Share

146. Kecuali Rio

Aku telah sampai dua jam lalu di rumah. Kupandangi jendela yang bisa melihat pemandangan dari luar rumah.

Aku menunggu Viana. Melihatnya menangis sewaktu di Cafe Cozy, aku tidak punya keberanian untuk menghubunginya. Aku berencana pura-pura tidak tahu tentang pertemuannya dengan Lhasa.

Lebih baik begitu, kan. Kalau ia ingin hal ini terbuka, ia akan menceritakannya padaku. Sebaliknya, kalau Viana ingin merahasiakannya, maka akan kuikuti sebaik mungkin.

Viana, apa pun yang kamu lakukan, aku tidak peduli. Asalkan kamu tetap kembali padaku. Jadi istriku. Meski hatimu masih penuh dengan Nara, tak apa. Kuharap lambat laun namanya akan terkikis. Tinggal namaku yang di sana.

Viana belum juga kembali meski sore sudah mampir di langit. Berkali-kali kulirik handphone, memastikan Viana menghubungiku untuk jemput atau tidak. Nyatanya, handphoneku sepi meski telah kupelototi cukup lama.

Dua puluh menit kemudian, sebuah taksi berhenti di depan rumah. Dari jendela

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status