Home / Romansa / Jerat Pesona Gadis Manja / Tetanggaku Pujaan Hatiku

Share

Tetanggaku Pujaan Hatiku

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-04-22 21:44:17

Bibir Kejora seakan lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum.

Bagaimana tidak, ternyata rumah yang dijanjikan sang Ayah untuk Kejora tempati selama berkuliah di Jerman—berada tepat di depan rumah Arjuna.

Rendra sendiri tidak pernah tau jika anak dari Alisha dan Ben tinggal di depan rumah yang dibelinya beberapa bulan lalu.

Pasalnya Alisha dan Ben juga tidak menetap di sana, mereka selalu berpindah dari satu kota ke kota lainnya untuk mengawasi restoran milik mereka yang tersebar di beberapa kota di Jerman dan Irlandia.

Selain itu Alisha dan Ben memiliki rumah tinggal di Irlandia dan datang ke Jerman hanya sesekali untuk mengunjungi Arjuna dan restorannya saja.

Seakan semesta berpihak padanya dan takdir kadang bercanda selucu ini.

Kejora akan lebih mudah memikat hati Arjunanya, ia telah menyusun berbagai rencana yang salah satunya adalah membuatkan sarapan pagi dan makan malam untuk pria itu.

Hitung-hitung ia belajar menjadi seorang istri bagi sang Arjuna.

Sebelum rumah itu rampung untuk direnovasi bagian interiornya, untuk sementara waktu Kejora tinggal di apartemen dan mulai besok Kejora sudah bisa menempati rumah itu.

Senyum penuh kebahagiaan di bibir Kejora, tertangkap jelas oleh Arjuna yang sedang membayangkan bagaimana hidupnya kedepan dengan Kejora menjadi tetangganya.

Semenjak kemarin malam kedua orang tuanya menceritakan jika Kejora akan menjadi tetangganya, sejak itu juga Arjuna seperti ingin lenyap dari muka bumi ini.

Siang itu keluarga Rendra sengaja mengunjungi Ben dan Alisha untuk pamit karena akan kembali ke negara masing-masing.

Ben dan Alisha menjamu makan siang terakhir sebelum Rendra dan keluarganya menuju Bandara dimana dua privat jet milik AG grup terparkir di sana.

“Waaa ... kebetulan sekali ya Abang beli rumah di perumahan ini, Arjuna jadi bisa jagain Kejoranya,” Aunty Alisha berkata begitu renyah memberikan kesegaran bagai angin sepoi-sepoi menerpa hati Kejora.

“Makasih ya Ayah ... Kejora sayang banget sama Ayah,” Kejora memeluk sang Ayah erat.

Entah ini pertanda bagus atau buruk, hati kecil Rendra mengkhawatirkan sesuatu.

Walau bagaimanapun Kejora adalah anak gadisnya yang memiliki kecantikan di atas gadis normal pada umumnya.

Mungkin Arjuna saat ini belum menyukai Kejora tapi jika Kejora yang terus-terusan menyodorkan dirinya, bisa jadi Arjuna dan ... Rendra menggelengkan kepala mengenyah pikiran buruk tentang ‘kecelakaan’ sebelum nikah yang banyak terjadi di kalangan anak muda jaman sekarang.

“Jaga kepercayaan Ayah ya Kejora, kamu menyandang nama baik Gunadhya di belakang namamu,” gumam Rendra dengan mata menatap tajam ke arah Arjuna yang kemudian menelan saliva kelat seolah pesan Rendra pada Kejora merupakan ultimatum untuk Arjuna.

Padahal tidak sedikitpun Arjuna menyukai gadis genit seperti Kejora, jika boleh jujur—Arjuna lebih tertarik kepada Kalil-Kakak dari Kejora yang selalu menunjukan tampang datar dan setiap gerak-geriknya selalu efisien, tidak banyak bicara dan elegan terkesan misterius.

“Tenang Ayah ... Kejora enggak akan masukin cowok ke dalam rumah, paling sekali-kali Bang Juna masuk ke rumah buat ngusir kecoa atau bantuin masangin lampu,” kata Kejora beralasan.

“Arjuna ‘kan cowok, Kejora ... .” Kama-sang Kakak tersayang melayangkan protes.

“Abang Juna ‘kan calon mantu Ayah, jadi boleh ya, Yaaaah?”

Rendra hanya tersenyum menanggapi.

“Kata Bunda ... Kejora jago masak, jadi nanti kalau Mommy sama Daddy lagi survey restoran ke beberapa kota atau kembali ke Irlandia ... kamu ada yang masakin, Jun!” Alisha menepuk pundak Arjuna pelan.

