Beranda / Romansa / Jerat Obsesi Masa Laluku. / Jatuh Pada Perangkap

Share

Jatuh Pada Perangkap

Penulis: Azzurra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-07 22:59:31

Bab 2

“Apaan sih, Ki. Laki gue udah nungguin itu di depan. Mau ngapain lagi?”

Tanpa menjawab pertanyaan Nindia, Kinan terus menarik lengan sahabatnya ini. “Tukang tagih nungguin gue, Nind.”

Dua wanita ini menatap ke arah parkiran. “Tuh liat ada yang duduk di atas motor gue,  mereka udah nungguin gue,” ujar Kinan, terlihat jelas raut khawatir di wajah gadis ini.

 “Tapi lo pulang aja deh gue tunggu di sini sampe mereka pergi.”

Nindia menghela nafas, menatap Kinan, “Nggak apa-apa gue tinggal?”

Kinan mengangguk, raut resah terpancar jelas di wajah gadis cantik yang nasibnya begitu buruk ini.

“Lo punya uang nggak?”

Kinan menggeleng. “Kan besok baru gajian. Uang gue pas-pasan sampai hari ini.”

“Ya ampun.” Nindi merogoh tas mengambil dompet, lalu memberikan selembar uang berwarna merah. “Nih, lo pulang naik ojek aja.”

Netra Kinan berkaca menatap Nindia, dia mengangguk lemah. “Gue tunggu dulu aja, siapa tau mereka nggak lama di situ,” ujar Kinan duduk di sofa tempat para tamu menunggu temu janji.

“Ya udah, gue pulang dulu, laki gue udah di depan.”

Kinan menatap Nindia lesu, beruntung dia punya Nindia sahabatnya yang bisa dimintai pertolongan dari dulu hingga kini.

Kinan menatap selembar uang di tangannya, gajinya tiap bulan habis hanya untuk membayar tagihan Lisa. Bahkan hari ini Kinan tak memegang uang sepeserpun setelah membeli makan siang tadi. Niatnya malam ini dia akan menahan lapar hingga besok gajian.

Hufttt.

Kinan melepas kasar sesak di dada. Ingin dia mengeluh dan bersandar tapi pada siapa kekasih saja tak punya. Orang tua!! Kesedihan Kinan semakin menjadi karna mengingat orang tuanya.

Beberapa lama menunggu tapi kedua orang itu anteng duduk di dekat motor Kinan. Hingga Kinan lelah menunggu dan kantor sudah semakin sepi.

Kinan menghampiri petugas keamanan di dekat pintu lobi. “Pak. Saya titip motor di sini sampe besok aman kan, ya!”

“Memangnya kenapa motornya, Mbak Kinan? Mogok?” tanya Si satpam yang sudah mengenal Kinan. Karna keramahan gadis energik ini pada setiap wajah yang dia temui.

“Nggak, Pak. Saya di jemput temen, janjian di depan,” alasan Kinan.

“Oh. Ya sudah, nanti saya amankan. Kebetulan saya jaga malam.”

“Makasih Pak. Ini kunci motornya.” Kinan menyerahkan kunci motor miliknya pada si Satpam.

“Saya pamit, Pak. Terimakasih.” Kinan pergi setelah mendapatkan anggukan dari si Satpam.

Kinan berjalan tergesa lewat pintu kecil di belakang gedung demi menghindari dua orang yang menunggunya.

“Alhamdulillah, Terimakasih, Pak.” Gadis cantik berperawakan tinggi semampai ini turun dari boncengan, ojek online, lalu menyerahkan ongkosnya.

 Dia merasa lega kali ini bisa lolos dari kejaran para penagih hutang itu. Kinan mengambil kunci rumah di dalam tas. Batinnya penuh syukur akhirnya bisa masuk ke dalam rumah yang membuatnya aman.

Tetapi pintu belum juga tertutup rapat sebuah tangan mengganjal pintu. Netra Kinan terbelalak mendapati siapa yang berada di depan pintu.

“Seret dia!!”

Seorang wanita menunjuk Kinanti dengan raut marah.

“Ampun Tan.” Kaki Kinan mundur ke belakang.

“Nggak ada ampun lagi buat kamu.”

“Tap-“

Belum Kinan bicara dua bodyguard yang tadi berada di atas motor Kinan merangsek memegangi tangan Kinan.

“Tunggu, Tan. Aku telpon temen dulu, sumpah Tan kali ini pasti aku bisa cicil utangnya.”

“No.” Wanita bergincu merah menyala itu menggoyangkan jari telunjuk.

“Harus kamu lunasi.”

“Saya usahain, Tan.”

Kinan meraih tas dengan tangan bergetar. Di tekannya nomor Angga. Hingga panggilan ke 3 baru ponsel di angkat.

“Hallo.” Suara berat menyapa pendengaran Kinan.

“Pak, saya butuh pertolongan bapak sekarang juga, saya tunggu di rumah saya.”

Kinan to the poin pada masalah, tetapi.

Tut.

Tut.

Tut.

