Beranda / Romansa / Jodoh Pilihan Dewa / 2. Membangkitkan Li Xiao Le

Share

2. Membangkitkan Li Xiao Le

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 09:40:00

Dua tahun yang lalu Timmy masih sangat ingat kala dokter keluar dari bangsal dengan membawa kabar duka.

"Nyonya Li telah meninggal."

Saat itu Timmy bagai disambar petir.

Dengan susah payah akhirnya Timmy berhasil masuk ke dalam bangsal, usai mengerahkan tenaga berbaku hantam dengan para pengawal kakek Li.

Timmy mendapati wajah Li Jingmi yang memerah dengan derai air mata bercucuran memeluk jasat adiknya yang terbaring di ranjang pasien.

Sementara kakek Li berdiri dengan angkuh menatap cucu perempuannya yang telah tiada.

Sebelumnya Li Xiao Le mengalami kecelakaan mobil dan berada dalam keadaan koma selama satu bulan.

Layar elektrokardiogram yang hanya menunjukan garis lurus membuat Timmy tak bisa membendung cairan yang tumpah dari pelupuk mata.

Timmy melempar tubuh Li Jingmi dan menubruk Li Xiao Le untuk memeluknya dengan erat.

"Xiao Le …."

Timmy menangis sejadi jadinya, belum bisa menerima jika Li Xiao Le telah pergi meninggalkannya setelah dua kali gagal memberinya keturunan.

Tangannya tak pernah lepas, memeluk dengan kokoh tubuh mungil yang lunglai tak bertenaga, hanya tarikan napas tersengal yang terdengar pilu dan menyayat hati.

Pria tampan itu terus berbisik dengan pelan di telinga perempuan mungil yang jiwanya telah terpisah dari raga.

"Xiao Le, kembalilah, jangan tinggalkan aku."

Timmy memejamkan mata, hingga kristal bening kembali bergulir membasahi pipi.

Dunianya benar-benar lenyap bagai ruangan kosong yang gelap tak bertuan.

Kesedihan membuatnya mati rasa, kala ia mulai putus asa bagai bunga ceri blossom yang berguguran dari ranting.

Dadanya terasa sesak dan teriris, seperti ada sembilu yang terus menyayat jantung.

Jantung??

Mata sipit Timmy melebar memikirkan kata itu.

Bukankah jantung mereka terhubung??

Jika salah satu dari mereka masih berdetak bukankah yang lain juga merasakannya??

Timmy kembali bersemangat, kala secercah harapan mulai menghampiri.

Timmy menghapus airmata, dan mulai berbisik, "Xiao Le, aku tidak mengizinkanmu pergi, aku akan membuatmu kembali kepadaku."

Beberapa kali Timmy mengecup pipi dan dahi Li Xiao Le, kemudian kembali membaringkan tubuh perempuan mungil itu di ranjang rumah sakit.

Ia mulai berdiri, dan memukul keras wajahnya, hingga darah segar keluar dari lubang hidung.

Li Jingmi terkejut dengan kelakuan adik iparnya. "Jiang Tim, apa kamu sudah gila? Bukan begitu cara menyelesaikan masalah yang benar."

Timmy tidak peduli, ia terus menyakiti dirinya sendiri, wajahnya memar, dan bukan hanya hidung yang mengeluarkan darah, tapi sudut bibirnya juga mulai mengeluarkan cairan segar berwarna merah.

Rasa sakit yang ia derita sama sekali tak dihiraukannya.

Timmy hanya berharap jantung kecil Li Xiao Le kembali berdetak lantaran merasakan sakit yang sama, seperti yang mereka rasakan selama ini saat berada dalam bahaya.

"Jiang Tim, sudah cukup! Kamu pikir Xiao Le akan senang melihatmu seperti ini?" Li Jingmi tidak tega melihat Timmy begitu frustrasi hingga terus menyakiti dirinya sendiri.

Kakek Li yang sedari tadi hanya berdiri diam, tampak tersenyum kecut, mecibir kelakuan Timmy yang di luar nalar ini.

Pria tua itu sama sekali tidak bersimpati atau iba terhadap keadaan Timmy saat ini.

