Home / Romansa / Jodoh Salah Akad / Mendadak Akad?

Share

Mendadak Akad?

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2025-02-04 00:30:01

"Kenapa nggak ada orang yang datang? Apa di lantai ini nggak ada orang?" gerutu Yasmin dalam hati.

Anehnya tidak ada satu pun orang yang datang membantu Yasmin. Di lantai tersebut ada banyak ruangan dan juga staf hotel. Seharusnya ada orang yang mendengar suara Yasmin saat ini, namun sayang, gadis itu tidak mendapat bala bantuan.

"Bisa diam nggak!" seru pria itu dingin.

Pria yang membawa Yasmin tak lain adalah Bastian yang memang saat ini sedang mencari mempelainya yang kabur. 

"Saya mau dibawa ke mana? Kamu punya urusan apa sama saya?" omel Yasmin. 

"Kamu jangan macam-macam sama saya, ya! Saya akan laporin kamu ke polisi!"

Walaupun Yasmin merasa takut dan terancam, tapi gadis itu masih berani meninggikan suaranya di depan pria asing itu. Yasmin tak tahu lagi harus berbuat apa saat ini. Sulit baginya untuk lepas dari cengkraman tangan kuat milik pria itu, tenaga gadis itu tidak sebanding. Yasmin mulai lelah memberontak dan berteriak pada pria asing itu.

"Tolong jangan apa-apakan saya! Saya masih ingin hidup," rengek Yasmin dengan wajah memelas. Gadis itu pasrah. Ia diseret menuju ke salah satu ruangan yang ada di lantai 15.

"S–saya nggak mau masuk ke sana! Tolong saya! Saya nggak mau ke sana!"

Yasmin makin kalang kabut saat dirinya hendak memasuki salah satu ruangan dengan pria asing tersebut. Begitu pintu terbuka, Yasmin langsung dibuat shock oleh ratusan pasang mata yang kini tertuju padanya, lebih tepatnya mereka berdua.

“Tunggu! Tempat apa ini? Kok seperti aula pernikahan?” gumam Yasmin dalam hati.

Yasmin pikir, ia akan dimasukkan ke sebuah ruangan gelap dan akan diikat oleh pria yang menculiknya itu. Namun, imajinasi liar yang terlintas di pikiran Yasmin menguap begitu saja usai dirinya melihat penampakan tak terduga yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Ini … benar aula pernikahan, ya?" batin Yasmin. "Kenapa aku dibawa ke sini? Ini acara pernikahan siapa?"

Gadis itu akhirnya berhenti meronta. Yasmin mengedarkan pandangan ke sekeliling aula mewah yang ada di depan matanya saat ini.

Dilihat dari dekorasinya, nampaknya aula itu disiapkan untuk pernikahan keluarga konglomerat. Aula pernikahan tersebut jauh lebih besar dari aula pernikahan yang disewa oleh Yasmin, dan dekorasi pelaminan di aula tersebut juga jauh lebih mewah dari dekorasi yang disiapkan Yasmin di lantai bawah.

"Kenapa saya dibawa ke sini?" tanya Yasmin dengan dahi yang sudah banjir dengan keringat dingin.

Saat ini, Bastian dan Yasmin tengah bergandengan menuju ke pelaminan. 

Gadis itu disorot oleh ratusan orang yang ada di gedung tersebut. Sepertinya mereka semua adalah tamu undangan di acara itu. 

"Mempelai pengantin sudah tiba!" Suara pembawa acara membuat Yasmin terperanjat. 

“Bastian, Anggi, kalian ke mana aja? Ini acara nikahannya kalian kok malah dua-duanya ngilang, cepat kalian ke pelaminan biar acaranya segera dimulai!” ucap Marissa begitu melihat putranya datang dengan mempelai wanitanya. 

“Iya, Ma, maaf tadi Anggi sempat nggak enak badan dan harus ke toilet cukup lama,” kilah Bastian dengan raut tenang. 

Marissa pun memahami alasan Bastian dan tak bertanya lebih lanjut. Ia justru memberi kode pada keduanya untuk segera ke pelaminan.

“Tunggu dulu!” Yasmin menatap wajah pria asing yang membawanya paksa tadi dengan saksama. Wajahnya cukup tampan dan postur tubuhnya gagah. 

Dari pakaian yang dikenakannya sudah jelas jika pria itu bukanlah orang jahat. Pakaiannya lebih seperti pakaian yang kerap digunakan oleh pengantin pria.

