“Kamu mau pake kursi roda?” Pertanyaan Arjuna yang menyiratkan perhatian bagi Kejora itu membuat sang gadis menggelengkan kepala sambil tersipu.“Ya ampun, si Abang perhatian banget sih pake mau bawain kursi roda,” batin Kejora bersorak. Gadis itu salah paham.Terlebih tadi malam Arjuna datang di saat ia membutuhkannya, menolongnya kemudian mengobati lukanya.Bukan hanya itu, Arjuna bersedia menemani Kejora tidur dengan masih menjaga kehormatannya dan yang paling membuat Kejora semakin cinta, pria itu bersedia menggendongnya ke kamar mandi padahal ia tau jika Arjuna sudah berada di alam mimpi.Di mata Kejora, tadi malam Arjuna begitu sabar merawat dan menemaninya.Kejora tidak tau saja jika Arjuna mengumpat berkali-kali menahan kesal karena tidur nyenyaknya terganggu oleh Kejora.Arjuna menepati perkataannya tadi malam yang bersedia menemani Kejora membuka gips, bukan hanya Kalila yang memaksa tapi karena ia tau jika Kejora pasti membutuhkannya setelah gips itu dibuka.Kening Arjuna m
“Mau kemana, Jun?” Suara lembut Elma membuat Arjuna buru-buru menghentikan langkah menuju lift.“Pekerjaanku sudah selesai, kamu mau pulang juga?” Arjuna balik bertanya.Setau Arjuna, Elma harus lembur mengerjakan laporan akhir untuk proyeknya jadi ia tidak perlu mengantar sang pujaan hati dan bisa menjemput Kejora dari kampus.Kemarin ketika Arjuna membawa Kejora ke kantornya, gadis itu bersikap baik tidak membuat malu yang sempat ia khawatirkan sebelumnya.Malah menurut Arjuna kalau kemarin itu Kejora hanya tersenyum menanggapi godaan Leon, sang gadis tampak ... menggemaskan.Jadi sebagai hadiah, Arjuna berjanji akan mengantar jemput Kejora ke kamous hingga kakinya sembuh total.Arjuna memejamkan mata sekilas sambil menggeleng samar mengenyahkan pujian yang hatinya cetuskan.Ternyata selama Arjuna tenggelam dengan pikirannya terhadap Kejora, Elma mengamati ekspresi wajah Arjuna.Dalam benaknya Elma menduga kalau Arjuna akan bertemu Kejora, jarang sekali pria itu buru-buru pulang ke
“Aku minta kamu jauhi Kejora!” Perintah Arjuna itu tentu saja dianggap sebagai lelucon oleh Marvin karena ia sudah berniat akan menikung Kejora dari Arjuna diberbagai kesempatan.“Kamu bukan kekasihnya ‘kan? Halley bercerita kalau kamu bersama seorang wanita di pesta ulang tahun tunangan sahabatnya,” desis Marvin puas.Arjuna baru ingat jika bertemu Halley-sepupu lain dari pihak sang Daddy saat dirinya dan Elma datang ke pesta Conie.Seharusnya ia bersama Elma pada pesta ulang tahun tersebut tapi wanita itu terlalu sibuk menjilat para sahabat tunangan Conie dengan alasan mencari tau apakah ada perusahaan salah satu di antara mereka yang bisa diajak kerja sama dan menguntungkan perusahaan.“Dia anak dari saudara angkat Ibuku jadi aku berkewajiban melindunginya!” Marvin tertawa sumbang. “Melindungi dari siapa?” “Jelas darimu, jangan kamu pikir aku tidak tau apa yang kamu lakukan dengan para gadis.” Arjuna menggeram, ia biasa berbicara serius karena hanya memiliki waktu sedikit tapi se
“Kak ... mantai dulu yuk!” ajak Kejora, sang adik menghampirinya tapi malah merebahkan tubuh di atas ranjang.“Panas!” balas Kalila ketus. Ia sedang sibuk mematuti layar tab, membaca tentang profil perusahaan yang akan di pimpinannya di Jerman.“Cari tempat yang enggak panas, yuk Kak!” rengek Kejora.Kalila mengalihkan tatapannya dari tab, memicingkan mata ke arah sang adik.“Kamu ngerencanain sesuatu ya?” tebak Kalila yang membuat Kejora kalang kabut.“Eng ... enggak!” balas Kejora berdusta.“Ya udah ... kalau enggak mau mantai, temenin Kejora berenang ... yang lain sibuk spa sama nyiapin acara Abang nanti sore,” bujuknya lagi setengah memaksa.Bibir sensual Kalila mencebik, ia pun turun dari ranjangnya untuk kemudian memakai bikini lalu menggunakan baju pantai bermodel bathwing dengan panjang hingga pertengahan paha.Warna putih dari minidress itu membuat bikini two pieces yang melekat di tubuh Kalika tampak samar.“Ya udah, buruan!” Kalila berseru seraya mengikat rambut panjangnya
