Share

16. Rasa Cemas

Nara menghantam pintu di belakangku. Sangat keras sampai membuatku bergidik ketakutan. Aku menangis. Tapi Nara tidak berbelas kasihan malah makin mendesakku ke belakang.

“Lakukan denganku. Lebih banyak dari yang pernah kamu lakukan dengannya.”

Aku terkesiap. Tidak menyangka. Nara yang kukenal, bukan pria macam itu. Dia menghormatiku sebagai wanita. Dia tahu batasan mana yang boleh, mana yang tidak boleh.

Setahun berpacaran dengannya bisa kuhitung jumlah kami berciuman. Tiga kali. Itu pun aku duluan yang memulai.

“Nara—“ aku bermaksud menyadarkannya.

“Kamu sudah tahu caranya bukan?”

...

Cukup. Aku tidak suka Nara yang begini. Nara yang dilahap emosi.

Aku menamparnya. Keras sekali sampai bunyi keplakannya membuat kami sama-sama kaget. Telapak tanganku panas. Juga pipi mulus Nara berubah warna jadi merah.

Aku tidak mengatakan apa-apa. Cukup tamparanku saja yang mewakili. Nara mengge

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status