Share

Bab 7

last update Last Updated: 2025-05-03 12:27:23

“Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine.

Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya.

Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya.

“Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah.

“Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine.

“Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.”

Jasmine mengangguk, air matanya terus mengalir. Berharap, Arya akan segera menemukan kebahagiaan yang pria itu inginkan. Jasmine yakin jika hatina pasti kuat untuk berbagi suami, karena tidak diceraikan Arya saja sudah membuat wanita itu merasa bersyukur.

Jasmine masih ingat dengan ucapan dokter yang menanganinya. Bahwa ia beruntung memiliki suami seperti Arya, yang masih mau menerimanya, padahal hanya memberikan manisnya pernikahan pada pria itu tiga bulan saja. Setelah itu malah Arya yang melayani dan menjaganya. Jika itu pria lain, mungkin sudah lama Jasmine ditinggalkan.

Keduanya terdiam, terhanyut dalam pikiran masing-masing. Arya merasa sangat bersalah, karena telah menyakiti hati Jasmine.

Sementara Jasmine merasa sangat sedih, karena ia tidak bisa memberikan apa yang Arya inginkan.

°°°°

Pukul, 05.30 wib_

Arya dengan tubuh tegap dan wajah yang begitu tampan, berdiri di depan cermin yang lebar. Pria itu mengenakan celana panjang hitam yang rapi dan kemeja putih yang bersih. Satu tangannya mengaitkan jam tangan di lengan satunya.

Jasmine yang sejak tadi tiduran, terbangun dan melihat Arya yang sedang bersiap. Wanita itu tersenyum, menatap suaminya dengan kagum.

Merasakan tatapan istrinya, Arya menoleh dan tersenyum. la mendekati tempat tidur, menunduk dan mencium kening Jasmine.

“Kenapa bangun sayang?” Tanyanya, karena setelah sholat subuh, Jasmine memang memutuskan untuk tidur lagi.

“Takut gak liat Mas pergi.”

Arya tersenyum hangat, menarik Jasmine masuk ke dalam pelukannya. Wanita itu juga memeluk Arya erat-erat, menikmati kehangatan tubuh sang suami tercinta.

“Mas harus berangkat sekarang, sayang!” Ucap Arya, sedikit berat meninggalkan sang istri.

Jasmine melepaskan pelukannya, menatap wajah suaminya, “Iya Mas, hati-hati di sana ya. Ingat, pulang dari luar kota Mas harus menemui wanita pilihan aku!” Pintanya.

Entah terbuat dari apa hati wanita itu, kenapa bisa begitu ikhlas berbagi suami. Bahkan bisa dibilang, awal mula Arya setuju menikahi Maudy, karena ucapan Jasmine yang terus memintanya menikah lagi. Hingga akhirnya, Arya benar-benar melakukannya.

Namun untuk saling mengenalkan kedua istrinya itu, rasanya Arya belum bisa. Takut nantinya akan membuat cinta pertamanya itu sedih dan berdampak pada kesehatannya.

Arya mengangguk, mengecup kening Jasmine, “Mas akan hati-hati, sayang. Tapi untuk masalah yang kamu sebutkan tadi, Mas gak bisa! Biar Mas cari sendiri wanita itu, jika sudah ketemu, Mas akan langsung kenalkan pada kamu. Jadi please jangan bahas hal ini lagi!” Pintanya, tak ingin di paksa.

“Iya Mas, maaf udah buat Mas terbebani, aku... Aku cuma...”

“Jasmine, sampai kapan pun kamu adalah wanita yang sangat Mas cintai! Jika suatu saat nanti Mas benar-benar menikah lagi, rasa cinta Mas padamu tidak akan pudar. Akan Mas letakkan nama kamu di dalam hati Mas yang paling dalam!” Ujar Arya mempertegas.

Mendengar ucapan suaminya itu, Jasmine seketika menangis terharu.

Wanita itu benar-benar tidak pernah mengira suaminya akan mengatakan hal itu.