"Jingmi, biarkan saja pria bodoh itu menyakiti dirinya sendiri. Dia sudah tidak waras. Seandainya dia menjaga Li Xiao Le dengan baik, semua ini tidak akan terjadi. Kematian Li Xiao Le adalah akibat kesalahannya sendiri."

Timmy tidak peduli dengan kata-kata kakek Li. Dia masih mencoba membangkitkan Li Xiao Le dengan menyakiti dirinya sendiri.

Berharap jantung Li Xiao Le kembali berdetak dan memompa darahnya menuju paru-paru, hingga perempuan mungil itu kembali bernapas dan hidup kembali.

"Xiao Le, cepat bangun! Atau aku akan benar-benar menyakiti hatimu yang sudah kamu titipkan kepadaku!" teriak Timmy pada perempuan mungil yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, dan masih tidak menunjukan respon sedikitpun.

Tidak tahan lagi melihat kelakuan Timmy, Li Jingmi mulai emosi dan segera memukul Timmy hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Jiang Tim, sudah cukup!! Sadarlah!! Xiao Le tidak akan senang melihatmu seperti ini."

Sejenak Timmy berhenti menyakiti dirinya sendiri. Dengan napas yang berantakan, ia beringsut duduk dengan pandangan kosong yang melayang di udara.

Pria itu sudah sangat kacau dengan wajah lebam yang berdarah.

Tapi tidak lama kemudian Timmy melihat rona biru yang berterbangan bagai glitter masuk ke tubuh Li Xiao Le perlahan.

Timmy tahu usahanya tidak sia-sia, semangat kembali bangkit dan berteriak, "Xiao Le, bangun!"

Brak!

Kursi telah dihantamkan Timmy ke kepalanya sendiri hingga cairan merah segar kembali mengalir ke wajah.

Tepat pada saat itu serbuk biru glitter semakin menguap dari tubuh Timmy dan berterbangan mengitari bangsal.

Serbuk indah itu menyusup masuk ke tubuh Li Xiao Le dengan cepat, diikuti tarikan napas berat dari tenggorokan Li Xiao Le.

Tubuh mungil terhentak, seolah baru saja mendapatkan hantaman keras hingga melonjak tajam.

Layar elektrokardiogram yang semula hanya menampilkan garis lurus, kini mulai bergerak bergelombang.

Jantung Li Xiao Le kembali berdetak, ia kembali bernapas.

Senyum Timmy mengembang saat kesadarannya mulai menipis.

"Xiao Le, kamu kembali?" gumam Timmy nyaris tak terdengar.

Detik berikutnya pandangan Timmy menggelap, ia tak sadarkan diri.

Namun, saat ia bangun, ia kembali dikejutkan dengan pertanyaan Li Xiao Le.

"Kamu siapa?"

Timmy mencoba menjelaskan, tapi Li Xiao Le langsung dilanda kesakitan yang parah pada kepalanya, hingga bola matanya memutih menimbulkan kepanikan.

Kakek Li semakin geram dan kembali mengusir Timmy dari bangsal tempat Li Xiao Le dirawat.

Terlebih ketika dokter mengatakan bahwa Li Xiao Le telah kehilangan memorinya selama dua tahun terakhir, jika memaksa Li Xiao Le mengingat kembali maka akan berakibat fatal.

Timmy memilih pergi setelah mendengar kutukan dari kakek Li, meski enggan menandatangani perjanjian perceraian yang disodorkan orang tua tersebut.

Karena itu sampai detik ini Timmy sangat takut memberi tahu yang sebenarnya pada Li Xiao Le.

Timmy ingin jantung istrinya terus berdetak meski mereka harus hidup terpisah.

Hari mulai menggelap, Timmy masih mengikuti ke mana Li Xiao Le pergi. Ia tidak tega melihat perempuan itu pergi sendirian tanpa pengawalan.

Melihat Li Xiao Le kembali ke rumah kakeknya, Timmy kembali tersenyum, ternyata selama ini Li Xiao Le masih berada di Hefei.

Dari kejauhan Timmy dapat melihat Li Jingmi kakak kandung Li Xiao Le yang sedang menunggu adiknya di depan gerbang.

"Xiao Le, kamu ke mana saja? Aku sangat mengkhawatirkanmu, katanya kamu melarikan diri dari para pengawal ya?" tanya Li Jingmi pada adiknya.

