Share

Pemuda bernyali~

Author: Na_Vya
last update Last Updated: 2025-07-18 16:08:21

"Yang mana?" tanya Dika, masih belum menemukan sosok perempuan yang dibicarakan Glenn.

Namun, Azka langsung angkat bicara. "Oh, yang di sana, ya? Yang pakek baju warna merah?"

Glenn menoleh ke Azka. "Iya. Tante itu," ucapnya. "Kayaknya udah tiga kali dia ke sini." Glenn menyesap minumannya sampai habis.

"Hmm. Emang sering ke sini, sih. Tapi, gue perhatiin dia pasti murung. Ke sini, ya, paling-paling cuma pesen minum, ngerenung, terus pulang. Gak yang seneng-seneng kayak orang-orang itu, tuh!" Azka menunjuk beberapa orang yang sedang asyik berjoget di lantai dansa dengan pasangannya. Entah pasangan halal atau bukan.

"Cuma gitu doang? Lah, buat apa dia jauh-jauh dateng ke tempat ini? Kalo ujung-ujungnya masih kesepian kayak gitu? Gak happy." Dika mulai tertarik dengan pembahasan mengenai sosok perempuan dewasa yang sebelumnya tidak dia sadari keberadaannya.

Glenn tak banyak berkomentar. Pemuda itu diam saja, tetapi isi kepalanya mulai dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan mengenai sosok perempuan itu. Jika diperhatikan lebih seksama, perempuan berbaju merah itu memang seperti sedang dalam masalah. Entah masalah pribadi atau masalah lain.

"Tau namanya, gak Bang?" Dika bertanya seraya beranjak dari duduknya.

"Wah, gue gak tau. Coba lu samperin aja. Godain aja, Dik. Siapa tau kecantol sama lu," usul Azka. "Muka lu 'kan cakep, tuh. Nah elu pepet aja."

"Galak, gak, ya? Gue trauma sama Tante-tante galak," cicit Dika, yang belum apa-apa sudah bergidik duluan.

Glenn berdecak. "Elunya aja kurang pinter jinakinnya."

Jinakin apa, coba? Memang kucing dijinakkin? pikir Dika yang idenya sudah berubah lagi.

"Coba elu dulu, gih!" Dika malah menarik lengan Glenn supaya maju lebih dulu. "Muka lu 'kan di atas rata-rata cakepnya. Pasti, gak ada tante yang bakalan nolak."

"Nah bener. Coba lu deketin, Glenn. Perempuan kalo lagi rapuh gitu biasanya gampang banget buat dirayu. Apalagi modelan Tante-tante kesepian kayak gitu," seru Azka.

Sepasang alis Glenn naik. "Lah, kok, malah jadi gue?"

"Ya ... kalo elu-nya gak mau, ya, gak pa-pa. Kita gak maksa, kok. Tapi, kalo dia tertarik sama elu 'kan, elu juga yang ngerasain senengnya. Orangnya juga cantik, kok. Mirip artis. Gak keliatan kayak udah berumur," ujar Dika yang sudah kembali duduk. Niat mendekati pun diurungkan.

"Iya, Glenn." Azka rupanya ikut-ikutan penasaran. "Kalo diliat-liat dari penampilannya, kayaknya tajir."

Glenn diam, dan belum bereaksi. Telunjuknya mengetuk-ngetuk meja bar seraya berpikir. Bukannya dia tidak berminat dengan perempuan di seberang sana. Hanya saja...

"Woi! Pakek mikir segala! Lama lu! Keburu orangnya kabur." Dika menepuk pundak Glenn sampai-sampai temannya itu berjingkat.

"Sialan lu!" sungut Glenn, menggaruk tengkuk seraya melirik ke arah lain. Kenapa, otak dan hatinya selalu bertentangan, CK!

"Ya udah, gue samperin, nih!" Akhirnya pemuda berusia dua puluh empat tahun itu beranjak dari duduknya dan memasukkan ponselnya ke kantong celana.

Dika dan Azka tertawa senang.

"Nah, gitu dong. Sekali-kali belajar nyari umpan sendiri." Dika terkekeh-kekeh, pun dengan Azka.

"Mumpung Mami belum dateng. Janjian lu juga masih lama 'kan?" tambah Dika melirik jam tangannya.

"Hmm. Gue janjian jam tujuh." Glenn menyisir rambutnya yang diwarnai dengan jari-jarinya yang besar. "Gue wangi 'kan?" Dia mengangkat kedua lengannya, kemudian mengendus-endus ketiaknya.

"Wangi," sahut Dika. "Dah, sono cepetan!" Dia membalik badan Glenn lalu mendorongnya.

Sambil menggerutu, Glenn pun akhirnya melangkah mendekati tante cantik itu. Sesekali dia menengok ke belakang, dan melihat Dika serta Azka mengacungkan jempolnya.

"Sialan."

