Share

18. Kau Ingin Jadi Istriku?

Tangan Arsen menjalar di pipiku sedang sorot matanya tak lekang menatap langsung dua manikku. Aku jadi malu, menurunkan pandangan ke atas pangkuan. Dia mendengus pelan dan bisa kubayangkan sudut bibirnya terangkat menertawakanku.

"Ada apa, Nara? Kenapa tubuhmu menegang? Tak bisa santai sedikit?" Ada nada bercanda di balik suaranya, seakan tak punya rasa takut seperti yang kupikirkan sejak tadi. 

"Jangan di sini," bisikku parau. Namun, hanya hatiku yang tahu bahwa ada perasaan ingin disentuh olehnya. 

"Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat aku akan memuaskanmu di ranjang?"

Apa di sini ada ranjang? Apa dia tidak bisa membedakan antara ranjang dan sofa? Ingin sekali aku berteriak di telinganya berkata kalau kami sedang di kantor dan bisa dilihat orang lain. 

"Nanti ada yang datang." Namun hanya kalimat itu yang mampu keluar dari bibirku, dan tentunya dengan suara yang hampir berbisik. 

Sekali lagi kudengar dia mendengus, seakan itu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status