Share

Bab 8

last update Last Updated: 2025-05-04 12:37:57

“Mas...” Panggil Maudy.

Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub.

Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda.

Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama.

“Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya.

“Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak.

“A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal.

Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah.

Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya.

“Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin ia ucapkan terhenti di tenggorokannya. Merasa malu, takut untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya.

Maudy menoleh, menatap Arya heran, “Kenapa, Mas?” Tanyanya, begitu lembut. la bisa melihat gelombang hasrat yang sedang melanda suaminya.

Arya menghela napas, mencoba menenangkan dirinya. “Saya... Saya menginginkan_” la terdiam lagi, takut ditolak, takut membuat Maudy marah. Apalagi wanita itu masih begitu polos.

“Mas, kamu kenapa?” Tanya Maudy sedikit khawatir. Mulai merasakan ada yang aneh dengan sikap Arya.

Dengan wajah yang memerah, Arya menatap istri mudanya, “Saya... Saya menginginkannya Maudy.” ucapnya, dengan suara serak. Ia khirnya memutuskan untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya, meskipun ia tahu, itu akan sulit.

“Mas, tapi aku...” Maudy menggigit bibir bawahnya, takut.

“Saya tau kamu sedang datang bulan. Tapi... Saya tak bisa lagi menahannya.”

Arya mengusap wajahnya dengan kasar, kecewa karena hasratnya tak bisa terpenuhi.

Pria itu merasakan sebuah kekecewaan yang mendalam, merasa seperti seorang pecandu yang tak bisa mendapatkan obatnya.

Namun sedetik kemudian, Arya menatap Maudy lagi. “Maudy, bisa kamu bantu saya??” tanyanya, memohon. Mencoba mencari solusi.

“Apa, Mas?” Tanya Maudy, penasaran.

“Bantu saya melepaskan hasrat ini menggunakan tangan dan bibir kamu!” Matanya menatap Maudy dengan penuh harap.

Mendengar itu Maudy terdiam, tak tahu harus berbuat apa. la merasa bingung, karena memang belum pernah melakukan hal itu.

Arya kemudian bangkit, keluar dari bathtub. Ia mengulurkan tangannya ke arah Maudy, mengajak wanita itu keluar dari bathtub. “Ayo, Maudy.” Desaknya.

Maudy merasa ragu, namun akhirnya menerima uluran tangan Arya. Menuruti ajakan suaminya itu.

°°°

Setengah jam kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Arya keluar, wajahnya tampak begitu puas. Setelah itu ia memutuskan mengenakan kaos oblong dan celana pendek, penampilannya terlihat santai tapi nyaman.

Sedang Maudy, sudah lebih dulu duduk di ruang tengah, menatap Arya dengan tatapan yang sulit di artikan. Wanita itu mengenakan dress berwarna hijau, yang membuatnya terlihat semakin segar dan cantik. Rambutnya yang panjang digelung menjadi satu, dengan gaya messy bun yang membuatnya tampak semakin cantik.

Arya tersenyum berjalan mendekati Maudy, “Maaf, saya lama,” katanya.

Maudy hanya mengangguk, menatap Arya dengan tatapan yang masih sedikit canggung.

Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk duduk di balkon. Udara pagi menjelang siang yang sejuk menerpa wajah keduanya.

Maudy mengambil segelas es teh yang sudah disediakan di meja, menyerahkannya pada Arya, “Iminum dulu, Mas.”

Mendapatkan perhatian itu, jujur hati Arya merasa hangat, ia pun menerima gelas es teh itu. Menyesapnya perlahan, menikmati rasa manis dan dingin yang menyegarkan.

Keduanya, menikmati suasana yang tenang. Arya sesekali mencuri pandang ke arah Maudy, menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Maudy yang menyadari tatapan suaminya itu, seketika menunduk, merasa sedikit malu. la tak tahu harus berbuat apa. Maudy merasa canggung, namun ia juga merasakan sebuah kehangatan di dalam hatinya.

“Maudy... Selama satu minggu ini mungkin kita gak akan bertemu dulu!” Jelasnya.

“Memangnya kenapa, Mas??” Tanya Maudy, penasaran.

