Share

Jodoh Dari Bunda
Jodoh Dari Bunda
Penulis: ZannaRa

Penghianatan

Penulis: ZannaRa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-06 15:00:52

Lilac tidak tahu takdir apa yang sedang dihadapinya saat ini. Sang bunda membawa kabar entah baik atau buruk baginya. Setelah pulang bersama Cyan kakaknya, Lilac mendapat kabar kalau dirinya akan segera dijodohkan karena surat wasiat yang ditulis oleh sahabat bundanya.

“Percaya sama Bunda, Lilac! Xabiru pria yang baik dan sangat penyayang, kamu coba bertemu satu kali aja. Besok sore sama Kak Cyan, kita semua juga datang. Coba aja dulu, sayang!”

Lilac menghela nafasnya berat. Baru saja dirinya mendapat kenyataan yang pahit, sekarang apa lagi yang akan menimpanya.

“Kasih Lilac waktu, Bun! Lilac ke kamar dulu,” ucapnya yang langsung meninggalkan keberadaan bunda dan kakaknya.

Cyan yang baru saja pulang bersama Lilac sangat mengerti dengan keadaan adiknya itu.

“Kalian habis dari mana? Lilac pulang-pulang malah bete gitu, ada apa?” tanya Ivory memastikan.

“Cyan gak ada hak buat menjelaskan, Bun. Biar nanti Lilac aja yang bilang sama bunda, yang pasti jangan ganggu dia dulu! Lagi mode galau!”

Kali ini Cyan yang melengos pergi meninggalkan keberadaan Ivory. Perempuan berusia 49 tahun itu masih heran dengan kedua anaknya. Pulang hangout malah galau dan tidak menunjukkan kalau mereka happy.

Dua jam yang lalu sebelum Lilac mendapatkan serangan galau...

Cyan membawa Lilac ke sebuah kafe kopi yang berada jauh dari pusat kota. Sebuah kafe yang mengusung tema Kafe Gunung, karena memang berada di kaki gunung pelangi yang terkenal akan kesejukan dan keasriannya.

“Jauh banget, Kak! Gila aja ini jalannya udah kayak ular kepanasan,” sungut Lilac sambil membenarkan helm yang ia kenakan.

“Tenang aja, kamu pasti akan terpesona dengan suasana di sana!” ucap Cyan yang sedikit berteriak.

Karena Lilac yang sedang gundah gulana, Cyan sebagai kakak yang baik mencoba menghibur Lilac yang tidak bisa bermalam Minggu dengan kekasihnya .

Kini mereka sedang dalam perjalanan menggunakan sepeda motor, karena menghindari kemacetan Cyan cukup tahu perjalanan menuju tempat ini sangat ramai jika malam hari seperti ini.

“Andai saja bisa kayak gini sama Genta, resiko pacaran sama pebisnis gini amat,” keluh Lilac.

Lilac menyandarkan kepalanya di pundak Cyan, tidak lupa kedua tangannya memeluk erat tubuh ramping Cyan. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang menikmati malam Minggu.

“Kak, gak bakal hujan gitu?” tanya Lilac dengan nada sedikit berteriak.

“Gak akan! Kalau hujan juga nanti bisa nginap banyak hotel ini,” jawab Cyan dengan enteng.

Lilac hanya pasrah dan tetap menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam dari kota, mereka sampai di tempat tujuan.

“Akhirnya sampai juga, pantat aku sampe kesemutan ini!” gumam Lilac yang masih bisa didengar oleh Cyan.

“Yang penting kagak ilang itu pantat, Dek!”

“Dih!”

Hal pertama yang Lilac kagumi adalah sebuah bangunan tiga tingkat berwarna putih. Di lantai paling atas, ada satu band yang siap menghibur setiap pengunjung. Lagu yang mereka nyanyikan rata-rata lagu galau yang sedang hits dan banyak didengar oleh kaula muda hingga tua.

“Ayo partner malam Minggu, aku habisin duit kakak, yah?”

“Habisin aja dah! Kalo abis tinggal minta lagi sama tuan Takur!” jawabnya sambil terkekeh membayangkan wajah ayahnya.