Langkah Glenn berhenti tepat di samping meja yang hanya diisi dengan satu gelas berkaki tinggi yang isinya tinggal separuh. Mula-mula, Glenn berdeham sambil menelisik penampilan si tante seksi yang ternyata jauh lebih cantik kalau dari jarak dekat seperti ini. Dan .... wangi!

Glenn berdeham, lalu menyapa, "Permisi ...."

Misya menoleh pada sosok yang baru saja memanggilnya. Maniknya menelisik pemuda di hadapan dengan kening mengerut. Rautnya terlihat kaget. "Ya?"

Suaranya terdengar sangat merdu di telinga, pikir Glenn, yang sempat terpaku dengan kecantikan perempuan dewasa di hadapannya.

Glenn tidak yakin jika usia perempuan ini sudah berumur. Bila diamati, wajah serta tekstur kulitnya pun masih terlihat kencang. Tak nampak sedikit pun garis-garis halus macam kerutan, pada kebanyakan pelanggan yang dia temui.

'Cantik.' Pujian itu terlontar dalam hati Glenn.

Sementara Glenn asik melamun, Misya justru terheran melihat pemuda yang entah datangnya dari mana hanya menatapnya tanpa berkedip. Dia menghela panjang, dengan perasaan mulai agak jengkel.

Manik Misya memicing, sambil membatin, 'Ini bocah kenapa diem aja, sih? Jangan-jangan dia kena sawan abis liat mukaku.'

"Helooooo?" Terpaksa Misya mengangkat tangan ke depan muka si pemuda yang dia pikir kena sawan. Mengibasnya berulang-ulang.

Glenn terperanjat, lamunan konyolnya seketika buyar. Dia menggaruk kepala yang mendadak gatal, sambil melirik ke arah Dika dan Azka yang setia memerhatikan di ujung sana.

"Maaf ...." Glenn meringis, menutupi rasa malu.

Sedangkan Misya menggeleng heran dengan tingkah pemuda itu. "Aku pikir kamu kena sawan abis liat mukaku. Soalnya diem aja." Dia kembali fokus pada minumannya.

Glenn tertawa sungkan. "Ya, enggaklah. Masa aku sawan sama wanita cantik. Yang ada aku justru mau ikut gabung. Kira-kira boleh, gak, aku ikut gabung di sini?"

Pandangan Misya langsung kembali menatap pemuda yang cukup mempunyai nyali itu.

💜💜💜

bersambung.....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Perkenalan#3

    Sehari sebelumnya~ "Suami bayaran?" Antara terkejut sekaligus heran, saat mami Kumala menyarankan sebuah solusi yang sungguh tidak dimengerti oleh Misya. Perempuan dua puluh delapan tahun itu pasti banyak ketinggalan berita, sampai-sampai dia baru mendengar istilah aneh tersebut. 'Suami bayaran? Di jaman sekarang memangnya ada hal semacam itu?' Dalam hati, Misya bertanya-tanya sambil membayangkan. "Misya?" Mami Kumala bersuara sebab orang yang sempat bersemangat meminta solusi kini hanya mematung tanpa berkedip. Misya terhenyak, dan baru berkomentar, "Suami bayaran? Maksud Mami, Misya sewa jasa suami bayaran, begitu?" Mami Kumala mengangguk dan tersenyum. "Memangnya ada yang mau?" "Jaman sekarang mana ada, sih yang nolak kerjaan gampang kayak gitu?" "Bener juga, sih..." Misya menggigit bibir bawahnya, lalu menyandarkan punggung. Dia berpikir keras agar solusi ini ke depannya tidak bermasalah. "Tapi, apa itu legal? Maksud Misya, hal semacam itu apa diperbolehk

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Perkenalan#2

    "Papi?"Seketika Misya panik, reflek berdiri lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan berisik itu. Dia menjadi parno sendiri—merasa diawasi oleh sang papi."Gimana ini?" Misya memandang ponsel yang ada di genggaman, ragu menjawab sebab tak ingin papinya menaruh curiga. Sementara ponselnya terus berdering. "Aku keluar dulu, deh."Tak ingin sang papi mendengar suara berisik di tempat itu, akhirnya Misya memutuskan untuk pergi keluar. Perempuan itu berlari secepat mungkin, dan baru berhenti ketika tiba di pintu masuk kelab.Sejenak mengatur napas dan irama jantung yang saling berkejaran, Misya lantas segera menjawab panggilan tersebut. "Halo, Pi?" Dia melangkah keluar, menuju parkiran kelab.'Lama banget jawab teleponnya.' Suara Gunawan terdengar cukup kesal dari ujung sana."Maaf, Pi. Tadi Misya baru selesai mandi. Ada apa, Pi? Tumben telepon malem-malem." Misya berjalan mondar-mandir, sambil menggigit bibir bawahnya karena sudah berbohong.'Kamu jam segini baru mandi?'"Iya, Pi. M