“Saya ada perjalanan bisnis di luar kota, jam dua belas nanti saya akan pergi ke bandara.”

Entah kenapa mendengar itu ada rasa yang sulit untuk di jelaskan, Maudy seakan berat jauh dari pria itu. Padahal baru dua minggu mereka menikah, tapi ternyata rasa cintanya memang sudah tumbuh dalam hati Maudy.

“Iya, Mas. Di sana hati-hati ya.” Jawabnya pasrah.

“Selama saya pergi, jaga dirimu baik-baik. Jangan keluar apartement jika gak terlalu penting.” Jujur saja melihat bagaimana Maudy yang begitu cantik, membuat Arya merasa takut, takut jika ada pria yang ingin mendekati istri mudanya. Apalagi ia tidak bisa mengatakan dengan lantang jika wanita itu adalah salah satu istrinya.

“Saya pergi dulu. Ingat, jangan keluar kalau tidak terlalu penting!!” Arya menegaskan.

Maudy hanya mengangguk, matanya masih tertuju pada Arya.

“Kalau ada apa-apa kabari saya.” tambah Arya.

Maudy kembali mengangguk, lalu berdiri untuk mengantarkan suaminya menuju pintu apartemen.

Seperti pasangan pada umumnya, Maudy mengulurkan tangan untuk salim.

Arya menyambutnya dengan baik, menggenggam erat tangan Maudy, “Saya pergi dulu, Assalamu'alaikum...”

“Wa'alaikumsalam, Mas.”

Arya membuka pintu apartemen. Namun saat akan melangkah, kakinya seperti terpaku di tempat.

Maudy mengerutkan kening, bingung dengan sikap suaminya. “Kenapa, Mas??” Tanyanya, khawatir.

Arya kembali menutup pintu, lalu berbalik badan ke arah Maudy, “Kemarilah,” Titahnya.

Tanpa protes, Maudy berjalan hingga berdiri tepat di hadapan suaminya itu.

Dengan cepat, Arya menarik Maudy ke dalam pelukannya. Wanita itu terdiam dengan jantung berdebar-debar.

Arya mencium kening Maudy dengan lembut. Istri muda Arya itu terpaku, tak menyangka akan mendapatkan pelukan dan kecupan dari sang suami.

Setelah beberapa saat, akhirnya pelukan itu terlepas juga. “Saya pergi sekarang,” Ucap Arya, sedikit berat meninggalkan istri mudanya itu.

Maudy hanya mengangguk, pria itu kembali membuka pintu dan melangkah keluar dari apartemen. Sedang Maudy masih terdiam di tempat, jantungnya berdetak begitu cepat.

Setelah tubuh Arya menghilang di balik pintu, Maudy masih terpaku di tempat, pikirannya masih terbayang dengan kehangatan pelukan dan kecupan dari suaminya.

‘Mas, aku udah mulai mencintaimu. Tapi jujur aku takut itu semua malah akan melukai diriku sendiri.’ Batinnya.

Maudy menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang masih berpacu kencang. la berbalik dan melangkah menuju dapur, ingin menyiapkan minuman hangat untuk meredakan rasa sepi yang mulai menyapa hatinya.

Saat membuka lemari es, Maudy mengerutkan kening. Persediaan bahan makanan di dalam lemari es sudah menipis.

“Ke supermarket aja deh,” Gumamnya. la memang sudah berencana untuk berbelanja.

Maudy pun berjalan menuju kamar untuk mengganti pakaian, kemudian memesan taksi online agar bisa cepat sampai di supermarket.

