando juga posisi Zeze, Pierre dan Asael. "Menurutlah, deng

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   86. Malam Pekat

    Setelah selama beberapa menit padam, kini semua lampu dan penerangan di kediaman Salvatore, taman serta tempat tinggal pelayan, pasukan khusus juga pengawal, kembali menyala terang.Awan gelap yang menghalangi cahaya rembulan dari atas langit pun kini hilang begitu saja, seakan tersapu oleh angin. "Ini ...?"Tenggorokan Gerardo tercekat memperhatikan sekeliling, sementara sebelah tangan masih mencengkeram kerah baju Luca yang sudut bibirnya menyeringai sinis.Hampir separuh dari orang-orang yang ada di lapangan, para anggota pasukan khusus, pengawal dan pelayan, tubuh mereka jatuh ke tanah, sudah tak bernyawa dengan leher tergorok masih bersimbah darah, seperti ayam yang dibantai. "Maaf, aku menjadi celah masuknya pengkhianat ke keluarga kita." Luca berkata datar pada Gerardo, melepaskan cekalan tangan saudaranya itu, lalu gegas membalikkan tubuh pergi menuju kediaman.Gerardo terpaku, matanya nanar memandangi tubuh-tubuh anak buahnya yang tergeletak tak beraturan di atas tanah, sem

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   85.

    Tenggorokan Jason tercekat mendengar perkataan Megan di depannya. "K-kalau begitu, ku mohon, tolong bunuh aku ..." pinta Jason lirih dengan tatapan penuh harap memandang Megan."Membantu membunuhmu?" Megan memajukan tubuh bagian atasnya merunduk ke arah Jason, bibirnya tersenyum menyeringai sinis, "Kau pikir, siapa dirimu dan memiliki hak untuk meminta bantuan padaku?!" pungkasnya mendengkus seraya melangkah mundur sambil menarik lengan Bonnie yang terus melirik Ubba dari kejauhan. Hera yang dipakaikan jubah oleh Megan sebelum dibawa ke lapangan depan tempat tinggal para pelayan dan pengawal serta pasukan khusus, kini jubah tersebut sudah terkoyak lepas, memperlihatkan gurat-gurat luka menyeramkan pada tubuhnya yang tak lagi indah dan elok dipandang mata. "Ahhh ..." bibir Hera berseru nyaring antara pilu kesakitan dan kenikmatan ketika sebelah tangannya sendiri meremas buah dadanya dan tangan yang lain ia gunakan untuk mengobok-obok sela paha. Meskipun malam hari, lapangan tempat

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   84.

    Kilau putih dari pedang di tangan Zeze terlihat menyilaukan bagaikan petir di malam dengan penerangan cahaya bulan dan lampu temaram jauh dari resort. Shhraangg!! Suara itu sangat tajam dan melengking, membuat ngilu dan tubuh menjadi merinding Laras senapan baja prajurit yang beberapa detik lalu berdentum besar menembak Zeze dalam jarak dekat, kini terpotong sempurna, layaknya lilin bagi pedang floret. "Ackhhh ..." pekikan pilu terlontar begitu saja dari mulut para prajurit yangmana selanjutnya tubuh mereka jatuh menggelosor tak beraturan satu persatu ke atas tanah dengan leher hampir putus terbabat. Kilauan ujung pedang Zeze masih terus berlanjut, bergerak sangat cepat seperti kilatan cahaya, sudah berdiri di depan Pierre, berhadapan dengan prajurit ahli beladiri. Para prajurit ahli beladiri di depan Zeze, semuanya tegak terpaku. Mata mereka melebar begitu mengenali gadis muda yang rambutnya berantakan karena ikatannya terlepas. Zeze Salvatore! Gadis muda yang vid

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status