Share

Bab 73. Emosional...

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-06 09:06:59

“Mungkin ini saatnya,” Gumam Arya pelan, jari-jari lentiknya mulai menari-nari di atas layar ponsel.

"Assalamu'alaikum." Tak lupa ia menambahkan emoji tangan yang saling menyatu, seolah menggambarkan harapannya yang tercurah dalam pesan itu.

Tak berselang lama, notifikasi pesan masuk bergetar di ponsel Arya.

{Wa'alaikumsalam, ada apa?}

Arya langsung melompat kegirangan saat melihat balasan Maudy. Ia tak menyangka Maudy akan membalas pesannya.

“Alhamdulillah...” gumamnya, rasa syukur memenuhi hatinya.

"Cuman mau bilang, Maudy. Makasih udah mau bertahan sampai sekarang, makasih udah rawat Azzam dengan baik. Jika dulu kamu yang selalu berusaha membuatku jatuh cinta, biarkan sekarang aku yang akan membuatmu jatuh cinta lagi padaku." Balas Arya lagi di nomor ponsel Maudy, jari-jarinya bergerak cepat, seolah ingin menuangkan semua rasa yang terpendam di dalam hatinya.

Arya menekan tombol kirim, berharap Maudy bisa merasakan ketulusan dalam setiap kata yang ia tulis. Ia tahu, jalan yang ia p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 107. Rencana Aurora

    Aurora tersentak. Ia mencoba membuka suara, meskipun ragu. “Mas... Aku nggak ganggu dia! Dia duluan yang siram aku dengan kuah panas!” Jawabnya membela diri.Arya mendekat, langkahnya mantap dan dingin. “Istriku bukan wanita kasar seperti kamu. Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu!” Bentaknya lagi.“Mas, dia itu ular! Dia pura-pura di depan kamu! Dia_”“DIAMM!!” Bentak Arya, menyela pembicaraan Aurora dengan suara yang bergema, membuat Aurora ersentak mundur. “Kalau kamu berani sentuh istriku lagi, aku akan pastikan Papamu dipecat dari perusahaan ini!!” Tegas Arya, matanya yang tajam tak lepas dari menatap Aurora.Aurora terdiam, kata-kata Arya menghantamnya seperti pukulan keras. Napasnya tercekat, wajahnya memucat. Tak ada lagi yang bisa ia katakan.Arya kemudian berbalik, memeluk Maudy erat-erat, dan melangkah menuju lift tanpa menoleh ke belakang. Suasana tegang masih menyelimuti ruangan, tetapi Aurora tak mampu bergerak atau bersuara.Di pelukan Arya, Maudy menyandarkan k

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 106. Siapa Dia?

    “Bukannya ini almarhum Mama kandungnya Mas Arya? Jadi mereka saling kenal?” Gumam Maudy sambil mencerna setiap detail yang muncul di layar. Ia menemukan foto-foto Elizabeth di berbagai acara.Maudy merasa semakin terdesak untuk mengumpulkan informasi. Ia melakukan pencarian lebih dalam, menggunakan teknik-teknik peretasan sederhana untuk mencari data yang lebih pribadi, jika ada.“Kok aku curiga ya sama Mama tirinya Mas Arya? Aku yakin dia juga pasti lagi nyiapin rencana jika aku muncul!”Mengingat bagaimana kejamnya Elizabeth pada Jasmine saja sudah menjelaskan bagaimana jahatnya wanita itu.“Apa meninggalnya Mama Mas Arya juga ada campur tangan Mama tirinya ya?” Gumam Maudy lagi, menebak.Saat Maudy menyelidiki lebih dalam mengenai hubungan Elizabeth dengan orang-orang terdekatnya, ia mendapati pesan chat antara Elizabeth dan Aurora. Namun sebelum membukanya, tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan Arya masuk ke dalam.“Lagi cek pabrik ya?” Tanya Arya, meletakkan tas kerjanya, lalu mengh

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 105. Cari Tahu

    Maudy tengah sibuk memasak di dapur, matanya fokus pada panci yang mengepul di depan. Namun, tiba-tiba ia merasakan sepasang lengan kuat melingkari pinggangnya dari belakang.Arya memeluknya erat, tubuh pria itu yang masih basah sehabis mandi menyentuh punggung Maudy. Kehangatan yang tiba-tiba, membuatnya terdiam sejenak, tubuhnya membeku karena terkejut.“Mas...” Ucap Maudy, menoleh sedikit, matanya membelalak saat menyadari Arya hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggang. “Kamu cuma pakai itu?!”Arya tersenyum penuh arti dan semakin mempererat pelukan. “Aku gak tahan jauh dari kamu,” bisiknya di telinga Maudy, suaranya rendah dan menggoda. Ia menunduk sedikit, menanamkan ciuman kecil di leher istrinya.audy menahan napas, wajah bersemu. Tangannya yang memegang spatula bergetar sedikit. “Mas... Aku lagi masak. Kalau begini, nanti makanannya gosong!” Ucapnya.“Nggak apa-apa, nanti bisa masak lagi... Atau pesen aja!” Jawab Arya, ciumannya semakin menyusuri tengkuk Maudy. Sudah

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 104. Rencana?