Kinan menatap ponsel. “Ya ... di matiin.” Kinan kembali mendial tombol panggil tapi tetiba ponsel Angga di luar jangkauan.

“Gimana?” wanita yang Kinan tau adalah seorang mucikari ini menatap Kinan remeh, asap rokok mengepul dari bibir meronanya.

“Sebentar Tan. Tunggu setengah jam, temenku mau dateng, cuma rumahnya agak jauh.’ Kinan berusaha mengundur waktu dengan  membuat alasan.

“Oke buat kamu apa yang nggak, tapiii!! Kalo kamu nipu lagi!! lihat saja gadis cantik.” Carla tertawa sumbang. Dia menatap Kinan ambisius.

“Cantik, energik, menjual,” batin Carla. “Kamu bakal jadi mesin uangku.”

Keadaan hening, berkali-kali Kinan menatap jam di ponsel. Pesan yang Kinan kirim pun ceklis satu.

“Duh, Pak Arngga kamu mau nolong nggak sihhh? Kenapa ponselnya tau-tau mati!!” keringat dingin mulai membasahi pakaian gadis cantik ini.

Carla berkali-kali menatap Kinan yang gelisah. “Lima menit lagi. Kalo sampai nggak ada yang datang kamu milik saya sumur hidup kamu.”

Carla mengkode dua bodyguard. Dua orang itu mengangguk mengerti maksud kode mata Carla.

Hinga akhirnya.

“Oke. Sudah 30 menit.” Carla melihat jam di pergelangan tangannya, dia berdiri menatap Kinan dengan seringaian licik.

“Tan. Jangan, saya mohon, kasih saya kesempatan lagi!” Kinan bersimpuh di kaki Carla, berharap dia terenyuh.

“No, orang seperti kalian hanya bisanya janji-janji saja, Hans.” Carla mengkode pria bernama Hans dengan kedipan mata.

Hans mendekat, menempelkan sapu tangan ke hidung Kinanti yang menangis memeluk kaki Carla. Tanpa menunggu lama gadis ini terkulai lemah.

“Angkat.” Suruh Carla. Seorang bodyguard keluar rumah membuka pintu mobil dan seorang lagi mengangkat Kinanti yang kini sudah tak sadarkan diri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ellailaist
Kasiah ih si kinan...
goodnovel comment avatar
Rafli123
Angga tawarannya tidak berlaku lagi yaa
goodnovel comment avatar
YOSSYTA S
duh kasian banget kamu kinan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Curiga.

    Mobil baru saja berhenti di pelataran rumah ketika ponsel Kinanti bergetar. Nama Angga muncul di layar. Dada Kinanti langsung mengencang—ia tahu cepat atau lambat Gerry pasti melapor. Kinanti menarik napas panjang sebelum mengangkat. “Halo, Mas …” Kinanti menyapa. “Kamu lagi apa, Ki?” Suara Angga terdengar biasa saja, bahkan terdengar santai. Pertanyaannya ringan, tapi justru membuat Kinanti makin gugup.“A-aku baru sampai rumah,” jawab Kinanti sambil menggenggam ujung bajunya. “Tadi… habis dari rumah kakek.” “Hm.” Di sebrang sana terdengar suara keyboard mengetik, mungkin Angga masih bekerja di Jogja. “Ketemu Kayla? Ngobrol apa sama kakek?""Ketemu Kayla, dia di tinggal kak Celina ke Eropa, Mas." Kinanti duduk di depan televisi menyandarkan bahu. Dan obrolan mengalir membicarakan Celina dan Kayla, Kinanti merasa kasihan melihat Kayla di tinggal Celina."Ya sudah, kamu istirahat. Jangan

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Keraguan Lisa.

    Pintu rumah milik Kinanti di buka perlahan oleh Gerry. Ia mendorong kursi roda Lisa masuk ke ruang tamu. Rumah yang dulunya sempat berantakan akibat ditinggalkan lama kini tampak bersih—lantai mengilap, bau segar, dan tertata rapi. Lisa meremas ujung selimut yang menutupi kakinya. Tubuhnya masih lemah, sedikit gerakan pun membuatnya meringis. “Rumahnya sudah siap ditinggali,” kata Gerry lebih sopan. “Obat dan kebutuhan Anda sudah disiapkan.” Lisa mengangguk kecil. “Terima kasih, Pak Gerry.” Gerry memeriksa tas, kemudian masuk sebentar ke dapur. Begitu ia menjauh, ponsel Lisa bergetar. Satu pesan masuk dari nomor tak dikenal. Ternyata nomor Bram. [Kamu sudah sampai.] — Bram mengirim pesan. Lisa mengetik cepat: [Sudah.] - balas Lisa singkat. Masih khawatir karna Gerry masih berada di rumah ini. Gerry kembali membawa segelas air. Lalu duduk menatap Lisa. Mendapati tatapan Gerry Lisa kikuk. dia memutar kursi roda mengambil remote televisi lalu menyalakan benda segi empat itu. S

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Bodoh atau baik?