Sejujurnya, Jasmine mulai ragu. Apakah benar Arya masih mencintainya atau hanya kasian saja? Mengingat ia hanya sebatang kara juga sakit-sakitan. Namun hari ini ucapan suaminya mampu membuat perasaannya begitu menghangat.

“Makasih udah mencintai aku, Mas...”

“Ya, sayang... Ingat ya, kamu gak boleh kecapean! Boleh keluar rumah jika bosan untuk sekedar refresing, tapi harus ajak asisten rumah tangga!”

“lya, Mas.”

“Kalau ada apa-apa langsung kabari Mas.”

Jasmine hanya mengangguk, karena setiap suaminya akan pergi ke luar kota memang selalu mewanti-wanti istrinya itu untuk hati-hati.

Keduanya berjalan berpegangan tangan, keluar dari kamar. Jasmine mengenakan dress rumah berwarna biru muda membuatnya terlihat semakin segar.

Mereka berjalan beriringan menuju pintu depan, tidak lupa senyum hangat menghiasi wajah keduanya.

Jasmine mengantarkan Arya sampai ke depan rumah, menatap suaminya dengan tatapan penuh cinta.

“Ingat nasehat Mas, oke?!”

Jasmine mengangguk, menatap mata suaminya. “lya mas,” jawabnya, sedikit sedih.

Melihat wajah istrinya yang sedih, Arya langsung mengecup dalam-dalam kening Jasmine, mencoba menenangkan sang istri, “Mas gak akan lama, sayang.”

Walaupun merasa berat, Jasmine mencoba untuk tersenyum, menatap kepergian suaminya.

Sedang Arya sudah masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin. la menoleh sejenak, menatap Jasmine yang masih berdiri di depan rumah. Pria itu tersenyum dan melambaikan tangan.

Tujuan Arya sekarang adalah ke apartemen. Sebenarnya, jadwal pesawatnya jam satu siang. Namun, Arya sengaja pergi dari rumah lebih pagi agar bisa menghabiskan waktu bersama Maudy terlebih dahulu.

°°°

Pukul 08.00 wib_

Mentari pagi menyelinap melalui celah tirai menyapa Maudy. Wanita itu masih tertidur pulas, tubuhnya terbalut selimut tebal.

Maudy perlahan membuka mata, menatap sekeliling kamar. la tersenyum, mengingat mimpi indah yang baru saja ia alami. Mimpi tentang Arya, dimana pria itu mengatakan kata cinta yang mampu membuat hatinya berbunga.

Wanita itu bangkit dari tempat tidur, melangkah menuju kamar mandi. Air hangat sudah mengalir dari shower, membasahi udara dengan uap yang lembut.

la membuka baju, melangkah masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuhnya, menghilangkan rasa lelah yang masih tersisa.

Maudy memejamkan mata, menikmati sensasi air hangat yang membelai kulitnya. la merasa rileks, seakan semua beban yang di pikul terangkat dari pundaknya.

Namun tiba-tiba, ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Maudy membuka mata, menatap ke arah pintu.

Sementara Arya tertegun sejenak, matanya terpaku pada Maudy yang sedang berendam. Pria itu terkesima, menatap tubuh Maudy yang terbalut busa. Lekuk tubuh istri simpanannya yang indah, terlihat semakin memikat di bawah cahaya pagi.

Maudy yang menyadari kedatangan Arya, terkejut. la berusaha menutupi tubuhnya dengan tangan, namun busa yang menempel di kulitnya membuatnya kesulitan. “Ma-Mas kamu ke sini?” Tanyanya tergugup, campur rasa malu.

Arya seketika tergoda. Istri keduanya yang biasanya terlihat anggun dan elegan, kini tampak begitu seksi dan menggoda di dalam bathtub. Tubuh Maudy yang terbalut busa, menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah.

“Iya,” Jawab Arya, suaranya serak, mencerminkan hasrat yang mulai berkobar di dalam dirinya. la mulai melepas kancing bajunya satu persatu, matanya menatap lekat pada Maudy.