“Ja–jangan bilang kalau aku jadi pengantin wanitamu di sini?” tanya Yasmin setengah berbisik pada Bastian.

Bastian menundukkan wajahnya dan mensejajarkan mulut dengan telinga Yasmin. “Bukannya sudah jelas dari apa yang kamu lihat di tempat ini. Jadi jangan banyak bicara dan lakukan saja tugasmu sesuai kesepakatan yang sudah kita buat!” 

“Kesepakatan? Kesepakatan apa maksudnya?” Yasmin bertanya bingung. 

Bastian menatap tajam ke arah Yasmin. Menurut Bastian, perempuan yang bersamanya sangatlah cerewet dan banyak bicara, berbeda sekali dengan sikapnya sebulan yang lalu saat membuat kesepakatan via telepon.

"M–maaf, Tuan. Sepertinya ada kesalahan di sini. S–saya bukan ...."

"Kamu adalah pengantin di acara ini," bisik pria itu. "Kamu adalah pengantinku."

“Apa yang harus kulakukan? Kenapa aku terjebak di acara pernikahan orang lain?” pekik Yasmin dalam hati.

“Mari, kedua mempelai silakan untuk naik ke pelaminan.” Suara sang MC kembali mengejutkan Yasmin. Mau tak mau dia dan pria itu melanjutkan langkah sambil bergandengan tangan menuju ke pelaminan karena akad nikah akan segera dilaksanakan. 

“Situasi macam apa ini? Kok tiba-tiba banget aku jadi mempelai pengganti di nikahannya orang yang bahkan aku nggak kenal!” gerutu Yasmin bimbang. 

Kini Yasmin sudah berdiri di pelaminan bersama dengan mempelai pria yang tidak dikenal olehnya. Gadis itu benar-benar tak mengerti, kenapa ia bisa terseret dalam acara yang tidak diketahui olehnya itu.

Yasmin sudah berusaha menjelaskan, tapi pengantin pria yang duduk di sampingnya tak mau mendengarkan dirinya. Beberapa kali Yasmin berusaha meninggalkan pelaminan, tapi gadis itu dijaga ketat oleh sang pengantin pria dan ia bahkan menerima ancaman.

"Jangan pergi ke mana-mana! Awas kalau kamu sampai kabur lagi! Saya sendiri yang akan menjebloskanmu ke penjara!" ancam pria itu.

Gadis itu tak bisa berkutik sedikitpun. Yasmin merasa terus diawasi oleh pria di sampingnya. Ditambah lagi, gadis itu juga menjadi pusat perhatian di ruangan tersebut. Jika Yasmin melakukan sesuatu yang ceroboh, gadis itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang.

‘Siapa sebenarnya orang-orang ini?’ batin Yasmin frustasi.

Gadis itu mengamati sekeliling dan melihat papan nama pengantin yang terpajang di ruangan tersebut. "Bastian Wijaya? Apa itu nama lengkap laki-laki yang duduk di sampingku sekarang?" batin Yasmin.

Sejak tadi pembawa acara terus menyebut nama Yasmin dengan nama perempuan lain. Yasmin hanya bisa pasrah tanpa menjelaskan apa pun saat orang-orang memanggil namanya dengan nama perempuan yang tidak ia kenal.

"Aku harus gimana sekarang? Mereka semua udah salah orang," batin Yasmin merasa bersalah.

Dengan terpaksa, Yasmin melewati prosesi pernikahan dengan Bastian tanpa ada kendala. Acara berjalan dengan lancar, meskipun mereka salah mengambil mempelai pengantin wanita. Orang tua Bastian terlihat begitu bahagia, saat melihat putra kesayangan mereka bersanding dengan pengantin wanitanya di pelaminan. Mereka menghampiri Bastian, kemudian memeluk pria itu dengan erat.

"Selamat, Bastian! Mama bahagia sekali. Akhirnya kamu menikah juga," ucap Marissa.

"Papa juga ikut senang, sekarang kamu udah punya istri. Semoga kalian bisa membangun rumah tangga yang bahagia bersama," sahut Randy.

Bastian hanya mengangguk, tanpa mengucapkan apa pun pada kedua orang tuanya itu. Yasmin juga ikut mendapatkan ucapan selamat dan pelukan dari orang tua mempelai pengantin pria.

"Jangan nunda-nunda terlalu lama, ya? Mama tunggu cucu dari kalian," ucap Marissa menatap hangat ke arah Yasmin dan Bastian secara bergantian. 

Yasmin mengangguk dengan canggung. Mau tak mau, gadis itu harus memperlihatkan senyum bahagia di depan orang tua Bastian, agar mereka tidak curiga.