Lilac berjalan berdampingan dengan Cyan, tak lupa tangannya yang digenggam erat oleh Cyan menuju meja yang sudah dipesan oleh sahabatnya. Mereka bertiga sudah sampai lebih dulu di sini karena lokasi mereka yang lebih dekat dengan kafe ini. Tiga sahabat Cyan tersenyum senang karena ini pertama kali temannya ini membawa seorang perempuan. Cantik pula.

“Wah gila! Si Cyan bawa cewek!” teriak Yellow sambil menepuk pundak Green.

“Sakit, tai! Kenapa jadi gue yang kena pukul dah?”

“Sorry!”

Selama ini Cyan enggan berpacaran karena menurutnya menjalin hubungan itu sangat ribet dan menyulitkan. Lebih baik meniti karier dan menikmati kesendirian untuk saat ini. Makanya ketiga sahabatnya langsung antusias begitu melihat Cyan datang bersama dengan seorang perempuan yang bisa dikatakan sangat cantik dan aduhai.

“Harusnya kita bertiga gak di sini, kita pindah aja deh! Takut ganggu yang lagi pacaran!” celetuk Hunter.

“Siapa yang pacaran? Ini adik gue!” jawab Cyan yang mampu ketiga sahabat ber ‘oh’ ria.

“Kalau begitu kenalin, gue Hunter, ini Green, dan yang pake topi ini namanya Yellow. Salam kenal!”

Lilac yang memang ramah langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan ketiga sahabat kakaknya.

“Aku Lilac Xabella, kalian mau manggil Lilac atau Bella juga gak apa-apa! Senyaman kalian aja!” ucap Lilac dengan senyuman manisnya.

Mereka bertiga langsung memegang dadanya dengan akting seolah-olah tertembak oleh senyuman manis dari Lilac.

Senyuman Cyan dan Lilac sangat mirip, mereka berdua sering disangka anak kembar padahal jarak usia mereka terpaut dua tahun.

“Lilac lagi galau makanya gue bawa. Lo pada jangan genit begitu, inget pacar kalian mau dibuang ke mana?”

“Aduh neng Lilac lagi galau. Kenapa atuh? Diselingkuhin atau ditikung temen pacarnya?” tanya Yellow.

Cyan langsung menatap tajam ke arah Yellow yang terlalu berlebihan menurutnya. Sedangkan Lilac hanya bisa tersenyum kecil melihat keanehan ketiga sahabat kakaknya.

“Lilac, jangan dengerin mereka! Kakak ke toilet bentar,” izin Cyan yang memang sudah tidak tahan sejak dirinya datang ke tempat ini. Lilac mengangguk.

“Jaga Lilac sebentar, gue kebelet!”

Setelah mendapat acungan jempol dari ketiga sahabatnya, Cyan berjalan sedikit berlari menuju toilet yang berada tepat di bawah gedung tiga tingkat itu.

Setelah selesai dengan urusan toilet, Cyan hendak keluar dari toilet. Namun, matanya menatap seseorang yang ia kenal keluar dari bilik toilet sebelah Cyan.

“Itu bukannya pacar adek gue? Bentar gue maju dikit!”

Karena penasaran, Cyan langsung mencuci tangannya dan berlalu meninggalkan toilet. Cyan mengikuti seseorang yang kini dirinya yakin mengenalnya. Begitu orang tersebut duduk tidak jauh dari meja yang ia tempati, Cyan mengeratkan kepalan tangannya kesal.

“Brengsek! Lihat aja, gue akan buat perhitungan sama Lo, Genta!”

Cyan yang baru saja kembali dari toilet, kini memasang wajah kesalnya. Lilac yang menyadari hal itu langsung menanyakan apa yang terjadi dengannya.

“Kak, ada apa?”

“Itu pacar kamu bukan, Dek? Takutnya mata kakak yang minusnya ketinggian.”

Lilac menatap ke arah yang ditunjukkan oleh Cyan. Bahkan bukan hanya dirinya yang ikut menatap, ketiga sahabat Cyan ikut mengarahkan pandangannya.

“Brengsek! Genta, kamu benar-benar tukang bohong ternyata.”

