Share

Bab 6 Penasaran dan Benci

"Mr. Rama anterin, lho Ma. Itu di belakang." Salma melambaikan tangan ke arah mobil di belakangnya.

"Mr. Rama baik banget, Ma. Tadi Mr. Rama bilang harus tanya Mama dulu kalau mau jadi Papa Salma. Boleh, ya, Ma? Boleh, ya?" Rengek Salma setengah berteriak di keheningan kebun bambu itu.

"Salma jangan teriak-teriak. Kita ngomong di rumah nanti, ya." Kata Maryam.

Salma menoleh lagi ke belakang saat sorot lampu di belakang semakin jauh. Mereka sudah berhasil melewati kebun bambu itu. Dan Rama merasa cukup mengikuti Maryam dan anak-anaknya sampai melewati kebun bambu saja.

Cemoohan orang terkadang lebih menyakitkan dari segala kesulitan yang telah dilalui seseorang.

Rama memundurkan laju kendaraannya dan memutar balik ketika menemui tanah yang lapang.

Ia cukup puas bahwa Salma mengenali mobilnya. Rasanya berbeda. Hanya sebuah lambaian anak kecil yang tak lain muridnya sendiri, tapi Rama merasa seluruh hidupnya ada pada Salma saat itu.

Motor Maryam sudah berbelok ke halaman rumahnya. Cukup
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status