    Setelah beberapa menit, Arya memecah keheningan. “Papa pasti seneng kalau kamu ikut jenguk hari ini,”Maudy menatap Arya lalu mengangguk kecil. “Aku belum pernah ketemu Papa kamu sebelumnya. Pasti dia sosok yang kuat ya, Mas?”Arya tersenyum tipis, “Papa... Dia sosok yang kompleks!” Ungkap Arya, “Ada banyak hal yang mungkin gak kamu tau tentang keluargaku.” Lanjutnya.“Maksudnya, Mas?” Tanya Maudy penasaran.Arya menarik napas dalam, mengingat kembali masa lalu yang menyakitkan. “Mama kandungku meninggal waktu aku masih kecil. Setelah itu, Papa menikah lagi sama seorang wanita bernama Elizabeth. Jadi, Eliza itu Mama tiriku!” Ungkapnya.“Jadi wanita yang memaki Kak Jasmine dan melukaiku waktu itu, Mama tiri kamu, Mas?” Tanya Maudy tak menyangka.Arya tersenyum pahit, tangannya mengencangkan pegangan di setir. “Iya... Aku jarang cerita karena itu bagian dari masa lalu yang gak terlalu menyenangkan. Eliza... Dia bukan orang yang bisa dibilang baik. Dia selalu menuntut ini itu dari Papa.

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 103. Menjenguk

    Pukul 10.00 wib,Maudy masih tertidur pulas di balik selimut. Tubuhnya terasa berat karena kelelahan setelah malam panjang yang intens bersama suaminya.Sepanjang malam, Arya begitu menggebu-gebu menuntaskan segala rindu yang telah lama terpendam. Baru setelah adzan subuh berkumandang, ia melepaskan Maudy dari pelukannya.Mereka berdua sempat menunaikan shalat subuh berjamaah, namun sesaat setelah itu, Maudy langsung terkulai di ranjang, terlelap dalam hitungan detik. Tidurnya sangat nyenyak, tubuhnya yang kelelahan benar-benar membutuhkan istirahat.Sementara di dapur, Arya sedang menyiapkan sarapan. Ia bersiul-siul riang, menyandarkan punggungnya ke meja dapur sambil menunggu air mendidih untuk membuat teh.Wajahnya berseri-seri, ada kebahagiaan yang tidak bisa ia sembunyikan sejak bangun pagi tadi. Senyumnya tak pernah lepas, mengingat betapa malam itu telah mempererat kembali hubungannya dengan Maudy yang sempat terasa renggang.Arya melirik jam di dinding dapur dan tertawa kecil.

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 102. Akhirnya

    “Pa...” Panggil Arya pelan.Rayendea yang awalnya terpejam segera membuka mata dan menatap putranya dengan wajah lega. “Kamu datang, Arya?” Ucapnya tak menyangka.Arya menarik kursi yang ada di samping ranjang dan duduk dengan santai, “Hem... Kenapa bisa sakit?” Tanyanya, matanya menyelidik wajah Rayendra.“Papa gak betah di sini, Arya!!Makanannya gak enak, suasananya juga panas!” Keluh Rayendra, mencoba menampilkan senyuman yang tampak dipaksakan.“Nikmati aja, kan ini semua juga karena ulah Papa sendiri kan?!” Jawab Arya datar.“Tapi Mama kamu butuh uang, Arya. Dia terus diincar teman-teman arisannya.” Ungkap Rayendra mengiba.Arya menggelengkan kepala, marah sekaligus kecewa. “Aku gak peduli!! Sebagai suami, harusnya Papa bisa mengatur istri, bukan malah diatur begini. Kalau bagus, boleh diikuti. Ini udah tau salah, malah nurut. Udah tua, harusnya bisa mikir mana yang benar dan mana yang salah kan?!” Jawabnya tegas.Meskipun sering dikecewakan oleh Ayahnya, Arya memutuskan untuk me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status