“Bang ... dansa yuk!” Kejora setengah merengek mengajak sang Arjuna yang malah melipat kedua tangannya di dada.Pria itu menggelengkan kepala, enggan membuka suara.Bibir Kejora berdecak. “Enggak asyik, Bang Juna tuh ...,” keluhnya dengan bibir mengerucut sebal.Tapi tak ayal ia pun duduk di samping Arjuna mengikuti jalannya pesta tanpa gairah.“Bang ...,” panggil Kejora lagi, mungkin hobby Kejora sekarang ini adalah mengganggu sang Arjuna.Sang Arjuna hanya menoleh, menunggu Kejora mengutarakan maksudnya.“Abang enggak kepengen nikah juga? Keburu tua loh, Bang!” racau Kejora berhasil membuat Arjuna menipiskan bibir.Iya, Arjuna ingin menikah tapi dengan Elma. Ia membayangkan pernikahannya akan tentram karena Elma adalah wanita dewasa.Arjuna tidak akan mendengar rengekan manja seperti yang selalu ia dengar dari Kejora.“Coba liat Kejora, Bang!” Kejora menyerongkan tubuhnya menghadap Arjuna yang kemudian pria itu juga menggeser duduknya untuk mengikuti keinginan Kejora agar tidak terd
“Astaga!!!” Kalila memekik tatkala melihat sang adik bungsu berada di bawah kungkungan Arjuna, di atas ranjang.Wajah cantik tapi judes itu tampak kian garang bak monster yang ingin menelan Arjuna hidup-hidup.Kalila merangsak masuk dengan langkah panjang hendak menarik Arjuna namun kedua lengan King menahan pinggangnya.“King! Lepas!!” Kalila menjerit kencang.“Sabar Angel ... .” Sebagai sahabat Arjuna, tentu King harus membela pria itu pasalnya Arjuna yang kini nampak gusar dengan raut penyesalan tercetak jelas di wajahnya sudah banyak membantu King dalam melakukan pendekatan terhadap Kalila.“Bagaimana aku bisa sabar kalau adikku disakiti olehnya!” sentak Kalila dengan napas memburu.“Enggak ... enggak sakit kok Kak, enak malah ...,” celetuk Kejora polos, tidak melihat situasi yang sedang memanas.“Kejora!! Ya Tuhan!!” Kalila mengesah sambil memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri.“Kenapa lo jadi murahan gini sih?! Ayo keluar!!” Kalila menarik tangan Kejora yang sedang duduk tenan
“Kalila tunggu!” Arjuna berlari ke arah Kalila yang baru saja keluar dari cottagenya.Delikan tajam gadis itu berikan kepada Arjuna. “Apa?” ketusnya sambil mengangkat dagu menantang.“Aku ... minta maaf,” ucap Arjuna mengawali.“Maaf itu hanya kata, Arjuna ... dan aku tidak membutuhkannya ... jangan beri adikku harapan lagi jika kamu tidak mencintainya! Jauhi dia!” Kenapa rasanya sakit ketika keluarga Kejora memintanya untuk menjauhi gadis itu.“Aku tidak akan menyakitinya ... tapi aku tidak bisa menjauhi Kejora, dia anak dari saudara angkat Ibuku ... dia juga tetanggaku dan hanya aku yang dia punya di Jerman.” Kalila tersenyum masam. “Sebentar lagi aku akan menemaninya, jadi biasakan dari sekarang untuk melepaskan diri dari Kejora,” ujar Kalila tegas dengan sorot mata mengintimidasi.Gadis itu pergi begitu saja melewatinya setelah memberikan ultimatum.Arjuna menatap punggung Kalila yang berjalan menjauh, ada setitik rasa sedih di hatinya karena ia harus mengikuti keinginan Kalila
Kejora menatap lurus ke depan dengan ekspresi datar tapi mata indahnya tidak bisa membohongi Arjuna jika terdapat perasaan yang sedang sang gadis tahan mati-matian.Arjuna mencengkram kemudi erat, matanya juga terjurus pada mata gadis cantik di sebrang rumahnya.Saat ini keduanya sedang berada di balik kemudi dengan posisi mobil yang saling berhadapan hanya berjarak selebar jalan depan rumah mereka.Sengaja Kejora memarkir mundur mobilnya di garasi luar untuk mendapatkan momen ini yang memang selalu Kejora tunggu-tunggu, saat di mana mereka akan pergi melakukan aktifitas masing-masing setiap paginya.Semenjak kembali ke Jerman, Arjuna dan Kejora belum terlibat pembicaraan sama sekali.Arjuna sedang berusaha menjalankan ultimatum Kalila sementara Kejora juga sedang menepati janjinya kepada sang Kakak.Setiap pagi, Arjuna selalu mengalah membiarkan Kejora melajukan mobil sport-nya terlebih dahulu kemudian ia mengikuti dari belakang menyusuri jalanan komplek hingga jalan utama.Kenyataan