Share

17. Menyusun Kembali

“Kumohon ... aku mau lihat Nara.”

Aku mengucapkannya sambil menangis. Bukan air mata palsu. Sungguhan. Rinduku sudah sampai puncak. Sempat senang karena akhirnya bisa dihubungi, tapi Riga yang bercanda membuatku menangis.

Riga yang melihat itu langsung duduk di kasurnya. Panik.

“Loh, jangan nangis, woy. Ah, elah. Iya, iya, aku ke kamar Nara sekarang.”

Terlihat layar handphone bergerak tak karuan. Bukti Riga beringsut seperti katanya.

“Udah dong jangan nangis. Nih, aku jalan ke kamar Nara di sebelah. Kalau Nara lihat, dia kira kamu nangis karena aku.”

“Memang karena kamu, bodoh!”

“Awas kalau kamu ngadu.”

Di layar bisa kuperhatikan Riga sedang mengetuk pintu yang katanya kamar Nara.

“Nara~ ini, Viana telepon,” nadanya seperti anak-anak mengajak bermain layangan.

Tak butuh berapa lama, Nara keluar. Wajahnya bengkak seperti habis

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status