"Iya, aku pergi jalan-jalan. Aku tidak suka mereka terus menguntitku, jadi aku melarikan diri."

Li Xiao Le sama sekali tak memperlihatkan rasa bersalah padahal sudah merepotkan semua anak buah sang kakek yang mencarinya.

Melihat jaket kebesaran yang dikenakan adiknya, Li Jingmi tak tahan untuk bertanya, "Ini jaket siapa yang kamu pakai? Sepertinya ini jaket laki-laki?"

"Tidak tahu, tadi aku bertemu orang baik di jalan, dia meminjamkan jaketnya padaku."

Dari balik pohon palem Timmy hanya tersenyum mendengar percakapan Li Xiao Le dengan kakaknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jodoh Pilihan Dewa   66. Biarkan Aku Menemuinya, atau Aku Akan Mati

    Di salah satu ruangan hotel Li Xiao Le masih menangis tersedu-sedu sembari memegangi dadanya sebelah kiri.Bukan hanya dadanya yang sakit, serpihan ingatan samar saat mengenakan gaun pengantin juga datang silih berganti dengan tidak jelas, membuat kepalanya seperti ditusuk serpihan duri.Dia terus meraung kesakitan membuat orang yang menjaganya khawatir.Namun, saat melapor kepada kakek Li, mereka hanya mendapatkan cibiran kental."Biarkan saja."Kakek Li mengira Li Xiao Le menggunakan sedikit trik untuk mencoba melarikan diri.Kekek Li sudah tidak bisa mentolerir lagi, terlebih keluarga Zhang terus mendesak dan mempertanyakan status Li Xiao Le dengan Timmy.Kemunculan Li Xiao Le di layar kaca bersama Timmy saat menghadiri acara award, dan juga ketika Li Xiao Le mencium Timmy agar dibelikan jagung bakar itu juga tertangkap oleh kamera.Dan sekarang menjadi topik menggemaskan para fans di dunia maya.Terlebih saat aksi kejar-kejaran Li Xiao Le dengan Timmy kala meminta kaos di pelatara

  • Jodoh Pilihan Dewa   65. Berjuang

    Suasana ricuh tak bisa dielakkan sesampainya Timmy di Lianchen hotel.Wei Lian dan Wang Wei yang berjalan di depan segera menjejak dan memberi pukulan pada anak buah kakek Li yang mencoba menghalangi langkah Timmy untuk menemui istrinya.Timmy masih berjalan dengan tenang juga langkah yang lebar, ujung mantel abu-abu selutut yang ia kenakan bergerak melambai mengikuti irama langkah kakinya yang jenjang.Kilat matanya yang tajam fokus menatap ke depan, seakan tidak terpengaruh oleh baku hantam dua pengawalnya yang sedang membukakan jalan untuknya.Anak buah kakek Li kian berdatangan, Wei Lian dan Wang Wei semakin sibuk berbaku hantam di lobi hotel dengan begitu ricuh.Timmy pun juga sudah tidak bisa tinggal diam, kakinya segera menjejak setiap orang yang berusaha menghalangi.Tangan kokok yang ia miliki juga bergerak lincah menghantam wajah, punggung, dan apapun yang bisa dia hantam untuk memuluskan perjalanannya menemui sang istri demi mencegah pernikahan tidak masuk akal itu terjadi.

  • Jodoh Pilihan Dewa   64. Selamatkan Kota Dulu

    Senyum Timmy masih melengkung indah tatkala mengingat wajah cantik yang tersipu setelah kecupan lembutnya dini hari tadi.Jantungnya berdebar ….Sebahagia ini membuat Li Xiao Le senang.Terlebih saat Gendut menyerahkan hasil tes kesehatan Li Xiao Le.Meskipun sudah tahu bahwa Li Xiao Le hamil, tapi bukti otentik ini masih saja menimbulkan ekspresi histeria di wajah Timmy.Itu adalah senjata kuat untuk memenangkan hati kakek Li.'Aku akan segera menjemputmu Xiao Le.'"Cie... cie… ada yang berbunga-bunga nih, mau jadi ayah," ledek Gendut dengan ekspresi nyinyir.Timmy sangat bahagia hingga tak dapat menahan diri untuk menggila.Dipeluknya tubuh gempal gendut sembari tertawa lebar penuh suka cita."Ahahaha… astaga Bos, apa yang kamu lakukan? Nyonya Li bisa salah paham jika melihatmu seperti ini," pekik Gendut melihat tingkah majikannya yang seperti kejatuhan durian runtuh.Tapi bukannya melepas pelukannya Timmy justru mengguncang-guncang tubuh Gendut dengan gemas, hingga tubuh gempal it