Setiap kancing yang terlepas, membuat Maudy semakin gugup. Wanita itu mencoba meraih handuk yang tergantung di dekat bathtub dengan tangan gemetar.

Setelah semua pakaiannya terlepas, Arya melangkah maju, mendekati bathtub. Ia menunduk, menatap mata istri mudanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 110. Tak Tahu Malu

    Maudy masih duduk di sudut kamar, terbenam dalam halaman-halaman buku peninggalan Jasmine yang penuh dengan catatan dan tulisan tangan.Setiap lembar seolah menceritakan kembali kisah hidup yang tertinggal, menghubungkannya dengan apa yang terjadi.la mengernyitkan kening, wajahnya tampak bingung.‘Kalau Kak Jasmine tau mamanya Mas Arya masih hidup, kenapa dia gak bilang sama Mas Arya? Kenapa dia menyimpan semua kebenaran ini sendiri?’Maudy masih ingat dimana, Arya pernah mengatakan bahwa Ibu pria itu telah tiada. Berarti suaminya memang tidak tahu bahwa Ibu kandungnya sebenarnya masih hidup.‘Kenapa banyak teka-teki seperti ini ya?’ pikirnya, frustasi.Maudy merasa seakan berada di tengah labirin misteri yang membingungkan, dan ia tahu harus memilih langkah berikutnya dengan hati-hati. ‘Aku harus kasih tau Mas Arya atau menyelidiki ini semua dulu ya?’ la menatap halaman-halaman yang tidak hanya berisi kata-kata, tetapi juga rahasia yang bisa mengubah hidup seseorang.Maudy menutup b

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 109. Pesan Apalagi?

    “Ka-Karena Azzam bisa cepat istirahat,” Jawab Arya dengan tersenyum kaku, sambil berharap putranya tidak bertanya lebih jauh.Azzam akhirnya hanya mengangguk, seolah menerima alasan itu tanpa terlalu memikirkannya Iagi.“Yuk, sekarang tidur, biar besok pagi Azzam bangun, badannya udah segar!” Maudy menghampiri mereka dan merapikan selimut di atas ranjang.Tidak ingin protes, Azzam naik ke tempat tidur di antara kedua orang tuanya. Membuat Arya sedikit tidak suka.Begitu Azzam naik ke tempat tidur, Arya duduk di tepi ranjang sambil memandangi istri dan anaknya. Namun, ada ide yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.“Gimana kalau Mama tidurnya di tengah?” Ucap Arya santai. Di balik kalimatnya, jelas ada harapan tersembunyi, jika Maudy tidur di tengah, ia bisa dengan leluasa memeluk istrinya sepanjang malam, sesuatu yang sangat diinginkannya.Azzam langsung mengerutkan kening, ekspresi bingung muncul di wajahnya. “Terus, Azzam tidulnya di mana?” Tanyanya polos, matanya menatap bergantian

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 108. Gagal lagi

    Pukul 17.00 wib,Setelah seharian bekerja di kantor, Arya memutuskan untuk mengunjungi makam Jasmine. Hati Arya terasa berat, mengingat kembali kenangan indah yang pernah terukir bersama mendiang istrinya.“Nggak apa-apa kan Maudy, kita ke makam Jasmine dulu?” Tanya Arya hati-hati.“Nggak apa-apa, Mas. Yuk cepetan keburu malem.” Jawab Maudy santai, sama sekali tak keberatan.Sesampainya di makam, suasana sekeliling terasa tenang. Arya melangkah mendekat, menatap nisan dengan penuh rasa rindu.“Sini, Maudy. Di samping aku!” Ucap Arya sambil menepuk tempat di sampingnya.“Iya, Mas...” Mereka berdua kemudian membaca tahlil, suara mereka bersatu dalam doa, mengharapkan agar Jasmine diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Setiap kata yang terucap membawa rasa tenang, menyampaikan semua yang tak terucap selama ini.Setelah selesai, Arya mengambil bunga yang mereka bawa dan mulai menaburkannya di atas makam. “Kamu tau, Maudy... Sebelum Jasmine meninggal, dia sempat berpesan agar aku membahagi