"Papa titip Bastian, ya, Nak Anggi! Tolong cintai dia dan sayangi dia dengan sepenuh hati," pinta Randy.

"I–iya, Pa," jawab Yasmin kikuk.

Yasmin tak tega menghancurkan senyum bahagia orang tua Bastian. Setidaknya, Yasmin bisa memainkan perannya sebagai pengantin Bastian sampai acara pernikahan mereka selesai.

‘Lalu setelah ini apa? Apa aku juga akan menghabiskan malam pengantin dengan pria ini?’ Yasmin menggumam bimbang dalam hatinya. 

*

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Endah Spy
harusnya kan bastian tahu ya anggi tuh kaya gimna wajahnya jangan2 cuman sepakat hanya via telpon aja makanya nggak ngeh kalo yasmin dikira anggi
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
haduhhhh kenapaa ini bisa salah gini yaa,, semogaa aja nnti Anggi g datang tiba2 dan nuntut tiba2
goodnovel comment avatar
Iyen97
ya ampun Bastian kenapa ga mengenali Anggi jadi salah sasaran kan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jodoh Salah Akad   bab 36(END)

    36)“Ini dia rumah makan yang aku ceritakan itu, Yas. Terlihat sederhana tapi cita rasa makanannya gak ngalahin masakan restoran,” ujar Mey dengan mata berbinar, jelas sekali ia sudah sering makan di tempat ini.Yasmin ikut menoleh ke arah bangunan sederhana itu. Cat dindingnya sudah agak pudar, tapi terasa hangat dengan nuansa rumahan. “Wah, jadi gak sabar ingin nyoba,” jawabnya sambil tersenyum tipis.Mey menggandeng lengan Yasmin. “Ayo masuk ke dalam. Jangan lihat dari luar aja, kamu harus cobain langsung.”Mereka pun masuk dan memilih duduk di meja dekat jendela. Aroma tumisan bawang dan kaldu hangat langsung menyeruak. Yasmin sudah mulai membuka buku menu, ketika samar-samar telinganya menangkap suara yang ia kenal.“Bas itu sebenarnya gak pernah bisa lepas dari aku, ngerti gak sih?” suara seorang wanita terdengar, tajam, penuh percaya diri.Yasmin mendongak pelan, matanya terbelalak begitu menyadari siapa yang sedang bicara di meja seberang. “Clara…” batinnya tercekat. Ia menund

  • Jodoh Salah Akad   bab 35

    35)Pagi ini, Yasmin tetap mengacuhkan Bastian. Sekalipun Bastian mencoba mengambil perhatian Yasmin. “Yas, ini aku buatkan minuman hangat untukmu.”Jangankan menjawab, menoleh saja Yasmin tidak, dan itu membuat Bastian sedikit sedih. “”Ini semua karena Clara!” batinnya yang kesal sendiri, apalagi hubungan keduanya baru hangat, baru tumbuh benih-benih cinta, dan sekarang. Rumah tangga keduanya justru di terpa masalah. “Yas, tolong dengarkan aku,” ujar Bastian. Yasmin memilih untuk mengambil minum sendiri.“Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, dan aku berani bersumpah. Kalau aku tidak pernah menyentuhnya,” lanjut Bastian mencoba menjelaskan. Tapi Yasmin, ia memilih untuk berangkat kerja, dan Bastian. Ia mengejar Yasmin ke depan dan membuka pintu mobilnya untuk Yasmin, namun sayangnya Yasmin tidak mau masuk ke dalam mobil Bastian. “Yas, biarkan aku mengantar mu.”Yasmin tetap pergi berlalu, bahkan tanpa mengucapkan sepatah katapun. “Argh, ini semua karena Clara,” ungkapnya lagi.

  • Jodoh Salah Akad   bab 34

    34)Makan malam yang semula disiapkan Yasmin jadi dingin, kehangatan yang sempat diimpikan mendadak hilang. Setelah kedatangan Clara, yang pulang dengan membawa kepuasan. Dan sekarang Bastian jadi sedikit frustasi kecil, memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Baru saja kekosongan hatinya diisi oleh Yasmin, dan sekarang. Sebuah masalah justru datang menerpa. “Oh Tuhan, mengapa seperti ini?”Bastian menarik rambutnya sedikit frustasi. “Dan kamu Clara, tidak akan aku biarkan kamu merusak rumah tangga ku.”Bastian berdiri, lalu tangannya meraih handphone yang ada di dalam saku celananya. Sebuah nama dalam kotak pencarian ia tulis. “”Bima.” Pria yang akan ia hubungi, sehingga panggilan itu langsung terhubung.Dari seberang telepon, suara bariton pria terdengar nyaring di telinga Bastian. “Iya halo Bastian.”Bastian segera menjawab. [Bim, kamu ada kerjaan gak?]“Enggak, kenapa?”[Aku mau minta tolong, Bim.”]“Minta tolong apa?”Bastian lantas menceritakan semuanya, sampai Bima lang