  • Jodoh Pilihan Dewa   63. Di Kehidupan Ini Timmy Harus Mendapatkan Kesengsaraan

    Para penjaga mengira Li Xiao Le akan kabur. Membuat Li Xiao merengut sebal, dan mulai mengiba memelas."Kak Timmy, aku tidak bisa ke situ. Cepat ke sini!"Timmy tersenyum dan mendekat membawa paper bag di tangannya.Tanpa memperdulikan dua pengawal yang mengawasinya, Li Xiao Le memeluk Timmy dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang sangat ia rindukan.Timmy kembali tersenyum dan mencium puncak kepala Li Xiao Le. "Aku membawakan apa yang kamu minta.""Terima kasih, tapi biarkan aku seperti ini dulu, aku sangat merindukanmu.""Aku juga, bagaimana kabarmu dua hari ini? Apa masih mual-mual?""Hanya di pagi hari saja, selebihnya aku baik-baik saja.""Oh ya, aku juga membawakanmu vitamin sesuai dengan resep dokter Han, jangan lupa meminumnya secara teratur ya.""Aku sudah tidak sakit, kenapa harus minum obat?""Bukan obat, ini cuma vitamin, supaya kamu kuat dan tidak gampang pingsan seperti kemarin. Aku sangat khawatir jika kamu gampang sakit.""Iya, iya, aku akan meminumny

  • Jodoh Pilihan Dewa   62. Mempermudah Jalan

    Dua hari Li Xiao Le sudah merasa sangat tenang, batang hidung Zhang Zui tak lagi tampak di kediaman keluarga Li. Tapi ada hal lain yang justru mengusik kedamaiannya. Ngidamnya mulai tak aturan. Pukul dua dini hari dia masih marah-marah menginginkan makanan tertentu, membuat para pelayan puyeng. Sementara di sisi lain Timmy baru saja selesai menghadiri acara, perasaannya sedikit terusik dan sangat ingin menghubungi Li Xiao Le. Namun, bukan hanya tidak mendapatkan sapaan sayang, Timmy justru menemukan suara yang melengking-lengking menusuk pendengaran. "Xiao Le, kamu ini kenapa? Pagi-pagi buta begini berteriak-teriak seperti itu, kenapa kamu belum tidur?" tanya Timmy sambil menjauhkan ponselnya dari daun telinga. "Tentu saja belum tidur, kalau sudah, mana mungkin aku bisa menjawab panggilanmu. Sudah aku bilang aku tidak mau ayam seperti itu!" "Xiao Le, kamu ini bicara apa?" Timmy semakin bingung dengan teriakan tidak jelas Li Xiao Le. "Eh, maaf, maaf, bukan kamu, tapi aku sedang

  • Jodoh Pilihan Dewa   61. Haruskah Menyelinap Seperti Pencuri

    Kakek Li kembali ingin memukul Li Xiao Le, tapi saat itu Zhang Zui tertatih keluar dari toilet, perhatiannya terpecahkan kemudian menurunkan tongkatnya."Xiao Zhang, bagaimana keadaanmu?" tanya kakek Li pelan dengan suara sangat prihatin.Zhang Zui belum bisa menjawab lantaran napasnya tersengal, juga saking lemasnya akibat menguras seluruh isi perut selama satu jam lebih."Lihat, kelakuanmu pada calon suamimu, dia sampai lemas seperti itu." Kakek Li tidak berhenti merutuki Li Xiao Le.Li Xiao Le mengintip Zhang Zui yang duduk lemas tidak berdaya, lengkap dengan wajah pucatnya di atas sofa."Maaf," ucap Li Xiao Le pelan dari balik tubuh kakaknya."Apa begitu caramu meminta maaf pada calon suamimu?" bentak kakek Li."Aku takut dipukul Kakek kalau mendekat ke situ, dari tadi Kakek ingin memukulku 'kan!""Haish… kamu ini…." Kakek Li melayangkan tongkatnya ke udara lagi, kembali ingin memukul Li Xiao Le yang bersembunyi di belakang tubuh kakaknya."Jangan pukul dia, Kek!" Zhang Zui bersua

