"King mau apa katamu?"
"Dia ingin membawa Suci dan menikah dengannya jika dia berhasil menyembuhkan istriku, Dad. Dia benar-benar gila dan tidak sehat!" sahut Rey geram.
Setelah mengusir pemimpin Kaum Hitam itu tidak hormat, Rey masuk kembali ke dalam kastilnya dan bertemu dengan Olympus yang baru saja tiba dari tugas luarnya.
Olympus begitu terkejut saat mendengar penjelasan Rey tentang maksud tujuan King menemuinya. Dia pun sama marah dan kesalnya dengan tawaran yang diberikan King pada anaknya.
"Aku pikir pria itu sudah berubah dan lebih baik, ternyata kelicikan ayahnya tetap saja mengalir di darahnya!" ucap Olympus duduk berhadapan dengan Rey.
"Aku juga tidak tahu kenapa dia begitu berani memberi penawaran seperti itu. Dia beralasan dia mencintai Suci sehingga tidak membunuhnya saat Fourd berhasil menculiknya, Dad. Aku rasa terlalu lama sakit membuat pikiran Kaum
"Tuan….""Apa yang terjadi, Michael?""Kondisi tubuh Ratu menurun tiba-tiba, Tuan.""Apa?!" Rey segera mendekati wanitanya, terkejut mendengar perkataan Michael.Bunyi detektor jantung di samping ranjang menunjukkan detak jantung Suci yang semakin melemah. Rey mulai berteriak memanggil nama Suci seakan memberi perintah agar jangan meninggalkannya dengan cara seperti ini."Rey, minggirlah. Biar aku memeriksanya." Elish baru saja tiba setelah sempat kembali ke kediamannya.Wanita itu begitu terkejut mendapati berita kondisi Suci yang menurun. Michael memang sudah memberitahukannya sejak kemarin kalau kondisi Suci semakin melemah setiap harinya.Elish dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas kembali ke kastil Rey hari ini."Tenanglah, Tuan. Biar tabib Elish memeriksa kondisi Rat
"Di mana tuanmu?""Tu-tuan Rey?" kaget Thomas mendapati Raja Vampire itu berdiri di depan pintu tempat persembunyian Kaum Hitam."Aku tanya di mana tuanmu?!" ucap Rey lagi berdiri angkuh menatap pria yang masih kaget, tidak menyangka akan melihat Rey di sana."Di-dia ada di dalam, Tuan."Rey mendengus, menerobos Thomas yang hanya berdiri bengong tanpa mempersilahkan dia masuk.Pria pucat itu langsung menjadi pusat perhatian Kaum Hitam yang masih berada di sana bersama pemimpin mereka. Beberapa Kaum Hitam terlihat waspada dengan yang lain bersembunyi menghindari Rey."Kalian tidak perlu takut dan gelisah melihatku, aku kemari hanya ingin bertemu dengan pemimpin kalian."Di dalam ruangan yang cukup sempit dan hanya memiliki satu ruangan pribadi yang diyakini Rey sebagai ruangan khusus pemimpin mereka. Rey sedikit ter
Seminggu lamanya diberikan ramuan King, Suci mulai menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Elish dan Michael yang bergantian memeriksa keadaan Suci sama-sama kaget dengan kekuatan ramuan yang dibuat oleh King untuk Ratu mereka. Setiap harinya King akan datang ke kastil Rey, memberikan satu botol ramuannya yang akan disuntikkan ke tubuh Suci. Dan hari ini, seperti biasa sebelum Michael masuk memberikan suntikan ramuan pada Suci, Rey lebih dulu berada di sana menemani atau sekedar berbicara dengan istrinya. Rey begitu terkejut saat melihat jari-jari tangan Suci mulai bergerak dengan mata yang ikut bergerak juga. Pria itu menutup mulutnya tidak percaya melihat mata yang selama ini tertutup, perlahan terbuka di depannya. Rey memanggil nama Suci, memastikan dia tidak sedang berkhayal. "My Lady…," ucapnya masih tidak percaya.