°°°°

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

    Last Updated : 2025-05-05
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

    Last Updated : 2025-05-06
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 11

    “Mas Arya?” Ulang Maudy, membuat Jasmine menoleh. “Nama suami kakak, Arya??” “lya, kenapa?” “Namanya mirip dengan suami aku, kak.” Jawab Maudy apa adanya. “Wah, serius? Kebetulan banget ya.” Jawab Jasmine, tak curiga sama sekali. “Iya, Kak... Maudy yakin kakak pasti sembuh, dan kakak bisa menjalani rumah tangga seperti awal menikah dengan suami kakak.” Maudy merasa iba melihat Jasmine yang terlihat merasa bersalah pada suami wanita itu, padahal ini semua juga bukan kemauan Jasmine. “Itu semua gak mungkin, Maudy. Karena sakit yang kakak alami udah stadium akhir. Bisa dibilang kakak hanya tinggal menunggu waktu.” Ungkap Jasmine dengan mata berkaca-kaca, bayangan dirinya pergi sebelum melihat suaminya menikah lagi rasanya begitu berat. “Kakak jangan ngomong gitu, kita baru kenal bahkan baru beberapa hari bersama. Maudy ingin terus mengenal kak Jasmine dan menghabiskan waktu bersama.” Maudy memeluk Jasmine, rasanya tidak mau berpisah dengan wanita itu. Walaupun yang namanya kematian

    Last Updated : 2025-05-07
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 12

    “Arya, kamu mau kemana? Kita belum selesai makan,” Tanya Andika. “Aku gak mau makan di sini lagi. Aku mau pulang saja!!” Kekeuh Arya, muak. “Arya, jangan marah-marah. Kita kan cuma mau bersenang-senang,” Tambah Rian, mencoba merayu sahabatnya itu. Arya mengerutkan kening, “Bersenang-senang? Dengan cara seperti ini?” Tanyanya tergelak sinis. “Kalian berdua sudah gila!!” Bentak Arya, makin geram. “Aku gak mau lagi ngobrol sama kalian. Aku mau pulang!!” “Arya, udah lah... Kita itu kasian sama kamu. Lagian kamu ngapain masih mempertahankan dan setia sama wanita penyakitan begitu, mending cari hiburan. Tenang, wanita-wanita di sini sangat pandai memuaskan kita.” Kata-kata Rian menusuk di telinga Arya seperti belati. Darah di tubuhnya seketika mendidih, amarah yang selama ini dipendam meledak. Arya menarik kemeja Andika dengan kasar, matanya menatap tajam sahabatnya itu. “Kamu boleh menghinaku sepuasmu, tapi jika istriku yang kamu hina dan kamu rendahkan, AKU GAK AKAN TINGGAL DIAM!

    Last Updated : 2025-05-08
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 1

    “Ingat, Maudy, kamu hanya istri simpananku! Jadi jangan pernah menghubungi atau mencariku! Jika aku membutuhkanmu, aku sendiri yang akan datang ke apartemen ini, dan jika kita bertemu di luar, anggap kita tak pernah saling kenal!” Ucap Arya dengan tegas sambil melepas jas pengantinnya, lalu meninggalkan Maudy yang terduduk lesu di ranjang apartemen. Maudy merasa pikirannya kosong, belum bisa memahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi. Awalnya ia datang ke Jakarta untuk bekerja di perusahaan Pamannya, namun tak disangka setelah seminggu di sana, ia malah dipaksa menikah dengan seorang pria yang telah memiliki istri. “Kenapa semua ini harus terjadi?” Gumam Maudy dengan suara lemah, merenungkan keadaan yang begitu rumit dan menyakitkan baginya. Arya sendiri memang telah menikah sebelumnya, namun setelah tiga bulan pernikahan, istrinya mengalami penyakit hipotiroidisme. Dimana tubuhnya selalu terasa lemah, dan semakin lama, gairah dalam hubungan mereka pun memudar. Mereka telah menco

    Last Updated : 2025-03-22
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 2

    “Tahan, ini hanya sakit di awal,” Ucap Arya, berusaha menenangkan istrinya yang kesakitan. Melihat bagaimana Maudy meringis, hatinya berkecamuk. Arya hanya melakukan penembakan sekali, berjuang mengekang hasrat yang mulai membakar dadanya. Tubuh Maudy yang memikat sungguh sulit untuk dilepaskan dari dekapannya, namun dia juga tidak tega memaksa wanita itu terus melayaninya. “Kamu tidur aja, istirahat dulu. Udah mau maghrib, aku harus pulang, takut Jasmine mencariku nantinya,” Arya bangkit dari ranjang dengan perasaan bahagia, wajahnya tersenyum sumringah meski sebenarnya ia masih merasa belum sepenuhnya puas. Namun, apa yang baru saja terjadi sukses membuat ombak kebahagiaan di hatinya tampak begitu jelas. Arya berjalan menuju kamar mandi, mencoba menenangkan detak jantung yang berdebar kencang. Maudy sendiri hanya meremas selimut yang menutupi tubuhnya yang polos, hatinya begitu hancur. Dulu dia membayangkan akan menyerahkan tubuhnya dengan ikhlas pada suaminya, pria yang dia c