    Kinanti berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Sesekali dia menggigit jari kukunya. Hari ini Lisa di jadwalkan pulang dari rumah sakit, rasa hati Kinanti ingin menjemput Lisa tapi peringatan Angga membuat nyali Kinanti ciut, ia tak ingin melanggar apa yang tak di perbolehkan Angga, tapi hati lain merasa kasihan pada Lisa.“Mbak Ning, Lisa wa lagi nggak?” tanya Kinanti pada asisten kepercayaannya, semenjak Angga membatasi pertemuannya dengan Lisa, Kinanti meminjam ponsel Ningsih untuk berhubungan dengan Lisa.“Nggak, Non. Wa yang terakhir itu tadi, Non maaf kalau saya lancang, sebaiknya Non patuhi Pak Angga, saya lihat Non Lisa itu—““Lisa itu sodara saya, dia nggak punya siapa-siapa lagi selain saya.”“T-tapi –““Udah, saya yang nanggung kalo Angga marah. Ayo aku mau jemput Lisa.” Kinanti tak mau mendengarkan saran Ningsih.Ningsih membuang nafas, dia merasa Kinanti sudah terlalu jauh melanggar apa yang tidak di perbolehkan Angga. Tapi Ningsih tak bisa berbuat banyak, dia pun tak

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Celina.

    Pagi ini Angga terlihat lebih tampan dari biasanya. Kinanti memasangkan dasi di leher jenjang Angga. Dengan terampil tangan Kinanti memasang tali simpul. Setelah selesai telapak tangannya menepuk dada Angga, bibirnya mengulas senyum bahagia.“Sudah sayang, makin tampan aja.” Tanpa aba-aba Kinanti mengecup bibir lelakinya.Belum juga membalikkan badan Angga sudah menarik pinggang yang sudah semakin berisi ini. “Tambah lagi, kok kilat.” “Ish, udah segitu aja. Malam nanti aku tambahin.”“Aku nanti langsung ke Jogja kamu lupa?” Angga semakin mengikis jarak. “Tapi kamu udah rapih, nanti minta lebih.” Suara Kinanti rendah. Sungguh gairahnya tak bisa ia kuasai. Setelah mengandung dia tak bisa dekat-dekat dengan Angga.Angga menghentak tubuh kinanti mengangkat bokong istrinya. Kaki kinanti melingkar di pinggang Angga. mata mereka saling menatap, lalu senyum terbit di bibir mereka. “Pegangan yang kuat aku gendong kamu ke bawah.” Lelaki ini keluar kamar lalu turun perlahan dengan dengan

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Kapan Tobatnya.

    “Ada apa? Kenapa kamu selalu curiga!!" Suara Angga terdengar tak suka selalu di tuduh. “Ini ada noda lipstik, Mas?” Hati Kinanti terbakar cemburu. Dulu dia memang tipe wanita pencemburu. Tetapi belakangan rasa cemburunya semakin berlebihan. Angga melepas kemejanya, melihat kerah yang di tunjuk kinanti, ingatannya kembali pada saat Celina memeluknya. “Oh ini?" Suara Angga melunak "Tak usah salah paham, Ki. Aku tak melakukan apapun. Aku hanya ngobrol biasa dengan Celina, aku tak mau dia salah jalan lagi pergi dengan lelaki tak tepat " Kinanti bergeming masih menatap dengan penuh tanda tanya. Angga mengulas senyum teduh, tau persis Kinanti masih menaruh curiga. “Kamu cemburu?” Wajah Kinanti memberengut. Kepalanya mengangguk. Melihat reaksi Kinanti Angga meletakkan telapak tangan di perut Kinanti. Mengelus-elus halus perut yang masih rata. Lalu mengecup pipi wanita ini. Kinanti mendorong tubuh Angga. Tetapi Angga mendekap tubuh Kinanti, walau berontak wanita ini tak dapat melonggar

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Nasehat.

    Ruangan terasa hening. Angga menatap Celina intens, dia mengamati setiap gerakan yang dilakukan wanita cantik ini. “Aku tau ada yang kamu sembunyikan. Katakan apakah Niko sudah beristri?”Celina mencebik. “Aku bisa mengurus diriku sendiri? Tak usah selalu ikut campur.” “Apa ikut campur? Kamu pikir apa yang aku lakukan ikut campur? Aku melindungi kamu, Lin. Aku tak mau kamu terluka.”“Omong kosong, kamu tak sadar sudah melukaiku?” Celina memalingkan wajah.Kedua telapak tangan Angga mengepal, rahangnya mengetat. Perlahan Angga menarik nafas dalam lalu menghembuskan perlahan, berusaha mengontrol emosinya. Dia sadar kemarin sempat melukai Celina. Angga bangun dari duduk berjongkok di hadapan Celina lalu menyentuh telapak tangan wanita cantik ini. Bola mata mereka saling menatap. “Kalau terjadi apa-apa langsung hubungi aku.”Ada rasa nyeri di hati Celina saat iris mereka bertemu, ada sedikit penyesalan kenapa dia tak memperjuangkan Angga, dia selalu mengikuti egonya, genggaman tangan le

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status