"Apa benar Ratu kalian sudah sadar?" tanya King baru saja tiba di gerbang kastil Rey."Iya, Tuan. Ratu sudah bangun sejak kemarin pagi," sahut Vampire penjaga berdiri di depan King."Benarkah?" King tersenyum bahagia mendengar berita baik ini. Pria berjambang itu dengan cepat berjalan melewati penjaga di depannya."Tunggu Tuan," tahan penjaga itu."Ada apa?""Kau tidak diizinkan masuk, Tuan.""Apa? Kenapa?!" sahut King sontak meradang."Raja meminta kau jangan dulu datang selama satu Minggu kedepan Tuan King. Dia ingin memastikan kondisi Ratu pulih benar, baru kau bisa kembali lagi kesini." Michael tiba-tiba sudah berdiri di dekat King dan Vampire penjaga yang seketika mundur memberi kesempatan pada tabib kepercayaan Rey maju berbicara dengan King."Apa maksudmu aku tidak boleh datang dulu. Buk
Tepat hari ini, sesuai janji Rey pada Suci. Raja Vampire itu membawanya ke sebuah gunung untuk melihat matahari terbit bersama.Suci yang sejak tiga hari semenjak dia sadar sudah lebih baik, memutuskan pergi bersama suaminya menikmati indahnya ciptaan Yang Empunya Hidup di depan mereka.Langit jingga diikuti matahari yang perlahan keluar dari persembunyiannya memancarkan cahaya hangat nan menyejukkan.Rasa hangat itu ikut mengalir memenuhi hati mereka. Suci bersandar dengan nyaman di bahu kekar Rey begitu sinar matahari pagi terasa di kulitnya."Indah sekali…," ucap Suci terkesima."Kamu menyukainya, My Lady?"Suci mengangguk. "Sangat, Rey. Aku selalu suka melihat matahari terbit sejak kecil. Dulu aku bahkan pernah membayangkan melihatnya bersama pria yang aku cinta. Aku tidak menyangka hari ini akhirnya aku bisa memenuhi salah satu i
Reykjavik Islandia."Pakai mantelmu My Lady … di sini lebih dingin dari Jerman." Rey merapatkan mantel bulu Suci, memastikan wanitanya selalu hangat di tempat yang benar-benar sangat dingin.Cuaca di sana bisa berada di mines sepuluh dengan tingkat beku yang sangat cepat terjadi.Rey selalu mengingatkan Suci untuk banyak bergerak sementara mereka menunggu sesuatu yang sangat ingin dilihat oleh wanitanya."Apa kita bisa melihat Aurora hari ini, Rey?""Pasti My Lady. Kamu tenang saja, Aurora yang kamu inginkan sebentar lagi akan muncul di atas kita." Rey mendekap tubuh Suci dari belakang dengan tangan mengusap-usap perut rata Suci."Aku sungguh tidak sabar. Aku ingin mengabadikan momen malam ini dengan kamera ponselku." Suci merogoh ponselnya dari saku mantel yang langsung ditahan oleh Rey."Tidak perlu, My Lady. Akan ada
Yogyakarta, Indonesia."Kamu mau pesan apa My Lady?" Suci tampak sibuk membaca buku menu di depannya.Dilahirkan dari wanita berkebangsaan Indonesia, Suci sangat fasih berbahasa. Dia diajarkan bahasa oleh ibunya sejak masih kecil.Susi ingin meski anak perempuannya lahir dan besar di Jerman, dia mau Suci harus bisa berbahasa Indonesia dan tidak melupakan dari mana asal darahnya mengalir.Suci terlihat membaca semua daftar menu yang ada di restoran dengan seksama, terlalu banyak sampai dia bingung harus memesan yang mana."Semua makanan yang ada di menu sepertinya sangat enak, Rey. Aku tidak tahu harus memilih apa."Rey tersenyum, ikut membaca buku menu restoran yang tempatnya cukup kecil namun juga cukup nyaman menurutnya.Hidup selama beratus-ratus tahun, Rey bisa dengan mudah berbicara dan mengerti bahasa yang ad
"Rey…," panggil Suci."Ada apa My Lady?""Aku ingin bertanya sesuatu."Rey mengangguk, memeluk wanitanya dari samping. "Katakan apa yang ingin kamu tanyakan," ucapnya lembut."Orang tuaku, apa selama aku koma mereka pernah datang ke kastil?" tanya Suci penasaran.Rey langsung diam, bingung harus berkata apa. Dia benar-benar lupa tentang kedua mertuanya. Terlalu sibuk memikirkan waktu tenggat yang diberikan King membuat Rey lupa mengatakan bagaimana kondisi pasangan suami istri itu pada Suci."Aku hanya ingin tahu saja apa mereka pernah menghubungimu atau tidak Rey. Aku sedikit khawatir dengan keadaan mereka," sambung Suci terdengar kelu.Rey mengerti dengan perasaan Suci, kesalahannya juga kenapa tidak mengatakan kondisi orang tua Suci sebelumnya padanya."Mereka sebenarnya ada di kastilku My Lady."