“Ya ampun Aunty ... kok kita bisa sehati sih, Kejora juga udah kepikiran gitu,” kata Kejora dengan ekspresi wajah malu-malu kucing membuat Ben dan Alisha tergelak.

Bunda Aura dan Kalika merotasi bola matanya, di antara keluarga Gunadhya hanya Kejora yang memiliki sifat berbeda dari yang lain.

Itu kenapa Kejora menjadi kesayangan Gunadhya dan selalu menjadi bintang di hati mereka.

***

“Seperti yang kita tau, Kejora menyukaimu ... aku tidak mengerti kenapa Kejora sampai tergila-gila padamu ... padahal anak Presiden di negara Kami dan anak Sultan dari Negara tetangga, dia tolak mentah-mentah ...,” tutur Kama ketika hanya berdua saja di taman belakang bersama Arjuna setelah selesai makan siang.

Arjuna tersenyum kaku, ia begitu menghormati keluarga angkat Mommynya yang menurut Arjuna sangat ramah.

Tapi tidak dengan Kejora. Gadis itu, ya Tuhan ... nyaris membuatnya hypertensi.

Contohnya tadi ketika makan siang bersama di meja makan, gadis itu menyuapkan lauk pauk dari piringnya ke mulut Arjuna bertepatan saat Arjuna membuka mulutnya.

Terpaksa Arjuna mengunyah apa yang sudah berada di mulutnya dari sendok Kejora tadi.

Ingin marah tapi dua pria Gunadhya itu seakan mengawasi Arjuna meski netra mereka tidak terarah kepadanya.

“Sebagai Kakak, aku berharap kamu tidak menyakitinya ... .”

“Aku akan berikan penjelasan kepada Kejora, semoga dia mau mengerti.”

Tersirat jelas dari ucapan Arjuna jika pria itu tidak mencintai Kejora, Kama mendengus geli di dalam hati.

Mungkin sekarang Arjuna tidak mencintai Kejora, dengan pertemuan mereka yang intens karena rumah mereka yang saling berhadapan, Kama bertaruh paling lama enam bulan Kejora sudah berhasil memikat hati Arjuna.

“Semoga berhasil,” ucap Kama, menepuk pundak Arjuna sedikit kencang kemudian melangkah masuk ke dalam rumah, sang Ayah sudah memanggilnya.

***

Hari minggu harusnya menjadi hari libur yang digunakan Arjuna untuk beristirahat tapi Daddynya mengada-ngada dan memintanya untuk mengantar keluarga Gunadhya ke Bandara dan agar ada yang menemani Kejora pulang dari sana.

Jika bukan sebagai tanda penghormatannya kepada keluarga angkat sang Mommy, Arjuna tidak sudi melakukan ini.

Meski bagaimanapun keluarga Gunadhya sangat berperan penting bagi hidup Mommynya hingga sampai bisa memiliki gelar dokter meski sudah tidak digunakan lagi tapi sang Mommy selalu membanggakannya.

“Abang ganteng ... kok diem aja sih?” Kejora memecah keheningan di antara mereka ketika sudah lima menit mobil sport Arjuna keluar dari pelataran parkir Bandara.

Arjuna melirik sebentar Kejora yang memasang senyum manis ke arahnya.

Hati kecil Arjuna mengakui jika Kejora memang cantik, hanya saja gadis yang memiliki mata indah dan bulu mata lentik itu selalu tidak terduga.

Tidak mendapat jawaban dari sang Arjuna, Kejora memilih merubah posisi duduknya lurus ke depan.

Menyalakan audio di mobil Arjuna tanpa segan, kebetulan mobil yang sekarang sedang dikemudikan oleh Arjuna memiliki jenis yang sama dengan miliknya yang baru saja dibelikan oleh sang Kakek.

Sebuah lagu cinta mengalun menghangatkan suasana tapi masih belum mampu mencairkan es di hati Arjuna.

Jarak yang jauh ditambah padatnya kendaraan karena hampir dari setengah warga kota kembali dari berlibur dan melintasi jalan yang sama dengan jalan yang sedang mereka lalui membuat waktu tempuh kembali ke rumah menjadi sangat panjang.

Dan selama itu juga Arjuna memilih membungkam mulutnya dari pada mengobrol dengan makhluk cantik di sampingnya.

Arjuna membelokan kemudi memasuki stasiun pengisian bahan bakar.