    Last Updated : 2025-03-22
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 3

    Di apartemen...Maudy memutuskan untuk bangun dan menuju kamar mandi. Walaupun masih terasa nyeri, namun wanita itu harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.Di bawah guyuran air shower yang menyegarkan, Maudy merasakan tubuhnya bergetar perlahan melepaskan ketegangan. Maudy memejamkan mata, mencoba menenangkan diri dari situasi yang sedang di hadapinya. Meski begitu, Maudy sadar bahwa dirinya harus terus berjalan dan menghadapi kenyataan, karena hidup tidak mungkin diam di tempat saja.Setelah selesai, Maudy mengambil sejadah dan menggelarnya dengan hati-hati di atas lantai. Maudy menunaikan sholat, berusaha khusyuk meski pikirannya terus saja melayang memikirkan hari esok yang masih menjadi misteri.“Ya Allah, mengapa takdirku harus begini? Aku tak sanggup menerima kenyataan ini,” Maudy berdoa dengan air mata yang kembali membasahi pipinya, “Walaupun rasa Cinta itu belum ada untuk Mas Arya, tapi hatiku terasa remuk menghadapi keadaan ini, Ya Allah... Bagaimana juga pera

    Last Updated : 2025-03-25
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 4

    Tak berselang lama, wanita itu tiba di rumah sakit, Maudy segera menuju area pendaftaran untuk mendaftarkan dirinya. Dengan langkah mantap, ia mengisi formulir dan menyerahkan berkas yang diperlukan. Setelah selesai, Maudy duduk di ruang tunggu. Saat sedang duduk di ruang tunggu, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang duduk di kursi roda. Wajah wanita itu begitu pucat, seolah kehilangan segenap warna. Maudy merasa simpati melihat keadaan wanita itu, apalagi tidak terlihat ada orang disekelilingnya.Maudy memutuskan untuk mendekati wanita itu, karena melihat ingin minum dari botol tapi kesusahan.“Biar aku bantu bukain, Kak.” Ucap Maudy, mengambil botol minum dari tangan wanita tersebut.Wanita itu menatap Maudy dengan sorot mata lelah, namun senyuman kecil terukir di bibirnya, “Terima kasih, maaf merepotkan,” jawab wanita itu pelan.Setelah berhasil membuka botol minum tersebut, Maudy meletakkan sedotan agar wanita itu mudah untuk meminumnya.“Kakak sendirian?” Tanyanya ingin

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 12

    “Arya, kamu mau kemana? Kita belum selesai makan,” Tanya Andika. “Aku gak mau makan di sini lagi. Aku mau pulang saja!!” Kekeuh Arya, muak. “Arya, jangan marah-marah. Kita kan cuma mau bersenang-senang,” Tambah Rian, mencoba merayu sahabatnya itu. Arya mengerutkan kening, “Bersenang-senang? Dengan cara seperti ini?” Tanyanya tergelak sinis. “Kalian berdua sudah gila!!” Bentak Arya, makin geram. “Aku gak mau lagi ngobrol sama kalian. Aku mau pulang!!” “Arya, udah lah... Kita itu kasian sama kamu. Lagian kamu ngapain masih mempertahankan dan setia sama wanita penyakitan begitu, mending cari hiburan. Tenang, wanita-wanita di sini sangat pandai memuaskan kita.” Kata-kata Rian menusuk di telinga Arya seperti belati. Darah di tubuhnya seketika mendidih, amarah yang selama ini dipendam meledak. Arya menarik kemeja Andika dengan kasar, matanya menatap tajam sahabatnya itu. “Kamu boleh menghinaku sepuasmu, tapi jika istriku yang kamu hina dan kamu rendahkan, AKU GAK AKAN TINGGAL DIAM!