  • Jodoh Salah Akad   bab 33

    33)Yasmin pulang lebih awal daripada Bastian, hal itu ia lakukan karena ingin menyiapkan makan malam spesial untuk suaminya. Sebagai rasa syukurnya karena hari ini butiknya mendapatkan penghargaan dari asosiasi pengusaha lokal sebagai butik dengan desain paling inovatif tahun ini.Sesampainya di rumah, Yasmin langsung menggantung tasnya lalu menuju dapur. Ia sudah menyiapkan bahan-bahan sejak pagi tadi. Tangannya cekatan meracik bumbu, sesekali ia tersenyum kecil membayangkan wajah Bastian saat nanti mencicipi masakannya.“Semoga dia suka… dan semoga ini bisa jadi kenangan manis untuk kita,” gumam Yasmin pelan sambil menata meja makan dengan lilin kecil dan bunga segar.Dan tidak berselang lama, seseorang yang ditunggu kedatangannya akhirnya datang juga. Segera Yasmin berlari ke arah luar. Ia langsung memasang senyum manis di wajahnya ketika melihat Bastian turun dari dalam mobil. “Akhirnya kamu datang juga, Bastian.”Bastian langsung memberikan jas kerjanya ke Yasmin, dan Yasmin la

  • Jodoh Salah Akad   bab 32

    32)“Dia tidak cuman cantik, tapi juga wanita karier,” gumam Bastian dalam hatinya, ada rasa kagum tersendiri mempunyai istri seperti Yasmin, tapi yang jadi masalahnya … “Kenapa aku tiba-tiba memikirkannya,” ungkap Bastian sampai geleng-geleng kepala. “Apa aku sudah jatuh cinta beneran padanya?” tambah Bastian yang bermonolog sendiri. Sangking fokusnya memikirkan Yasmin, sampai Bastian gak sadar kalau sekarang ia sudah tiba di perusahaan miliknya. “Ayo Bastian, semangat. Jangan mikirin dia terus, waktunya memikirkan pekerjaan,” tambahnya mengingatkan diri sendiri, dan setelah itu. Bastian turun dari dalam mobilnya, dilanjutkan dengan ia yang berjalan ke arah dalam. Namun, sebuah tangan langsung menggenggam erat tangannya, dan itu tentunya membuat Bastian reflek kaget. “Kamu!” Bastian langsung melepas kasar tangannya dari wanita itu. “Bas, aku hanya ingin bicara. Sebentar aja,” kata Clara dengan nada memohon. “Cukup!” bentak Bastian. “Jangan pernah ganggu aku lagi!” tegas Bastian

  • Jodoh Salah Akad   bab 31

    31)Tapi baru selangkah menuju arah pintu, tiba-tiba terdengar suara. “Yasmin!”Keduanya menoleh, dan ….Yasmin langsung berlari memeluk sahabatnya Mey. “Akhirnya kamu datang juga, Yas,” lirihnya sambil berpelukan. Yasmin tampak bahagia, wajahnya berseri-seri. Pertemuan ini membuatnya begitu senang. “Iya Mey, aku bosan di rumah.”Mey memindahkan pandangannya ke Bastian. “Dia, apa dia ….” Mey tidak berani menebak. “Perkenalkan, dia Bastian. Suamiku.”Mey terbelalak. “Apa, dia suamimu?”Yasmin menganggukkan kepalanya, sedangkan Bastian mengulurkan tangannya. “Perkenalkan aku, Bastian,” ujar Bastian memperkenalkan diri. Mey menjawab uluran tangan Bastian. “Hai Bastian, aku Mey.”Mey langsung menarik tangan Yasmin sedikit menjauh dari Bastian, tidak begitu jauh. Sehingga apa yang diucapkan keduanya masih terdengar jelas oleh Bastian. Seperti saat Mey berkata, “Yas, kamu pintar banget nyari suami.”Yasmin tersenyum kecil dan sesekali melirik ke arah Bastian. “Dia lebih tampan dari yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status