Genta sedang bermesraan bahkan mereka tertawa bersama sambil sesekali bercanda. Bahkan bersama Lilac saja Genta tidak seperti itu. Lilac sedang mengatur nafasnya, dirinya tidak mau mempermalukan dirinya sendiri di tempat umum. Mencoba lebih tenang, Lilac kini menatap satu persatu orang yang menatapnya khawatir.

“Kamu lebih baik samperin Genta sekarang, Dek!”

Green yang ikut gemas melihat pasangan mesra di sebelah sana pun mendukung.

“Betul! Kalau perlu siram saja, Li!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jodoh Dari Bunda    Bertemu Mantan

    “Maksudnya?”Lilac bukannya tidak paham dengan maksud pelayan yang kini sedang menatapnya. Namun, dirinya hanya ingin memastikan siapa tahu dia memang salah bicara atau hanya sekedar bercanda. “Peach!” panggil seseorang yang baru saja masuk.Deg!“Iya, Bu Putih!”“Tidak sopan kamu menilai seseorang yang bahkan kamu tidak mengenalnya! Ini peringatan terakhir dari saya, kalau Pak Biru tahu kamu bisa dipecat hari ini juga! Silakan keluar! Biar saya yang melanjutkan.”“Ma—maaf, Bu! Saya permisi!”Putih adalah asisten kepercayaan Emerald sebelumnya. Dirinya kini masih menjabat sebagai asisten. Namun, kini berganti atasan menjadi Xabiru. Biru menatap ke arah Peach yang baru saja keluar dari ruangan fitting, dengan tatapan tajamnya Biru tak berhenti menatap pegawai yang bisa dikatakan sudah senior di sini.“Kalau bukan pegawai lama, sudah pasti gue tendang hari ini juga!” ucap Biru yang masih bisa didengar oleh Peach.Mengingat memecat pegawai di perusahaannya memang harus ada pr

  • Jodoh Dari Bunda    Bukan Tipenya

    Kali ini Lilac akan mandi cepat, mengingat setengah jam lagi Biru akan segera tiba di rumahnya. Dirinya tidak mau membuat calon tunangannya itu menunggu lama.Sesuai predikat sebagai perempuan paling lama di kamar mandi, Lilac bisa juga dengan cepat mandi dan bersiap-siap.Contohnya kali ini, Lilac sudah siap dengan penampilannya. Celana bahan highwaist berwarna mocca dipadupadankan dengan kaos pendek berwarna coksu. Tubuhnya yang semampai sangat cocok dengan pakaiannya kali ini. Menurutnya, nanti di Greyish juga akan diganti dengan gaun yang sudah dipesankan oleh Biru. Lilac menyambar tas hitamnya dan tidak lupa jedai yang selalu menemani hari-harinya. Meskipun rambutnya digerai, tetap saja Lilac lebih nyaman mencepol dan mengunci rambutnya dengan jepitan jedai.“Maaf, Bi! Nunggu lama?” tanya Lilac saat menatap ke arah Biru yang sama menatapnya juga.“Aku baru sampe ini, tadi art kamu nyuruh aku ke atas, tapi aku tunggu di sini aja!”“Padahal gak apa-apa di atas juga ada rua

  • Jodoh Dari Bunda    Taman Bersamamu

    Lilac memilih berlari menuju pedagang makanan yang menyajikan makanan khas Jawa barat dan menyisakan rasa penasaran yang menggerayangi Biru saat ini.Semua jajanan yang tersedia sangat beragam, mulai dari cimol, cilok, batagor, baso tahu, seblak, cilung dan banyak lagi. Dan ini merupakan surga dunia bagi pencinta kuliner. Salah satunya Lilac, dirinya langsung memesan beberapa makanan yang menurutnya enak.“Jangan terlalu pedes, Li!” peringat Biru saat Lilac memilih beberapa makanan yang berbumbu merah.Tak mengindahkan peringatan dari Biru, Lilac tetap pada seleranya, selalu makanan pedas yang sangat nikmat.“Biru, di Jerman pasti gak ada makanan kayak gini, yah?”“Ada cuman beda rasanya dan itu cukup mahal kalau beli di sana!”“Pak, seblaknya jangan pake mie yah!” pinta Lilac pada pedagang itu. “Gimana rasanya tinggal di luar negeri sambil pegang perusahaan?” matanya kini kembali fokus ke arah Biru yang duduk di sampingnya.“Sulit tapi ada enaknya juga, terus aku gak ada waktu

  • Jodoh Dari Bunda    Kenyataannya...