  • Jodoh Pilihan Dewa   60. Diam-diam Menyerang

    Masih tidak percaya gadis yang selalu ketus, dan mencoba menghindarinya tiba-tiba mengajaknya bermain dengan suara lembut.Zhang Zui menatap kotak yang dibuka Li Xiao Le saat ini.Itu adalah permainan catur china atau disebut juga dengan catur gajah.Zhang Zui meninggalkan keterkejutan, senyumnya mengembang indah dan segera duduk di dekat Li Xiao Le."Jika menang, apa hadiahnya?" tanya Zhang Zui sambil membantu Li Xiao Le memasang koin kayu pada papan catur.Belum sempat Li Xiao Le menjawab, dua pelayan tiba, mereka segera menyajikan dua cangkir teh dan juga kudapan berupa keripik jagung, manisan buah plum, dan juga semangkuk kecil permen berbentuk biji kacang transparan dan berwarna-warni.Dua pelayan itu lantas tidak segera pergi, mereka berdiri mematung tidak jauh dari Li Xiao Le, karena nantinya mereka harus kembali menuang teh hangat di cangkir Li Xiao Le dan Zhang Zui jika sudah kosong."Sudah aku bilang berkali-kali, kalian tidak perlu berdiri seperti manekin begitu, tidak perl

  • Jodoh Pilihan Dewa   59. Apa Gadis Ini Sudah Menerimanya?

    Lamunan Li Xiao Le buyar setelah bau yang sangat menyengat menyeruak masuk ke indra penciuman.Pelayan menyajikan semangkuk mie instan dengan rasa yang tidak dia suka."Siapa yang menyuruh kalian memasak mie luosifen?! Hoek!"Li Xiao Le berlari sambil membekap mulut menuju toilet.Tidak hamil saja dia sangat muak dengan mie instan dengan kuah kaldu siput dan babi yang sangat menyengat itu.Apalagi sekarang sedang hamil, serasa mau pingsan saja setelah mencium baunnya.Untung saja tadi dia sempat merampok pakaian Timmy. Aroma maskulin itu bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi rasa mualnya.Ia segera menjatuhkan diri di atas kasur sembari menutup wajahnya dengan t-shirt putih milik Timmy.Aromanya benar-benar sangat menenangkan seperti aroma terapi.Beberapa detik kemudian dia baru ingat kalau Timmy memasukan sesuatu di dalam tasnya.Li Xiao Le segera memeriksa.Matanya melebar dan terlihat sedikit kesal ketika ada kartu kredit di dalam sana."Apa karena aku terlihat sangat menyedih

  • Jodoh Pilihan Dewa   58. Berutang Budi Itu Tidak Enak

    Puluhan mata yang menyaksikan kekonyolan Timmy dan Li Xiao Le memunculkan ekspresi aneh yang berbeda-beda dari raut wajah mereka.Ada yang melongo dengan mulut ternganga.Ada yang melotot sampai tidak bisa berkedip.Ada yang gemes sambil meremas kedua tangan mereka.Ada juga yang mupeng sambil cekikak-cekikik tidak jelas dengan membekap mulut.Ada pula yang menutup matanya dengan telapak tangan tapi melirik dari sela jari.Juga ibu-ibu yang mesam-mesem sambil membekap kedua mata anaknya yang kebetulan saat itu sedang lewat.Image Timmy yang biasanya selalu tenang dingin saat di layar kaca, sirna sudah dengan kejadian ini.Sementara yang dilihat saat ini sudah mulai duduk sambil memegangi tubuhnya yang lumayan sakit karena membentur paving setelah tertindih tubuh istrinya.Dia sedikit gusar dengan tingkah Li Xiao Le yang mendadak menjadi aneh bin absurd.Sedangkan Li Xiao Le sama sekali tidak malu atau merasa bersalah, dia masih bersungut-sungut karena belum mendapatkan apa yang dia in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status