Pantas saja Kejora tidak bergerak selama beberapa lama, ternyata gadis itu tertidur dengan pulasnya.

Berjam-jam sudah mereka menempuh perjalanan, Arjuna masih berbaik hati ingin menawarkan Kejora untuk ke toilet atau membeli minuman namun ia enggan membangunkan Kejora.

Mengingat mereka akan memasuki jalan tol dan tidak akan menemukan rest area sampai pintu keluar tol, terpaksa Arjuna harus membangunkan Kejora.

Arjuna mengguncang tubuh Kejora dan gadis itu bergerak memiringkan tubuhnya menghadap Arjuna.

Wajah cantik itu tampak damai dan ... cantik. Arjuna berdekhem untuk mengenyahkan pujian yang dengan lantang diucapkan oleh pikirannya.

“Kejora ...,” panggil Arjuna serak,

Mata indah itu terbuka perlahan mengibas bulu mata tebal nan lentiknya.

“Kenapa sayang?” jawab Kejora parau membuat Arjuna gelagapan namun dengan cepat ia menguasai dirinya.

“Kamu mau ke toilet atau beli minum?” tawaran Arjuna terdengar dingin.

Tapi bukan Kejora jika menghiraukan sikap menyebalkan pria itu, ia malah tersenyum.

“Abang mau minum apa?” Kejora bertanya setelah satu kakinya turun dari mobil.

Arjuna menggelengkan kepala sebagai jawaban tanpa menatap Kejora namun sang bintang di hati orang-orang kesayangannya itu hanya tersenyum tipis menanggapi kecuekan Arjunanya.

Beberapa lama berlalu hingga akhirnya Arjuna selesai mengisi bahan bakar namun Kejora tak kunjung kembali.

Berdecak kesal, Arjuna memukul stir mobil meluapkan kekesalannya karena hari semakin larut sementara ia ingin segera beristirahat.

“Abaaaanggg!” teriakan Kejora samar-samar terdengar.

Awalnya ia pikir itu hanya halusinasi saja tapi ketika teriakan Kejora yang kedua terdengar, spontan Arjuna turun dari mobilnya.

Arjuna melihat Kejora sedang diseret oleh beberapa berandal hingga menghilang di balik tembok minimarket.

Dengan kecepatan cahaya tanpa memperdulikan mobilnya, Arjuna berlari mengejar gerombolan pemuda yang membawa Kejora.

Jantungnya berdetak kencang ketika melihat Kejora nyaris mendapat tindakan pelecehan dari berandalan yang berjumlah lima orang.

Ketika Arjuna menghajar tiga di antaranya, dua pria lain mencekal tangan Kejora dan mencoba melecehkannya kembali membuat Arjuna semakin berang.

Bak super hero, dengan mudahnya Arjuna melumpuhkan para pria yang ternyata sedang dalam pengaruh alkohol.

Kejora terduduk di aspal, menenggelamkan wajahnya yang basah dengan air mata di antara kedua lutut.

Dengan peluh yang membanjiri punggung dan pelipisnya, Arjuna mendekati Kejora kemudian berjongkok di depannya.

Mengguncang pundaknya perlahan. “Hey, kamu baik-baik saja?”

Kejora menggelengkan kepalanya, masih menyembunyikan wajah di antara lutut.

Tangisnya masih terdengar, Kejora syok bukan main.

Perlahan Arjuna menyelipkan tangan di bawah lutut dan punggung Kejora, menggendongnya ala bridal style.

Kejora beralih melingkarkan kedua tangan di pundak Arjuna, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu membuat Arjuna menelan saliva kelat.

Jantung Arjuna kini bukan berdetak kencang karena khawatir akan keselamatan Kejora seperti ketika ia melihat gadis itu hendak dilecehkan, atau karena pertarungannya tadi dengan kelima berandal yang hendak berbuat jahat kepada Kejora melainkan karena napas hangat Kejora menerpa lehernya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Arjuna merasakan bulu kuduknya berdiri oleh sentuhan seorang gadis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Syarilln
ini awal kisah... Kalila & alterio g Thor ... si kembar evrad dan sapa tu hadu seru banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Pesona Gadis Manja   The End

    “Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den

  • Jerat Pesona Gadis Manja   Akhir Yang Bahagia

    Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma

  • Jerat Pesona Gadis Manja   Evangeline Alterio

    Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu

  • Jerat Pesona Gadis Manja   Balas Dendam

    Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S

  • Jerat Pesona Gadis Manja   Shamika Princes

    “Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat

  • Jerat Pesona Gadis Manja   Menjemput Sang Istri

    “Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status