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 107. Rencana Aurora

    Aurora tersentak. Ia mencoba membuka suara, meskipun ragu. “Mas... Aku nggak ganggu dia! Dia duluan yang siram aku dengan kuah panas!” Jawabnya membela diri.Arya mendekat, langkahnya mantap dan dingin. “Istriku bukan wanita kasar seperti kamu. Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu!” Bentaknya lagi.“Mas, dia itu ular! Dia pura-pura di depan kamu! Dia_”“DIAMM!!” Bentak Arya, menyela pembicaraan Aurora dengan suara yang bergema, membuat Aurora ersentak mundur. “Kalau kamu berani sentuh istriku lagi, aku akan pastikan Papamu dipecat dari perusahaan ini!!” Tegas Arya, matanya yang tajam tak lepas dari menatap Aurora.Aurora terdiam, kata-kata Arya menghantamnya seperti pukulan keras. Napasnya tercekat, wajahnya memucat. Tak ada lagi yang bisa ia katakan.Arya kemudian berbalik, memeluk Maudy erat-erat, dan melangkah menuju lift tanpa menoleh ke belakang. Suasana tegang masih menyelimuti ruangan, tetapi Aurora tak mampu bergerak atau bersuara.Di pelukan Arya, Maudy menyandarkan k

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 106. Siapa Dia?

    “Bukannya ini almarhum Mama kandungnya Mas Arya? Jadi mereka saling kenal?” Gumam Maudy sambil mencerna setiap detail yang muncul di layar. Ia menemukan foto-foto Elizabeth di berbagai acara.Maudy merasa semakin terdesak untuk mengumpulkan informasi. Ia melakukan pencarian lebih dalam, menggunakan teknik-teknik peretasan sederhana untuk mencari data yang lebih pribadi, jika ada.“Kok aku curiga ya sama Mama tirinya Mas Arya? Aku yakin dia juga pasti lagi nyiapin rencana jika aku muncul!”Mengingat bagaimana kejamnya Elizabeth pada Jasmine saja sudah menjelaskan bagaimana jahatnya wanita itu.“Apa meninggalnya Mama Mas Arya juga ada campur tangan Mama tirinya ya?” Gumam Maudy lagi, menebak.Saat Maudy menyelidiki lebih dalam mengenai hubungan Elizabeth dengan orang-orang terdekatnya, ia mendapati pesan chat antara Elizabeth dan Aurora. Namun sebelum membukanya, tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan Arya masuk ke dalam.“Lagi cek pabrik ya?” Tanya Arya, meletakkan tas kerjanya, lalu mengh

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 105. Cari Tahu

    Maudy tengah sibuk memasak di dapur, matanya fokus pada panci yang mengepul di depan. Namun, tiba-tiba ia merasakan sepasang lengan kuat melingkari pinggangnya dari belakang.Arya memeluknya erat, tubuh pria itu yang masih basah sehabis mandi menyentuh punggung Maudy. Kehangatan yang tiba-tiba, membuatnya terdiam sejenak, tubuhnya membeku karena terkejut.“Mas...” Ucap Maudy, menoleh sedikit, matanya membelalak saat menyadari Arya hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggang. “Kamu cuma pakai itu?!”Arya tersenyum penuh arti dan semakin mempererat pelukan. “Aku gak tahan jauh dari kamu,” bisiknya di telinga Maudy, suaranya rendah dan menggoda. Ia menunduk sedikit, menanamkan ciuman kecil di leher istrinya.audy menahan napas, wajah bersemu. Tangannya yang memegang spatula bergetar sedikit. “Mas... Aku lagi masak. Kalau begini, nanti makanannya gosong!” Ucapnya.“Nggak apa-apa, nanti bisa masak lagi... Atau pesen aja!” Jawab Arya, ciumannya semakin menyusuri tengkuk Maudy. Sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status