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 11

    “Mas Arya?” Ulang Maudy, membuat Jasmine menoleh. “Nama suami kakak, Arya??” “lya, kenapa?” “Namanya mirip dengan suami aku, kak.” Jawab Maudy apa adanya. “Wah, serius? Kebetulan banget ya.” Jawab Jasmine, tak curiga sama sekali. “Iya, Kak... Maudy yakin kakak pasti sembuh, dan kakak bisa menjalani rumah tangga seperti awal menikah dengan suami kakak.” Maudy merasa iba melihat Jasmine yang terlihat merasa bersalah pada suami wanita itu, padahal ini semua juga bukan kemauan Jasmine. “Itu semua gak mungkin, Maudy. Karena sakit yang kakak alami udah stadium akhir. Bisa dibilang kakak hanya tinggal menunggu waktu.” Ungkap Jasmine dengan mata berkaca-kaca, bayangan dirinya pergi sebelum melihat suaminya menikah lagi rasanya begitu berat. “Kakak jangan ngomong gitu, kita baru kenal bahkan baru beberapa hari bersama. Maudy ingin terus mengenal kak Jasmine dan menghabiskan waktu bersama.” Maudy memeluk Jasmine, rasanya tidak mau berpisah dengan wanita itu. Walaupun yang namanya kematian

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 8

    “Mas...” Panggil Maudy. Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda. Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama. “Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya. “Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak. “A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal. Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah. Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya. “Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin i

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 7

    “Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine. Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya. Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya. “Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah. “Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine. “Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.” Jasmine mengangguk, air matanya terus m

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 6

    Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup. Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya. “Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya. Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 5

    Pukul 17.00 wib, setelah minum obat dan istirahat yang cukup, Maudy merasa tubuhnya mulai membaik, bahkan sekarang ia sudah sibuk memasak untuk dirinya sendiri. “Untungnya isi kulkas penuh, jadi aku gak perlu belanja.” Sebenarnya menjadi istri Arya cukup menguntungkan, ia tidak perlu kerja keras untuk mencari uang, namun rasa bersalah pada Kakak madunya terus menghantui pikirannya. Saat Maudy sedang sibuk membuat ayam goreng mentega, juga tumis kangkung, Maudy terlonjak kaget saat merasakan ada yang menggelung rambutnya yang tergerai bebas. “Astaghfirullah hal adzim, Mas... Kamu ngagetin aku tau,” Bagaimana tidak kaget, ia tinggal di apartemen ini sendiri, jadi saat merasakan ada yang memainkan rambutnya, Maudy langsung kaget. “Kalau lagi masak itu rambutnya di ikat, biar gak ganggu,” Maudy melepas dasinya, lalu mengikatkan dasi itu pada rambut panjang Maudy, “Kamu ngapain masak sih, emang kamu udah mendingan??” Tanya Arya, khawatir. Maudy mengangguk pelan, tak berani men

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 4

    Tak berselang lama, wanita itu tiba di rumah sakit, Maudy segera menuju area pendaftaran untuk mendaftarkan dirinya. Dengan langkah mantap, ia mengisi formulir dan menyerahkan berkas yang diperlukan. Setelah selesai, Maudy duduk di ruang tunggu. Saat sedang duduk di ruang tunggu, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang duduk di kursi roda. Wajah wanita itu begitu pucat, seolah kehilangan segenap warna. Maudy merasa simpati melihat keadaan wanita itu, apalagi tidak terlihat ada orang disekelilingnya.Maudy memutuskan untuk mendekati wanita itu, karena melihat ingin minum dari botol tapi kesusahan.“Biar aku bantu bukain, Kak.” Ucap Maudy, mengambil botol minum dari tangan wanita tersebut.Wanita itu menatap Maudy dengan sorot mata lelah, namun senyuman kecil terukir di bibirnya, “Terima kasih, maaf merepotkan,” jawab wanita itu pelan.Setelah berhasil membuka botol minum tersebut, Maudy meletakkan sedotan agar wanita itu mudah untuk meminumnya.“Kakak sendirian?” Tanyanya ingin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status