    “Hah!”Lilac terdiam mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Pink. Dirinya bukan orang jahat, dirinya bukan orang yang seperti kalian pikirkan. “Kalo Lo belum siap cerita sama kita gak apa-apa, kok!”Lilac yang merasa tidak enak pun, menatap wajah Pink dan Orange yang terlihat penasaran. “Gue bukannya belum siap, ini terlalu mendadak juga buat gue. Putusnya gue sama Genta, perjodohan gue yang bahkan gue gak bisa nolak sama sekali. Banyak hal yang terjadi sama gue baru-baru ini, termasuk ada hal yang harus kalian tahu juga.”“Jadi, Lo dijodohin? Terus Lo putus sama Genta gara-gara perjodohan ini?”Lilac akan menjelaskan semuanya, setelah dipikir-pikir tidak baik juga hal baik tidak segera diberitahu kepada sahabatnya. Dirinya ingin menceritakan semuanya saja, tidak enak ternyata harus bersembunyi dari sahabatnya seperti ini. Tentang reaksi dan komentar mereka masalah belakangan, yang terpenting dirinya bisa jujur tentang pertunangannya.“Nanti jam 8 kita makan malam bersama

  • Jodoh Dari Bunda    XaGrey

    Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Lilac langsung melihat ke layar ponselnya, itu panggilan dari Biru. Sebelum mengangkat panggilan dari Biru, Lilac merebut kalung yang memang sedang digenggam oleh Pink.Srak!“Pemberian seseorang itu gak boleh dijual dan gak akan pernah gue jual!” ucap Lilac tegas. “Gue bercanda kali, Li!”Lilac menatap sebal Pink, dirinya langsung mengambil ponselnya yang berada di atas meja, karena takut Biru menunggunya lama.“Siapa Xabiru? Pacar Lo yang baru yah?” tanya Pink yang kebetulan melihat layar ponsel Lilac. “Rahasia!”Lilac langsung mengangkat panggilan itu segera.‘Halo, Bi!’‘Aku udah pindah hotel, sekarang lagi istirahat di balkon sama Sky.’‘Kamu langsung ke hotel barusan?’‘Iya, soalnya meeting sekitar dua jam lagi tepat di hotel ini juga. Nanti kalau udah di hotel kabarin aku!’‘Kayaknya bentar lagi, nunggu jemputan aja!’‘Mau aku jemput?’Lilac tampak bingung dengan penawaran Biru. ‘Kamu tunggu aja, lagian aku bareng sahabat ak

  • Jodoh Dari Bunda    Penasaran Atau Rasa Suka?

    “Li!”Lagi-lagi panggilan itu membuatnya membulatkan mata. Bahkan Lilac sampai menutup mulutnya tidak percaya. “Bi, biru!”“Hai, tolong tanda tangan di sini calon istri!” ucap Biru sambil menyodorkan komik cetak karya pertama Lilac.Lilac mengambil komik itu, sedangkan Biru menatap kagum tidak melewatkan sedikit pun yang ada di hadapannya kini. “Kamu cantik dengan dress ini!” “Bi, jangan buat aku salting di sini! Aku mau tanya sama kamu, kenapa gak ngomong sama aku?”“Soal apa?”“Soal kamu mau ke Bandung dan ikut fanmeet ini!”“Padahal waktu malam kita makan bersama, Violet ngomong soal aku yang bakal ikut fanmeet loh!” “Iya gitu! Aku yang gak fokus kayaknya, tapi tetap aja harusnya ngomong!” “Iya, iya maaf aku yang salah! Ini hadiah spesial dari aku, jangan lupa dipakai!”Setelah mendapat instruksi dari staf, Biru berpindah duduk. Lilac sesekali memperhatikan Biru yang sedang berinteraksi dengan Orange, Pink, dan Lavender.Selama acara berlangsung, Lilac terus menat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status