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Perkenalan#1

    Misya akui jika pemuda yang entah datangnya dari mana ini cukup mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi. Tanpa sungkan meminta izin di hadapannya, lalu memperkenalkan diri. "Glenn." Senyum Glenn begitu lebar saat menyodorkan tangan ke hadapan wanita cantik, yang tengah menatapnya penuh tanya. Pemuda itu sangat yakin jika dia tidak akan mendapat penolakan. Sementara Misya semakin bingung sekaligus curiga. Dalam hati dia bertanya-tanya—sebenarnya apa motif pemuda itu. 'Ini anak emang ganteng, sih. Cukup berani juga.' Misya membatin sambil menelisik wajah Glenn yang terbilang ganteng. Setelah cukup menimbang-nimbang, akhirnya Misya membalas uluran tangan Glenn. "Misya." Senyum Glenn semakin lebar ketika target di hadapannya mau membalas uluran tangannya. "Namanya cantik," pujinya. "Makasih." Misya menarik tangannya perlahan dari genggaman Glenn. Dia lantas sengaja mengalihkan pandangan ke arah lain agar pemuda yang baru saja memujinya 'cantik' itu tidak menyadari kala

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Pemuda bernyali~

    "Yang mana?" tanya Dika, masih belum menemukan sosok perempuan yang dibicarakan Glenn. Namun, Azka langsung angkat bicara. "Oh, yang di sana, ya? Yang pakek baju warna merah?" Glenn menoleh ke Azka. "Iya. Tante itu," ucapnya. "Kayaknya udah tiga kali dia ke sini." Glenn menyesap minumannya sampai habis. "Hmm. Emang sering ke sini, sih. Tapi, gue perhatiin dia pasti murung. Ke sini, ya, paling-paling cuma pesen minum, ngerenung, terus pulang. Gak yang seneng-seneng kayak orang-orang itu, tuh!" Azka menunjuk beberapa orang yang sedang asyik berjoget di lantai dansa dengan pasangannya. Entah pasangan halal atau bukan. "Cuma gitu doang? Lah, buat apa dia jauh-jauh dateng ke tempat ini? Kalo ujung-ujungnya masih kesepian kayak gitu? Gak happy." Dika mulai tertarik dengan pembahasan mengenai sosok perempuan dewasa yang sebelumnya tidak dia sadari keberadaannya. Glenn tak banyak berkomentar. Pemuda itu diam saja, tetapi isi kepalanya mulai dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaa

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Perempuan berbaju merah~

    Setelah seharian berada di rumah Dika, Glenn tidak langsung kembali ke rumahnya lebih dulu. Melainkan langsung pergi ke kelab bersama temannya itu. Keduanya menunggangi motornya masing-masing, melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang cukup ramai. Berkat pekerjaan tersembunyinya itu pula, Glenn bisa membeli motor impiannya meski dengan cara dicicil perbulan. Hanya lulusan SMA, mana mungkin dia bisa mendapatkan gaji setara dengan gaji UMR, jika tidak melayani para pelanggannya yang mencari kesenangan. Setibanya di kelab yang beroperasi hampir setiap hari itu, Glenn dan Dika langsung masuk ke dalam. Mereka lebih dulu duduk di tempat biasa sambil menunggu Mami Kumala datang. Keadaan di kelab masih agak sepi karena masih di bawah jam-jam malam. "Bikinin gue minuman dong," pinta Glenn, pada bartender yang biasa meracik minuman di kelab tersebut. Azka namanya. Glenn menduduki kursi berkaki tinggi lalu mengeluarkan ponselnya. "Gue juga, dong." Dika ikut meminta dibuatkan min

  • Jerat Hasrat Berondong Kesayangan    Dilema Glenn~

    🍁🍁🍁"Glenn, udah siang. Kamu gak kuliah?"Suara ketukan pintu diiringi dengan suara panggilan perempuan paruh baya dari luar kamar, membuat seorang pemuda yang sedang asyik terlelap sontak membuka mata, dan seketika menyahut, "Iya, Bu. Bentar lagi Glenn bangun." Sambil menyibak selimut, lalu menguap lebar."Ya udah," sahut ibunya Glenn, kemudian terdengar suara langkah kaki yang menjauh.Glenn menghela panjang napasnya seraya mengusap wajah— mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Glenn mengambil ponsel yang selalu tergeletak di atas nakas, melihat jam digital yang menunjukkan pukul delapan pagi.Pemuda itu lantas mengembalikan ponselnya ke atas nakas, dan turun dari tempat tidur. Dia membuka laci lalu mengambil amplop warna cokelat yang ada di dalam sana. "Untung gue bisa ngasih duit buat ibu tiap Minggu."Amplop tersebut Glenn bawa keluar kamar karena seperti biasa, dia akan memberikan uang Mingguan untuk ibunya. Menjadi tulang punggung sejak duduk di bangku SMA m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status